LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA I
KADAR LENGAS TANAH
Disusun Oleh:
1. Juli Permata
2. Nuzila Fitri Filaila
3. Ahmad Sofyan
4. Mustika Ajrng K.P.P
5. Dimas Anggoro Bayu S
6. Ayu Nurwinda Sari
Golongan/Kelompok : B2/4
Asisten Koreksi : Risa Shofia
ABSTRAKSI
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara I yang berjudul “Kadar Lengas Tanah (Kadar Lengas Kering
Angin (Udara))” telah dilaksanakan pada hari Selasa, 29 April 2014 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah, kadar lengas masing-masing tanah
berdasarka ukuran maupun jenis tanah, dan manfaat kadar lengas tanah. Pengertian kadar lengas tanah
adalah kadar air yang tersimpan dalam tanah. Dalam praktikum ini digunakan lima jenis tanah yaitu
entisol, alfisol, ulfisol, vertisol, dan mollisol dengan Ø 0.5 mm, Ø 2 mm, dan bongkah. Alat yang digunakan
pada percobaan ini adalah enam buah botol timbang, timbangan, oven, dan desikator. Metode yang
digunakan untuk mengukur kadar lengas ini adalah gravimetri, yaitu menghitung selisih berat tanah
sebelum dan sesudah dioven. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini antara lain tanah Ø 0.5 mm, kadar
lengasnya 16.41% untuk mollisol, vertisol 13.09%, ultisol 9.92%, alfisol 12.98%, dan entisol 5.3%. Untuk
tanah Ø 2 mm, didapat kadar lengas mollisol 15.6%, vertisol 13.79%, ultisol 10.73&, alfisol 13.38%, dan
entisol 6.05%. Untuk tanah bongkah didapat kadar lengasnya mollisol 16.32%, vertisol 13.86%, ultisol
8.75%, alfisol 13.43%, dan entisol 3.2%. Kadar lengas dapat dipengaruhi oleh tekstur dan luas permukaan
butiran tanah, semakin besar luas permukaan maka semakin besar daya serap sehingga semakin tinggi
kadar lengasnya.
IV. KESIMPULAN
1. Kadar lengas adalah kandungan uao air dalam pori tanah.
2. Faktor yang mempengaruhi kadar lengas yaitu iklim, kandungan bahan organik, fraksi
lempung tanah, topografi, dan adanya penutup tanah.
3. Nilai kadar lengas untuk contoh tanah Ø 0.5 mm adalah mollisol 16.41% > vertisol 13.09% >
alfisol 12.98% > ultisol 9.92% > entisol 5.3%.
4. Nilai kadar lengas untuk contoh tanah Ø 2 mm adalah mollisol 15.6% > vertisol 13.79% >
alfisol 13.38% > ultisol 10.73% > entisol 6.05%.
5. Nilai kadar lengas untuk contoh tanah bongkah adalah mollisol 16.32% > vertisol 13.86% >
alfisol 13.43% > ultisol 8.75% > entisol 3.2%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Sistem Informasi Status hara Lahan Pertanian.
http://bappeda.kendalkab.go.id/lahan/content.php?query=definisioperasional.
Diakses pada tanggal 3 Mei 2014.
Besson, A., I. Causin, H. Bourrenae, B. Nicouland, C. Pasquier, G. Richard, A. Dosigny, D.
King. 2010. The spatial and temporal organization of soil water at the filed scale
as described by dectrical resistivity measurements. Europan Journal of Soil Science
61 : 120-132.
Donuhue, R.L. 1958. Soil, An Introduction to Soil and Plant Growth. Prentecehall
Internaional, Inc. Engle Wood Cliffs, New Jersey.
Hakim, N, M. Yusuf, Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo, M. Amin, D. Gobh, HH, Balley. 1986.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Handayanto, E. 1987. Dasar-dasar dan Klasifikasi Tanah. Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian. Universitas Brawijaya, Malang.
Masganti, T. Notohadikusumo, A. Maas, B. Radjaguguk. 2002. Metode pengukuran kadar
air tanah gambut. Jurnal Tanah dan Air 3 : 42- 48.
Nurdin, P. Maspeke, Z. Ilahude, F. Zakaria. 2008. Pertumbuhan dan hasil jagung yang
dipupuk N, P, dan K pada tanah vertisol Isumu Utara Kabupaten Gorontalo. Jurnal
Tanah Tropika 14 : 49-56.
Prawiro, T. J. 1998. Tanah dan Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Walker, J. P, and R. H. Paul. 2002. Evaluation of the happer instrument for soil
measurement. Journal of Soil Science Society of America 66 : 110-123