Disusun oleh :
Nama
: M.Nur Permana
NIM
: 11/318950/TP/10195
Golongan
: Kamis A
Co. Ass
: Rahmawati
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk hidup yang amat bergantung pada
sumberdaya hayati. Tanah adalah salah satu sumberdaya hayati yang sangat
esensial. Beberapa fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman, dan
penyimpan air.
Pertumbuhan tanaman tidak akan lepas dari kandungan air (lengas) dalam
tanah, sebab air digunakan tumbuhan untuk menjalankan berbagai proses
biologi dalam pertumbuhan. Lengas tanah yang merupakan salah satu sifat
fisik tanah sangat berperan
Lengas menyusun dua per tiga bagian dari pori - pori tanah pada suhu kamar
dan menjadi satu pertiga baguan jika suhu meningkat. Oleh karena itu,
pengetahuan mengenai kadar lengas sangatlah penting agar dapat mengetahui
kebutuhan air utuk suatu jenis tanah serta mengetahui kemampuan jenis tanah
mengenai daya simpan air.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mengenal beberapa metode pengukuran kadar lengas tanah.
2. Mahasiswa mampu membandingkan masing-masing metode penentuan
kadar lengas pada berbagai contoh tanah.
3. Mahasiswa mampu memperkirakan keuntungan dan kerugian masingmasing metode penentuan kadar lengas.
4. Mahasiswa mampu membandingkan kadar lengas tanah masing-masing
contoh tanah pada setiap metode penentuan kadar lengas.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab
perbedaan nilai kadar lengas tanah pada masing-masing contoh tanah.
6. Mahasiswa mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dengan mengetahui
kadar lengas.
7. Mahasiswa mampu memahami konsep kandungan lengas dalam tanah dan
kaitannya dengan lengas tersedia dan kebutuhan air tanaman.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah praktikan mampu
menentukan status dan kadar lengas tanah dari suatu sampel tanah di
lapangan melalui metode gypsum block, gravimetri, dan tensiometer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakuakn secara tidak langsung atau
langsung. Metode langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari
sampel misalnya melalui evaporasi selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan
tersebut ditentukan. Cara yang paling umum digunakan dalam menentukan jumlah
air yang dikeluarkan adalah dengan mengukur kehilangan berat sample
(Gardner, 1986).
Air tanah merupakan air yang berada di dalam tanah baik yang berada di
permukaan tanah sampai yang berada di pori dan lapisan kedap air (lapisan
aquifer). Air tanah dalam (groundwater) adalah lapisan air yang kontinyu berada
di tanah bagian dalam. Dalam praktek keseharian antara pengertian lengas tanah
dan air tanah tidak dapat dipisahkan (Susilo, 1999).
Kelengasan tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara poripori tanah. Kelengasan tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan
melalui permukaan tanah, transpirasi, dan perkolasi. Pada saat kelengasan tanah
dalam keadaan kondisi tinggi, infiltrasi air hujan lebih kecil dari pada saat
kelengasan tanah rendah. Kemampuan tanah menyimpan air tergantung dari
porositas tanah (Anonim1, 2009).
Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang
berhubungan dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas tanah
dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaanya oleh tanaman. Lengas tanah
dipengaruhi oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah
dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi (Bridges, 1979).
Dalam pembicaraan tentang konstanta lengas tanah , akan dijumpai
beberapa istilah yaitu : (1) kapasitas kejenuhan (saturation capacity), (2) kapasitas
lapang, (3) titik layu permanen , (4) titik layu akhir, (5) koefisien higroskopis.
Nilai konstanta lengas tanah pada kenyataannya tidak tetep. Hal ini disebabkan
oleh adanya variasi tekstur dan komposisi tanah , sehingga konstanta lengas tanah
secara ruang (spatial) tidak seragam (Anonim2, 2014)
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang pori
tanah, dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas berperan sangat
penting dalam proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman dan jasad renik
tanah. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hampir selalu
melibatkan air sebagai media pelarut garam-garam mineral, senyawa asam basa,
serta ion-ion dan gugus-gugus organik maupun anorganik (Buckman, H.O, 1982).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
:
= beratcawankosong (gram)
= berattanahbasah + cawan (gram)
= berattanahkering + cawan (gram)
= Kadar air tanahsampel )%)
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
A. Hasil
1. Metode Gravimetri
Kedalaman
Berat cawan
(gram)
Berat cawan +
tanah basah (gram)
Berat cawan +
tanah kering
Kadar Air
10
19.03
41.02
36.64
0.24872232
15
24.18
41.16
38.03
0.22599278
20
18.50
35.97
32.73
0.22768798
Kedalaman
Gravimetri
KA
Bouyoucos soil
moisture
Status lengas
(Tensiometer)
10
15
20
24,90 %
22,60 %
22,80 %
5,27 %
4.00 %
11,67 %
B. Analisis
1. Metode Gravimetri
KA (10) =
x 100%
x 100%
= 0.2487223 %
KA (15) =
x 100%
x 100%
= 0,225992779 %
KA (20) =
x 100%
x 100%
= 0,227687983 %
2. Metode Bouyoucos soil moisture
Dengan hambatan bernilai :
Hambatan
70
90
34
Bouyoucos Soil Moisture :
y = axb
Perhitungan :
Pada Kedalaman 10 cm
y = axb
= (5.65) x (70)-1.1
7
7
5
= 0.05277650222 x 100%
= 5.27 %
Pada Kedalaman 15 cm
y = axb
= (5.65) x (90)-1.1
= 0.04002964 x 100%
= 4.00 %
Pada Kedalaman 20 cm
y = axb
= (5.65) x (34)-1.1
= 0.116794297 x 100%
= 11.67 %
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini tentang pengujian kadar lengas tanah. Lengas tanah
adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh ruang pori tanah dan teradsorpsi
pada permukaan zarah tanah. Lengas tanah juga dapat diartikan sebagai air yang
terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik,
osmosis, dan kapiler. Kadar lengas tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya
bahan penutup tanah (organik maupun anorganik).
Kadar lengas tanah yang diuji pada praktikum ini ada 3 kedalaman yaitu
lapisan 10cm, 15cm, dan 20 cm. Untuk mencari Kadar lengas tanah digunakan 3
metode yaitu metode gravimetri,metode bouyoucos soil moisturemeter dan
metode tensiometer. Metode gravimetri berprinsip menguapkan air dari bahan
dengan cara memberikan energi panas pada suhu tertentu, kehilangan bobot
selama penguapan merupakan kadar air bahan tersebut. Keuntungan metode
gravimetri adalah tidak terlalu terganggu oleh factor internal, suhu merata dan
dapat diatur, hasil yang didapatkan lebih akurat, namun kekurangannya waktu
cukup lama, banyak energi yang dibutuhkan (listrik), lengas yang menjadi uap
terakumulasi di dalam oven. Metode bouyoucos soil moisturemeter pada intinya
adalah mengukur distribusi partikel tanah. Keuntungannya adalah mudah dalam
memperoleh hasil karena tinggal menggunakan alat multimeter dengan kabel yang
telah tertanam di tanah, kerugiannya adalah harus menggali tanah terlebih dahulu.
Untuk metode tensiometer, apabila tanah berada dalam kondisi kapasitas lapang
maka air dalam kolom jumlahnya tetap. Namun,jika tanah kadar airnya kurang
maka air yang ada dalam kolom akan berkurang karena merasap ke dalam tanah.
Hal ini menyebabkan meteran akan menunjuk pada angka tertentu. Dimana
semakin besar nilai yang ditunjukkan oleh meteran menunjukkan tingkat
kekeringan tanah dan sebaliknya, semakin kecil nilai yang ditunjukkan oleh
meteran berarti tanah itu semakin basah. Keunggulannya adalah dapat melihat
fluktuasi tanah yang terjadi, sedang kelemahannya adalah harus dengan kurva
standard dan butuh waktu lama dalam pengukurannya.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan metode gravimetri,
didapat hasil pada kedalaman 10cm memiliki kadar lengas sebesar 24,90 %,
kedalaman 15cm memiliki kadar lengas sebesar 22,60 %, dan kedalaman 20cm
memiliki kadar lengas sebesar 22,80 %. Dari ketiga kedalaman, yang memiliki
kadar lengas terbesar adalah pada kedalaman 10cm Sedangkan untuk metode
bouyoucos soil moisturemeter, didapat hasil pada kedalaman 10cm sebesar 5,27%,
pada kedalaman 15cm sebesar 4%, dan pada kedalaman 20cm sebesar 11,67%.
Pada metode ini, didapat kadar lengas terbesar pada kedalaman 20cm.
Saat dilakukan pengujian dengan metode tensiometer, alat mengalami
kerusakan sehingga didapat data yang tidak akurat. Hasil yang didapat dengan alat
tensiometer ketika praktikum didapat nilai status lengas tanah pada kedalaman
10cm sebesar 7, pada kedalaman 15cm sebesar 7, dan pada kedalaman 20cm
sebesar 5
Kadar lengas tanah menyatakan kemampuan penyerapan air dan
ketersediaan hara pada suatu tanaman, juga gaya gaya yang bekerja dalam
sistem tanah melalui butir butir tanah yang saling terikat. Sifat tanah seperti
struktur tanah, kemudahan pengolahan, bentuk tanah, dan aerasi juga dipengaruhi
oleh lengas tanah. Oleh karena itu Pembacaan kadar lengas tanah dan status
lengas tanah sangat penting bagi Teknik Pertanian agar mampu merekayasa
pengolahan yang cocok untuk tanah tersebut, alat yang cocok digunakan, dan
rekayasa lainnya seperti penambahan pupuk, zat hara dan sebagainya.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Metode pengukuran kadar lengas tanah adalah dengan metode gravimetri,
metode bouyoucos soil moisturemeter, dan metode tensiometer.
2. Dengan metode gravimetri diperoleh hasil pada kedalaman 10cm
memiliki kadar lengas sebesar 24,90 %, kedalaman 15cm memiliki kadar
lengas sebesar 22,60%, dan kedalaman 20cm memiliki kadar lengas
sebesar 22,80 %
3. Dengan metode bouyoucos soil moisturemeter diperoleh hasil pada
kedalaman 10cm memiliki kadar lengas sebesar 5,27%, kedalaman 15cm
memiliki kadar lengas sebesar 4% , dan kedalaman 20cm memiliki kadar
lengas sebesar 11,67%.
4. Dengan metode tensiometer untuk mendapat status lengas didapat hasil
pada kedalaman 10cm adalah 7, pada kedalaman 15cm adalah 7, dan pada
kedalaman 20cm adalah 5. Pada saat praktikum, alat tensiometer rusak
jadi hasil yang didapat tidak akurat.
mampu merekayasa
B. Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik, namun lebih baik jika sebelum
dilakukan praktikum alat yang digunakan dicek terlebih dahulu agar berfungsi
sebagai mestinya saat dilakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.
2009.
Kadar
Lengas
Pada
Tanah.
Dalam
http://davidgrackers.blogspot.com/2009/07/kadar-lengas-pada-tanah.html.
Diakses pada Selasa, 04 November 2014 Pukul 12.08 WIB.
Anonim2.
2014.
Status
Lengas
Tanah.
Dalam
http://www.ccitonline.com/statuslengastanah/tikiread_article.php?
articleId=178. Diakses pada Selasa, 04 November 2014 Pukul 12.00 WIB.
Bridges, E M. 1979. World Soils. Cambridge University Press. Cambridge:
New York.
Buckman, H.O. dan Nyle C. Brady.Ilmu Tanah. 1982. Bhratara Karya
Aksara: Jakarta.
Gardner. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana: Jakarta.
Susilo, P. 1999.
Jakarta.
KlasifikasiTanah Di DaerahTropis-Subtropis.Erlangga.
LAMPIRAN