Anda di halaman 1dari 35

Survei Tanah dan Evaluasi Lahan

KELOMPOK D2
Nama NIM
Fikry Ikhtiarini 195040201111114
Puji Astutik 195040201111072
Eka Bagus Kurniawan 195040201111077
Loli Fourtias Putra Parnangian S. 195040201111086
Adella Resty Safira 195040201111109

Anggota
Gabriel Rivaldo Nababan 195040201111123
Afifa Zahra Mumtazah 195040201111132
Ihsan Faiz Ilhamsyah 195040207111004

Kelompok Izza Citra Madani


Muhammad Dzikry Zalfa’ H.
195040207111011
195040207111027
Andi Moch Faisal 195040207111028
Tallida Noor Faizah 195040207111036
Gita Eka Rahmawati 195040207111050
Ahmad Mahsun Fuadi 195040207111116
Annas Aulia Ahmad H. 195040207111132
Syifa Chairani Alfatin 195040207111133
Indra Setiawan 195040207111183
Latar Belakang
Tanah merupakan bagian yang
memiliki peran penting dalam
4 komponen penyusun tanah 45% bahan kegiatan pertanian
mineral, 5% bahan organik, 25% air, dan
25% udara yang saling berkaitan erat

Tanah di Kabupaten Pemalang tergolong


subur karena tanah terbentuk dari bahan
induk vulkanik sehingga banyak digunakan
untuk lahan budidaya tanaman jagung dan
kedelai.
Kabupaten Pemalang memiliki kelerengan
0-14 (agak curam) sehingga masih sering
terjadi bencana tanah longsor

Akibat dari bencana tanah longsor


Diperlukan kegiatan Survei Tanah dan tersebut bisa menurunkan produktivitas
Evaluasi Lahan agar dapat diketahui tanaman jagung dan kedelai
tanaman apa yang cocok untuk ditanam
ditinjau dari kondisi wilayah dan
karakteristik tanah
Kegiatan survei tanah dilakukan di Kabupaten Pemalang, Jawa
Tengah. Kabupaten Pemalang berada di pesisir pantai utara Propinsi
Jawa Tengah, dengan luas daerah sebesar 111.530 Ha. Secara geografis,
Kabupaten Pemalang terletak pada 109 17’30” - 109 40’30” Bujur
Timur dan 852’30” - 7 20’11’’ Lintang Selatan. Adapun untuk batas-
WILAYAH batas wilayah administrasi Kabupaten Pemalang berbatasan dengan
SURVEI TANAH Kabupaten Purbalingga di sebelah selatan, sebelah timur Kabupaten
Pekalongan, sebelah utara Laut Jawa, dan sebelah barat Kabupaten
Tegal. Kabupaten Pemalang terdiri dari 14 kecamatan yang
diantaranya yaitu Kecamatan Pulosari, Belik, Watukumpul, Moga,
Bantarbolang, Randudongkal, Pemalang, Taman, Petarukan, Bodeh,
Ampelgading, Comal, Ulujami, dan Warungpring (BPS Kabupaten
Pemalang, 2016).
No. Alat Fungsi
1.
2.
Cangkul
Bor Tanah
Untuk mencangkul atau menggali tanah.
Untuk pemboran pada minipit. Alat dan Bahan
3. Sekop Untuk memampras tanah.
4. Klinometer Untuk menentukan kemiringan lereng.
5. GPS Untuk menentukan titik lokasi pengamatan atau
sebagai alat positioning dan navigasi.
6. Form Pengamatan Morfologi Untuk rekap data hasil pengamatan sementara pada
dan Fisiografi saat kegiatan survei tanah berlangsung.
7. Pisau Lapang Untuk membuat batas horizon pada profil tanah. No. Bahan Fungsi
8. Sabuk Profil Untuk alat pendukung dokumentasi penampang 1. Peta Geologi Sebagai petunjuk yang menggambarkan
tanah. sebaran dan jenis sifat batuan pada daerah
9. Alat Tulis Untuk mencatat data hasil kegiatan. survei.
10. Kamera Untuk mendokumentasikan kegiatan. 2. Peta Topografi Sebagai petunjuk yang menggambarkan
11. Botol Semprot Untuk tempat atau wadah air yang digunakan untuk kenampakan topografi pada permukaan
pengambilan sampel tanah. daerah survei.
12. Meteran Untuk mengukur kedalaman tanah dan ketebalan 3. Peta Penggunaan Lahan Sebagai pedoman atau petunjuk
horizon pada profil tanah. penggunaan lahan pada daerah survei.
13. Buku Soil Munsell Colour Untuk mengklasifikasikan warna tanah. 4. Air Sebagai bahan yang digunakan dalam
Chart pengamatan tekstur dan konsistensi tanah.
14. Survey set Untuk tempat peralatan dalam analisa morfologi dan 5. Tanah Sebagai bahan yang diamati.
fisiografi tanah yang terdiri dari cangkul, sekop, bor,
sabuk profil, meteran, pisau lapang, soil munsell
colour chart, botol semprot, klinometer dan GPS.
Metode penentuan Satuan Peta Lahan
Melakukan klasifikasi tutupan lahan pada Menyiapkan peta RBI yang
citra google earth. Selanjutnya melakukan dijadikan dasar pembuatan Peta
koreksi geometri dengan menggunakan Kelerengan, Peta Penggunaan
software ArcGIS  Lahan, dan Peta Geologi 

Melakukan interpretasi dengan melakukan


Melakukan digitasi dengan menghitung
digitasi penggunaan lahan. Digitasi dilakukan
jumlah pixel agar tidak terjadi inklusi pada
untuk menandai daerah sawah, tegalan,
peta kelerengan
hutan, pemukiman, dan lain-lain sesuai
penggunaan lahan di daerh survei. 

Dilakukan overlay antara peta kelerengan, peta Menggambarkan hasil perhitungan


geologi, dan peta penggunaan lahan. Jika sudah kemiringan lereng ke dalam peta
.
disusun secara sesuai, maka peta satuan lahan kemiringan lereng 
akan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
sampel dalam kerja lapangan
Metode Pengamatan Tanah
01.Minipid 02 .Bor
• Lubang minipid dibuat dengan cara digali • Pemboran dilakukan setelah melakukan
pembuatan dana pengamatan dengan metode
menggunakan cangkul atau alat gali lainnya.
profil ataupun minipid.
• Lubang minipid berukuran 40 x 40 x 50 cm.
• Tujuan dilakukan pemboran adalah untuk
• Kegiatan yang perlu dilakukan pada
mengetahui karakteristik tanah dibawahnya dan
pembuatan minipid selain pembuatan
lebih detail.
lubangnya adalah, menentukan batasan • Panjang bor yang digunakan adalah 1.25 m.
horizon, mengukur kedalaman setiap • Pemoran dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan,
horizonnya, menentukan tekstur, struktur, dimana 1 kali pengulangan memiliki kedalaman

konsistensi tanah serta warna tanah. 20 cm.


• Hasil pengamatan yang akan didapat antara lain
adalah data morfologi tanah
Metode Penentuan Satuan Peta
Metode Evaluasi Lahan
Tanah
Metode penentuan satua peta tanah terbagi menjasi dua Metode evaluasi lahan terbagi menjadi dua macam
macam yaitu satuan peta tanah sederhana ( satuan tanah yaitu metode evaluasi kemampuan lahan (KKL)
saja dan tanah yang mirip) dan satuan peta tanah berupa kelas, sub kelas dan kriteria pembatasnya
majemuk (terdiri dari dua atau lebih tanah yang berbeda). serta metode evaluasi kesesuaian lahan (KesLan)
Pedon-pedon yang terdapat dalam satuan peta tersebut dengan menentukan kelas kesesuaian lahan
harus sama sekurang-kurangnya 50% dengan yang berdasarkan komoditas yang dipilih dengan
tertulis pada satuan peta tanah, adapun tanah lain yang mempertimbangkan faktor pembatas pada setiap
berbeda atau aninklusi dalam satuan peta sederhana tidak titik pengamatan
lebih dari 10 persen jika tanah tersebut berbeda kontras
serta merupakan faktor pembatas yang berat, lalu tidak
lebih dari 15 persen jika jika tanah yang berbeda memiliki
sifat sebagai pembatas dalam penggunaannya, dan
terkahir tidak lebih dari 25 persen jika tanah yang berbeda
tersebut lebih baik atau sama dengan tanah utama.
Lokasi dan Administrasi Wilayah
Titik Pengamatan Lokasi Pengamatan

405m arah Barat Daya Masjid Baitul Khamid Kalitorong, Kalitorong, Randudongkal, Pemalang,
1 (Pedon 10)
Jawa Tengah

723m arah Utara Bank Rakyat Indonesia Unit Kalimas, Kalimas, Randudongkal, Pemalang,
2 (Pedon 11)
Jawa Tengah

3 (Pedon 12) 400m arah Utara dari Masjid Nurul Iman, Glandang, Bantarbolang, Pemalang, Jawa Tengah

4 (Pedon 13) 50m sebelah Selatan Sungai, Gongseng, Randudongkal, Pemalang, Jawa Tengah

5 (Pedon 14) 100m arah Barat dari jalan raya, Kwasen, Bodeh, Pemalang, Jawa Tengah

770m arah Barat Daya dari Bendungan Sokawati, Sokawati, Ampelgading, Pemalang, Jawa
6 (Pedon 15)
Tengah

7 (Pedon 16) 804m arah Barat dari Dinan Mart, Payung, Bodeh, Pemalang, Jawa Tengah

8 (Pedon 17) 220m arah Barat Laut Masjid Baitul Muslimin, Jatingarang, Bodeh, Pemalang, Jawa Tengah

9 (Pedon 18) 546m arah Barat Daya Masjid Al-Hidayah, Jatiroyom, Bodeh, Pemalang, Jawa Tengah

10 (Pedon 19) -
Bentuk Lahan dan Geologi
Terdapat beberapa macam bentuk lahan yang ada di
wilayah Kabupaten Pemalang, antara lain:
Titik survei Wilayah Survei Tanah Bahan Induk
• Bentuk Lahan Alluvial: Dikarenakan sebagian 1 (Pedon 10) Kalitorong, Randudongkal Vulkanik: Tuff dan andesit

besar wilayah Kabupaten Pemalang berada di 2 (Pedon 11) Kalimas, Randudongkal Vulkanik: Breksi Vulkan
Alluvium, Batu Pasir,
bawah daerah kaki Gunung Slamet. 3 (Pedon 12) Glandang, Bantarbolang
Kuarsa, Breksi
• Bentuk Lahan Marin: Hal tersebut dikarenakan Sedimen (Batuliat dan
4 (Pedon 13) Gongseng, Randudongkal
beberapa daerah di wilayah Kabupaten Pemalang Batupasir)
Sedimen (Batu pasir
berada di wilayah yang bersinggungan dengan
5 (Pedon 14) Kwasen, Bodeh karbonatan dan Batu
laut baik pantai ataupun tebing karang lempung karbonatan)

• Bentuk Lahan Struktural: hal tersebut 6 (Pedon 15) Sokawati, Ampelgading


Sedimen (Batu pasir dan
Batu lempung)
dikarenakan wilayah Kabupaten Pemalang yang
7 (Pedon 16) Payung, Bodeh Sedimen (Batu lanau)
berada di dekat gunung berapi yang 8 (Pedon 17) Jatingarang, Bodeh Sedimen

mengakibatkan adanya aktivitas tektonik dan 9 (Pedon 18) Jatiroyom, Bodeh Sedimen
10 (Pedon 19) - Sedimen (pasir, silt, gravel)
menghasilkan struktur geologi berupa antiklin,
dan sinklin.
Kemiringan Lereng
Nilai Kemiringan
Titik survei Wilayah Survei Tanah Kriteria
Lereng

1 (Pedon 10) Kalitorong, Randudongkal 0.46 % Datar

2 (Pedon 11) Kalimas, Randudongkal 0.1 % Datar


Nilai kerengan akan sangat
3 (Pedon 12) Glandang, Bantarbolang 6.04 % Landai
menentukan tingkat bahaya
4 (Pedon 13) Gongseng, Randudongkal 5% Landai erosi yang akan terjadi pada
5 (Pedon 14) Kwasen, Bodeh 16 % Miring wilayah tersebut. Semakin tinggi
6 (Pedon 15) Sokawati, Ampelgading 16 % Miring nilai kelerengan maka akan
7 (Pedon 16) Payung, Bodeh 8% Landai
semakin tinggi pula tingkat erosi
yang akan terjadi
8 (Pedon 17) Jatingarang, Bodeh 5.2 % Landai

9 (Pedon 18) Jatiroyom, Bodeh 24.7 % Miring

10 (Pedon 19) - 1% Datar


Relief
• wilayah Kabupaten Pemalang memiliki relief yang
Titik Pengamatan Relief
berbeda- beda. Hal ini dikarenakan keadaan relief
0 (Pendon 10) Datar (f)
pada suatu daerah akan mempengaruhi tebal atau
1. (Pedon 11) Datar (f)
tipisnya lapisan tanah. aerah yang memiliki topografi
2. (Pedon 12) Berombak (u)
miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis
3. (Pedon 13) Agak Datar( n)
karena tererosi. Sedangkan pada daerah yang datar
4. (Pedon 14) Berbukit Kecil (c)
lapisan tanhanya terbal karena terjadi sedimentasi.
5. (Pedon 15) Berombak (u) • Topografi mempengaruhi proses pembentukan tanah
6. (Pedon 16 Agak Datar (n) dengan cara jumlah air hujan yang dapat meresap
7. (Pedon 17) Berombak (u) atau disimpan oleh massa tanah, kedalaman air tanah,
8.(Pedon 18) Berbukit (h) besarnya erosi yang terjadi, dan arah pergerakan air

9 (Pedon 19) Datar (f) yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat
yang tinggi ketempat yang rendah
Iklim
No Bulan Suhu (°C)

1 Jan 28,25

2 Feb 28,25

3 Mar 28,58
Kabupaten Pemalang memiliki iklim tropis
dengan rerata curah hujan per tahunnya
4 Apr 27,74
sebesar 3.083 mm/tahun, rata-rata curah hujan
5 May 28,63
tertinggi pada bulan Febuari sebanyak 991
6 Jun 27,74 mm, sedangkan rerata curah hujan terendah
7 Jul 27,74 pada bulan September yang hanya 24 mm,
8 Aug 27,94
suhu rata-rata wilayah ini antara 25°C hingga
28°C.
9 Sep 28,35

10 Oct 28,72

11 Nov 28,92

12 Dec 28,32
Karakteristik Tanah
Titik Pengamatan Jenis Tanah

1 (Pendon 10) Inceptisols

2 (Pedon 11) Mollisols

3 (Pedon 12) Inceptisols

4 (Pedon 13) Entisols

5 (Pedon 14) Inceptisols

6 (Pedon 15) Mollisols

7 (Pedon 16) Inceptisols

8 (Pedon 17) Inceptisols

9 (Pedon 18) Ultisols

10 (Pedon 19) Inceptisols


Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil data survei tanah dan evaluasi lahan di Kabupaten
Pemalang terdapat berbagai macam penggunaan lahan, Penggunaan lahan
yang ddidominasi adalah penggunaan lahan ladang 50 % dan penggunaan
lahan sawah sebesar 30 %. Sedangkan pada penggunaan lahan hutan dan
kebun 10 %. Lahan ladang pada lokasi ini digunakan untuk usaha
komoditas pisang, jagung, manga, bambu, jati. Penggunaan lahan sawah
ditanami padi. Penggunaan lahan hutan ditanami jati dan semak sedangkan
pada lahan kebun ditanami jati.
Data Morfologi Tanah
Titik ke Horizon ke Simbol Kedalaman Warna Tanah Tekstur Struktur Konsistensi Perakaran Batas horizon pH KB (%)  
horizon horizon (cm) (lembab) Lembab Basah  

1 1 Ap 0-13 Cokelat Lempung Masif - Agak Halus banyak - 4,5-5,5 8,02


  sangat gelap berdebu lekat/Agak
plastis
2 Bg1 13-51 Coklat sangat Lempung Gumpal Agak teguh Lekat/Agak Halus - 4,5-5,5 10,38
gelap membulat Plastis
keabuan
2 1 Ap 0-20 Hitam (Gley 1 Liat berdebu Masif - Lekat/Plastis Halus banyak - 4,5-5,5 5,35
2.5/N)
  2 Ap1 20-68 Hitam (Glei 1 Liat - - Sangat Halus - 4,5-5,5 5,35
2.5/N) lekat/Sangat
plastis
3 1 Ap 0-20/28 - Liat berdebu Masif - Lekat/Plastis Halus Rata dan 4,5-5,5 10,04
Baur
  2 Bw 20/28-90 Coklat sangat Liat berdebu Masif Agak teguh Lekat/Plastis Halus Rata dan 4,5-5,5 8,06
gelap Baur
keabuan (10
YR 3/2)
4 1 Ap 0-34 - Lempung Prisma Agak teguh Agak Halus banyak Rata dan 5,5-6,5 9,91
berpasir lekat/Agak Baur
sangat halus plastis

  2 Bw 34-60 - Lempung Gumpal Teguh Agak Halus banyak Rata dan 5,5-6,5 12,78
berpasir bersudut lekat/Agak jelas
halus plastis
  3 C 60-90 - - - - - Halus Rata dan - 12,78
angsur
  4 Bw 90-100 Coklat (10YR Pasir Gumpal Agak teguh Agak Halus Rata dan 6,6-7,5 12,78
4/3) berlempung bersudut lekat/Tidak angsur
plastis
  5 Bw 100-120 Coklat Lempung Gumpal Agak teguh Agak Halus - 6,6-7,5 12,78
sangat gelap berpasir bersudut lekat/Tidak
keabuan (10 plastis
YR 4/2)

5 1 Ap 0-21 Coklat (10YR Lempung liat Gumpal Gembur Agaklekat/Ag Halus sedikit Rata dan 4,5-5,5 15,65
5/3) berdebu membulat ak plastis angsur

  2 Bw1 21-43 Coklat (10YR Lempung liat Gumpal Gembur Agak Halus Rata dan 4,5-5,5 12,66
4/3) berdebu membulat lekat/Agak jelas
plastis
  3 C 43-63 - - - - - Halus Rata dan - 12,66
jelas
  4 2Bw2 63-100 Kuning Liat berdebu Gumpal Gembur Lekat/Agak Halus - 4,5-5,5 12,66
kecoklatan membulat plastis
dan langsat
pucat (10YR
6/8 dan 5Y
6/3)
6 1 Ap 0-30/32 Cokelat (10 Lempung Liat Gumpal Gembur Agak Lekat, halus Sedikit Ombak dan 4,5-5,5 8,53
YR 4/3) Berdebu Membulat Agak Plastis Angsur

  2 Ap1 30/32-60/64 Cokelat (10YR Lempung Liat Gumpal Agak gembur Agak Lekat, Halus Ombak dan 4,5-5,5 6,68
5/3) Berdebu Membulat Agak Plastis Angsur
  3 Bw1 60/64-90 Abu-abu gelap Lempung Gumpal Gembur Tidak Lekat, Halus - 4,5-5,5 6,68
(10YR 7/2) Berdebu Membulat Tidak Plastis

7 1 Ap1 0-12 Coklat gelap Lempung Liat Gumpal Gembur Agak Lekat, Halus sedikit Rata dan 4,5-5,5 38,72
kekuningan Berdebu Membulat Agak Plastis Angsur
(10YR 3/6)
  2 Ap2 12-26/29 Cokelat gelap Lempung Liat Gumpal Teguh Lekat, Agak Halus, sedang Rata dan 4,5-5,5 39,88
kekuningan Berdebu Membulat Plastis Angsur
(10YR 3/6)

  3 Ab 26/29-50 Cokelat gelap Liat Berdebu Gumpal Sangat teguh Lekat, Plastis Halus , - 4,5-5,5 39,88
kekuningan Membulat sedang
(10YR 4/6)

8 1 Ap 0-16 Cokelat Liat Berdebu Masif Agak teguh Agak Lekat, halus Rata dan 4,5-5,5 8,02
gelap Agak Plastis Banyak Nyata
kekuningan
(10YR 4/4)

  2 Bg1 16-40 Abu-abu Liat Gumpal Agak teguh Sangat halus Biasa Rata dan 4,5-5,5 10,38
sangat gelap Bersudut Lekat, Angsur
kehijauan Sangat
(Glei1 3/10Y) Plastis

  3 Bg2 40-60 Abu-abu Liat Gumpal Agak teguh Sangat halus , - 4,5-5,5 10,38
gelap Bersudut Lekat, sedang ,
kehijauan Sangat kasar
(Glei1 Plastis
4/5GY)
9 1 Ap 0-30/32 Cokelat Liat berdebu Gumpal Sangat Lekat, Halus Rata, 4,5-5,5 10,46
gelap bersudut teguh plastis angsur
keabuan (10
YR 4/2)

  2 Btg 30/32-50 Cokelat Liat Gumpal Sangat Sangat Halus Rata, 4,5-5,5 9,04
keabuan (10 bersudut teguh lekat, angsur
YR 5/2) sangat
plastis

  3 Btg2 52-70 Abu-abu (10 Liat Gumpal Teguh Sangat Halus - 4,5-5,5 9,04
YR 5/1) bersudut lekat,
sangat
plastis

10 1 Ap 0-29 Coklat Lempung Gumpal Agak teguh Agak Lekat, Halus Rata dan 6,6-7,5 11,62
keabuan Liat Membulat Tidak sedikit Nyata
(10YR 4/2) Berpasir Plastis

  2 R 29- - - - - - Halus - - -
Epipedon dan Endopedon
Titik Survei Klasifikasi Horizon Penciri
Epipedon Endopedon Epipedon merupakan horizon permukaan
tanah, tetapi tidak sama dengan horizon A yang
1 (Pedon10) Umbrik Natrik kita kenal. Epipedon bisa jadi lebih tipis dari
2 (Pedon 11) Mollik Agrik horizon A, ataupun lebih tebal dari horizon A.

3 (Pedon 12) Umbrik Agrik Endopedon atau Subsurface Horizons adalah


4 (Pedon 13) Okrik Natrik horison mineral, meskipun beberapa telah
terakumulasi bahan organic. Horison-horisonn
5 (Pedon 14) Okrik Kambik tersebut tersingkap pada permukaan tanah,oleh
6 (Pedon 15) Mollik Argilik karena erosi.
7 (Pedon 16) Okrik Kambik Proses yang berbeda dalam pembentukan tanah
8 (Pedon 17) Okrik Kambik akan menghasilkan tanah yang berbeda pula
yang dapat diamati dari sifat morfologi tanah.
9 (Pedon 18) Umbrik Argilik
10 (Pedon 19) Okrik Duripan
Klasifikasi Tanah
  Klasifikasi Tanah
 
Ordo Sub Ordo Grub Sub Grub
Titik survei
No

Inceptisols Aquepts Humaquepts Cumulic Humaquepts


1 TS105
Mollisols Udolls Hapludolls Lithic hapludolls
2 TS103
Inceptisols Udepts Humudepts Typic Humudepst
3 TS050
Entisols Fluvents Udifluvents Typic Udifluvents
4 TS247
Inceptisols Udepts Dystrudepts Typic Dystrudepts
5 TS043
Mollisols Aquolls Aquolls Argiaquolls
6 TS179
Inceptisols Udepts Dystrudepts Ruptic-ultic
7 TS180
Dystrudepts
Inceptisols Udepts Dystrudepts Typic Dystrudepts
8 TS163
Ultisols Udults Hapludults Inceptic Hapludults
9 TS042
Inceptisols Aquept Endo Aquepts Typic Endoaquepts
10 TS163_OBS
Satuan Peta Tanah (SPT)
Kode SPT Jenis SPT Luas (Ha)
Berdasarkan tabel di samping, jenis
105 Asosiasi: Cumulic humaquepst 344.11
SPT yang mendominasi di Kabupaten
103 Asosiasi: Lithic hapludolls 30.90 Pemalang, Jawa Tengah adalah jenis
050 Asosiasi: Typic humudepst 329.48 asosiasi.
Pada jenis SPT asosiasi, tanah yang
247 Kompleks: Typic udifluvents 11.66 paling dominan adalah sub grup Ruptic-
043 Kompleks: Typic dystrudepst 1769.41 ultic dystrudepts dengan luas 2080.30
179 Asosiasi: Typic argiaquolls 14.54 ha.
Sub grup Ruptic-ultic dystrudepst
180 Asosiasi: Ruptic-ultic dystrudepst 2080.30 tersebut tergolong ke dalam ordo
163 Kompleks: Typic dystrudepst 20.38 inceptisols, dimana inceptisols
042 Asosasi: Inceptic hapludults 713.31 merupakan tanah yang memiliki tingkat
produktivitas yang sedang hingga tinggi.
163_OBS Kompleks: Typic endoaquepts 226.21
Kelas Kemampuan Lahan
Kelas kemampuan lahan pedon 10 Kelas kemampuan lahan pedon 12
No. Faktor Pembatas Data Lapang Kode Kelas No. Faktor Pembatas Data Lapang Kode Kelas

1. Lereng 0,46 A I 1. Lereng 6,04 B II

2. Kepekaan erosi - - - 2. Kepekaan erosi - - -


3. Tingkat erosi - - - 3. Tingkat erosi - - -
4. Kedalaman tanah 50 cm k1 II 4. Kedalaman tanah 90cm k1 II
5. Tekstur lapisan atas Lempung t3 I 5. Tekstur lapisan atas Liat berdebu t1 I
berdebu
6. Tekstur lapisan bawah Liat berdebu t1 I
6. Tekstur lapisan bawah Lempung t3 I
7. Permeabilitas Agak lambat P2 IV
7. Permeabilitas Lambat P1 V
8. Drainase Agak buruk d3 III
8. Drainase Lambat d4 IV
9. Kerikil/batuan - - -
9. Kerikil/batuan - - -

10. Bahaya banjir - - - 10. Bahaya banjir - - -

11. Garam/Salinitas - - - 11. Garam/Salinitas - - -

Kelas Kemampuan Lahan V Kelas Kemampuan Lahan IV

Faktor Pembatas w Faktor Pembatas w

Sub Kelas Kemampuan Lahan Vw, VP1 Sub Kelas Kemampuan Lahan IVw, IVP2

Kelas kemampuan lahan pedon 11 Kelas kemampuan lahan pedon 13


No. Faktor Pembatas Data Lapang Kode Kelas No. Faktor Pembatas Data Lapang Kode Kelas

1. Lereng 0,1 A I 1. Lereng 5% B II

2. Kepekaan erosi - - - 2. Kepekaan erosi - - -

3. Tingkat erosi - - -
3. Tingkat erosi Tidak ada e0 I
4. Kedalaman tanah 120 cm k0 I
4. Kedalaman tanah 68 cm k1 II
5. Tekstur lapisan atas Lempung t4 III
5. Tekstur lapisan atas Liat berdebu t1 I berpasir

6. Tekstur lapisan bawah Liat t1 I 6. Tekstur lapisan bawah Lempung t4 III


berpasir
7. Permeabilitas Lambat P1 V
7. Permeabilitas Sedang P3 I
8. Drainase Agak buruk d3 III
8. Drainase Sedang d2 II
9. Kerikil/batuan Tidak ada b0 I
9. Kerikil/batuan Tidak ada b0 I
10. Bahaya banjir Tidak pernah O0 I
10. Bahaya banjir - - -
11. Garam/Salinitas - - -
11. Garam/Salinitas - - -
Kelas Kemampuan Lahan V Kelas Kemampuan Lahan III
Faktor Pembatas w Faktor Pembatas s

Sub Kelas Kemampuan Lahan Vw, Vd3 Sub Kelas Kemampuan Lahan IIIs, IIIt4
Kemampuan lahan pedon 14 Kemampuan lahan pedon 15 Kemampuan lahan pedon 16
No. Faktor Pembatas Data Lapang Kode Kelas No. Faktor Pembatas Data Lapang Kode Kelas No. Faktor Pembatas Data Lapang Kode Kelas

1. Lereng 16% D IV 1. Lereng 8% B II 1. Lereng 16% D IV

2. Kepekaan erosi - - - 2. Kepekaan erosi - - - 2. Kepekaan erosi - - -

3. Tingkat erosi Sedang e2 III 3. Tingkat erosi Sedang e2 III


3. Tingkat erosi Sedang e2 III
4. Kedalaman tanah 21 cm k3 VI 4. Kedalaman tanah 90 cm k1 II
4. Kedalaman tanah 50 cm k1 II
5. Tekstur lapisan atas Lempung liat t2 I
5. Tekstur lapisan atas Lempung liat t2 I 5. Tekstur lapisan atas Lempung liat t2 I berdebu
berdebu berdebu
6. Tekstur lapisan bawah Lempung t3 I
6. Tekstur lapisan bawah Liat berdebu t1 I 6. Tekstur lapisan bawah Liat berdebu t1 I berdebu
7. Permeabilitas Sedang P3 I 7. Permeabilitas Sedang P3 I 7. Permeabilitas Cepat P5 VIII

8. Drainase Baik d1 I 8. Drainase Baik d1 I 8. Drainase Baik d1 I

9. Kerikil/batuan Tidak ada b0 I 9. Kerikil/batuan Tidak ada b0 I 9. Kerikil/batuan Sangat banyak b4 VIII

10. Bahaya banjir - - - 10. Bahaya banjir Tidak ada O0 I 10. Bahaya banjir Sedang O1 II

11. Garam/Salinitas - - - 11. Garam/Salinitas - - -


11. Garam/Salinitas - - -

Kelas Kemampuan Lahan VI Kelas Kemampuan Lahan VIII


Kelas Kemampuan Lahan III
Faktor Pembatas w, s
Faktor Pembatas s Faktor Pembatas e
Sub Kelas Kemampuan Lahan VIIIws,
Sub Kelas Kemampuan Lahan VIs, VIk3 Sub Kelas Kemampuan Lahan IIIe,IIIe2 VIIIP5,b4

Kemampuan lahan pedon 17 Kemampuan lahan pedon 18 Kemampuan lahan pedon 19


No. Faktor Pembatas Data Lapang Kode Kelas No. Faktor Pembatas Data Lapang Kode Kelas
No. Faktor Pembatas Data Lapang Kode Kelas
1. Lereng 24,7% D IV 1. Lereng 1% A I
1. Lereng 5,2% B II
2. Kepekaan erosi - - - 2. Kepekaan erosi - - -
2. Kepekaan erosi - - -
3. Tingkat erosi Ringan e1 II
3. Tingkat erosi - - - 3. Tingkat erosi Berat e4 VI
4. Kedalaman tanah 29 cm k2 III
4. Kedalaman tanah 50 cm k1 II 4. Kedalaman tanah 70 cm k1 II
5. Tekstur lapisan atas Lempung liat t2 I
5. Tekstur lapisan atas Liat berdebu t1 I 5. Tekstur lapisan atas Liat berdebu t1 I berpasir

6. Tekstur lapisan bawah Liat t1 I 6. Tekstur lapisan bawah Liat t1 I 6. Tekstur lapisan bawah Lempung liat t2 I
berpasir
7. Permeabilitas Lambat P1 V 7. Permeabilitas Agak Lambat P2 I
7. Permeabilitas Sedang P3 I
8. Drainase Lambat d4 IV 8. Drainase Baik d1 I
8. Drainase Sedang d2 II
9. Kerikil/batuan - - - 9. Kerikil/batuan - - -
9. Kerikil/batuan - - -
10. Bahaya banjir - - - 10. Bahaya banjir - - -
10. Bahaya banjir Tidak ada O0 I
11. Garam/Salinitas - - - 11. Garam/Salinitas - - -
11. Garam/Salinitas - - -

Kelas Kemampuan Lahan V Kelas Kemampuan Lahan VI


Kelas Kemampuan Lahan III

Faktor Pembatas w Faktor Pembatas e Faktor Pembatas s

Sub Kelas Kemampuan Lahan Vw,VP1 Sub Kelas Kemampuan Lahan VIe,VIe4 Sub Kelas Kemampuan Lahan IIIs, IIIk2
Kelas Kesesuaian Lahan
 Komoditas Jagung

Sub Kelas
Komoditas SPL Sub Kelas Aktual
Potensial
10 S3wa,oa,nr S2tc,wa,oa,nr
11 S3wa,nr S2tc,wa,nr
12 S3wa,nr S2tc,wa,nr,eh
13 S3wa,nr S2tc,wa,nr,eh
14 Neh Neh
Jagung
15 Neh Neh
16 S3wa,nr,eh S2tc,wa,nr,eh
17 S3wa,oa,nr S2tc,wa,oa,nr,eh
18 Neh Neh
19 S3wa,nr,eh S2tc,wa,nr,eh
 Komoditas Pisang

Sub Kelas Sub Kelas


Komoditas SPL
Aktual Potensial
10 S3wa,oa,rc,nr S3rc
11 S3wa,rc,nr S3rc
12 S3wa,nr S2tc,wa,nr
13 S3wa,rc,nr S3rc
 Komoditas Cabai Merah
14 S3wa,nr,eh S3eh
Pisang
15 Nlp Nlp Komoditas SPL Sub kelas Sub kelas
16 S3wa,rc,nr S3rc aktual potensial
17 S3wa,oa rc,nr S3rc   10 S3wa,oa,nr S2tc,wa,oa,nr
18 S3wa,rc,nr,eh S3rc,eh   11 S3wa,nr S2tc,wa,rc,nr
19 Nrc Nrc   12 S3wa,nr S2tc,wa,nr,eh
  13 S3wa,rc,nr S3rc
Cabai 14 Neh Neh
Merah Neh,lp Neh,lp
15
16 S3wa,nr,eh S3tc,wa,rc,nr,eh
17 S3wa,oa,nr S2tc,wa,rc,nr,eh
18 Neh S3eh
19 Nrc Nrc
R ekomendasi
Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian lahan
faktor pembatas yang didapatkan adalah sebagai Faktor Pembatas Tidak Dapat Diperbaiki/ Mutlak
berikut :  Bahaya Erosi (Kelerengan)
 Temperatur (Suhu)
• ketersediaan air (curah hujan)  Media Perakaran (tekstur dan Kedalaman tanah)
• bahaya erosi (kelerengan)
• suhu (temperature)
• ketersediaan oksigen (drainase) Faktor Pembatas Yang Dapat Diperbaiki
• retensi hara (KB, KTK, C-Organik, pH)  Ketersediaan Oksigen (Drainase)
• penyiapan lahan (batuan di permukaan)  Retensi Hara (Kejenuhan Basa, KTK, C-Organik, pH
• Media perakaran (tekstur dan kedalaman tanah)  Ketersediaan Air (Curah Hujan)

UPAYA PERBAIKAN FAKTOR PEMBATAS


 Ketersediaan Oksigen (Drainase)
Membuat saluran drainase untuk membuang kelebihan air agar tidak terjadi penggenangan.
 Retensi Hara (Kejenuhan Basa, KTK, C-Organik, pH
Pemberiaan pupuk organik dan pupuk buatan
 Ketersediaan Air (Curah Hujan)
Mengatur waktu tanam
PETA
Kesimpulan
• Epipedon pada 10 titik pengamatan tersebut didominasi oleh epipedon okrik dan epipedon Saran
mollik. Sementara itu Endopedon yang mendominasi adalah endopedon agrik dan kambik.
• Ordo tanah pada 10 titik pengamatan tersebut di dominasi oleh ordo inceptisols. Sementara itu Oleh karena itu yang perlu
pada klasifikasi sub ordo, grub, dan sub grub didapati hasil pengamatan yang berbeda-beda. Sub
dilakukan pada kondisi lahan
grub yang mendominasi adalah asosiasi.
• Hasil pengamatan kemampuan lahan di Kabubapaten Pemalang mayoritas titik pengamatan Kabupaten Pemalang adalah
memiliki kelas kemampuan lahan yang tergolong kelas III dengan mayoritas faktor pembatas upaya perbaikan dengan
kelebihan air. memperbaiki sistem irigasi,
• Pengamatan kesesuaian lahan dilakukan berdasarkan 10 SPL yang di tentukan di Kabupaten pembuatan saluran drainase,
Pemalang dengan menggunakan tiga komoditas yaitu jagung, pisang, dan Cabai merah. pemberian pupuk urea sekala
• Wilayah Kabupaten Pemalang memiliki kelas kesesuaian lahan yang berbeda beda dengan faktor berkala, pembuatan terasering,
pembatas yang beda beda. Pada komoditas Jagung dapat diketahui mayoritas nya termasuk
penambahan bahan organik
kedalam kelas S3, dengan mayoritas faktor pembatas berupa curah hujan. Pada komoditas pisang
masuk ke dalam kelas S3 dengan faktor pembatas berupa curah hujan. Pada komoditas Cabai untuk meningkatkan ketahan
merah memiliki kelas kesesuaian N dengan mayoritas faktor pembatas yaitu bahaya erosi. tanah terhadap erosi, sehingga
• Berdasarkan hasil pengamatan mengenai morfologi, satuan peta lahan, kemampuan, dan lahan dapat digunakan secara
kesesuaian lahan diperoleh rekomendasi berupa perbaikan faktor pembatas retensi hara dengan terus menerus.
penambahan pupuj organik, untuk perbaikan faktor pembatas ketersediaan oksigen adalah
dengan membuat saluran penbuangan air.
Thank You
Have Nice Day

Anda mungkin juga menyukai