Di susun oleh :
Riyan Fauzi
(1704020012)
V. CARA KERJA
VI. HASIL
Perlakuan Hasil
Air Sukrosa Membuka kemudian menutup
Sukrosa Air Menutup kemudian membuka
Tabel 2. Pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata
VII. PEMBAHASAN
a. Air dan Tumbuhan
Pada praktikum kali ini akan membahas mengenai penguapan air melalui
proses transpirasi. Yang mana praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses
dan kecepatan penguapan air tumbuhan melalui proses transpirasi serta faktor-
faktor lain yang mempengaruhinya. Transpirasi merupakan suatu proses hilangnya
air dalam bentuk uap air dari batang dan daun tumbuhan hidup. Transpirasi
terbesar terjadi melalui daun, ada pula transpirasi tersebut dapat terjadi pada
batang namun dalam jumlah yang sedikit. Menurut teori yang dijelaskan oleh
Loveless (2005) sebagian besar air yang diserap oleh akar tidak disimpan dalam
tumbuhan atau diguunakan dalam berbagai proses metabolisme, tetapi hilang ke
udara melalu proses evaporasi/transpirasi.
Pada percobaan yang pertama adalah mengukur besarnya laju transpirasi
dengan tanaman bunga soka. Pertama menyiapkan alat photometer dan diisi
aquades, kemudian bunga soka dimasukan ke salah satu ujung selang photometer
dan diganjal dengan kapas agar tidak mudah lepas. Kemudian meletakan
potometer ke alat bersandarnya potometer agar posisi aquades dalam selang tetap
sejajar dengan demikian pengukuran besarnya transpirasi akan lebih akurat.
Percobaan dilakukan dengan dua perlakuan yaitu mengukur besarnya transpirasi
tanpa perlakuan dan dengan tiupan kipas angin. Potometer yang sudah siap untuk
diamati dibiarkan selama 2 jam dan melakukan pengamatan banyaknya
air/aquades yang berkurang pada selang potometer setiap 30 menit.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan besarnya transpirasi pada
bunga soka, pada metode tanpa perlakuan atau dibiarkan dihasilkan data dengan
waktu 30 menit air pada selang berkurang 0,3ml dari 2,5ml menjadi 2,2 ml,
kemudian lama waktu 60 menit air pada selang berkurang 0,1 ml dari 2,2 menjadi
2,1 ml, kemudian lama waktu 90 menit air pada selang berkuang 0,2 ml dari 2,1ml
menjadi 1,9 ml. Sedangkan pengukuran dan pengamatan besarnya transpirasi
dengan perlakuan tiupan angin diperoleh yang pertama dengan waktu 30 menit air
pada selang berkurang 0,2 ml dari 2,6ml menjadi 2,4 ml, kemudian lama waktu 60
menit air pada selang berkurang 0,2 ml dari 2,4ml menjadi 2,2 ml, sedangkan
denga lama waktu 90 menit air pada selang berkurang 0,1 ml dari 2,2 menjadi 2,1
ml. Dari hasil data percobaan diatas, besarnya transpirasi antara tanpa perlakuan
dan dengan tiupan angin terdapat perbedaan besarnya transpirasi dengan
berkurangnya air pada selang photometer meskipun data menunjukan perbedaan
yang tidak siginifikan. Dalam percobaan ada waktu dimana dengan perlakuan
tiupan angin diperoleh data yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa
perlakuan ataupun sebaliknya ada waktu dengan perlakuan dibiarkan/tanpa
perlakuan memiliki data yang lebih besar karena transpirasi memiliki beberapa
faktor yang berpengaruh pada besar kecilnya laju transpirasi. Faktor yang
berpengaruh pada percobaan salah satunya adalah perbedaan intensitas cahaya
yang masuk ke ruang. Hal tersebut terbukti dengan percobaan tanpa perlakuan
yang dilakukan pada ruang yang lebih terang, air yang berkurang pada potometer
lebih banyak dibandingkan dengan angin, sedangkan pada perlakuan dengan
angin yang seharusnya memiliki selisih yang signifikan tapi dengan kondisi
ruangan yang tidak terang diperoleh data perbedaan yang tidak signifikan dengan
percobaan tanpa perlakuan.
Menurut teori yang dijelaskan oleh (Gardner, 1991) Terdapat 2 faktor yang
mempengaruhi proses transpirasi, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar
(eksternal). Faktor internal meliputi:
1. Penutupan stomata, Dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang lebih
banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih sedikit untuk masing-masing
satuan penambahan pelebaran stomata. Faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembukaan dan penutupan stomata adalah tingkat cahaya dan kelembapan. Pada
sebagian tanaman cahaya menyebabkan stomata terbuka. Pada tingkat
kelembapan dalam daun yang rendah, sel-sel pengawal akan kehilangan
turgornya, yang dapat menyebabkan penutupan stomata.
2. jumlah dan ukuran stomata, kebanyakan daun tanaman yang produktif memiliki
bnayak stomata pada kedua sisi daunnya. Jumlah serta ukuran stomata
dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan.
3. Jumlah daun, makin luas daerah permukaan daun, maka proses transpirasi yang
terjadi juga akan semakin besar.
4. Penggulungan atau pelipatan daun, banyak tanaman yang memiliki mekanisme
dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila dalam kondisi
perairan terbatas.
Fitter, A.H, et al. 2007. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Semarang: Gajah Mada
University Press.
Mikrajuddin, E. A, Saktiono, dan Lutfi. 2007. IPA Terpadu SMP dan MTs Jilid
2 A. Jakarta: Erlangga.
Gardner, Franklin P, dkk, Fisiologi Tanaman Budidaya Fisiologi Tanaman
Budidaya , Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1991
Heddy dan Abidin, 1996, Biologi Edisi III, Erlangga, Jakarta.
Hanum, C . 2008 . Teknik Budidaya Tanaman. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional
Loveless, A.R. 2005. Prinsio-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
Jakarta: PT. Gramedia
Lakitan, B. 1993. Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
X. LAMPIRAN
Sukrosa Menutup
Air terus
membuka