Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH


(PDT 1209)
ACARA 2
PENETAPAN KADAR AIR TANAH

Oleh :
Erlin Widyastuti
A0B017023

PJ Asisten : Dea Johana


NIM : A1D016230

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2018
I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang cukup banyak di dunia ini,

ditandai dengan adanya lautan, sungai, danau dan lain-lain sebagainya. Tanah

memegang peranan penting dalam melakukan prespitasi air yang masuk ke dalam

tanah, selanjutnya sekitar 70% dari air yang diterima di evaporasi dan

dikembalikan ke atmosfer berupa air, dan tanah memegang peranan penting dalam

refersi dan penyimpanan. Sisanya itulah yang digunakan untuk kebutuhan

tranpirasi, evaporasi dan pertumbuhan tanaman.

Kandungan air dalam tanah dapat ditemukan dengan beberapa cara.

Sering dipakai istilah nisbi, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah

kisaran yang tidak pasti tentang kandungan air dan karena itu dapat ditafsirkan

bermacam-macam. Walaupun penentuan kandungan air tanah didasarkan pada

pengukuran gravimetrik, tetapi jumlah air lebih mudah dinyatakan dalam hitungan

volumetrik seperti nisbah air (water ratio).

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses

pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan

hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media

gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,

hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi,

garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan
juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman

memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.

B. Tujuan

Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang dan

kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air

dengan massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat.

C. Manfaat

Dapat menghitung kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang

dan kadar air maksmimum.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan maupun

tumbuhan. Seluruh proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup berlangsung

dalam media air. Air dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai

keperluan seperti keperluan rumah tangga, pertanian, ransportasi bahkan sampai

industri. Air sebagai pelarut universal, memiliki kemampuan ntuk melarutkan

berbagai zat, mulai fasa gas dari udara, fasa cair dari berbagai larutan, asa padat

dan juga mikroorganisme. Oleh karena itu air banyak sekali mengandung berbagai

zat terlarut maupun tidak terlarut, sehingga air sangat sukar diperoleh dalam

keadaan murni. Apabila kandungan berbagai zat tersebut tidak mengganggu

kesehatan manusia, maka air dianggap bersih. Air dikatakan tercemar apabila

terdapat gangguan terhadap kualitas air, 28 dimana kandungan berbagai zat sudah

melebihi ambang batas. Ambang batas kadar zat dalam air berbeda-beda untuk

jenis air sesuai peruntukannya. Misalnya kadar zat untuk air minum berbeda

ambang batasnya dengan kadar suatu zat untuk industri (Saridevi et all, 2013).

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses

pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan

hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media

gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,

hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi,

garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan
juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman

memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati (Sutanto, 2005).

Air terdapat di dalam tanah karena ditahan atau diserap oleh masa tanah,

tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik.

Baik kelebihan atau kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Gunanya air bagi pertumbuhan tanaman adalah sebagai unsure hara tanaman,

sebagai pelarut unsure hara dan sebagai bagian dari sel-sel tanaman

(Hardjowigeno, 2015)

Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya

adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam

tanah dibedakan menjadi :

1. Air Higroskopis

Merupakan air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat

digunakan tanaman (adhesi antara tanah dan air).

2. Air Kapiler

Air dalam tanah dimana gaya adhesi dan kohesi (tarik-menarik antara

butir-butir air) dan gaya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari

gravitasi. Air ini bergerak ke samping atau ke atas karena gaya-gaya

kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia

(dapat diserap) bagi tanaman (Hardjowigeno, 2015).

Koefisien air tanah merupakan koefisien yang menunjukkan potensi

ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman. Koefisien air tanah

terdiri dari sebagai berikut.


1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi dimana seluruh ruang pori

tanah terisi oleh air. Pada kondisi ini tegangan pada permukaan lapisan

hampir 0 - <1/3 atm, sehingga air ini terutama yang mengisi pori-pori

makro segera turun ke bawah tertarik oleh gaya grafitasi.

2. Kapasitas lapangan (field capacity) adalah kondisi dimana tebal lapisan

air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antar air-

udara meningkat hingga lebih besar dari gaya grafitasi, air grafitasi (pori-

pori makro) habis dan air tersedia (pada pori-pori meso dan mikro) bagi

tanaman dalam keadaan optimum. Kondisi ini terjadi pada tegangan

permukaan lapisan air sekitar 1/3 atm atau pF 2,54.

3. Koefisien Layu (titik layu permanen atau titik kelembaban kritis) adalah

kondisi kadar air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah

ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas dan mempertahankan

turgornya, sehingga tanaman menjadi layu secara permanen atau tak

dapat pulih lagi.

4. Koefisien Higroskopis adalah kondisi dimana air tanah terikat sangat kuat

oleh gaya matrik tanah, yaitu gaya pada tegangan minimal 31 atm. Air

yang tersisanya adalah air adhesi, yaitu air yang langsung terjerap ke

permukaan bahan padat tanah, berbentuk Kristal dan tidak tersedia bagi

tanaman (Hanafiah, 2004).

Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang

terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula

menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro.
Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada

tanah. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan istilah nisbi,

seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh (Hakim, 1986).

Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau

isi. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan

air jenuh.Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal.

Tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan

daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun

kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Gaya gravitasi tidak

berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, 1986).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum pengamatan kadar air tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu

Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Kegiatan praktikum

dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2018 pukul 15.00 WIB s/d selesai.

B. Alat dan Bahan

Dalam praktikum kali ini, alat-alat yang digunakan antara lain adalah botol

timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, bejana

seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2 mm, bak perendam, serbet, kertas saring,

oven, tang penjepit dan eksikator. Bahan yang digunakan adalah contoh tanah

yang sudah dikeringanginkan.

C. Prosedur Praktikum

1. Kadar air tanah kering angin(udara)

a. Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang

(=a gram).
b. Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter

2mm, kurang lebih setengahnya, ditutup, lalu ditimbang kembali (=b

gram).

c. Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan kedalam oven dengan

keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu 105-1000 C

selama minimal 4 jam.

d. Setelah waktu pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan

menggunakan tang penjepit.

e. Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan

menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator selama

15 menit.

f. Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang

penjepit untuk ditimbang dengan timbangan yang sama (=c gram).

Perhitungan :

(𝑏−𝑐)
Kadar air tanah kering angin = (𝑐−𝑎) × 100%

Ket : (b – c)= massa air

(c – a)= massa tanah kering mutlak (massa padatan)

2. Kadar air Kapasitas Lapang (metode pendekatan)

a. Keranjang kuningan dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang (= a

gram).

b. Keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan kedalam bejana seng


c. Contoh tanah kering angin ∅ 2 mm dimasukkan ke dalam keranjang

kuningan setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa

ditekan.

d. Diteteskan air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara perlahan-lahan

pada 3 titik tanpa bersinggungan ( 1 titik = 0,67 ml), kemudian bejana seng

ditutup, diletakkan ditempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit.

e. Keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati

hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (=b gram).

Perhitungan:

2
Kapasitas lapang = 𝑏− (a+2) × 100% + 𝐾𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎

3. Kadar air maksimum tanah

a. Cawan tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label

secukupnya.

b. Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan

menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet

(lap), dimasukkan kedalam petridis kemudian ditimbang (= a gram).

c. Cawan tembaga porus dikeluarkan dari petridis, isi dengan contoh tanah

halus (∅ 0,5 mm) kurang lebih 1/3 nya. Cawan diketuk-ketuk secara

perlahan sampai permukaan tanahnya rata, contoh tanah halus

ditambahkan lagi 1/3 nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga
porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan dengan

colet.

d. Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu

kayu di bawahnya agar air bebas masuk kedalam cawan tembaga porus.

Perendaman dilakukan selama 12-16 jam.

e. Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak

perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet,

dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam cawan petridish

yang digunakan pada waktu penimbangan pertama, lalu ditimbang (=b

gram).

f. Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan

suhu 105-1100 C.

g. Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit

dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil

dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (=c gram).

h. Tanah yang ada didalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga

porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan petridis yang sama lalu

ditimbang beratnya (= d gram).

Perhitungan :

(𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑑)
Kadar air maksimum = × 100%
(𝑐−𝑑)
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tanah kering udara

Kadar air Tanah


Botol timbang (a) + contoh (b) setelah
Ulangan Kering Udara
kosong (a g) tanah (b g) dioven (c g)
(%)

Ka 1 27,86 gram 37,28 gram 1,294 gram –135,4%


Ka 2 22,44 gram 32,84 gram 1,135 gram –148,8 %

Rata - –142,1%
rata

(𝑏−𝑐)
 Kadar air 1 =(𝑐−𝑎) x 100%

(37,28−1,294)
= (1,294−27,86) x 100%

35,986
= −26,566 x 100%

= –135,4%

(𝑏−𝑐)
 Kadar air 2 = x 100%
(𝑐−𝑎)

(32,84−1,135)
= (1,135−22,44) x 100%

31,705
= −21,305 x 100%

= –148,8%
𝐾𝑎 1+𝐾𝑎 2
 Rata-rata Ka = 2
−135,4+(−148,8)
= 2

= – 142,1%

2. Kapasitas Lapang

Keranjang (a) + gumpalan Kadar air


kuningan tanah kapasitas
Ulangan
kosong (a basah (b lapang
g) g) (%)
KL-1 79,93 gram 87,57 gram –107,1%

KL-2 72,49 gram 82,05 gram –115,7%

Rata - –111,4%
rata

2
 KL-1 = 𝑏−(𝑎+2) × 100% + Ka

2
= 87,57−(79,93+2) × 100% + (-142,1)

2
= 87,57−(81,93) × 100% – 142,1

= 0,35 × 100% – 142,1


= –107,1%
2
 KL-2 = 𝑏−(𝑎+2) × 100% + Ka

2
= 82,05−(72,49+2) × 100% + (–142,1)

2
= 82,05−74,49 × 100% – 142,1

= 0,264 × 100% – 142,1


= –115,7 %
𝐾𝐿 1+𝐾𝐿 2
 KL Rata – rata = 2
−107,1%+(−115,7%)
= 2
= –111,4%

3. Kadar air maksimum

Cawan (b) Petridish


+ (a) + + Kadar
tanah setelah air
kertas saring diove cawan +
Ulangan basah Maksimu
jenuh + n kertas saring
jenuh m
petridish (a 24 jam (c setelah
air (b g) (%)
g) g) dioven (d g)
KAM-1 84,93 gram 65,47 gram 3,588 gram 2,999 gram -3403%

KAM-2 91,18 gram 2,158 gram 2,158 gram 3,198 gram 2141%

Rata – rata -1,589%

(𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑑)
 KAM-1 = × 100%
(𝑐−𝑑)
(65,47−84,93)−(3,588−2,999)
= × 100%
(3,588−2,999)
(−19,46−0,589)
= × 100%
0,589
−20,049
= × 100%
0,589

= -3403%
(𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑑)
 KAM-2 = × 100%
(𝑐−𝑑)
(67,87−91,18)−(2,158−3,198)
= × 100%
(2,158−3,198)
−23,31−(−1,04)
= × 100%
−1,04

= 21,04 × 100%
= 2141%
𝐾𝐴𝑀 1+𝐾𝐴𝑀 2
 KAM Rata – rata = 2
−3,403%
= 𝟐𝟏𝟒𝟏%
= –1,589%
B. Pembahasan

Berikut adalah pengertian air tanah menurut para ahli.

1. Air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir dibawah

permukaan tanah sbagai akibat stuktur perlapisan geologi, beda potensi

kelembapan tanah dan gaya gravitasi bumi. Air bawah tanah tersebut biasa

dikenal dengan air tanah (Asdak, 2002).

2. Air tanah adalah air yang menempati rongga-ronggadalam lapisan geologi.

Lapisan tanah yang terletak di bawah poermukaan tanah dinamakan lajur

jenuh (saturated zone) dan lajur tidak jenuh terdapat di atsa lajur jenuh

sampai ke permukaan tanah yang roingga-rongganya berisi air dan udara

(Soemarto, 1989).

3. Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat

dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau

dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir

ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978;

Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie, 1996).

4. Air tanah adalah air yang tersimpan pada lajur jenuh yang kemudian

bergerak sebagai aliran melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang ada

di bumi sampai air tersebut keluar sebagai mata air atau terkumpul masuk

ke kolam, danau, sungai, dan laut. Batas atas lajur jenuh air disebut dengan

muka air tanah (water table) (Fetter,1994).

5. Air yang berada pada lajur jenuh adalah bagian dari keseluruhan air bawah

permukaan yang biasa disebut air tanah (groundwater). Air bawah bawah
tanah (underground waterdan sub terranean water) adalah istilah lain

yang digunakan untuk air yang berada pada lajur jenuh, namun istilah yang

lazim digunakan adalah air tanah (Johnson, 1972).

6. Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam

ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung

membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui

oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada

pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut

lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang

dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer (Herlambang 1996).

Banyak manfaat air tanah bagi kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya

manusia yang memanfaatkan air tanah, tetapi juga tumbuhan dan hewan. Bagi

manusia air tanah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari,

misalnya untuk mandi, air minum, dan sebagainya. Air tanah merupakan sumber

air minum utama bagi masyarakat Indonesia. Tumbuhan juga sangat memerlukan

air tanah, karena air tinggal di dalam tanah, dan tumbuhan sangat bergantung pada

air tanah.

Hewan tertentu juga tergantung pada air tanah. Tak sedikit hewan yang

hidup dalam tanah, yang kelangsungan hidupnya tak lepas dari peran air tanah.

Berkurangnya air tanah menyebabkan banyak tanah kekeringan, sehingga tanaman

tidak dapat tumbuh, dan banyak hewan yang hidup di dalam tanah akan mati.

Selain itu manusia juga kesulitan mencari air untuk kebutuhan hidupnya, terutama

untuk minum memasak, mandi, dan mencuci. Oleh karena itu kita harus menjaga
air tanah agar tetap lestari dan tidak tercemar oleh bahan-bahan kimia seperti

minyak, bensin, oli, dan lain sebagainya. Manfaat air tanah antara lain sebagai

berikut :

 Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mandi, mencuci, memasak, dan air

minum.

 Irigasi, yaitu sumber air bagi pertanian, misalnya sumur bordi daerah

Indramayu, Jawa Barat.

 Perindustrian, yaitu dimanfaatkan sebagai sumber air industri,misalnya

industri tekstil dimanfaatkan untuk pencelupan, industri kulit untuk

membersihkan kulit, dan lain-lain.

 Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi, menyediakan

kebutuhatan air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan, dan merupakan

persediaan air bersih secara alami.

 Di salah satu pedukuhan kecil kawasan karst Gombong Selatan, sungai

bawah tanah digunakan sebagai sumber pembangkit listrik dengan

distribusi pembagian jumlah daya yang mereka kelola sendiri. Meskipun di

Kecamatannya sendiri belum teraliri listrik dari PLN.

 Sebagai laboratorium alam, sungai bawah tanah memiliki biota, sistem

hidrologi dan unsur lain yang spesifik. Berbagai ilmu yang menyangkut

biota, gua beserta lingkungannya, genesa gua dan lain sebagainya terdapat

satu unifikasi ilmu yaitu speleologi.

 Untuk wisata umum, di Kalimantan Selatan ada dua buah gua yang dapat

dilayari yang mulai dikembangkan sebagai objek wisata.


 Wisata minat khusus, untuk penggemar kegiatanalam bebas (caving, cave

diving, black water rafting). Berbagai macam kondisi yang multi komplek

cukup menantang untuk penggemar kegiatan alam bebas. Saat ini

perkembangan kegiatan caving dan kegiatan alam lain yang berhubungan

banyak dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri.

Menurut KBBI air tersedia berarti banyaknya air dalam tanah pada

sebarang waktu yang dinyatakan dalam persentase berat tanah kering. Air tersedia

adalah bagian air tanah yang dapat segera diambil tumbuhan (Rif’ai, 2004).

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas

lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga

bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang

dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik

layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan

pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik

layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas

lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga

bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang

dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik

layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan

pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik

layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).


Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen

disebut total air tanah tersedia (TAW, Total Available Water). Titik kritis adalah

batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering

diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda

untuk berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian

di lapangan (Benami dan Offen, 1984 dalam Yanwar , 2003).

Penetapan kadar air dilakukan untuk mengetahui kadar air tanah awal

sebelum adanya perlakuan, sehingga dapat ditetapkan jumlah air yang harus

ditambahkan untuk mencapai kapasitas lapang tiap metode (Alhricks, Drainase

bebas, dan Pressure plate). Penetapan kadar air ini menggunakan contoh tanah

yang telah dikering udarakan dan dilakukan secara gravimetri yaitu dilakukan

dengan cara menimbang sejumlah contoh tanah dalam cawan timbang dengan

berat tertentu (X= berat kering udara (BKU)), lalu dikeringkan dalam oven pada

suhu 1050C sampai beratnya tetap, kemudian contoh tanah tersebut ditimbang

kembali (Y= berat kering mutlak (BKM)). Kadar air dihitung dengan persamaan

sebagai berikut: Kadar Air = (X-Y)/Y x 100% (Setianigsih, 2013).

Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air

gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau

setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam, sehingga air gravitasi sudah

turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah mengandung air yang optimum

bagi tanaman karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya

berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm

atau pada pF 2,54 (Harjowigeno, 2010).


Pengukuran kadar air perlu dilakukan untuk mengetahui berat kering dari

suatu bahan. Faktor-faktor yang menmpengaruhi pengukuran kadar air salah

satunya yaitu tanah kering angin mash mengandung air dan apabila dipanaskan

pada suhu 105oC, maka air akan menguap dan mengakibatkan keadaan air tersebut

tidak stabil serta mengakibatkan penyimpangan sebagai dasar penghitungan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhipengukuran kadar air yaitu kesalahan

metode atau prosedur yang sering kali dilakukan, hal ini akan berpengaruh

langsung terhadap hasil pengitungan (Rosmarkam dan Yuwono, 2009).

Kadar air kering untuk menghilangkan air pada tanah membutuhkan suhu

oven pada kisaran 105 C – 110 C. Penggunaan suhu oven yang seperti itu

mengakibat kan tanah menjadi lebih stabil untuk menghitung kadar air mutlak.

Kadar air mutlak digunakan untuk mengukur pori tanah yang berada di tanah guna

mengetahui daya serap tanah terhadap air. Daya serap tanah dipengaruhi oleh

bahan organik, apabila bahan organic tinggi maka kadar air atau daya serap tanah

semakin tinggi karena sifat dari bahan organic yang mampu menyimpan air

dengan banyak (Brendan, 2014).

Kadar air maksimum adalah banyaknya air maksimum yang dapat

diserap oleh tanah. Menurut literatur, kadar air maksimum suatu jenis tanah

ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan

pelapisan tanah (Nurhajati Hakim et al, 1986).

Cawan tembaga porus harus direndam terlebih dahulu selama 12-16 jam

kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air

terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat


memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah

tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah

dikering ovenkan dalam oven pada suhu1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu.

Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung

dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan

udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang

bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air

tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air

jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertical tetapi juga horizontal.

Gaya grafitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, 2011).

Eksikator terbuat dari gelas jenis boroksilat, plastik atau mika. Di dalam

eksikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin yang digunakan

untuk meletakkan alat-alat gelas. Di bawah piringan tersebut terdapat bahan

pengering yang umumnya terbuat silikagel, asam sulfat pekat, fofor pentaoksida,

kalsium oksida dan sebagainya. Pada tutupan eksikator diberi bahan pelican

seperti silicon grease, agar dapat tertutup dengan rapat. Eksikator berfungsi untuk

mendinginkan bahan atau gelas seperti krus porselin, botol timbang yang telah

dipanaskan dan akan ditimbang. Fungsi eksikator tersebut seirama dengan

penggunaan eksikator pada praktikum ini (Nurhayati, 2009).

Dengan menggunakan rumus perhitungan yang ada diperoleh kadar air

tanah kering udara ultisol yaitu sebesar -135,4% dan -148,8%, sehingga diperoleh

rata-rata sebesar -142,1%. Hasil itu diperoleh melalui penghitungan perbandingan

massa tanah sebelum dan sesudah dioven. Berat yang hilang setelah dioven adalah
bobot air (Agus, 2005). Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur, bahwa

tidak mungkin hasil pengurangan dalam perhitungan hasilnya minus. Jika hasilnya

minus berarti ada kesalahan saat penimbangan. Kadar kering udara pada tanah

kering cawan 1 dan cawan 2 berbeda dalam persentasenya, tetapi kemampuan

untuk menahan airnya sama. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh kandungan

bahan organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring sampel. Hal ini sesuai

dengan literature yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar

bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik

tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah

maka kadar air juga semakin tinggi. Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-

pori. Ruang pori-pori ini penting oleh karena ruang pori-pori ini di isi oleh air dan

udara (Nurhajati Hakim et al, 1986).

Pada perhitungan kadar air kapasitas lapang diperoleh hasil bahwa kadar

air kapasitas lapang ultisol adalah -107,1% dan -115,7% sehingga diperoleh rata-

rata sebesar -111,4%. Hasil ini diperoleh melalui perbandingan massa air dan

massa tanah ditambah dengan kadar air. Tinggi rendahnya kapasitas lapang

tergantung pada jenis tanah dan ruang pori-pori total pada setiap jenis tanah

berbeda sebab ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi

sebagian dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisien

dalam lalu lintas air maupun udara. Hal ini sesuai literature yang menyatakan

bahwa jika pemberian air pada permukaan tanah dihentikan, air akan turun ke

bawah lebih cepat (Saridevi et al, 2013).


Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil, dalam tanah-

tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas lapang rendah.

Sebaliknya, top soil yang bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori-pori

total yang sebagian besar terdiri dari pori-pori kecil. Kapasitas lapang merupakan

suatu keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak

yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi (Saridevi et al, 2013).

Pada praktikum yang kami lakukan untuk menentukan kadar air

maksimum dari tanah ultisol. Kadar air maksimum tanah diperoleh hasil -3403%

dan 2141% sehingga diperoleh rata-rata -1,589%. Kadar air maksimum adalah

banyaknya air maksimum yang dapat diserap oleh tanah. Menurut literatur, kadar

air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel

tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Nurhajati Hakim et al, 1986).
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kadar air

kering udara adalah -142,1%. Nilai rata-rata kadar air kapasitas lapang adalah -

111,4%. Nilai rata-rata kadar air maksimum adalah -1,589%.

B. Saran

Dalam melakukan kegiatan praktikum sebaiknya praktikan melakukan

dengan teliti agar mendapatkan hasil yang benar dalam perhitungannya.


DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay, 2002, Hydrology and Watershed Management , Gajah Mada

Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bharata Karya Aksara.

Hakim, N, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Hakim, N. dkk. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung :Penerbit Universitas

Lampung.

Hanafiah, Kemas. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hardjowigeno, Sarwono.2010. Ilmu Tanah – Edisi Ketujuh. Akademika

Pressindo: Jakarta.

Nurhayati Hakim et al. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lembaga Penelitian

Universitas Lampung. Lampung.

Nurhayati. 2009. Pengaruh Cekaman Air Pada Dua Jenis Tanah Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai ( Glycine Max (L.) Merril). Jurnal

Floratek, Vol 4 (1): 55-64.

Rifa'i, Mien.A. Kamus biologi/penyususn akhir Mien A.rifai cetakan ke-4,

Jakarta Balai Pustaka, 2004 halaman 8

Saridevi, G.A.A.R, I Wayan D Atmaja, I Made Mega. 2013. Perbedaan Sifat

Biologi Tanah pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan di Tanah Andisol,

Inceptisol, dan Vertisol. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol.2 No.4:

215-217.
Setianingsih, M. 2013. “Pentapan Kadar Air Kapasitas Lapang Dengan Metode

Alhricks, Drainase Bebas, dan Pressure Platepada berbagai Tekstur

Tanah Untuk Tanaman Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)”.

Skripsi.Fakultas Institut Pertanian Bogor.

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.

Yogyakarta: Kanisius.

University Press, Yogyakarta.


LAMPIRAN

A. Bahan Praktikum

Contoh tanah halus Air (Sebagai pelarut) Contoh tanah halus

Contoh tanah yang dkeringanginkan


B. Alat - Alat

Botol Semprot

Botol timbang Timbangan

Bejana seng

Anda mungkin juga menyukai