Anda di halaman 1dari 6

SYLVA VIII – 2 : 60 - 65, November 2019 P-ISSN 2301 – 4164

E-ISSN 2549 - 5828

KAJIAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH


PADA TANAH SAWAH DI BERBAGAI LOKASI DI KOTA PALEMBANG

Sasua Hustati Syachroni


Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Palembang
Jl. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang 30263
Email : hustatisasua@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa sifat kimia tanah pada tanah sawah di
berbagai lokasi di Kota Palembang. Metode penelitian menggunakan metode survei. Penelitian
dilakukan di 10 Kecamatan di Kota Palembang yang memiliki petak sawah, pengambilan contoh
tanah secara komposit pada 5 titik pengamatan di petak sawah pada kedalam 0-20 cm, kemudian
dilakukan analisis di Laboratorium kimia, biologi dan kesuburan tanah UNSRI. Dari hasil analisis
yang telah dilakukan, diperoleh data sifat kimia tanah yaitu pH tanah, bahan organic, dan
kapasistas tukar kation (KTK). Dari penelitian ini didapatkan hasil kandungan pH dalam tanah
sawah di Kota Palembang tergolong dalam golongan masam - sangat masam , dimana nilai pH
tanah pada lokasi penelitian paling tinggi ditemukan pada daerah Plaju yaitu 4,61, sedangkkan
daerah Seberang Ulu I yaitu 3,69. Secara umum dengan tingkat kemasaman tersebut lokasi
penelitian mempunyai tingkat kesuburan yang relatif rendah sehingga ketersediaan unsure hara
bagi tanaman tergolong rendah.. kandungan bahan organik termasuk dalam golongan rendah –
sedang. Kandungan bahan organik tertinggi ditemukan didaerah Ilir Barat II yaitu 4,54 %,
sedangkan kandungan bahan Organik terendah ditemukan pada daerah Gandus yaitu 1,97 %.
Bahan organik berkaitan erat dengan besarnya kandungan karbon organik di dalam tanah.
Sedangkan nilai kapasitas tukar kation (KTK) pada lokasi penelitian tergolong tinggi dengan
kisaran nilai 25 – 40 me/g. Kapasitas tukar kation adalah jumlah kation yang dijerap dan
dipertukarkan oleh tanah dan dinyatakan dalam satuan cmol(+)/kg. selain liat bahan organik
merupakan material yang dapat menyumbang KTK tanah, karena muatan negatif dari bahan
organik dapat menarik kation yang bermuatan positif.

Kata kunci : sifat kimia tanah, tanah sawah

PENDAHULUAN sawah irigasi sedang yang menerima


Latar Belakang langsung dari air hujan disebut sawah tadah
Tanah pada bidang pertanian hujan. Di daerah pasang surut ditemukan
mempunyai arti yang khusus dan begitu sawah surut sedangkan yang dikembangkan
penting sebagai suatu media tumbuh. Sifat daerah rawa-rawa lebak disebut sawah lebak
fisik dan kimia tanah sangat dipengaruhi oleh (Hardjowigeno dan Rayes, 2005).
bahan induk dan faktor lingkungan yang Dalam konsep kesuburan tanah pada
membentuk tanah tersebut. Salah satu faktor dasarnya mengkaji kemampuan suatu tanah
lingkungan tersebut adalah pengolahan tanah untuk mensuplai unsur hara yang tersedia
yang dilakukan secara terus menerus. bagi tanaman untuk mendukung pertumbuhan
Indonesia merupakan salah satu negara dan produksi tanaman. Unsur hara dalam
pengkonsumsi beras terbesar di dunia. bentuk tersedia dapat diserap oleh tanaman,
Sebaran penduduk di Indonesia umumnya kelebihan dari unsur – unsur tersedia tersebut
berkolerasi positif dengan sebaran areal dapat meracuni tanaman. Suplai unsur hara
persawahan. Praktek penyawahan telah tersedia dapat dipengaruhi oleh sifat fisik,
dilakukan di Indonesia sejak berabad- abad kimia dan biologi tanah. Ketiga sifat ini saling
lamanya. Pengolahan lahan sawah berinteraksi dalam mengkondisikan tanah,
melibatkan kegiatan pelumpuran dan apakah subur atau tidak. Kesuburan tanah
penggenangan air selama hampir seluruh selalu berkonotasi dengan produktivitas suatu
masa pertumbuhan padi (Puslittanak, 2000). tanah yang diperlihatkan oleh hasil
Tanah sawah adalah tanah yang tanaman/satuan luas lahan (Lahuddin, 2007)
digunakan untuk bertanam padi sawah, baik Rahim (2001), tingkat kesuburan
terus menerus sepanjang tahun maupun tanah di Kota Palembang umumnya rendah
bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah sampai sedang sedangkan ketersediaan hara
tanah sawah bukan merupakan istilah ada beberapa yang tergolong sedang hingga
taksonomi tanah, tetapi merupakan istilah tinggi, namun yang merupakan faktor
umum seperti halnya tanah hutan, tanah pembatas pertumbuhan tanaman adalah
perkebunan, tanah pertanian dan sebagainya. kualitas tanah yang memerlukan perbaikan
Sawah yang airnya berasal dari irigasi disebut seperti pegurangan kelarutan sejumlah unsur

60
SYLVA VIII – 2 : 60 - 65, November 2019 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828

beracun seperti Al, Mn, Fe, dan unsur-unsur Berdasarkan latar belakang tersebut,
mikro seperti Cd, Mg, dan Pb kedalam tanah. maka penelitian ini secara khusus mengkaji
pencemaran yang diakibatkan kegiatan sifat kimia tanah yang meliputi pH tanah,
manusia seperti pembuangan limbah, baik C-organik, kapasitas tukar kation pada tanah
rumah tangga maupun industri. Bahkan sawah di berbagai lokasi di Kota Palembang.
limbah rumah tangga, merupakan Tujuan
penyumbang terbesar dalam pencemaran
Penelitian ini bertujuan untuk
tanah. Perilaku negatif masyarakat yang
mengkaji beberapa sifat kimia tanah pada
membuang limbah sembarangan turut
tanah sawah di berbagai lokasi tanah sawah
meningkatkan pencemaran tanah ini.
diKota Palembang.

METODELOGI PENELITIAN - lokasi, bahan-bahan analisis : Akuades,


H2SO4, HNO3 pekat, H2PO4, NaF4, FeSO4
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Metode Penelitian
Palembang. Analisis tanah dilakukan di Metode penelitian yang digunakan
Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas adalah metode survei. Survei dilakukan pada
Pertanian Universitas Sriwijaya. petak-petak sawah yang mewakili dari 10
Kecamatan dari 16 Kecamatan yang ada di
Alat dan Bahan Kota Palembang. Pengambilan contoh tanah
Alat-alat yang digunakan pada dilakukan secara komposit pada kedalaman
penelitian ini yaitu : 0-20 cm dimana contoh tanah ini diambil dari
1. Alat di Lapangan : tali, bor tanah, alat-alat 5 titik pengamatan di petak sawah pada
tulis, plastik 2kg, GPS, masing-masing lokasi penelitian.
2. Alat di Laboraterium : Saringan, pipet
ukur, gelas ukur, timbangan, Erlenmeyer Pengumpulan Data
250 ml, pH meter Jenis data yang akan diambil dalam
- Sedangkan baha-bahan yang digunakan penelitian ini adalah : Data primer yang
dalam penelitian ini contoh tanah dan dikumpulkan yaitu : pH tanah, KTK,
bahan-bahan yang digunakan untuk Corganik,dan bahan organik (BO) tanah.
analisis di laboraterium yaitu : contoh
tanah di beberapa
-
Analisa Data
Data yang akan diperoleh akan
Dibandingkan dengan baku mutu sifat kimia
tanah pada Tabel 1.

Tabel 1. Standar Baku Mutu Sifat-sifat Tanah

Sifat tanah Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat


rendah tinggi
C-organik < 1,00 1,00 -200 2,00 – 3,00 3,01 – 5,00 > 5,00
C/N <5 5 – 10 11 – 15 16 – 25 > 25
KTK <5 5 – 16 17 – 24 25 – 40 > 40
Sangat Masam Agak Netral Agak Alkalis
Masam Masam alkalis
pH H2O < 4,5 – 5,5 5,6 – 6,6 5,6 – 6,6 6,6 – 7,5 7,6 -8,5 > 8,5
sumber : staf pusat penelitian tanah (1983)
sedangkan pada musim kemarau mengalami
HASIL DAN PEMBAHASAN kekeringan. Pada saat banjir dan kekeringan
Karakteristik Lokasi Penelitian lahan tidak dapat dimanfaatkan untuk usaha
Lokasi penelitian dilakukan pada pertanian. Petani sawah lebak di lokasi
tanah sawah yang ada di Kota Palembang. penelitian pada umumnya menanam padi satu
Jenis sawah pada lokasi penelitian rawa kali dalam setahun (pada awal bulan mei
lebak, dimana Tanah tergolong tanah rawa sampai akhir bulan juni). Pada umumnya jenis
lebak, dimana tanah rawa lebak adalah tanah di lahan rawa lebak termasuk pada
ekosistem yang merupakan bagian ekosistem ordo entisol dan gelisol baik di wilayah
daerah aliran sungai (DAS) dengan sifat dari tanggul sungai maupun rawa belakang.
daerah ini adalah musim hujan mengalami Secara geografis wilayah Kota
genangan yang berlebihan (banjir), Palembang berada antara 2º 52’ - 3º 5’ LS

61
SYLVA VIII – 2 : 60 - 65, November 2019 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828

dan 104º 37’ - 104º52” BT dengan luas Tabel 2. Nilai pH Tanah


wilayah 400,61 km² dengan batas-batas
sebagai berikut : pH H2O
Batas Utara : Kabupaten Banyuasin Lokasi Penelitian (1:1)
Batas Selatan : Kab. Ogan Komering Ilir Plaju 4,61
Batas Timur : Kabupaten Banyuasin seberang ulu 2 3,99
Batas Barat : Kabupaten Banyuasin seberang ulu 1 3,19
Kota Palembang terdiri dari 16
Kertapati 3,98
kecamatan yaitu Ilir barat II, Seberang Ulu I,
Seberang Ulu II, Ilir Barat I, Ilir Timur I, Ilir Ilir Barat I 4,15
Timur II, Sako, Sukarami, Gandus, Kertapati, Gandus 3,80
Plaju, Bukit Kecil, Kemuning, Kalidoni, Alang- Ilir Barat II 4,51
alang Lebar, dan Sematang Borang yang Kalidoni 3,82
terdiri dari 103 kelurahan, dengan luas Sukarami 4,06
wilayah 400,61 km2 dengan jumlah penduduk Sematang Borang 3,69
1.451.776 jiwa.
Kecamatan dengan tingkat kepadatan Berdasarkan hasil analisis tanah dari
penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Ilir laboratorium pada Tabel 2, menunjukkan
Timur I (13.882 jiwa/km2), sedangkan bahwa nilai pH tanah pada lokasi penelitian
kecamatan dengan tingkat kepadatan termasuk dalam golongan masam - sangat
penduduk terendah yaitu kecamatan Gandus masam. dimana nilai pH tanah pada lokasi
(766 jiwa/km2). Suhu udara rata-rata Kota penelitian paling tinggi ditemukan pada
Palembang berkisar 26,40 C sampai 28,90 C. daerah Plaju yaitu 4,61, sedangkkan daerah
Suhu maksimum terjadi pada bulan Oktober Seberang Ulu I yaitu 3,69. Secara umum
sebesar 28,90 C, sedangkan suhu minimum dengan tingkat kemasaman tersebut lokasi
terjadi pada bulan Januari sebesar 26,40C. penelitian mempunyai tingkat kesuburan yang
Berdasarkan hasil pengumpulan data relatif rendah sehingga ketersediaan unsure
pada lokasi penelitian diketahui bahwa lahan hara bagi tanaman tergolong rendah.
sawah mulai diusahakan untuk masingmasing Peningkatan pH tanah selanjutnya
kecamatan berbeda-beda, antara lain : pada akan mempengaruhi reaksi kimia dalam tanah
daerah Kalidoni mulai tahun 1990an, daerah termasuk reaksi kompleksasi organo-mental.
Ilir Barat II diusahakan mulai tahun 1980an, Secara umum dijelaskan bahwa kompleksasi
daerah Gandus mulai diusahakan organol-mental meningkat seiring dengan
tahun1970an, daerah Ilir Barat 1 diusahakan meningkatnya ph tanah yang berarti kelarutan
mulai tahun 1980an, daerah kertapati mulai logam dalam tanah akan menurun dengan
diusahakan tahun 1960an, daerah Seberang peningkatan pH tanah (Schwars et al., 1999)
Ulu 1 mulai diusahakan 1980an, daerah Umumnya tanah sawah memiliki pH
seberang ulu 2 mulai diusahakan tahun mendekati netral, namun dalam hal ini pH
1980an, daerah plaju mulai diusahakan mulai lebih rendah karena terjadinya oksidasi
tahun 1970an, daerah sematang boring mulai karena pengeringan sehingga adanya ion H+
diusahakan tahun 1980an, dan daerah yang meningkatkan kemasaman tanah.
sukarami mulai diusahakan tahun 1990an. Damanik, et al. (2011), menjelaskan bahwa
Sedangkan luasan lahan sawah di Kota Senyawa pyrit FeS2 yang stabil ada lahan
Palembang lebih kurang 6000 ha sedangkan rawa karena penggenangan (kondisi reduksi),
untuk metode pengairan sawah para petani dapat membebaskan banyak ion H+ jika
pada lokasi penelitian bergantung pada alam teroksidasi oleh tindakan pengeringan dalam
yaitu memanfaatkan sungai yang ada di reklamasi lahan.
dekitar lokasi persawahan sehingga jika pada
musim kemarau para petani tidak bisa 2. Bahan Organik
menanam, tetapi baru beberapa tahun Bahan organik tanah merupakan
belakangan ada solusi untuk masalah semua fraksi bukan mineral yang ditemukan
pengairan ini dengan menggunakan pompa. sebagai komponen tanah yang berasal dari
timbunan setiap sisa tumbuhan, binatang,dan
Karakteristik Tanah jasat mikro yang mengalami perombakan.
Bahan organik juga berperan penting dalam
1. pH Tanah mengatur kelembaban dan aerasi,
Nilai pH atau aktivitas ion hidrogen pemantapan struktur tanah, sumber hara bagi
adalah ciri kimia paling penting dari tanah tanaman, meningkatkan kapasitas tukar
sebagai media tumbuh tanaman, karena itu kation, dan sebagai sumber energi bagi
besaran pH pada suatu daerah akan menjadi aktivitas jasad mikro tanah. Kadar bahan
parameter untuk menentukan besarnya organik dalam tanah dapat ditentukan dengan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman. menetapkan jumlah unsur karbon organik (C-
organik) dalam tanah.

62
SYLVA VIII – 2 : 60 - 65, November 2019 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828

Gandus 34,80
Tabel 3. kandungan bahan organik dalam Ilir Barat II 30,45
tanah Kalidoni 26,10
Sukarami 34,80
Lokasi Bahan
Sematang Borang 39,15
Penelitian Organik
Plaju 2,27 Berdasarkan hasil analisis pada Tabel
seberang ulu 2 2,88 4. diketahui nilai kapasitas tukar kation (KTK)
seberang ulu 1 3,79 pada lokasi penelitian tergolong tinggi dengan
Kertapati 3,56 kisaran nilai 25 – 40 me/g. Kapasitas tukar
Ilir Barat I 4,39 kation adalah jumlah kation yang dijerap dan
Gandus 1,97 dipertukarkan oleh tanah dan dinyatakan
Ilir Barat II 3,48 dalam satuan cmol(+)/kg. selain liat bahan
Kalidoni 4,54 organik merupakan material yang dapat
menyumbang KTK tanah, karena muatan
Sukarami 3,33
negatif dari bahan organik dapat menarik
Sematang Borang 4,09 kation yang bermuatan positif.
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel Hubungan Sifat Kimia Tanah pada Tanah
3, diketahui pada lokasi penelitian kandungan Sawah
bahan organik termasuk dalam golongan
rendah – sedang. Kandungan bahan organik Berdasarkan sifat tanah seperti yang
tertinggi ditemukan didaerah Ilir Barat II yaitu dijelaskan diatas terutama pada pH masam
4,54 %, sedangkan kandungan bahan dan kandungan C-organik yang rendah maka
Organik terendah ditemukan pada daerah tanah tergolong dalam kesuburan tanah yang
Gandus yaitu 1,97 %. Bahan organik rendah. Basa-basa tertukar yang terdapat
berkaitan erat dengan besarnya kandungan pada bahan organik merupakan faktor utama
karbon organic (Corganik ) di dalam tanah yang berperan dalam peningkatan pH tanah,
Bahan organik dalam tanah akan basa-basa ini akan berlaku sebagai bahan
mengalami transformasi dimana biota tanah kapur (liming material) dalam pengaruhnya
akan terus menerus mengobah komponen terhadap pH tanah. Bahan organik dengan
organik dari satu bentuk ke bentuk lain. basa tertukar yang tinggi akan berpengaruh
Hanafiah. (2008), juga menjelaskan bahwa nyata dalam peningkatan pH tanah (pockne
biota tanah mengkonsumsi bahan organik dan sumner, 1987)
yang kemudian menghasilkan produk Menurut Atmojo (2003),penambahan
sampingan, limbah dan jaringan tubuhnya bahan organik akan meningkatkan muatan
sebagai sumber hara bagi tanaman. Karbon negatif sehingga akan meningkatkan
dapat hilang dari dalam tanah dan jaringan kapasitas tukar kation. Kapasitas tukar kation
tanaman melalui proses dekomposisi menunjukkan kemampuan tanah untuk
membentuk CO2, terangkut panen, digunakan menahan kation kation dan proses
biota tanah dan erosi. dekompisisi bahan organik merupakan
sumber muatan negatif tanah. Kandungan liat
3. Kapasitas Tukar Kation (KTK) mempunyai pengaruh yang sama. Semakin
Kapasitas tukar kation adalah jumlah halus fraksi tanah, semakin luas permukaan
kation yang dijerap dan dipertukarkan oleh partikel, sehingga memiliki KTK yang semakin
tanah dan dinyatakan dalam satuan tinggi. Lahan sawah rata-rata memiliki tekstur
cmol(+)/kg. selain liat bahan organik tanah yang lebih halus dibandingkan lahan
merupakan material yang dapat tegal. Pola sebaran KTK pada lahan sawah
menyumbang KTK tanah, karena muatan seiring dengan bertambahnya kedalaman
negatif dari bahan organik dapat menarik mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
kation yang bermuatan positif. semakin berkurangnya kandungan bahan
organik dan kandungan persentase (%) liat di
Tabel 4. kandungan Kapasitas Tukar kation dalam tanah.
(KTK) Beberapa penelitian tentang
pengaruh bahan organik terhadap pH tanah
Lokasi KTK juga menjelaskan tentang fenomena
Penelitan (me/100 g) peningkatan pH tanah karena penambahan
Plaju 26,10 bahan organik (Budianta, 1999). Dalam
seberang ulu 2 30,45 penelitian mereka juga dijelaskan bahwa
seberang ulu 1 34,80 besarnya peningkatan pH akan sangat
Kertapati 34,80 dipengaruhi oleh jenis dan dosis bahan
Ilir Barat I 30,45 organik yang diberikan.

63
SYLVA VIII – 2 : 60 - 65, November 2019 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828

Selain reaksi tanah (pH), kapasitas lain: kandungan bahan organik,


tukar kation (KTK) juga merupakan faktor kandungan dan tipe liat, pH tanah Bahan
yang mempengaruhi konsentrasi Cd terlarut organik berkaitan erat dengan besarnya
dalam tanah. Kapasitas tukar kation adalah kandungan C-organik.
jumlah kation yang dijerap dan dipertukarkan
oleh tanah dan dinyatakan dalam satuan DAFTAR PUSTAKA
cmol(+)/kg. selain liat bahan organik
merupakan material yang dapat Atmojo, S.W. 2003. Peranan Bahan Organik
menyumbang KTK tanah, karena muatan Terhadap Kesuburan Tanah dan
negatif dari bahan organik dapat menarik Upaya Pengelolaannya. Pidato
kation yang bermuatan positif. Diperkirakan Pengukuhan Guru Besar Ilmu
sekitar 85-90% muatan negative fraksi humat Kesuburan Tanah. Fakultas
bahan organik bersumber dari ionisasi gugus Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
karboksilat (COOH) dan gugus fenolik (OH) Surakarta.
serta sebagian kecil bersumber dari gugus Budianta, D. 1999. Reclamation of an ultisol
fungsional lainnya seperti gugus enol dan from south sumatera using Mucuna L.
amida. Muatan pada bahan organik and lime. Desertasi. Gent university
merupakan muatan yang bergantung pH Damanik, M.M.B., Bachtiar E.H., Fauzi,
tetapi tidak ada fraksi bahan organik tanah Syarifudin, Dan Hamidah H. 2011.
dengan total muatan positif ditemukan pada Kesuburaan Tanah Dan Pemupukan.
kisaran pH normal (pH 3 – 8) (Stevenson, Cetakan Kedua. Universitas Sumatera
1982). Utara (Usu Press), Medan.
Menurut Rao (1994) kecepatan Foth, H. D. and Ellis, B. G. 1988. Soil
proses dekomposisi dipengaruhi oleh Fertility. Jhon Wiley and Son. New
kandungan oksigen atau aerase dan jenis York.
bahan organik yang akan dirombak. Proses Hanafiah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
dekomposisi adalah proses oksidasi atau Raja Grafindo Persada, Jakarta.360
membutuhkan oksigen sehingga terjadi lebih hal.
lambat pada kondisi jenuh air, seperti pada Hardjowigeno. S Dan L. Rayes. 2005. Tanah
lahan sawah. Kapasitas tukar kation dalam Sawah. Bayumedia. Malang.
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor Lahuddin. 2007. Aspek Unsur Mikro dalam
antara lain: kandungan bahan organik, Kesuburan Tamah. Dept. Ilmu Tanah
kandungan dan tipe liat, pH tanah. Faperta USU Laegreid M, Bockman
Tanah dengan nilai KTK yang lebih OL, Kaarstad O. 1999. Agriculture,
tinggi akan mempunyai kemampuan yang Fertilizer and the Environment.
lebih besar dalam mempertahankan kation- Norway: Cabi.
kation dalam tanah, sehingga dpt dikatakan Pockne, S and Malcolm E Sumner. 1997.
dengan semakin tinggi KTK tanah maka batas Cation and nitrogen content of
toleransinya terhadap logam pencemar dalam organic matter determine its soil
tanah juga akan semakin meningkat (Foth, liming potential. Soil
1988). sci.soc.am.j.61:86-92
KESIMPULAN Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2000.
Atlas Sumberdaya Tanah Eksplorasi
Beberapa kesimpulan yang diperoleh Indonesia, Skala 1 : 1.000.000. Pusat
dari penelitian ini antara lain : Penelitian Tanah dan Agroklimat.
1. Kandungan pH tanah dalam golongan Badan Penelitian dan Pengembangan
masam - sangat masam , dimana nilai pH Pertanian. Bogor.
tanah pada lokasi penelitian paling tinggi PPT. 1995. Kombinasi Beberapa Sifat Kimia
ditemukan pada daerah Plaju yaitu 4,61, Tanah dan Status Kesuburannya.
sedangkkan daerah Seberang Ulu I yaitu Bogor
3,69. Rahim, S.E. 2001. Pengelolaan
2. kandungan bahan organik termasuk Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
dalam golongan rendah – sedang. Fakultas Pertanian Unsri. Indralaya
Kandungan bahan organik tertinggi Rao, N.S.S. 1994. Mikroorganisme tanah dan
ditemukan didaerah Ilir Barat II yaitu 4,54 Pertumbuhan tanaman (TNH).
%, sedangkan kandungan bahan Jakarta: Penerbit Universitas
Organik terendah ditemukan pada daerah Indonesia.
Gandus yaitu 1,97 %. Schwarz. A., W. Wilcke, J. Styk, and W. Zech.
3. nilai kapasitas tukar kation (KTK) pada 1999. Heavy metal telease in batch
lokasi penelitian tergolong tinggi dengan pHstat experiment. Soil sci. soc. Am. J.
kisaran nilai 25 – 40 me/g. 63: 290-296
4. Kapasitas tukar kation dalam tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

64
SYLVA VIII – 2 : 60 - 65, November 2019 P-ISSN 2301 – 4164
E-ISSN 2549 - 5828

Stevenson, FJ. 1982. Humus chemistry:


genesis,composition and reaction.
John wiley and sons Ltd. New York
USDA. 1998. Keys to Soil Taxonomy. Eight
ed. USDA. Kunci Taxonomi Tanah.
Penerjemah Puslittanak. Bogor.

65

Anda mungkin juga menyukai