A. Pendahuluan
1. Pendahuluan
Negara Indonesia adalah negeri penghasil berbagai sumber daya alam, salah
satunya sumber daya alam Nabati dalam sektor pertanian dan perkebunan. Dikarenakan
daerah negara Indonesia adalah negara tropis dan subur, hal ini dibuktikan dengan
adanya kegiatan ekspor nahan pangan ke luar negeri. Maka dari itu sebagai warga negara
Indonesia perlu suatu gagasan atau perencanaan dalam memanfaatkan potensi sumber
daya alam agar lebih optimal, salah satunya dalam sektor pertanian.
Maka dari itu perlu suatu pemikiran dalam pemilihan lahan tanam yang tepat untuk
kegiatan tanam agar lebih supaya lebih optimal, dalam pemilihan media tanam. Salah
satunya mempertimbangkan keadaan lahan (Topografi), dan unsur mineral tanah (pH
Tanah) yang cocok bagi tanaman.
Keadaan lahan merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Lahan dengan tingkat
kemiringan yang tinggi akan lebih mudah terganggu atau rusak. Lahan dengan
kemiringan >15% dan curah hujan tinggi dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor
dan semakin habisnya mineral yang terkandung dalam tanah. (Andrian et al., 2014).
Martono (2004) dan Andrian et al. (2014).
Kemasaman tanah disebut juga sifat kimia tanah yang memiliki keseimbangan
antara asam basa dalam tanah. pH tanah adalah suatu kondisi dimana terdapat ikatan
antara unsur atau senyawa yang ada di dalam tanah, kegiatan menentukan kadar pH
tanah sangat penting untuk mengetahui apakah tanah tersebut bersifat netral, asam
ataupun alkalis. Metode kalorimeter dapat dilakukan untuk menentukan nilai pH tanah
dengan cara menggunakan kertas indikator. Elektrometer yaitu langkah untuk
pengukuran pH tanah menggunakan pH meter (Kertas Lakmus).
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul
“Pemanfaat Lahan Tanah Untuk Pertanian di Desa Pandansari Kecamatan Jabung
Kabupaten Malang”. Dengan adanya penelitian ini di harapkan mampu mengetahui
pengaruh kemiringan lahan terhadap laju erosi tebing sungai menggunakan durasi variasi
curah hujan.
2. Tujuan penelitian
a. Mengetahui PH tanah di Desa Pandansari Kecamata Jabung?
b. Mengetahui rata-rata kemiringan lahan di Desa Pandansari?
c. Untuk mengetahui jenis tanaman pertanian yang cocok untuk warga Desa
Pandansari?
B. Tujuan
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana penelitian itu dilakukan atau
data-data serta informasi apa yang ingin dicapai dari penelitian itu. Tujuan peneliti ini
diharapkan pembaca dan petani terutama warga Desa Pandansari agar bisa mengetahui
bagaimana mengoptimalkan lahan pertanian lebih baik.
C. Dasar teori
1. Desa Pandansari
Merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jabung Kabupaten
Malang Provinsi Jawa Timur, daerah yang letak di salah satu kaki gunung semeru.
Sebagian besar penduduk Desa Pandansari mayoritas penduduk bekerja seabgai petani
dan berkebun, maka sektor penghasil utama atau mata pencarian penduduk Sebagian
besar dari hasil pertanian dan berkebunan.
2. Topografi
Topografi merupakan perbedaan tinggi suatu wilayah yang meliputi
kemiringan lereng, panjang lereng, dan bentuk lereng. Topografi menjadi faktor
dalam proses pembentukan tanah yang mempengaruhi jumlah air hujan yang terserap
tanah, kedalaman air tanah, arah gerak air, dan besarnya erosi yang terjadi pada lahan.
Kondisi iklim seperti curah hujan dan temperatur dapat mempengaruhi keadaan
topografi. Lahan dengan jumlah curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan
pergerakan air yang turun melalui lereng menjadi semakin besar. Proses transpor- tasi
yang dihasilkan oleh air akan mengangkut lapisan tanah seperti unsur organik, unsur
hara, dan unsur tanah yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh energi kinetis yang
dihasilkan oleh tumbukan air hujan dengan permukaan tanah.
3. Kemiringan Lereng
Kemiringan pada lereng menunjukkan ukuran kemiringan terhadap bidang
datar yang dinyatakan dalam bentuk derajat atau persen. Lahan yang memiliki
persentase kemiringan besar akan berpotensi memperbesar aliran permukaan dan
energi angkutan. Energi angkutan yang besar mengakibatkan jumlah partikel-partikel
tanah yang terlepas dari permukaan akibat air hujan menjadi semakin banyak. Lereng
terdiri dari beberapa bagian seperti bagian puncak (crest), bagian cembung (convex),
bagian cekung (voncave), dan bagian kaki lereng (lower slope). Bagian puncak
merupakan daerah yang memiliki potensi gerusan paling tinggi dibandingkan daerah
bawahnya. Sedangkan bagian kaki merupakan bagian endapan hasil gerusan erosi
yang terjadi pada daerah puncak. Dibawai ini merupakan table klasifikasi kemringan
lereng
Tabel Klasifikasi kemiringan lereng
D. Alat Bahan
1. Alat dan bahan mengukur kemiringan tanah
a) Alat yang dibutuhkan:
- Abney level
Gambar 1.1: Alat Abney level
- Tongkat ukur (yalon)
- Meteran
- Kompas
Gambar 1.4: Kompas
- Tangkas penanda
b) Bahan:
- Air mineral (air jernih)
- Gelas
- Sendok
E. Skema kerja
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu studi literatur,
pengumpulan data, dan pengolahan data
Lokasi
Lokasi penelitian ini berada pada kawasan wisata coban jahe desa pandansari
kecamatan jabung kabupaten malang yang terletak pada koordinat 9’42”,204 LU dan
112’.45”,201 BT.
Gambar 3.1 : Lokasi penelitian
Sumber: Googlemaps
G. Pembahasan
1. Hasil pengukuran tanah
H. Kesimpulan
Simpulan merupakan penegasan penulis mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Saran
hendaknya didasari oleh hasil temuan penelitian, berimplikasi praktis, pengembangan teori
baru (khusus untuk program doktor), dan atau penelitian lanjutan. (Cambria 11 pt, spasi 1,5)
I. Daftar Pustaka
Sukisno, Hindarto, K. S., Hasanudin, & Wicaksono, A. H. (2011). Pemetaan potensi dan
status kerusakan tanah untuk mendukung produktivitas biomassa di Kabupaten Lebong.
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian,
140–157.
Sumarno, S., Hartati, S., & Hapsari, R. C. (2015). Pemetaan status kerusakan tanah di Lahan
Pertanian di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi,
17(1), 21. https://doi.org/10.20961/agsjpa.v17i1.18 662
Young, R., Orsini, S., & Fitzpatrick, I. (2015). Soil degradation: a major threat to humanity
(pp. 1–15). Sustainable Food Trust. http://sustainablefoodtrust.org
J. Lampiran
Dokumentasi