Anda di halaman 1dari 11

Laporan Penelitian

Pemanfaat Lahan Tanah Untuk Pertanian di Desa Pandansari Kecamatan


Jabung Kabupaten Malang
Hudaifatul Luthfia,Izza Afkarina Choirunnisa,Karina Kartika Putri,Karisma Eka Agustina Putri,Leoni
Aulia Agatha,Syifa Kamilan.
SMA TAHFIDZ ASY SYADZILI
agustinarisma274@gmail.com, aulialeoni@gmail.com, syifaaamilan@gmail.com

A. Pendahuluan
1. Pendahuluan
Negara Indonesia adalah negeri penghasil berbagai sumber daya alam, salah
satunya sumber daya alam Nabati dalam sektor pertanian dan perkebunan. Dikarenakan
daerah negara Indonesia adalah negara tropis dan subur, hal ini dibuktikan dengan
adanya kegiatan ekspor nahan pangan ke luar negeri. Maka dari itu sebagai warga negara
Indonesia perlu suatu gagasan atau perencanaan dalam memanfaatkan potensi sumber
daya alam agar lebih optimal, salah satunya dalam sektor pertanian.
Maka dari itu perlu suatu pemikiran dalam pemilihan lahan tanam yang tepat untuk
kegiatan tanam agar lebih supaya lebih optimal, dalam pemilihan media tanam. Salah
satunya mempertimbangkan keadaan lahan (Topografi), dan unsur mineral tanah (pH
Tanah) yang cocok bagi tanaman.
Keadaan lahan merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Lahan dengan tingkat
kemiringan yang tinggi akan lebih mudah terganggu atau rusak. Lahan dengan
kemiringan >15% dan curah hujan tinggi dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor
dan semakin habisnya mineral yang terkandung dalam tanah. (Andrian et al., 2014).
Martono (2004) dan Andrian et al. (2014).
Kemasaman tanah disebut juga sifat kimia tanah yang memiliki keseimbangan
antara asam basa dalam tanah. pH tanah adalah suatu kondisi dimana terdapat ikatan
antara unsur atau senyawa yang ada di dalam tanah, kegiatan menentukan kadar pH
tanah sangat penting untuk mengetahui apakah tanah tersebut bersifat netral, asam
ataupun alkalis. Metode kalorimeter dapat dilakukan untuk menentukan nilai pH tanah
dengan cara menggunakan kertas indikator. Elektrometer yaitu langkah untuk
pengukuran pH tanah menggunakan pH meter (Kertas Lakmus).
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul
“Pemanfaat Lahan Tanah Untuk Pertanian di Desa Pandansari Kecamatan Jabung
Kabupaten Malang”. Dengan adanya penelitian ini di harapkan mampu mengetahui
pengaruh kemiringan lahan terhadap laju erosi tebing sungai menggunakan durasi variasi
curah hujan.
2. Tujuan penelitian
a. Mengetahui PH tanah di Desa Pandansari Kecamata Jabung?
b. Mengetahui rata-rata kemiringan lahan di Desa Pandansari?
c. Untuk mengetahui jenis tanaman pertanian yang cocok untuk warga Desa
Pandansari?
B. Tujuan
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana penelitian itu dilakukan atau
data-data serta informasi apa yang ingin dicapai dari penelitian itu. Tujuan peneliti ini
diharapkan pembaca dan petani terutama warga Desa Pandansari agar bisa mengetahui
bagaimana mengoptimalkan lahan pertanian lebih baik.

C. Dasar teori
1. Desa Pandansari
Merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jabung Kabupaten
Malang Provinsi Jawa Timur, daerah yang letak di salah satu kaki gunung semeru.
Sebagian besar penduduk Desa Pandansari mayoritas penduduk bekerja seabgai petani
dan berkebun, maka sektor penghasil utama atau mata pencarian penduduk Sebagian
besar dari hasil pertanian dan berkebunan.
2. Topografi
Topografi merupakan perbedaan tinggi suatu wilayah yang meliputi
kemiringan lereng, panjang lereng, dan bentuk lereng. Topografi menjadi faktor
dalam proses pembentukan tanah yang mempengaruhi jumlah air hujan yang terserap
tanah, kedalaman air tanah, arah gerak air, dan besarnya erosi yang terjadi pada lahan.
Kondisi iklim seperti curah hujan dan temperatur dapat mempengaruhi keadaan
topografi. Lahan dengan jumlah curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan
pergerakan air yang turun melalui lereng menjadi semakin besar. Proses transpor- tasi
yang dihasilkan oleh air akan mengangkut lapisan tanah seperti unsur organik, unsur
hara, dan unsur tanah yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh energi kinetis yang
dihasilkan oleh tumbukan air hujan dengan permukaan tanah.
3. Kemiringan Lereng
Kemiringan pada lereng menunjukkan ukuran kemiringan terhadap bidang
datar yang dinyatakan dalam bentuk derajat atau persen. Lahan yang memiliki
persentase kemiringan besar akan berpotensi memperbesar aliran permukaan dan
energi angkutan. Energi angkutan yang besar mengakibatkan jumlah partikel-partikel
tanah yang terlepas dari permukaan akibat air hujan menjadi semakin banyak. Lereng
terdiri dari beberapa bagian seperti bagian puncak (crest), bagian cembung (convex),
bagian cekung (voncave), dan bagian kaki lereng (lower slope). Bagian puncak
merupakan daerah yang memiliki potensi gerusan paling tinggi dibandingkan daerah
bawahnya. Sedangkan bagian kaki merupakan bagian endapan hasil gerusan erosi
yang terjadi pada daerah puncak. Dibawai ini merupakan table klasifikasi kemringan
lereng
Tabel Klasifikasi kemiringan lereng

4. Teori tentang PH tanah


Tanah merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman. Dalam melakukan
budidaya tanaman kita harus mengetahui kondisi tanah, salah satu yang sangat
penting adalah kadar keasaman tanah (pH). Ukuran pH tanah berkisar antara 0 – 14,
tanah dengan pH 0 – 7 bersifat asam, sedangkan pH 7 – 14 bersifat basa. Tanah
dengan pH rendah atau tinggi akan mempersulit tanaman menyerap unsure hara
artinya dimana tanaman mampu menyerap optimal unsure hara pada kondisi pH netral
yaitu pH 7.
Ada 5 faktor yang menyebabkan pH tanah rendah:
1. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan tercucinya unsur hara pada tanah
kemudian berimplikasi pada terbentuknya tanah asam.
2. Adanya unsul Al (aluminium), Cu (tembaga) dan Fe (besi) yang berlebihan.
3. Air yang tergenang secara terus menerus pada lahan karena drainase yang
tidak baik.
4. Dekomposisi bahan organik yang mengeluarkan kalcium dari dalam tanah.
5. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
Dengan mengetahui pH tanah, dapat menentukan tanaman apa yang cocok
untuk ditanam atau dibudidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Untuk mengetahui tingkat pH tanah dapat menggunakan pH-meter atau
dengan menggunakan kertas lakmus. Adapun pengukuran pH tanah dengan
menggunakan kertas lakmus

Gambar grafik nilai pH tanah

D. Alat Bahan
1. Alat dan bahan mengukur kemiringan tanah
a) Alat yang dibutuhkan:

- Abney level
Gambar 1.1: Alat Abney level
- Tongkat ukur (yalon)

Gambar 1.2: Alat tongkat ukur (yalon)

- Meteran

Gambar 13: Meteran

- Kompas
Gambar 1.4: Kompas
- Tangkas penanda

Gambar 1.5: tonkat penanda


b) Bahan yang dibutuhkan:
- Kertas bergaris
- Kertas HVS
- Pensil
- Penghapus dan penggaris

2. Alat dan bahan ukur tentang PH tanah


a) Alat ukur PH tanah:

- Alat PH/suhu tanah digital


Gambar 2.1: Alat ukur ph tanah digital
- Alat kertas Lakmus/kertas PH tanah

Gambar 2.2: Alat kertas lakmus/kertas ph tanah

b) Bahan:
- Air mineral (air jernih)
- Gelas
- Sendok
E. Skema kerja
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu studi literatur,
pengumpulan data, dan pengolahan data
 Lokasi
Lokasi penelitian ini berada pada kawasan wisata coban jahe desa pandansari
kecamatan jabung kabupaten malang yang terletak pada koordinat 9’42”,204 LU dan
112’.45”,201 BT.
Gambar 3.1 : Lokasi penelitian
Sumber: Googlemaps

Gambar 3.2: titik lokasi penelitian


Sumber: Googlemaps

1. Penelitian kemiringan tanah


Kami melakukan penelitian pada hari jum’at tanggal 22 november 2022 pada waktu
pagi hari pukul 08:00 – 14:00 WIB. Kami melakukan penelitian di desa pandansari lor
kec. jabung kab.malang.Kami menggerjakan tugas kpl geografi dengan melakukan
pengeboran tanah, mengukur luas tanah, menyebrangi sungai hingga pakaian kami
basah dan kotor semua.
2. Penelitian tentang ph tanah
Melakukan penelitian ph tanah menurut kami cukup sulit karena kami masih
melakukan pengeboran hingga kedalaman 1 meter dalam melakukan hal ini
dibutuhkan tenaga yang kuat agar bor bisa masuk hingga dalam belum lagi terhalang
oleh batu dan tanah yang tekstur yang sangat keras sehingga menyulitkan kami untuk
melakukan pengeboran tersebut, jika mendeteksi ph tanah bagi kami cukup mudah
karna sudah ada alatnya yang langsung keluar hasilnya.
F. Data pengamatan
1) Hasil pengamatan kemiringan lahan
Hasil pengamatan berupa Scan gambar di kertas HVS dan kertas bergaris
2) Hasil penelitiahan tentang PH tanah:
a. PH tanah dalam keadaan basah

Tanah basah Kedalaman 0m Kedalaman 50m Kedalaman 100m


Warna Coklat agak Coklat coklat
kehitaman
Kesimpulan asam Basa Basa basa
tanah
Ukuran ph tanah 6 7 7
Tekstur tanah Lengket agak Lengket kuat Lengket kuat
gembur

b. PH tanah dalam keadaan kering

c. Tanah Kedalaman 0m Kedalaman 50m Kedalaman 100m


kering
Warna
Kesimpulan asam
tanah
Ukuran ph tanah
Tekstur tanah

G. Pembahasan
1. Hasil pengukuran tanah

2. Hasil pengamatan tentang PH tanah


a) Keadaan tanah basah
Bardasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di daerah Coban Tarzan
menunjukkan ukurannya adalah antara 6-7pH dalam keadaan basah, sehingga
tanah tersebut cocok untuk ditanami tanaman sebagai berikut:

TABEL DATA TANAMAN DENGAN pH 6-7


1 Cabe 10 Sawi pahit
2 Bawang merah 11 Keladi
3 Daun bawang 12 Pakis
4 Kubis 13 Kembang kol
5 Lobak 14 Kacang polong
6 Palam 15 Ubi
7 Paprika 16 Brokoli
8 Seledri 17 Buncis
9 Kacang 18 Wortel

b) Keadaan tanah kering

H. Kesimpulan

Simpulan merupakan penegasan penulis mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Saran
hendaknya didasari oleh hasil temuan penelitian, berimplikasi praktis, pengembangan teori
baru (khusus untuk program doktor), dan atau penelitian lanjutan. (Cambria 11 pt, spasi 1,5)

I. Daftar Pustaka

Sukisno, Hindarto, K. S., Hasanudin, & Wicaksono, A. H. (2011). Pemetaan potensi dan
status kerusakan tanah untuk mendukung produktivitas biomassa di Kabupaten Lebong.
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian,
140–157.

Sumarno, S., Hartati, S., & Hapsari, R. C. (2015). Pemetaan status kerusakan tanah di Lahan
Pertanian di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi,
17(1), 21. https://doi.org/10.20961/agsjpa.v17i1.18 662

Young, R., Orsini, S., & Fitzpatrick, I. (2015). Soil degradation: a major threat to humanity
(pp. 1–15). Sustainable Food Trust. http://sustainablefoodtrust.org

J. Lampiran

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai