ACARA II
PENETAPAN KADAR AIR TANAH
Oleh :
Nama : MARTHA WIRA PRATAMA
NIM : A1L114013
A. Latar Belakang
Makhluk hidup tidak dapat berpijak jika tidak ada tanah. Tanah adalah
Manusia dan hewan darat melakukan kegiatan seperti hidup, tumbuh dan
Dalam siklus hidrologi, air hujan yang jatuh mencapai tanah akan
melalui celah-celah dan pori-pori serta batuan yang ada dibawah tanah
tetapi juga sebagai media pengatur air. Kondisi tanah menentukan jumlah
air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanahseperti pada
proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang
mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga
kemampuan tanah menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima
ke bawah. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya
adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi: air
B. Tujuan
gravimetri.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
kisaran yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh
dapat diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air
dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah
adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi
1. Air Higroskopis
menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah
2. Air Kapiler
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya
kapiler. Air kapiler ini menempati pori mikro dan dinding pori
makro, ditahan pada tegangan antara 1/3 15 atm (pF 2,52 4,20).
dalam media air. Air dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai
berbagai zat, mulai fasa gas dari udara, fasa cair dari berbagai larutan, asa padat
dan juga mikroorganisme. Oleh karena itu air banyak sekali mengandung berbagai
zat terlarut maupun tidak terlarut, sehingga air sangat sukar diperoleh dalam
kesehatan manusia, maka air dianggap bersih. Air dikatakan tercemar apabila
terdapat gangguan terhadap kualitas air, dimana kandungan berbagai zat sudah
melebihi ambang batas. Ambang batas kadar zat dalam air berbeda-beda untuk
jenis air sesuai peruntukannya. Misalnya kadar zat untuk air minum berbeda
ambang batasnya dengan kadar suatu zat untuk industri (Saridevi et all, 2013).
3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
petridis, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2 mm, bak
perendam, batang bambu kecil, botol semprot, kertas saring, oven, tang
penjepit, dan eksikator. Bahan yang digunakan adalah air dan tanah
B. Prosedur Kerja
Rumus :
( )
= 100%
( )
ditimbang (a gram)
Rumus :
2
= 100% +
( + 2)
3. Kadar Air Maksimum Tanah
diberi label
dengan colet
ditimbang (b gram)
f. Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven
(c gram)
rumus:
( ) ( )
= 100%
( )
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Ka 1 = 100%
30,8329,95
= 29.9522.65 100%
0.88
= 7.30 100% = 12.05 %
Ka 2 = 100%
32.7131.89
= 31.8924.97 100%
0.82
= 6.92 100% = 11.84 %
Rata-rata Ka = (Ka 1 + Ka 2) : 2
= (12.05 + 11.84) : 2
= 11.76 %
2. Kapasitas Lapang
(a) + Kadar air
Ulang KeranjangKuningan
gumpalantanah kapasitaslap
an Kosong (a.g)
basah (b.g) ang (%)
KL 1 79.51 92.03 31.06 %
KL 2 81.60 92.93 33.27 %
32.56
Rata-Rata
%
2
KL 1 = 100% + 1
(+2)
2
= 92.03(79.51+2) 100% + 12.05
2
= 10.52 100% + 12.05
= 31.06 %
2
KL 2 = 100% + 2
(+2)
2
= 92.93(81.60+2) 100% + 11.84
2
= 9.33 100% + 11.84
= 33.27 %
Rata-rata KL = (KL 1 + KL 2) : 2
= (31.06 + 33.27) : 2
= 32.16 %
3. Kadar Air Maksimum
Cawan + (b) Petridis + Kadar
(a) +
Ula KertasSari setelah cawan + air
tanahbas
nga ngJenuh + diove kertassaringse maksi
ahjenuh
n Petridis 24 jam telahdioven mum
air (b.g)
(a.g) (c.g) (d.g) (%)
Ka 82.67
91.46 162.19 128.01 89.29
m1 %
Ka 66.69
100.09 158.85 123.48 88.23
m2 %
74.68
Rata-Rata
%
() ()
KAM 1 = ()
100%
(162.1991.46) (128.0189.29)
= (128.0189.09)
100%
(70.7338.72)
= 100%
38.72
32.01
= 38.72 100%
= 81.67 %
() ()
KAM 2 = ()
100%
(158.85100.09) (123.4888.23)
= (123.4888.23)
100%
(58.7635.25)
= 100%
35.25
23.51
= 35.25 100%
= 66.69 %
= (81.67 + 66.69 ) : 2
= 74.68 %
B. Pembahasan
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam
ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu dan didalam retak-retak
dari batuan. Yang terdahulu disebut air lapisan dan yang terakhir disebut air celah
Keberadaan air tanah sangat tergantung besarnya curah hujan dan besarnya
air yang dapat meresap kedalam tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah
kondisi litologi (batuan) dan geologi setempat. Kondisi tanah yang berpasir lepas
atau batuan yang permeabilitasnya tinggi akan mempermudah infiltrasi air hujan
kedalam formasi batuan. Dan sebaliknya, batuan dengan sementasi kuat dan
kompak memiliki kemampuan untuk meresapkan air kecil. Dalam hal ini hampir
semua curah hujan akan mengalir sebagai limpasan (runoff) dan terus ke laut.
industri, serta penebangan hutan tanpa kontrol. Hal tersebut akan sangat
mempengaruhi infiltrasi terutama bila terjadi pada daerah resapan (recharge area)
(Usmar dkk., 2006). Manfaat air tanah bagi kehidupan antara lain:
1. Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi
simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air
ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah
lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air
(Indranada, 1994)
mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai
Kandungan air antara kapasitas lapang dan titik kritis disebut RAW
pada air tanah menurun energi potensial dan membuatnya kurang tersedia untuk
ekstraksi akar tanaman. Ketika tanah basah, air memiliki energi potensial yang
tinggi, relatif bebas bergerak dan mudah diambil oleh akar tanaman. Di tanah
kering, air memiliki energi potensial yang rendah dan sangat terikat oleh kapiler
dan kekuatan serap ke matriks tanah, dan kurang mudah diekstraksi oleh tanaman.
tanah, dimaksudkan untuk menahan air tersedia bagi tanaman. Setelah hujan deras
atau irigasi, tanah akan menguras sampai kapasitas lapang tercapai. Kapasitas
lapang adalah jumlah air yang tanah baik dikeringkan harus terus melawan gaya
gravitasi, atau jumlah air yang tersisa ketika drainase bawah telah menurun
tajam. Dengan tidak adanya pasokan air, kandungan air di zona akar menurun
sebagai akibat dari penyerapan air oleh tanaman. Sebagai penyerapan air
berlangsung, air yang tersisa diadakan untuk partikel tanah dengan kekuatan yang
lebih besar, menurunkan energi potensial dan membuatnya lebih sulit bagi
tanaman untuk ekstrak. Akhirnya, tercapai suatu titik di mana tanaman tidak bisa
lagi mengambil air yang tersisa. Penyerapan air menjadi nol ketika titik layu
tercapai. Titik layu adalah kadar air di mana tanaman akan layu permanen.
gaya gravitasi dan akan menguras dan sebagai kadar air di bawah titik layu tidak
dapat diekstraksi oleh akar tanaman, total air yang tersedia di daerah perakaran
adalah perbedaan antara kadar air di lapangan kapasitas dan layu titik. TAW
adalah jumlah air yang tanaman dapat mengekstrak dari zona akar, dan besarnya
Meskipun mudah air yang tersedia (RAW) secara teoritis tersedia sampai
titik layu, penyerapan air tanaman berkurang baik sebelum titik layu
tercapai. Dimana tanah cukup basah, tanah persediaan air yang cukup cepat untuk
memenuhi permintaan atmosfer dari tanaman, dan serapan air sama ET c. Sebagai
kadar air tanah berkurang, air menjadi lebih kuat terikat pada matriks tanah dan
lebih sulit untuk mengekstrak. Ketika kadar air tanah turun di bawah nilai ambang
batas, air tanah tidak lagi dapat diangkut cukup cepat menuju akar untuk
TAW yang tanaman dapat mengekstrak dari zona akar tanpa menderita stres air
RAW = p TAW
Dimana RAW air tanah tersedia di zona akar [mm],
p fraksi rata-rata total air yang tersedia Tanah (TAW) yang dapat habis dari zona
pada keadaan kelembaban tanah berada disekitar kapastitas lapang karena dalam
keadaan tersebut oksigen cukup tersedia dan tegangan air cukup rendah sehingga
memudahkan absorbsi air. Ketika air diserap, lapisan air menjadi tipis dan
berlangsung sampai kadar air mendekati titik layu. Pada keadaan titik layu, laju
ada dua hal yang berkaitan antara pertumbuhan tanaman dan keadaan kelembaban
tanah, yaitu kekurangan oksigen pada kadar air yang tinggi (tegangan air rendah)
dan laju absorbsi air yang rendah pada kadar air yang rendah (tegangan air tinggi)
(FAO, 2011).
tersebut memiliki kadar air kering udara sebesar 12.05% pada percobaan Ka1 dan
11.84% pada percobaan Ka2, sehingga ditetapkan kadar air kering tanah udara
dengan rata-rata sebesar 11.76%. Kadar Air Kapasitas Lapang pada tanah
sebesar 31.06% dan di percobaan KL2 didapatkan hasil nilai kapasitas lapang
sebesar 33.27%, sehingga nilai rata-rata kapasitas lapang untuk tanah inseptisol
sebesar 32.16%. Percobaan ketiga, yaitu percobaan Kadar Air Maksimum Tanah
didapatkan hasil kadar air maksimum sebesar 82.67% pada percobaan KAM1 dan
hasil sebesar 66.69% pada percobaan KAM2, sehingga didapatkan hasil rata-rata
kadar air kapasitas maksimum tanah tanah inseptisol sebesar 74.68%. ini sama
halnya sepertu menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah
karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau
karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh
tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lain halnya dengan
kadar air maksimum, suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau
partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tekstur tanah
Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab
tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula. Demikian lah yang terjadi pada
derajat kerut tanah yang kami praktikumkan sama halnya dengan teori menurut
A. Kesimpulan
1. Kadar air tanah kering udara dari contoh tanah yang diamati
33.27%.
74.68%.
B. Saran
lama untuk mengetahui kadar air tanah maka diperlukan timer untuk
Hanafiah, Kumparg & Sutherland, R.A. 2007. Spatial variability of 137Cs and
Indranada & Zapata,F. 2002, Handbook for the assessment of soil erosion and
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Sumur/sumur.html. Di akses
Mori, dkk. 1999. Mengenal Tanah sebagai Media Tanam Hortikultura. Article
.Vol 2 No 4: 215-217.
Usman, Haryato dan Sidik Hadi T. 2006. Teknologi Konservasi Air pada
158.
http://ejurnal.perpustakaan.ipb.ac.id/files/D_Djaenudin_beberapa_sifa