Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat bahan
mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tersebut
masing-masing berbeda komposisinya untuk setiap jenis tanah, kadar air, dan
perlakuan terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah dapat
berubah keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-sifatnya yang meliputi
sifat fisik, sifat kimia dan sifat mekanis, serta keadaan lingkungan yang
keseluruhan menentukan produktifitas tanah. (Puspaningrum D dan Djabar M
2018). Tanah terdiri dari 3 fase yaitu cair, gas dan padat. Fase cari adalah air
tanah yang mengisi sebagian atau seluruh dari ruangan kosong di antara
partikel tanah.
Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan
mengalir pada permukaan tanah. Jadi tidak hanya berperan sebagai media
pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah
membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan
tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda
bergantung pada proses pembentukannya. Proses pembentukan tanah
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis) maupun kegiatan manusia.
(Hakim dkk, 1986).

Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah
jumlah air yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir
keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat.
Kadar air pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan
persentase berat kering. Pada saat daun tumbuhan yang terdapat dalam
tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara permanen sebagai
akibat pengurangan persediaan kelembaban tanah (Sutanto 2005).

Woodward dan Sheehy (1983) menyatakan, air tanah dapat diklasifikasikan


menjadi, yaitu air higrooskopis, air kapiler dan air gravitasi. Menurut
Syafruddin MH (2014) Air gravitasi adalah air yang terdapat dalam pori makro
dan bergerak bebas melalui pori-pori sebagai respon terhadap gravitasi. Air
gravitasi berperan penting dalam transportasi bahan-bahan terlarut dalam
media berpori. Air higroskopis yaitu air yang diiikat oleh partikel tanah dengan
sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman(Ichsan et al 2010).
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan
adhesi yang lebih kuat di bandingkan gaya gravitasi Air ini bergerak ke
samping atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini menempati pori
mikro dan dinding pori makro, ditahan pada tegangan antara 1/3 – 15 atm (pF
2,52 – 4,20).
Untuk mengetahui keadaan air tanah maka perlu ditetapkan kadar air
tanah dalam beberapa keadaan, seperti kadar air total, kapasitas lapang, dan
titik layu permanen. Kadar air kapasitas lapang (KAKL) merupakan
persentase air yang dapat dikandung oleh tanah setelah air bebas atau air
gravitasi habis mengalir ke bawah yang berada pada pF 2,54.(Walidayni F
2019) . Titik layu permanen merupakan kondisi dimana air terikat kuat oleh
matriks tanah sehingga air tanah tidak mampu lagi diambil atau ditarik oleh
system perakaran tanaman (Rachman et al. 2013). Kadar air total adalah
kadar air tanah yang diperoleh dengan jalan pengeringan tanah kering udara
di dalam oven pada suhu 1050C sampai bobotnya tetap.
Selain kadar air, hal lain yang dapat di teliti dari suatu tanah adalah bobot
isi tanah dan ruang pori total tanah.Hardjowigeno(2002) dalam Haridjaja et
al(2010) menyatakan bahwa bobot isi menunjukan perbandingan antara berat
tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah. Bobot isi
merupakan petunjuk kepadatan tanah.Semakin padat suatu tanah maka
semakin tinggi bobot isinya yang berarti tanah semakin sulit meneruskan air
atau ditembus akar tanaman. Ruang pori total tanah adalah seluruh runganan
dalam tanah utuh yang ditempati oleh udara dan air.

1.2 Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui serta memahami cara
menetapkan kadar air, bobot isi tanah, dan ruang pori total tanah.

BAB II
METODOLOGI

2.1 Tempat dan Waktu Percobaan


Praktikum kali ini dilakukan di Laboratorium Gunung Gede 004 Sekolah
Vokasi IPB. Praktikum dilakukan pada Senin, 2 Februari 2020.
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum penetapan bobot isi
tanah, penetapan bobot isi tanah,dan penetapan ruang pori total tanah berupa
contoh tanah utuh, timbangan, cawan alumunium, oven, gegep dan eksikator.

2.3 Metode Pengerjaan


Pada praktikum kali dipelajari cara penetapan kadar air dengan metode
gravimetrik. Pemisahan air dengan pemanasan biasa disebut dengan metode
gravimetrik, dan merupakan metode pengukuran secara langsung. Tahapan
pengerjaan metode gravimetrik dimulai dengan memasukkan contoh tanah
(±10 g) ke dalam cawan alumunium yang bersih dan kering serta diketahui
bobotynya, kemudian timbang tepat. Keringkan contoh tanah tersebut dalam
oven pada suhu 105oC sampai bobotnya tetap (± 24 jam). Dinginkan cawan
alumunium dan isinya dalam eksikator sampai mencapai suhu kamar ,
kemudian timbang tepat. Hitung kadar airnya atas dasar bobot tanah kering
oven 105o.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung, Lampung.


Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.
Yogyakarta: Kanisius.
Syahruddin MH. 2014. Persamaan Aliran Air Dalam Media BerporiSebagai
Aliran Airtanah (Groundwater). SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2014(SFN
XXVII), Denpasar :16-17 Oktober 2014. Hal 1-5.

Ichsan CN, Hayati M, Mashtura SP. 2010. Respon Kedelai Kultivar Kipas Putih
dan Wilis Pada Kadar Air Tanah yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Hasil.
Jurnal Agrista. 14(1): 25-29.
Woodward FI dan Sheehy JE. 1983. Principles and Measurements in
Environmental Biology. Oxford(UK): Butterworths and Heinemann.
Rachman LM, Wahjunie ED, Brata KR, Purwakusuma W, Murtilaksono K. 2013.
Fisika Tanah Dasar. Bogor (ID): IPB Pr.
Walidayni F. 2019. Kurva Penurunan Kadar Air Tanah Pada Berbagai Tekstur di
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang[skripsi]. Bogor(ID): Intsitut Pertaian
Bogor.
Haridjaja O, Hidayat Y, Maryamah LS. 2010. Pengaruh Bobot Isi Tanah
Terhadap Sifat Fisik Tanah dan Perkecambahan Benih Kacang Tanah dan Kedelai.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.15(3): 147-152.

Anda mungkin juga menyukai