Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH DAN PEMUPUKAN ACARA


KADAR LENGAS TANAH DAN REAKSI TANAH ( pH )

Nama :Abu Hasbi Maulana


NIM :2104003

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DIII


POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
2022
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alasan dilakukannya praktikum kali ini yaitu acara kadar lengas tanah
dan reaksi tanah (pH) yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu
kadar lengas tanah, faktor-faktor yang yang bisa menjadi pengebab
perbedaan nilai kadar lengas tanah dan agar mahasiswa dapat
membandingkan kadar lengas tanah pada masing-masing jenis tanah.
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang
pori tanah dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah, sedangkan kadar
lengas tanah berarti besar kandungan air didalam tanah.

B. Tujuan
Kadar Lengas Tanah
1. Agar mahasiswa dapat membandingkan kadar lengas tanah masing-
masing contoh tanah dilokasi masing-masing.
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan factor-faktor yang menjadi
penyebab perbedaan nilai kadar lengas tanah pada masing-masing
contoh tanah, dengan melihat kondisi lingkungan masing-masing.
3. Agar mahsiswa dapat mengetahui manfaat yang diperoleh dengan
megtahui kadar lengas tanah.

Reaksi Tanah (pH)


1. Agar mahasiswa dapat membandingkan nilai pH masing-masing
contoh tanah.
2. Agar mahasiswa dapat menentukan factor-faktor yang menyebabkan
perbedaan nilai pH tanah.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui upaya yang mungkin
dilaksanakan untuk mencapai pH netral dan optimal bagi
pertumbuhan tanaman.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah sebagai media tumbuh tanaman didefenisikan sebagai lapisan permukaan
bumi yang berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
sebagai penopang tegak tumbuhnya tanaman, sebagai habitat organisme yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara bagi tanaman serta sebagai penyuplai
air dan hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-
unsur esensial). Ketiga fungsi diatas secara integral mampu menunjang
produktifitas tanah. Sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimal
(Hanafiah, 2018).
Daerah Aliran Sungai (DAS) ialah air yang mengalir pada suatu kawasan yang
dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh
dan terkumpul dalam sistem tersebut. Fungsi dari DAS adalah menerima,
menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalui sungai. Air
pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara alamiah.
Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut
ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi kelaut yang tidak
pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai,
danau/waduk, dan dalam tanah, sehingga dapat mempengaruhi status kimia tanah
disekitarnya (Asdak, 2017).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kimia fisik dan biologi
dari satu tipe penggunaan lahan berbeda dari tipe penggunaan lahan lainnya.
Sebagai contohnya adalah karakteristik lahan hutan berbeda dengan karakteristik
lahan tegalan atau ladang. Begitu pula dengan penggunaan lahan lainnya seperti
lahan perkebunan, sawah, semak belukar dan sebagainya. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan sumber unsur hara pada lahan-lahan tersebut. Perbedaan inilah
yang sering dikaji sehingga dapat diketahui tindakan apa yang akan dilakukan
untuk pengelolaan lahan-lahan tersebut (Zidane, 2017).
BAB III. MEODOLOGI
1. Kadar Lengas
Alat dan Bahan
1. Contoh tanah
2. Aquades
3. Botol Timbang
4. Oven
5. Timbangan analitik

CARA KERJA
Cara Pengovenan
Pertama timbang botol timbang ( missal a gram ). kemudian masukkan
contoh tanah ke dalam penimbang sampai kira-kira sebesar 10 gram,
kemudian timbang beratnya (b gram), lalu ratakan tanah dalam cupu dan
keringkan dibawah terik sinar matahari selama sehari sampai tampak
tanda-tanda kering ( kering mutlak/KM ), kemudian timbang lagi ( c gram
). Lalu hitung kadar lengas.

2. Reaksi Tanah (pH)


Alat dan Bahan
1. pH meter atau pH stick
2. Pengaduk
3. Tanah diameter 2 mm
4. Aquadest
5. Beaker glass
6. Timbangan

CARA KERJA
Awal-awal timbang tanah sebanyak 10gram dari masing-masing jenis
tanah, lalu masukkan ke dalam gelas beaker 50ml dan tambahkan aquadest
sebanyak 25ml. kemudian aduk hingga homogen selama 40 menit. Lalu
hentikan pengadukan dan cek pH tanah dengan menggunakan pH meter.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Jenis Tanah KL Ø 2 mm KL Ø 0,5 mm KL Bongkah pH
Alfisol 5,18% 5,66% - 10,33
43,60% 15% 24,39
Vertisol 0,015% 0,022% 0,025% 6,8
0,016% 0,041% 6,2
Entisol 0,003% 0,003% - 7,7
0,076% 0,004% 7,7

B. Pembahsan
Pada praktikum kali ini data yang didapat dari hasil praktikum yang
telah dilakukan pada tanah jenis alfisol untuk yang O,2 mm ulangan 1 dan
2 kadar lengas ( KL ) yang didapat yaitu 5,18 % dan 43,60 %. Untuk yang
O 0,5 mm untuk ulangan 1 dan 2 Kadar lengas yang didapat yaitu 5,66 %
dan 15 %. Untuk yang bongkah tanah alfisol tidak ada.
Untuk yang kedua yaitu tanah Vertisol untuk yang O,2 mm ulangan 1
dan 2 kadar lengas yang didapat yaitu 0,015 % dan 0,016 %. Untuk yang
O0,5 mm ulangan 1 dan 2 kadar lengas yang didapat yaitu 0,022 % dan
0,041%. Dan untuk yang bongkah kadar lengas yang didapat yaitu 25,2 %
dan 0,025 %.
Dan yang terakhir tanah jenis entisol untuk yang O,2 mm ulangan 1 dan 2
kadar engas yang didapat yaitu 0,003 % dan 0,076 %. Dan untuk yang
O0,5 mm ulangan 1 dan 2 kadar lengas yag didapat yaitu 0,003 % dan
0,004 %.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas


1. Anasir iklim. Anasir iklim mempengaruhi jumlah lengas tanah karena
berhubungan dengan jumlah curah hujan dan besarnya penguapan. Makin besar
penguapan dan curah hujan rendah maka jumlah lengas makin kecil
2. Kandungan bahan organik dan lempung tanah. Kedua hal tersebut
mempengaruhi kondisi lengas tanah karena bahan organik dan lengas tanah
berukuran koloid sehingga mereka memiliki peran dalam menyimpan air.
Makin besar bahan organik maupun lempung suatu tanah, maka kandungan
kadar lengasnya semakin tinggi.
3. Relief. Relief menentukan dalam kehilangan dan penyimpanan air. Jika relief
curam, erosi tinggi, sehingga kandungan lengas tanah juga kecil
4. Penutup tanah. Jika suatu lahan/tanah diberi penutup tanah seperti adanya
LCC, mulsa ataupun kanopi, maka kadar lengasnya makin banyak karena dapat
mengurangi adanya proses evaorasi.

Pada masing-masing contoh tanah mempunyai kadar lengas yang berbeda-


beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur tanah, Faktor-
faktor yang berpengaruh pada penentuan kadar lengas adalah tekstur tanahstruktur
tanah, bahan organik, jenis koloid, macam kation yang diserap dan fraksi-fraksi
penyusun tanah. Perbandingan nisbi fraksi penyusun tanah ini merupakan
faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah, karena setiap fraksi tanah yakni
pasir, debu dan lempung mempunyai diameter yang berbeda, sehingga akan
membentuk pori-pori tanah yang lebarnya juga berbeda. Sehingga air tanah
yang tersimpan pada masing-masing tanah juga berbeda.
Faktor lain adalah curah hujan, dapat kita tahu bahwa pada daerah yang curah
hujannya rendah, maka air didalam pori-pori tanah juga sedikit. Sedangkan
pada daerah dengan curah hujan tinggi, kandungan air didalam pori-pori
tanahnya juga tinggi. Kemudian faktor ketiga adalah bahan induk pembentuk
tanah. Tanah dengan bahan induk berupa batuan sedimen misalnya, maka air
tanah yang dapat disimpan hanyalah sedikit. Hal ini dikarenakan pori-pori tanah
sudah terisi sebagian oleh fosil-fosil. Sedangkan apabila tersusun oleh bahan
induk berupa batuan beku, kemampuan menyimpan air lebih tinggi,
dikarenakan pori-pori tanahnya lebih luas.
Reaksi Tanah ( pH )
Dari praktikum yang telah dilakukan ialah untuk tanah jenis alfisol pH tanah
yang didapat ialah 10,33 dan 24,39. Sedangkan menurut ICAR, 1987 Tanah
alfisol mempunyai pH yang beragam yaitu antara 5,0 hingga 8,4.
Yang kedua yaitu tanah jenis vertisol dengan pH yang didapat dari hasil
praktikum yaitu 6,8 dan 6,2. Sedangkan menurut Adinugraha, 2013 Tanah
Vertisol, termasuk tanah yang unik diantara tanah mineral yang berkembang dari
batuan kapur. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan tanah ini mampu
mengembang dan mengkerut. Kandungan bahan organik pada tanah Vertisol
umumnya antara 1,5 - 4 % dengan pH berkisar 6,0 - 8,2, dan N-total 0,24 %.
Dan yang terakhir yaitu tanah jenis entisol dengan pH yang didapat dari
praktikum yang telah dilakukan yaitu 7,7.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah Sistem tanah yang dirajai


oleh ion-ion H+ akan bersuasana asam.Penyebab keasaman tanah adalah ion H+
dan Al3+ yang berada dalam larutan tanah unsur-unsur yang terkandung
dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air hujan dan bahan
induk.

Derajat keasaman atau pH tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan


perkembangan suatu tanaman. Contohnya tanah yang bersifat asam terhadap tanah
padsolik merah kuning (PMK), agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah.

Cara menetralkan pH tanah


1. Pengapuran
Cara pertama bisa digunakan untuk menetralkan tanah yang bersifat terlalu
asam, yaitu dengan pengapuran. Pengapuran ini adalah pemberian kapur
khusus pertanian. Kapur yang digunakan untuk menetralkan tanah ini bersifat
khusus, biasanya bisa berbentuk butiran, bubuk, kristal hingga pelet.
2. Pemberian pupuk
Untuk jenis tanah yang bersifat asam, cara menetralkan pH tanah
selanjutnya adalah dengan memberikan pupuk. Penggunaan pupuk akan
meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah seperti Kalium, Fosfor, dan
Nitrogen.
3. Pemberian Bakteri Pengurai
Bakteri pengurai dalam alur rantai makanan dan ekosistem alam merupakan
organisme yang memiliki peran sangat besar. Di dalam alur ekosistem ini,
bakteri pengurai berperan sebagai dekomposer yang bertugas menguraikan
sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati dan membusuk di dalam tanah.
Dengan begitu akan bisa membuat tanah menjadi lebih subur.
- BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Mengetahui kadar lengas tanah sangatlah penting untuk dapat mengetahui
kebutuhan tanah terhadap air dan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Sensor kelembaban tanah (kadar lengas) sangat penting dalam menentukan
waktu irigasi suatu tanaman, kedalaman pembasahan tanah, kedalaman
pertumbuhan akar tanaman dan kecukupan pembasahan tanah.

B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah agar praktikum bisa dilakukan
dengan lebih kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, H. A. 2013. Tanah Vertisol:Sebaran, Problematika Dan
Pengelolaannya.http://forestryinformation.wordpress.com/2013/01/18/
tana h-vertisolsebaran-problematika-dan-pengelolaannya/. Diakses :
5-6-2013
Asdak, C., 2017. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
ICAR, 1998. Use of micronutrients in groundnut. Dalam: Technology for Better
Croprs. Pub. & Information Div., ICAR, New Delhi.
Hanafiah A.K., 2018. Dasar-dasar Ilmu Tanah.PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Zidane, P., 2017. Analisis Kimia Fisik dan Biologi pada Lahan Hutan,
Perkebunan dan Tegalan.
LAMPIRAN
No JENIS TANAH a b c KL% pH
Ø,2 mm 16,1 30,3 29,6 5,18% 10,33
Ø,2 mm 20,5 39,6 33,8 43,60
1 Ø,0,5 mm %
Alfisol Ø,0,5 mm 16,4 27,6 27,0 5,66% 24,39
Bongkah 23,4 30,3 29,4 15%
Bongkah - - - - -
- - - - -
Ø,2 mm 12,4 25,6 25,4 0,015 6,8
Ø,2 mm %
2 Vertisol Ø0,5 mm 14,7 26,9 26,7 0,016
Ø0,5 mm %
Bongkah 13,5 22,5 22,3 0,022 6,2
Bongkah %
14,1 24,1 23,7 0,041
%
14,2 25,7 25,2 25,2 -
12,2 28,8 28,4 0,025
%
Ø,2 mm 20,9 49,1 49,0 0,003 7,7
Ø,2 mm %
3 Entisol Ø0,5 mm 30,9 56,1 54,3 0,076
Ø 0,5 mm %
11,3 37,3 37,3 0,003 7,7
%
17,3 59,0 58,8 0,004
%

Anda mungkin juga menyukai