Anda di halaman 1dari 12

Laporan Penelitian

Tentang Struktur Tanah di Kawasan Wisata Coban Jahe Desa Pandansari Kecamatan
Jabung Kabupaten Malang
Ananda Rizki Maulidin Nurdita1), Assayyidah Hani Marsya Agustina2), Crisba Zahria3),
Hanif Fay Tjindarwangi4), Irkhamillah Izzah5), Meilia Dwi Avita6), Qonita Nur
Ma’unah7) .
SMA IT ASY-SYADZILI
1)
anandadita08@gmail.com , marsyahanny81@gmail.com , 3)risbazahria1310@gmail.com,
2)
4)
tjindarfay@gmail.com , 5)irkhamillah@gmail.com , 6)meiliadwiavita@gmail.com,
7)
qonitamaunah@gmail.com dst.
(Menggunakan font Cambria ukuran 11 pt. spasi tunggal)

A. Pendahuluan
1. Pendahuluan
Negara Indonesia adalah negeri penghasil berbagai sumber daya alam, salah satunya
sumber daya alam Nabati dalam sektor pertanian dan perkebunan. Dikarenakan daerah
negara Indonesia adalah negara tropis dan subur, hal ini dibuktikan dengan adanya
kegiatan ekspor nahan pangan ke luar negeri. Maka dari itu sebagai warga negara
Indonesia perlu suatu gagasan atau perencanaan dalam memanfaatkan potensi sumber
daya alam agar lebih optimal, salah satunya dalam sektor pertanian.
Maka dari itu perlu suatu pemikiran dalam pemilihan lahan tanam yang tepat untuk
kegiatan tanam agar lebih supaya lebih optimal, dalam pemilihan media tanam. Salah
satunya mempertimbangkan keadaan lahan (Topografi), dan unsur mineral tanah (pH
Tanah) yang cocok bagi tanaman.
Keadaan lahan merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Lahan dengan tingkat
kemiringan yang tinggi akan lebih mudah terganggu atau rusak. Lahan dengan kemiringan
>15% dan curah hujan tinggi dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor dan semakin
habisnya mineral yang terkandung dalam tanah. (Andrian et al., 2014). Martono (2004) dan
Andrian et al. (2014).
Kemasaman tanah disebut juga sifat kimia tanah yang memiliki keseimbangan antara
asam basa dalam tanah. pH tanah adalah suatu kondisi dimana terdapat ikatan antara
unsur atau senyawa yang ada di dalam tanah, kegiatan menentukan kadar pH tanah sangat
penting untuk mengetahui apakah tanah tersebut bersifat netral, asam ataupun alkalis.
Metode kalorimeter dapat dilakukan untuk menentukan nilai pH tanah dengan cara
menggunakan kertas indikator. Elektrometer yaitu langkah untuk pengukuran pH tanah
menggunakan pH meter (Kertas Lakmus).
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul
“Pemanfaat Lahan Tanah Untuk Pertanian di Desa Pandansari Kecamatan Jabung
Kabupaten Malang”. Dengan adanya penelitian ini di harapkan mampu mengetahui
pengaruh kemiringan lahan terhadap laju erosi tebing sungai menggunakan durasi variasi
curah hujan.

2. Tujuan penelitian
A. Mengetahui PH tanah di Desa Pandansari Kecamata Jabung?
B. Mengetahui rata-rata kemiringan lahan di Desa Pandansari?
C. Untuk mengetahui jenis tanaman pertanian yang cocok untuk warga Desa Pandansari?

B. Tujuan

Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana penelitian itu dilakukan atau data-
data serta informasi apa yang ingin dicapai dari penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan
dalam bentuk pernyataan yang konkret, yang dapat diamati dan dapat di ukur. Jadi bukan
kalimat tanya.

C. Dasar teori
a. Desa Pandansari

Merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang
Provinsi Jawa Timur, daerah yang letak di salah satu kaki gunung semeru. Sebagian besar
penduduk Desa Pandansari mayoritas penduduk bekerja seabgai petani dan berkebun, maka
sektor penghasil utama atau mata pencarian penduduk Sebagian besar dari hasil pertanian dan
berkebunan.

b. Topografi

Topografi merupakan perbedaan tinggi suatu wilayah yang meliputi kemiringan lereng,
panjang lereng, dan bentuk lereng. Topografi menjadi faktor dalam proses pembentukan tanah
yang mempengaruhi jumlah air hujan yang terserap tanah, kedalaman air tanah, arah gerak air,
dan besarnya erosi yang terjadi pada lahan. Kondisi iklim seperti curah hujan dan temperatur
dapat mempengaruhi keadaan topografi. Lahan dengan jumlah curah hujan yang sangat tinggi
menyebabkan pergerakan air yang turun melalui lereng menjadi semakin besar. Proses
transpor- tasi yang dihasilkan oleh air akan mengangkut lapisan tanah seperti unsur organik,
unsur hara, dan unsur tanah yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh energi kinetis yang
dihasilkan oleh tumbukan air hujan dengan permukaan tanah, besarnya intensitas hujan, dan
gerusan akibat aliran air pada lapisan permukaan tanah yang berpengaruh terhadap proses
pembentukan tanah.

c. Kemiringan Lereng

Kemiringan pada lereng menunjukkan ukuran kemiringan terhadap bidang datar yang
dinyatakan dalam bentuk derajat atau persen. Lahan yang memiliki persentase kemiringan
besar akan berpotensi memperbesar aliran permukaan dan energi angkutan. Energi angkutan
yang besar mengakibatkan jumlah partikel-partikel tanah yang terlepas dari permukaan akibat
air hujan menjadi semakin banyak. Lereng terdiri dari beberapa bagian seperti bagian puncak
(crest), bagian cembung (convex), bagian cekung (voncave), dan bagian kaki lereng (lower slope).
Bagian puncak merupakan daerah yang memiliki potensi gerusan paling tinggi dibandingkan
daerah bawahnya. Sedangkan bagian kaki merupakan bagian endapan hasil gerusan erosi yang
terjadi pada daerah puncak.

Tabel 1.1klasifikasi kemiringan lahan

1. Teori tentang PH tanah


Tanah merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman. Dalam melakukan
budidaya tanaman kita harus mengetahui kondisi tanah, salah satu yang sangat
penting adalah kadar keasaman tanah (pH). Ukuran pH tanah berkisar antara 0 – 14,
tanah dengan pH 0 – 7 bersifat asam, sedangkan pH 7 – 14 bersifat basa. Tanah
dengan pH rendah atau tinggi akan mempersulit tanaman menyerap unsure hara
artinya dimana tanaman mampu menyerap optimal unsure hara pada kondisi pH netral
yaitu pH 7.
Ada 5 faktor yang menyebabkan pH tanah rendah:
1. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan tercucinya unsur hara pada tanah
kemudian berimplikasi pada terbentuknya tanah asam.
2. Adanya unsul Al (aluminium), Cu (tembaga) dan Fe (besi) yang berlebihan.
3. Air yang tergenang secara terus menerus pada lahan karena drainase yang
tidak baik.
4. Dekomposisi bahan organik yang mengeluarkan kalcium dari dalam tanah.
5. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
Dengan mengetahui pH tanah, dapat menentukan tanaman apa yang cocok
untuk ditanam atau dibudidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Untuk mengetahui tingkat pH tanah dapat menggunakan pH-meter atau
dengan menggunakan kertas lakmus. Adapun pengukuran pH tanah dengan
menggunakan kertas lakmus.

Gambar grafik nilai pH tanah


D. Alat Bahan
1. Alat dan bahan mengukur kemiringan tanah
a) Alat yang dibutuhkan:
- Abney level

- Tongkat ukur (yalon)

- Meteran
- Kompas

- Tongkat penanda

b) Bahan yang dibutuhkan:


- Kertas bergaris
- Kertas HVS
- Pensil
- Penghapus dan penggaris
2. Alat dan bahan ukur tentang PH tanah
a) Alat ukur PH tanah:
- Alat PH/suhu tanah digital

- Alat kertas Lakmus/kertas PH tanah

b) Bahan:
- Air mineral (air jernih)
- Gelas
- Sendok

E. Skema kerja
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu studi literatur, pengumpulan data,
dan pengolahan data

Lokasi
Lokasi penelitian ini berada pada ……….yang terletak pada koordinat 9’42”,204 LU dan 112’.45”,201 BT.

Daerah penelitian

1.Kemiringan Lahan
Sebelum melakukan pengukuran kemiringan lahan, ditentukan dulu titik lokasi, yakni titik
A, B, C dan D yang membentuk sebuah persegi dengan jarak ditiap titiknya sepanjang 25 meter.
Jika diasumsikan terdapat sungai yang membentang sejajar dengan titik B dan C, maka ukur
jarak sungai tersebut dengan titik A. kemudian, kedua titik tersebut (titik A dan titik bibir
sungai) ditancapkan diatas nya sebuah tongkat untuk mempermudah mengukur kemiringan
lahan. Setelah itu di ulurkan tali di kedua tongkat tersebut dan dipasanglah alat pengukur
kemiringan lahan yang disebut abney level.

2.PH Tanah

Sebelum melakukan pengukuran PH tanah dilakukan pengambilan sampel tanah. Pertama


kita menentukan titik lokasi tanah yakni 5 meter dari bibir sungai. Setelah itu, dilakukan
pengeboran tanah secara manual. Sampel tanah yang diambil merupakan tanah dengan
kedalaman 0 cm, 50 cm dan 100 cm. Hendaknya sampel disimpan dalam cup yang berbeda.
Kemudian setiap sampel tanah dituangkan air mineral dengan perbandingan 1:1. Lalu diaduk
dan didiamkan selama beberapa menit sampai sekiranya tanah telah mengendap sempurna.
Terakhir kita celupkan kertas lakmus di permukan air yang telah mengendap dan diamkan
selama 1 menit. Cocokkan kertas lakmus dengan data yang telah terlampir di bungkus nya
maka, diketahuilah PH tanah basah.

F. Data pengamatan
1) Hasil pengamatan kemiringan lahan
Hasil pengamatan berupa Scan gambar di kertas HVS dan kertas bergaris
2) Hasil penelitiahan tentang PH tanah:
a. PH tanah dalam keadaan basah

Tanah 0 cm 50 cm 100 cm
Warna Coklat sedikit Coklat Coklat sedikit terang
kehitaman
Kesimpulan basa Basa basa
asam tanah
Ukuran ph tanah 6 6 6

Tekstur tanah Halus dan lengket Sedikit kasar, Kasar, lengket kuat
lengket

b. PH tanah dalam keadaan kering

Tanah 0 cm 50 cm 100 cm
Warna tanah

Tekstur tanah

PH tanah

Kesimpulan

G. Pembahasan
1. Hasil pengukuran tanah
2. Hasil pengamatan tentang PH tanah

a) Keadaan tanah basah


Bardasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di daerah Coban Tarzan
menunjukkan ukurannya adalah antara 6-7pH dalam keadaan basah, sehingga
tanah tersebut cocok untuk ditanami tanaman sebagai berikut:

TABEL DATA TANAMAN DENGAN pH 6-7


Cabe 10 Sawi pahit
Bawang merah 11 Keladi
Daun bawang 12 Pakis
Kubis 13 Kembang kol
Lobak 14 Kacang polong
Palam 15 Ubi
Paprika 16 Brokoli
Seledri 17 Buncis
kacang 18 Wortel

b) Keadaan tanah kering

Dalam Pembahasan dikemukakan keterkaitan antar hasil penelitian dengan teori,


perbandingan hasil penelitian dengan hasil penelitian lain yang sudah dipublikasikan.
Pembahasan menjelaskan pula implikasi temuan yang diperoleh bagi ilmu pengetahuan dan
pemanfaatannya. (Cambria 11 pt, spasi 1,5)

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian secara langsung di lapangan mengenai pengukuran
kemiringan tanah serta tingkat asam-basa nya, maka dapat disimpulkan bahwa tanah di
daerah sekitar Coban Jahe merupakan tanah dengan PH 6 yang cocok bagi tanaman-tanaman
yang telah terlampir di tabel di atas, yakni, Bawang merah, Daun bawang, Kubis, Lobak, dan
masih banyak lagi. Sehingga, inti dari penelitian ini ialah mengategorikan bahwa masyarakat
daerah tersebut mampu bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok sendiri dan
tidak perlu ketergantungan oleh kiriman hasil pertanian dari daerah lain.

Simpulan merupakan penegasan penulis mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Saran
hendaknya didasari oleh hasil temuan penelitian, berimplikasi praktis, pengembangan teori
baru (khusus untuk program doktor), dan atau penelitian lanjutan. (Cambria 11 pt, spasi 1,5)
I. Daftar Pustaka

Sukisno, Hindarto, K. S., Hasanudin, & Wicaksono, A. H. (2011). Pemetaan potensi dan
status kerusakan tanah untuk mendukung produktivitas biomassa di Kabupaten Lebong.
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian,
140–157.

Sumarno, S., Hartati, S., & Hapsari, R. C. (2015). Pemetaan status kerusakan tanah di Lahan
Pertanian di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi,
17(1), 21. https://doi.org/10.20961/agsjpa.v17i1.18 662

J. Lampiran

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai