Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM I

HUBUNGAN AIR , JARINGAN DAN DENGAN TANAH

A. Tujuan :
Untuk mengetahui kemampuan tanah mengikat air dan gerak kapilaritas
air pada beberapa tekstur tanah

B. Dasar Teori
Tanah merupakan media penting bagi tumbuhan karena tanah
menyediakan berbagai kebutuhannya. Tanah berperan menopang
tegaknya tubuh tumbuhan, disamping mensuplai hampir seluruh nutrisi
yang dibutuhkan. Air merupakan salah satu komponen tanah yang
menjadi pelarut dan media reaksi kimia dalam tanah. Keberadaan air
dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk, meliputi air gravitasi, air
kimia, air higroskopis dan air kapiler. Air kapiler dan air higraskopis dapat
dimanfaatkan (diserab) akar tumbuhan, sedangkan yang lain adalah tidak.
Ketersediaan air dalam tanah sangat dipengaruhi oleh struktur dan tekstur
tanah itu sendiri. Tanah bertekstur pasir, debu dan liah memiliki daya ikat
terhadap air yang berbeda. Untuk mengetahui hubungan tanah dengan air
perlu dilakukan pengamatan secara cermat, melalui percobaan-
percobaan.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Pipa gelas berdiameter 5 cm, panjang 60 cm, 3 buah
2. Tiga jenis sampel tanah : pasir, lempung, liat
3. Kain kasa
4. Beker gelas, 3 buah
5. Statip dan klem secukupnya
D. CARA KERJA
Gerak kapilaritas air :
1. Keringkan ke tiga sampel tanah sampai tidak mengandung air
2. Sumbatlah salah satu ujung pipa kaca dengan kain kasa (sebagai
alas).

1
3. Masukkan sampel tanah ke dalam pipa sampai 2/3 bagian
4. Tegakkan pipa dengan statip dan masukkan alas pipa tersebut
dalam beker gelas yang telah diisi air setinggi 5 cm
5. Amatilah perambatan air dalam ketiga pipa gelas dari menit ke
menit. Amati pada pipa manakah airnya paling cepat merambat.
6. Ukurlah tinggi kenaikan air tiap 5 menit selama 30 menit.
7. Masukkan data hasil pengamatan ke dalam tabel.

Tabel: pengamatan ketinggian air (cm) kapiler pada tabung ketiga


jenis tanah
Hari Pasir Lempung Liat
Ke
Tab-1 Tab-2 Tab-3 Tab-1 Tab-2 Tab-3 Tab-1 Tab-2 Tab-3

E. Analisis Data :
1. Hitung rata-rata kecepatan perambatan air pada ketiga jenis tanah
per menit
2. Buatlah grafik laju kenaikan air kapiler pada pengukuran tiap 5 menit,
pada ketiga jenis tanah

F. Bahan Diskusi
1. Pada jenis tanah apakah gerak kapilaritaas air paling cepat ?
2. Bagaimana urutan kecepatan gerak kapilaritas pada ketiga jenis
tanah tersebut ?
3. Beri penjelasan mengapa gejalanya demikian ?
4. Bagaimana kaitan dengan peluang ketersediaan air bagi tanaman
apabila ketiga jenis tanah digunakan sebagai media tanam ?

Kemampuan tanah mengikat air

2
1. Keringkan ke-3 sampel ( tanah pasir, lempung, liat ) tanah sampai
tidak mengandung air.
2. Tutuplah salah satu lubang pipa kaca lampu (semprong) dengan
karet penyumbat yang telah diberi saluran buangan air kasa.
Timbanglah beratnya.
3. Masukkan sampel tanah ke dalamnya sampai ketinggian 5 cm dari
dasar kaca, lalu timbanglah berat totalnya.
4. Hitung berat tanahnya dan hitung pula volumenya.
5. Tegakkan pipa dengan statip.
6. Tuangkan 20-25 ml air melalui mulut pipa, dan biarkan air meresap
ke dalam tanah.
7. Ukur kecepatan tanah melalukan air dengan mencatat waktu yang
dibutuhkan dari awal penuangan air sampai tetes pertama muncul.
8. Biarkan air terus lalu sampai tidak ada lagi air yang menetes keluar.
Keadaan air tanah itu disebut dalam keadaan kapasitas lapangan
(field capacity).
5. Catat volume yang dilalukan (tertampung dalam beker) dan hitung
berapa air tertahan oleh partikel tanah (volume mula-mula volume
dilalukan)
6. Biarkan tanah dalam porositometer, ukurlah laju penurunan berat
selama 3 hari berturut-turut.
7. Masukkan data hasil pengamatan kemampuan tanah mengikat air
dalam tabel berikut:
Tabel : kadar air tanah (g) pada kapasitas lapangan pada 3 jenis tanah
Pasir Liat lempung
Wkt Volume Wkt Volume Wkt Volume
Ulangan tetes 1 air tetes 1 air tetes 1 air
tertahan tertaha tertahan
n
1
2
3
N
rerata

3
G. Tugas Pengembangan :
1. Perlakuan apa yang sebaiknya dilakukan bila kita menanam
tumbuhan pada tanah lempung dan tanah pasir ?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kapilaritas air pada
tanah?

4
PRAKTIKUM II
HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR

A. Tujuan
Untuk mengukur kadar air yang ada pada bagian tanaman dan mengukur
turgiditas relative dan defisit air dari jaringan tumbuhan

B. Dasar Teori
Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, dimana air menyusun
60-90 % dari berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman
berbeda-beda, hal ini bergantung pada habitat dan jemis spesies
tumbuhan tersebut. Tumbuhan herba lebih banyak mengandung air
daripada tumbuhan perdu. Tumbuhan yang berdaun tebal mempunyai
kadar air antara 85-90 %, tumbuhan hidrofik 85-98 % dan tumbuhan
mesofil mempunyai kadar air antara 100-300 % (Fitter dan Hay, 1981).
Kuantitas air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat berbeda-beda sesuai
dengan jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu hidup. Tanaman herba
menyerap air lebih banyak dibandingkan tanaman perdu. Tumbuhan
golongan efemera yang hidup di daerah gurun, akan memanfaatkan hujan
yang datang sekali dalam setahun untuk mulai hidup dan berkecambah,
berbunga, berbuah dan mati sebelum air yang ada dalam tanah habis.
Pertumbuhan yan gcepat dan pendeknya umur tanaman tersebut
merupakan suatu usaha untuk menghindari diri dari kekurangan air yang
menimpanya (Dwijoseputro, 1985).
Air mampu melarutkan lebih banyak bahan dari zat cair lainnya. Hal
ini sebagian disebabkan karena air memiliki tetapan dielektrik yang
termasuk tinggi yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik-
menarik antara muatan listrik. Jika air mengandung elektrolit terlarut
makalarutan ini membawa muatan, dan air menjadi penghantar listrik yang
baik. Tapi jika air benar-benar murni, maka ia adalah penghantar listrik
yang buruk. Ikatan hydrogen membuatnya terlalu kuat sehingga tidak
mudah baginya untuk membawa muatan (Salisbury and Ross, 1995).

5
Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak
amat jelas, misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel
dibatasi oleh dinding sel dan relative hanya sedikit aliran air yang dapat
diakomodasikan oleh elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan
hidrostatis (tekanan turgor) berkembang dalam vakuola menekan
sitoplasma melawan permukaan dalam dinding sel dan meningkatkan
potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang
berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun yang
mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid). Pada
keadaan seimbang, tekanan turgor menjadi atau mempunyai nilai
maksimum dan disini air tidak cenderung mengalir dari apoplast ke
vakuola (Fitter dan Hay, 1981).
Dwijoseputro (1985), menjelaskan bahwa pemasukan air dari
dalam tanah ke dalam jaringan tanaman melalui sel-sel akar secara difusi
dan osmosis. Dengan masuknya aie melalui sel akan tentulah akan
terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah
mengandung ion.
Bila persedian air dalam tanah sedikit maka tumbuhan akan
menyerap air sedikit pula, sehingga tidak mampu mencukupi
kebutuhannya. Jika persediaan air tanah makin kurang maka tumbuhan
tersebut akan mengalami kelayuan. Air merupakan factor utama
pertahanan tumbuhan (Bidwell, 1979). Fungsi lain dari air adalah menjaga
turgiditas yang penting bagi perbesaran sel dan pertumbuhan, serta
membentuk tanaman herba. Turgor penting dalam membuka dan
menutupnya stomata, Pergerakan daun dan pergerakan korola bunga dan
terutama dalam variasi struktur tanaman. Kekurangan air dalam jumlah
yang besar menyebabkan kurangnya tekanan turgor pada/ dalam
tumbuhan vegetative (Kramer, 1980).

C. Alat Dan Bahan


- Pengukuran Kadar Air dari Jaringan Tumbuhan
alat-alat: kotak karton, timbangan dan oven.

6
Bahan: daun dan ranting tanaman serta ranting seri yang akan
diukur kadar airnya.
- Pengukuran Turgiditas Relatif
Alat-alat: cork borer, timbangan, petridish dan kertas saring. Bahan:
daun tanaman Zea mays umur 14 hari dan aquadest.
- Pengaruh kadar Garam Terhadap Penyerapan air dan pertumbuhan
tanaman
Alat-alat: botol yang bersih, penggaris, kapas dan penutup.
bahan-bahan: tanaman Zea mays umur 14 hari, CaCl2 atau NaCl
dengan berbagai konsentrasi.

D. Cara Kerja
- Pengukuran Kadar Air dari Jaringan Tumbuhan
1. Bahan daun yang segar ditimbang seberat 10gram dan
dibuat 3 sampel.
2. Masing-masing sampel disimpan di dalam kotak karton dan
selanjutnya dipanaskan dalam oven selama 48 jam dengan
suhu 80oC.
3. Lakukan pemanasan sampai berat konstan. Berat yang
hilang dari bahan yang dipanaskan, merupakan berat air
yang dikandung bahan tersebut. Kadar air tumbhan dihitung
dengan rumus :

- Pengukuran Turgiditas Relatif


1. Potongan daun dibuat dengan menggunakan cork borer
sebanyak 10 buah dari tanaman yang tanahnya dalam
keadaan kapasitas lapang dan 10 buah lagi tanaman yang
tanahnya agak kering (beberapa hari tidak disiram).
2. Timbang berat masing-masing potongan daun ditimbang dan
dicatat beratnya (Berat segar).
3. Masukkan potongan-potongan daun ke dalam petridish dan
diisi aquadest.

7
4. Tutup petridish dan letakkan pada ruangan dengan
penerangan (lampu neon yang berintesitas 25 lumen) selama
3 jam. Setelah 3 jam potongan daun diambil. Kelebihan air
yang menempel dihilangkan dengan cara meletakkan
sebentar potongan daun diatas kertas saring kemudian berat
daun ditimbang. Berat ini adalah berat daun dalam keadaan
turgid, selanjutnya potongan daun dikeringkan dalam oven
dengan suhu 80oC sampai kering, lalu berat keringnya
ditimbang. Besarnya turgiditas relatif (TR) dari daun dihitung
dengan rumus :

- Pengaruh Kadar Garam terhadap Penyerapan Air dan


Pertumbuhan Tanaman
1. Buat larutan dengan konsentrasi 0,00; 0,01; 0,03 ; 0,05; 0,1;
0,2 M.
2. Lalu isikan ke dalam botol yang tersedia masing-masing
sebanyak 200 ml.
3. Bibit tanaman yang disediakan diambil, diukur panjang batang
diatas kotiledon. Kemudian masukkan ke dalam botol hingga
akarnya terendam larutan dan bibit ditahan dengan kapas dan
karton penutup. Dan permukaan atas larutan dalam botol
diberi tanda dan diamati tiap 2 hari sekali. Bila larutan
berkurang, maka ditambahkan dengan air suling sehingga
permukaan larutan kembali pada kedudukan semula.
4. Catat banyaknya air suling yang ditambahkan. HaL yang
sama dilakukan sampai hari ke 10 dan dicatat keadaan
morfologi tanaman.

E. Bahan Diskusi

8
PRAKTIKUM III

TRANSPIRASI DAN EVAPORASI

A. Tujuan

9
Untuk menghitung luas permukaan daun, mengetahui kecepatan
evaporasi dari lembaran daun, menghitung hilangnya uap air dari kedua
permukaan daun dengan metode kertas cobalt dan menghitung kecepatan
transpirasi pada permukaan daun dosiventral

B. Dasar Teori
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan.
Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada
transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab
di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun
umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari
berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke
pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar (Anonimous,2005)
Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor
yang mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang
ditranspirasikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor
dari dalam tumbuhan (jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata); (2)
Faktor luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan angin) (Salisbury, 1992)
Ruang interseluler udara dalam daun mendekati keseimbangan
dengan larutan dalam fibrill sel pada dinding sel. Hal ini berarti sel-sel
hampir jenuh dengan uap air, padahal banyaknya udara di luar daun
hampir kering. Difusi dapat terjadi jika ada jalur yang memungkinkan
adanya ketahanan yang rendah. Kebanyakan daun tertutup oleh
epidermis yang berkutikula yang memiliki resistansi (ketahanan) tinggi
untuk terjadinya difusi air. Namun stomata memiliki resistansi rendah
ketika membuka dan uap air berdifusi ke luar melalui stomata
(Loveless,1991)
Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada
tingkat kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang
tebal memiliki gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis
memiliki gradien yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui
lapis pembatas yang tebal lebih lambat dari pada yang tipis. Angin

10
membawa udara dekat ke daun dan membuta pembatas lebih tipis. Hal ini
menunjukkan mengapa laju transpirasi pada tumbuhan lebih tinggi pada
udara yang banyak hembusan angin (Khairunnisa, 2000).
Beberapa penggantian air berasal dari dalam sel daun melalui
membran plasma. Ketika air meninggalkan daun, molekul air menjadi lebih
kecil. Hal ini akan mengurangi tekanan turgor. Jika banyak air yang
dipindahkan, tekanan turgor akan menjadi nol. Oleh karena itu, sel
menjadi lunak dan kehilangan kemampuan untuk mendukung daun. Hal
ini dapat terlihat ketika tanaman layu. Untuk mengetahui tingkat efisiensi
tumbuhan dalam memanfaatkan air, sering dilakukan pengukuran
terhadap laju transpirasi. Tumbuhan yang efisien akan menguapakan air
dalam jumlah yang lebih sedikit untuk membentuk struktur
tubuhnya (bahan keringnya) dibandingkan dengan tumbuhan yang kurang
efisien dalam memanfaatkan air (Anonimous, 2005).

C. Alat dan bahan


Alat: timbangan, jepitan kertas, gunting dan beker glass.
Bahan: daun Acasia sp , Piper aduncum, Caladium sp, kertas kobalt dan
vaselin.

D. Cara kerja
a) Menghitung luas daun berhubungan dengan evaporasi
- Menghitung luas daun
Ambil lembaran daun dari Acasia sp dan Piper aduncum lalu
ditempelkan pada selembar kertas yang telah diketahui berat
dan luasnya, buat jiplakan daun di atas kertas tersebut,
kemudian hasil jiplakan digunting dan ditimbang, dengan
demikian luas daun dapat dihitung dengan rumus :

- Mengukur Kecepatan Evaporasi

11
Ambil lembaran daun yang telah diketahui luas permukaannya,
kemudian ditimbang dan digantung di bawah cahaya matahari
dalam interval waktu 60 menit, dan dilakukan penimbangan
setiap 20 menit, dan dihitung kecepatan evaporasi dengan
rumus :

b) Menghitung kecepatan transpirasi dengan metode kertas kobalt


Daun dibersihkan, ambil kertas cobalt berdiametr 10 cm, yang
telah ditempel pada selembar celluloid, dijepitkan pada pada
pinggiran daun sehingga masing-masing daun permukaan atas
dan bawah terjepit oleh kertas cobalt. Catat waktu yang
dibutuhkan untuk merobah warna kertas tersebut dari biru
menjadi merah muda untuk setiap permukaan daun, kemudian
tentukan kehilangan uap air dengan rumus

c) Laju transpirasi pada daun dorsiventral


Ambil dua lembar daun Caladium sp, timbang dan rendam dalam
air, daun pertama diolesi dengan vaselin pada bagian
permukaan atas, dan pada daun ke dua diolesi vaselin pada
bagian bawah, ditimbang kembali, kedua daun tersebut dijemur
di bawah matahari selama 1 jam dan ditimbang kembali, dan
dibandingkan hasil tranpirasi stomata dan transpirasi kutikula.

E. Bahan Diskusi
1. Jelaskan hubungan transpirasi dengan konsep kohesi dan adhesi
2. Faktor apakah yang mempengaruhi cepat dan lambatnya
transpirasi?
3. Manakah yang lebih cepat transpirasi stomata dan transpirasi
kutikula? Jelaskan!

12
F. Tugas Pengembangan
1. Tanaman apakah yang sebaiknya dibidu dayakan pada daerah yang
banyak dan kurang jumlah sinar mataharinya?
2. Apakah yang harus dilakukan untuk mengurangi transpirasi pada
tanaman?

PRAKTIKUM III

PRAKTIKUM RESPIRASI TUMBUHAN

A. Tujuan
Menentukan Jumlah O2 Yang Dibutuhkan Pada Respirasi Tumbuhan
B. Dasar Teori

13
Proses respirasi diawali dengan proses pertukaran gas oksigen (O2)
melalui alat pernapasan sehingga menghasilkan karbon dioksida (CO2)
dan Uap air (H2O). Alat pernapasan tumbuhan letaknya tersebar.
Tumbuhan dapat melakukan pertukaran gas melalui stomata, lenti sel, dan
rambut akar. Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan.
Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi
proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut
maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai
Building Block. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang
penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi
asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat
karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol,
karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik
tertentu lainnya, seperti lignin.
Bernafas artinya melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil
oksigen (O2) ke dalam paru-paru yang disebut proses inspirasi dan
mengeluarkan karbondioksida (CO2) serta uap air (H2O) yang disebut
proses ekspirasi. Sedangkan respirasi adalah seluruh proses sejak
pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO 2,
H2O dan energi. Pertukaran gas O 2 dan gas CO2 berlangsung melalui
proses difusi. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea
maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O 2 dan
gas CO2.
Respirasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu :
1. Respirasi Aerob (Oksidasi)
Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan
oksigen, reaksi umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 675 kalori
Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara
ini.
2. Respirasi Anaerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan
oksigen. Reaksi umumnya sebagai berikut:

14
C6H12O6 2C2H5OH + CO2 + 28 kalori
Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang
sempurna, karena masih dihasilkan zat organik sehingga energinya belum
terbebaskan semua. Pada proses tersebut hanya terhenti sampai glikolisis
dan terbentuk asam laktat, sehingga energi yang dihasilkan sedikit dan
dampaknya mengakibatkan kelelahan pada tubuh. Proses ini umumnya
terjadi pada organism tingkat rendah, yaitu pada ragi dan bakteri. Pada
organisme tingkat tinggi proses ini hanya berlangsung dalam keadaan
darurat, yaitu apabila persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini terjadi
ketika otot bekerja terlalu keras dan berlebih.

C. Alat Dan Bahan


Alat
1. Respirometer sederhana
2. Siring atau jarum suntik
3. Neraca ohaus
4. Stopwatch

Bahan
1. Kecambah (1 1,5 gram)
2. Kristal KOH atau NAOH (2 gram)
3. kapas (0,5 gram)
4. Vaselin
5. Eosin atau safranin

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum
2. Menimbang berat kecambah (6 gram), lalu membuang bagian hijau
pada setiap kecambah
3. Membungkus kristal NaOH/KOH dengan kapas yang sudah
dibasahi, lalu dilipat dan memasukkannya ke dalam tabung
respirometer
4. Memasukkan kecambah yang sudah ditimbang ke dalam tabung
respirometer.
5. Metutup tabung respirometer dengan penyumbat yang
mengandung pipa berskala

15
6. Mengoleskan vaselin pada celah penutup tabung secukupnya
sehingga benar-benar rapat agar udara luar tidak mempengaruhi
tekanan didalam botol.
7. Meletakkan instrumen pada meja yang datar.
8. Menyuntikkan eosin pada ujung pipa respirometer yang terbuka.
9. Tempatkan eosin tepat diangka nol. Apabila tidak tepat di angka nol
maka perhitungannya harus dikurangi dengan angka awal.
10. Mengamati pergerakan eosin tersebut dan mencatat kecepatan
bergeraknya selama 20 menit

E. Pertanyaan
1.

PRAKTIKUM IV

FOTOTROPISME

A. Tujuan
Untuk mengetahui arah perkecambahan karena pengaruh cahaya.
B. Dasar Teori
Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan
yang tampak antara lain pada pertumbuhannya. Respon terhadap
perubahan lingkungan yang diwujudkan sebagai pertumbuhan
mengakibatkan bagian tertentu lebih cepat tumbuh dibandingkan yang
lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata walaupun
umumnya lebih lambat dari pada gerak nasti. Di antara gerak akibat
tumbuh yang dikenal adalah gerak tropisme. gerak bagian tumbuhan yang
dipengaruhi oleh arah datangnya cahaya disebut fototropisme.

16
Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut
iritabilitas, dan mampu pula menanggapi rangsang tersebut. Salah satu
bentuk tanggapan yang umum adalah berupa gerak. Gerak berupa
perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau
sebagian dari tubuh. Jika pada hewan rangsang disalurkan melalui saraf,
maka pada tumbuhan rangsang disalurkan melalui benang plasma
(plasmodema) yang masuk ke dalam sel melalui dinding yang disebut
noktah (Salisbury dan Ross, 1995).
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena
gerak tumbuh tumbuhan. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima
oleh tumbuhan. Tropisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu
fototropisme, geotropisme, hidrotropisme dan tigmotropisme.
Fototropisme adalah gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan
oleh adanya rangsangan cahaya. Bila cahaya yang datang dari atas
tumbuhan, tumbuhan akan tumbuh tegak mengarah ke atas (Prawiranata,
1991).
Permasalahan dalam praktikum fototropisme ini adalah bagaimana cara
mengetahui arah perkecambahan yang disebabkan oleh pengaruh
cahaya.
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan
cahaya. Gerak bagian tumbuhan yang menuju kearah cahaya disebut
fototropisme positif. Misalnya gerak ujung batang tumbuhan yang
membelok ke arah datangnya cahaya. Sedangkan pertumbuhan bagian
tumbuhan menjauhi arah datangnya cahaya disebut dengan fototropisme
negatif. Misalnya gerak pertumbuhan ujung akar.
Fototropisme atau heliotropisme adalah gerak tumbuhan yang terjadi
akibat pengaruh arah datangnya rangsang berupa cahaya. Fototropisme
dibagi menjadi dua, yaitu:
Fototropisme positif: gerak tanaman menuju ke arah datangnya cahaya.
Contohnya ujung batang bunga matahari yang membelok menuju ke arah
datangnya cahaya.

17
Fototropisme negative: gerak tanaman atau bagian tanaman menjauhi
arah datangnya cahaya. Contohnya gerak ujung akar yang menjauhi arah
datangnya cahaya.
Mekanisme Fototropisme
Fototropisme kuncup utama pada kebanyakan tanaman yang
tumbuh di tempat terbuka dilakukan untuk berkembang kearah vertikal,
meskipun batangnya sering tumbuh secara horizontal. Jika sebuah kotak
diisi tanaman yang tumbuh secara vertikal dan lubang dibuat agar cahaya
dapat masuk dari salah satu sisi, maka ujung taaman mulai membengkok
kearah cahaya. Pada beberapa saat bila kotak tersebut dipindahkan
dengan kompensasi pertumbuhamn pembengkokan dikarenakan ujung
tanaman tumbuh secara vertikal. Pergerakan pertumbuhan kearah cahaya
disebut fototropisme positif, sedangkan pergerakan tumbuhan menjauhi
cahaya disebut fototropisme negatif. Pucuk dan kuncup ujung beberapa
tanaman merupakan fototropisme positif, namun akan sangat sensitif
dengan cahaya (Salisbury, 1995).

C. Alat dan bahan


Alat: kertas karbon, alumunium foil, kapas, botol Nescafe, dan baskom
kecil (untuk merendam biji).
Bahan: biji kacang merah (Vigna angularis) dan jagung (Zea Mays), dan
air
D. Cara kerja
1. Biji kacang merah (Vigna angularis) dan jagung (Zea mays) dipilih
yang baik dengan merendamnya di dalam air selama 1 jam. Biji
yang tenggelam merupakan biji yang baik dan yang akan
digunakan pada praktikum ini.
2. Siapkan 6 buah botol Nescafe yang bersih dan dialasi bawahnya
dengan kapas dan dibasahi dengan air secukupnya.
3. Masing-masing biji dimasukkan tiga botol dengan ketentuan: Gelas
I ditutup semua dengan menggunakan kresek hitam agar tidak
terkena cahaya sama sekali. Gelas II ditutup namun diberi lubang

18
yang memungkinkan cahaya masuk sedikit pada pinggir botol.
Gelas III dibiarkan terbuka sebagai control. Masing-masing gelas
diisi dengan biji sebanyak 10 biji pilihan dan bagian atas ditutup
dengan menggunakan alumunium foil.
4. Setelah satu minggu tumbuhan diamati perbedaan tiap perlakuan.

PRAKTIKUM V

AKTIVITAS ENZIM AMILASE PADA BIJI DORMAN DAN BIJI YANG


AKTIF GERMINASI

A. Tujuan : Mendeteksi aktivitas amilase pada biji dorman dan biji


berkecambah pada perombakan amilum endosperm.

B. Dasar Teori:
Di dalam jaringan hidup terjadi aktivitas metabolisme, baik proses yang
bersifat sintesis, konversi menjadi bahan lain atau pembentukan
turunannya, maupun proses yang bersifat degradasi. Sebagian besar
proses terjadi secara enzimatis, yang dipengaruhi baik oleh faktor internal
maupun eksternal. Pada proses perkecambahn biji, proses penting yang

19
terjadi adalah mobolisasi nutrisi dari jaringan endosperm ke lembaga yang
sedang atau akan bertumbuh. Proses ini diawali oleh berbagai proses
perombakan bahan organic penting, meliputi protein, lemak dan
karbohidrat.
Perombakan amilum endosperm dilakukan oleh aktivitas enzim
amilase. Faktor internal yang akan berpengaruh terhadap proses tersebut
antara lain adalah suhu, pH, substrat, tingkat kebutuhan sel dan
aktivitasnya, serta konsentrasi enzimnya. Secara teoritik, perbandingan
enzim substrat akan berpengaruh langsung terhadap laju aktivitas
perombakan, disamping faktor daya katalitik enzimnya sendiri. Demikian
pula aktivitas perombakan cadangan makanan juga dipengaruhi langsung
oleh faktor lingkungannya.

C. Alat dan Bahan


Alat : Cawan porselin, gelas ukur, tabung reaksi, alat pemusing, lempeng
penguji (drople plate), pipet dan water bath
Bahan : Kecambah kacang hijau umur 2 3 hari,Larutan amilum 2,5 %,
larutan Iodine / YKY
D. Cara Kerja :
1. Tumbuklah biji kacang hijau yang sedang berkecambah dan biji
yang tidak sedang berkecambah, kemudian larutkan dalam 100 ml
akuades
2. Pindahkan larutan ekstrak ke dalam tabung gelas pemusing pada
kecepatan sekitar 400 1000 rpm.
3. Ambil supernatan (ekstrak). Cairan supernatan dianggap
konsentrasi 100%.
4. Ambil dengan pipet ukur 5 ml supernatan dan tuangkan ke 2 ml
larutan amilum 2,5 % yang telah disiapkan dalam tabung reaksi dan
diaduk hingga bercampur merata.
5. Ujilah dengan uji Iodine (IKI) setiap 0,5 menit dengan cara :
- Teteskan beberapa tetes larutan ke lempeng uji
- Tetesi dengan 1 2 tetes iodine
- Amati perubahan warna yang terjadi
- Uji pula larutan amilum yang tidak diberi larutan supernatan.

20
6. Catat reaksi warna setiap kali melakukan uji dan masukkan dalam
tabel
7. Buatlah grafik hubungan antara kadar enzim dengan perubahan
warna

E. Pertanyaan Diskusi
1. Pada kelompok supernatan biji manakah yang memberi reaksi
warna yang lebih cepat ?
2. Apakah cepat lambat reaksi warna menggambarkan cepat
lambatnya aktivitas amilase dalam supernatan biji tersebut ?
3. Bagaimana peran amilase dalam usaha mobilisasi nutrisi dari
endosperm ?
4. Apa kesimpulan yang dapat saudara nyatakan berdasar percobaan
ini ?

PRAKTIKUM VI
DORMANSI DAN PERKECAMBAHAN BIJI

A. Tujuan :
1. Untuk mengetahui respons perkecambahan beberapa jenis biji
terhadap factor lingkungan (air, suhu, cahaya, zat kimia, dst)
2. Untuk mengetahui laju perkecambahan menurut ketebalan kulit biji
3. Untuk mengetahui batas-batas kebutuhan air dalam
perkecambahan suatu biji.

B. Dasar teori
Perkecambahan merupakan suatu proses dimana radikula (akar
embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji (Salisbury, 1985: 416).
Di balik gejala morfologi dengan pemunculan radukula tersebut, terjadi
proses fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses
perkecambahan fisiologis.
Secara fisiologi, proses perkecambahan berlangsung dalam
beberapa tahapan penting, meliputi :
1. Absorbsi air
2. Metabolisme pemecahan materi cadangan makanan

21
3. Tranpor materi hasil pemecahan dari endrosperm ke embrio yang aktif
bertumbuh.
4. Proses-proses pembentukan kembali materi-materi baru
5. Respirasi
6. Pertumbuhan (Mayer dan Mayber, 1975: 76-123).
Banyak faktor yang mengontrol proses perkecambahan biji, baik
yang bersifat internal dan eksternal. Secara internal proses
perkecambahan biji ditentukan keseimbangan antara promotor dan
inhibitor perkecambahan, terutama asam giberelin (GA) dan asam
abskisat (ABA). Faktor eksternal yang merupakan ekologi perkecambahan
meliputi air, suhu, kelembaban, cahaya dan adanya senyawa-senyawa
kimia tertentu yang berperilaku sebagai inhibitor perkecambahan (Mayer,
1975: 46-73).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Biji berkulit tipis : Kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan Kacang
tanah (Arachis hypogaea)
2. Biji berkulit tebal : Asam (Tamarindus indica), Flamboyan (Delonix
regia), Biji yang lain
3. Bahan : kapas / pasir/ tanah dan akuades, lampu neon / uv, low
incubator, zat kimia (polutan : minyak tanah, NaCl, herbisida, atau
logam berat)
Catatan : Masalah dapat dikembangkan menurut interes kelompok.

D. CARA KERJA :
1. Siapkan 6 cawan petri atau tempat lainnya sebagai tempat
pengecam-bahan 2 macam kelompok biji (satu jenis biji kulit tipis
dan satunya kulit tebal)
2. Siapkan 2 set perlakuan untuk kedua jenis biji yang saudara pilih
seperti berikut :
a. Perlakuan I : media tanpa diberi air (Hanya dengan kapas kering)
b. Perlakuan II : media diberi air sedikit (kapas sekedar basah)
c. Perlakuan III : media diberi air hingga biji tergenang air

22
3. Siapkan masing-masing 60 butir biji untuk kedua kelompok biji
terse-but dan berilah perlakuan seperti berikut :
a. 10 biji diberi perlakuan I, dengan 2 ulangan
b. 10 biji diberi perlakuan II, dengan 2 ulangan
c. 10 biji diberi perlakuan III, dengan 2 ulangan
4. Tempatkan semua petri pada tempat yang sama
5. 5. Amati setiap gejala yang ditunjukkan untuk tiap kelompok biji.
Perkecambahan diakhiri apabila salah satu kelompok percobaan
sudah berkecambah di atas 90 %
6. Jagalah kondisi untuk tiap unit perlakuan tetap stabil dengan
mengontrol kondisi perlakuannya.
Catatan : berilah label atau tanda untuk setiap unit perlakuan untuk
menghindari kekeliruan pendataan.

23

Anda mungkin juga menyukai