Anda di halaman 1dari 12

Sabtu, 14 Oktober 2017

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

AIR DAN TUMBUHAN

Di susun oleh :
Riyan Fauzi
(1704020012)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
II. TUJUAN

1. Mengukur besarnya transpirasi tanaman bunga soka dengan perlakuan angin


dan tanpa perlakuan.
2. Membandingkan data hasil pengamatan transpirasi pada bunga soka dengan
perlakuan dan tanpa perlakuan.
3. Mengamati stomata daun Rhoeo discolor dengan perlakuan tanpa (sukrosa
ditambah sukrosa), dan (perlakuan ditetesi sukrosa tanpa sukrosa).

III. DASAR TEORI

Peranan air dalam kehidupan tanaman adalah sebagai senyawa utama


pembentuk protoplasma, pelarut dan media pengangkut unsur hara dari dalam
tanah ke dalam tanaman, medium bagi reaksi metabolisme, bahan baku
fotosintesa, sebagai turgiditas dari sel dan jaringan tumbuhan serta berperan dalam
fase pemanjangan dan perkembangan dari sel tumbuhan. Tanaman yang
kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan
terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat
lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain,
yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik, dan
gravitasi.
Air merupakan komonen utama tanaman hijau, yang merupakan 70-90%
dari berat segar. Banyak tumbuhan yang tak berkayu memiliki banyak kandungan
air di dalam isi selnya. Yang mana air berfungsi sebagai suatu medium yang
cocok untuk transport molekul-molekul organik, ion anorganik dan gas yang
berasal dari atmosfer. Selain itu pula air merupakan suatu media yang baik untuk
banyak reaksi biokimia. Salah satunya yaitu adalah proses fotosintesis (Fitter,
2007).
Air sangat diperlukan oleh tubuh tumbuhan darat untuk pertumbiuhan dan
metabolism tubuhnya. Sebagian tumbuhan di darat sangat boros dalam pemakaian
air. Sebagian air yang diserap oleh oleh akar tidak disimpan dalam tumbuhan atau
digunakan dalam proses metabolism tetapi nantinya akan hilang ke udara melalui
proses evaporasi. Proses evaporasi dari tumbuhan diberi nama khusus yaitu
transiprasi (Loveless, 2005).
Proses masuknya air ke dalam tubuh tanaman melalui akar di pengaruhi
oleh tekanan osmosis dan difusi, difusi di definisikan sebagai suatu perpindahan
ion atau molekul dari konsentrasi rendah menuju ke konsentrasi yang lebih
rendah, sedangkan osmosis merupakan suatu sistem perpindahan larutan yang
berkonsentrasi tinggi menuju ke konsentrasi larutan yang rendah. Ada dua sistem
jalur yang di tempuh oleh air untuk masuk ke tanaman melalui akar tanaman yaitu
apoplas dan symplas. Apoplas merupakan sistem air masuk kedalam tubuh
tanaman melalui celah dinding sel sedangkan symplas merupakan mekanisme
masuknya air yang langsung menembus dinding sel. Air yang di serap oleh akar
tanaman dari dalam tanah akan membawa unsur hara yang di perlukan oleh
tanaman, hal ini dapat terjadi karena air merupakan pelarut yang baik.
Air yang diserap tumbuhan sebagian kecil digunakan untuk proses
metabolisme dan dipertahankan di dalam sel untuk membentuk turgor sel, namun
sebagian besar akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Hilangnya air ke atmosfer
dapat terjadi melalui proses transpirasi, gutasi, sekresi, dan perdarahan.
Transpirasi adalah hilangnya air dalam bentuk uap dari batang dan daun tumbuhan
hidup. Jumlah yang mengalami penguapan dari batang sangatlah sedikit,
kehilangan air terbesar dari proses transpirasi terjadi melalui daun (Hanum, 2008).
Berlangsungnya proses transpirasi menyebabkan aliran air dan mineral dari
akar, batang, dan pangkal daun terjadi secara terus-menerus. Aliran air tersebut
ikut membantu proses penyerapan absorbsi sera transport air dan mineral di dalam
tumbuhan. Oleh karena itu adanya transpirasi sangat berpengaruh terhadap
pengangkutan air dan mineral, selain itu transpirasi bagi tumbuhan juga berfungsi
sebagai pengatur suhu tumbuhan. (Mikrajuddin, Saktiyono, Lutfi, 2007).
Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas
transpirasi daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu dan
dalam batas tertentu. Maka semakin banyak porinya maka semakin cepat
penguapannya. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari
lubang yang satu akan menghambat penguapan dari lubang yang di dekatnya
(Papuangan, 2014)
Daun merupakan organ pokok pada tumbuhan. Pada umumnya daun
berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau dan merupakan tempat utama terjadinya
fotosintesis. Bekaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang
berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan
sebaliknya.
Keadaan yang demikian dapat dijelaskan bahwa kondisi lingkungan dalam
jangka waktu yang relatif lama dapat mempengaruhi jumlah stomata terkait
dengan proses transpirasi. Intensitas cahaya tinggi pada waktu siang hari akan
meningkatkan suhu daun tanaman. Peningkatan suhu yang berlebihan dapat
mengganggu proses metabolisme tanaman dan dalam waktu lama dapat
menyebabkan daun terbakar. Dalam adaptasinya tanaman akan meningkatkan
jumlah stomata agar proses transpirasi menjadi optimal. Transpirasi berfungsi
untuk menjaga stabilitas suhu daun, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap
pada kondisi optimal dan mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui
pembuluh xilem (Lakitan, 2004, Anggarwulan et al, 2008).

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Mengukur besarnya transpirasi


- Alat
1. Potometer
2. Rak tempat potometer
- Bahan
1. Bunga soka lengkap dengan daun dan batang

B. Pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata


- Alat
1. Mikroskop, gelas objek, dan penutupnya
2. Pipet tetes, silet dan kertas saring
3. Gelas ukur
4. Tissue
- Bahan
1. Larutan sukrosa 10%
2. Daun Rhoeo discolor

V. CARA KERJA

A. Mengukur besarnya transpirasi


1. Mengambil satu batang tanaman yang masih segar, yang ukuranya tidak
terlalu besar.
2. Memotong batang tanaman tersebut dekat pangkalnya dan masukan ke
dalam pipa photometer yang telah diisi air, kemudian ganjal dengan kapas
agar tidak mudah lepas.
3. Membagi kelompok praktikum genap dan ganjil.
4. Kelompok genap melakukan percobaan dengan perlakuan tanpa angin,
sedangkan kelompok ganjil melakukan percobaan dengan menggunakan
kipas angin.
5. Mengamati batang tersebut setelah 2 jam dan setiap 30 menit diamati
banyaknya air yang berkurang pada pipa yang berskala.
6. Menghitung banyaknya air yang berkurang selama 2 jam tersebut.
7. Membandingkan data kolektif dari hasil dua macam perlakuan (rerata data
dengan perlakuan tiupan angina dan rerata data tanpa perlakuan).

B. Mengukur potensial air (PA) umbi kentang (Osmosis)


1. Membuat sayatan epidermis bawah daun R. discolor dan meletakanya pada
objek gelas dengan setetes air dan selanjutnya menutupnya dengan gelas
penutup.
2. Mengamati dengan mikroskop, apakah stomata dalam keadaan membuka
atau menutup.
3. Sambil mengamati dengan mikroskop, air diganti pada preparat dengan
larutan sukrosa 10% dengan cara meneteskanya pada satu sisi gelas
penutup dan pada sisi lain ditaruh kertas saring untuk menghisap air.
4. Mengamati lagi stomatanya, apakah ada perubahan yang terjadi.
5. Mengganti sayatan, dan meletakan pada gelas objek dengan setetes larutan
sukrosa 10%. Mengamati dengan mikroskop apakah stomata dalam
keadaan membuka atau menutup.

VI. HASIL

Banyaknya air yang berkurang (ml)


Perlakuan
30 menit 60 menit 90 menit 120 menit
Tiupan angin 2,6 2,4 = 0,2 2,4-2,2 = 0,2 2,2-2,1 = 0,1
Tanpa 2,5 2,2 = 0,3 2,2 2,1 = 0,1 2,1 1,9 = 0,2
perlakuan
Tabel 1. Mengukur besarnya transpirasi

Perlakuan Hasil
Air Sukrosa Membuka kemudian menutup
Sukrosa Air Menutup kemudian membuka
Tabel 2. Pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata
VII. PEMBAHASAN
a. Air dan Tumbuhan
Pada praktikum kali ini akan membahas mengenai penguapan air melalui
proses transpirasi. Yang mana praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses
dan kecepatan penguapan air tumbuhan melalui proses transpirasi serta faktor-
faktor lain yang mempengaruhinya. Transpirasi merupakan suatu proses hilangnya
air dalam bentuk uap air dari batang dan daun tumbuhan hidup. Transpirasi
terbesar terjadi melalui daun, ada pula transpirasi tersebut dapat terjadi pada
batang namun dalam jumlah yang sedikit. Menurut teori yang dijelaskan oleh
Loveless (2005) sebagian besar air yang diserap oleh akar tidak disimpan dalam
tumbuhan atau diguunakan dalam berbagai proses metabolisme, tetapi hilang ke
udara melalu proses evaporasi/transpirasi.
Pada percobaan yang pertama adalah mengukur besarnya laju transpirasi
dengan tanaman bunga soka. Pertama menyiapkan alat photometer dan diisi
aquades, kemudian bunga soka dimasukan ke salah satu ujung selang photometer
dan diganjal dengan kapas agar tidak mudah lepas. Kemudian meletakan
potometer ke alat bersandarnya potometer agar posisi aquades dalam selang tetap
sejajar dengan demikian pengukuran besarnya transpirasi akan lebih akurat.
Percobaan dilakukan dengan dua perlakuan yaitu mengukur besarnya transpirasi
tanpa perlakuan dan dengan tiupan kipas angin. Potometer yang sudah siap untuk
diamati dibiarkan selama 2 jam dan melakukan pengamatan banyaknya
air/aquades yang berkurang pada selang potometer setiap 30 menit.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan besarnya transpirasi pada
bunga soka, pada metode tanpa perlakuan atau dibiarkan dihasilkan data dengan
waktu 30 menit air pada selang berkurang 0,3ml dari 2,5ml menjadi 2,2 ml,
kemudian lama waktu 60 menit air pada selang berkurang 0,1 ml dari 2,2 menjadi
2,1 ml, kemudian lama waktu 90 menit air pada selang berkuang 0,2 ml dari 2,1ml
menjadi 1,9 ml. Sedangkan pengukuran dan pengamatan besarnya transpirasi
dengan perlakuan tiupan angin diperoleh yang pertama dengan waktu 30 menit air
pada selang berkurang 0,2 ml dari 2,6ml menjadi 2,4 ml, kemudian lama waktu 60
menit air pada selang berkurang 0,2 ml dari 2,4ml menjadi 2,2 ml, sedangkan
denga lama waktu 90 menit air pada selang berkurang 0,1 ml dari 2,2 menjadi 2,1
ml. Dari hasil data percobaan diatas, besarnya transpirasi antara tanpa perlakuan
dan dengan tiupan angin terdapat perbedaan besarnya transpirasi dengan
berkurangnya air pada selang photometer meskipun data menunjukan perbedaan
yang tidak siginifikan. Dalam percobaan ada waktu dimana dengan perlakuan
tiupan angin diperoleh data yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa
perlakuan ataupun sebaliknya ada waktu dengan perlakuan dibiarkan/tanpa
perlakuan memiliki data yang lebih besar karena transpirasi memiliki beberapa
faktor yang berpengaruh pada besar kecilnya laju transpirasi. Faktor yang
berpengaruh pada percobaan salah satunya adalah perbedaan intensitas cahaya
yang masuk ke ruang. Hal tersebut terbukti dengan percobaan tanpa perlakuan
yang dilakukan pada ruang yang lebih terang, air yang berkurang pada potometer
lebih banyak dibandingkan dengan angin, sedangkan pada perlakuan dengan
angin yang seharusnya memiliki selisih yang signifikan tapi dengan kondisi
ruangan yang tidak terang diperoleh data perbedaan yang tidak signifikan dengan
percobaan tanpa perlakuan.
Menurut teori yang dijelaskan oleh (Gardner, 1991) Terdapat 2 faktor yang
mempengaruhi proses transpirasi, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar
(eksternal). Faktor internal meliputi:

1. Penutupan stomata, Dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang lebih
banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih sedikit untuk masing-masing
satuan penambahan pelebaran stomata. Faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembukaan dan penutupan stomata adalah tingkat cahaya dan kelembapan. Pada
sebagian tanaman cahaya menyebabkan stomata terbuka. Pada tingkat
kelembapan dalam daun yang rendah, sel-sel pengawal akan kehilangan
turgornya, yang dapat menyebabkan penutupan stomata.
2. jumlah dan ukuran stomata, kebanyakan daun tanaman yang produktif memiliki
bnayak stomata pada kedua sisi daunnya. Jumlah serta ukuran stomata
dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan.
3. Jumlah daun, makin luas daerah permukaan daun, maka proses transpirasi yang
terjadi juga akan semakin besar.
4. Penggulungan atau pelipatan daun, banyak tanaman yang memiliki mekanisme
dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila dalam kondisi
perairan terbatas.

b. Pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata

Sebagian besar proses transpirasi pada tanaman lewat stomata. Stomata


adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel
epidermis khusus yang disebut sel penutup. Stoma merupakan celah yang dibatasi
oleh dua sel penjaga. Sel penjaga mempunyai penebalan dinding khusus (bagian
tertentu menebal sedangkan bagian lainnya tidak menebal) dan di dalam selnya
terdapat kloroplas. Stomata berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara
pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan
pernafasan (respirasi). Stomata bagian terbesar berada pada permukaan bawah
daun yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara yang ada dalam
jaringan daun dan di udara. Lubang stomata ini merupakan jalan utama untuk
transpirasi, mengingat epidermis bawah dan atas dilapisi oleh lilin sebagai lapisan
kutikula yang mengandung bahan lemak dan merupakan penghalang untuk
transpirasi.

Berdasarkan pengamatan pada sayatan epidermis bawah daun rheodiscolor


setelah diamati dengan menggunakan mikroskop dan diberi perlakuan tetesan air,
stomata pada daun rheodiscolor terbuka. Stomata yang terbuka karena pada saat
potensial air pada sel penutup meningkat (kadar air di luar lebih tinggi dari pada
kadar air di dalam sel sehingga air di luar akan masuk). Dengan meningkatnya
potensial air di dalam sel, maka tekanan turgor di dalam sel semakin besar dan
stomata akan terbuka.
Kemudian pada pengamatan yang kedua, dengan menggunakan preparat
yang sama, larutan sukrosa 10% ditambahkan sehingga diperoleh hasil jumlah
stomata yang membuka mengalami perubahan dan semakin menutup. Terlihat
bahwa presentase nilai stomata yang terbuka mengalami penurunan, hal ini
disebabkan karena larutan sukrosa bersifat hipertonis dari pada cairan sel penjaga,
sehingga menyebabkan terjadinya peristiwa osmosis yaitu keluarnya air dari
dalam vakuola sel penjaga ke sel tetangga dan kemampuan tekanan turgor dalam
sel penjaga menurun sehingga menyebabkan stomata tertutup.
Selanjutnya pada pengamatan ketiga, menggunakan preparat yang
ditambahkan sukrosa yang sama ditambahkan dengan air sehingga diperoleh hasil
jumlah stomata yang membuka mengalami peningkatan Terlihat bahwa stomata
kembali mengalami peningkatan ketika ditambahkan dengan air, hal ini
disebabkan karena air memiliki tekanan zat pelarut yang rendah, pada saat
potensial air pada sel penutup meningkat (kadar air di luar lebih tinggi dari pada
kadar air di dalam sel sehingga air di luar akan masuk). Dengan meningkatnya
potensial air di dalam sel, maka tekanan turgor di dalam sel semakin besar dan
stomata akan terbuka.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya
stomata. Antara lain kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya,
dan ketersediaan air. Faktor ketersediaan air berhubungan dengan turgiditas pada
sel. Bila tumbuhan kekurangan air, transpirasi akan berkurang karena stomata
menutup akibat turunnya tekanan turgor sel penutup.
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga
tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang
mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi
rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut di
dalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi
osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel
tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk
memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam
sel tersebut harus ditingkatkan (Heddy dan Abidin, 1996).
VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil prakrikum, dapat disimpulkan bahwa:

1. Transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor


internal meliputi tebal-tipisnya daun, besar-kecilnya daun, banyak sedikitnya
bulu, ada atau tidaknya lapisan lilin serta jumlah stomata. Sedangkan faktor
eksternal yang mempengaruhi adalah radiasi, temperature (suhu), kelembapan
udara, tekanan udara, angin dan keadaan air dalam tanah. Apabila suhu serta
tingkat intensitas cahaya semakin tinggi, maka laju transpirasi juga akan
semakin tinggi.
2. Membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel penjaga
(sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan stomata membuka sebaliknya
turgor yang rendah akan menyebabkan stomata menutup.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Fitter, A.H, et al. 2007. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Semarang: Gajah Mada
University Press.
Mikrajuddin, E. A, Saktiono, dan Lutfi. 2007. IPA Terpadu SMP dan MTs Jilid
2 A. Jakarta: Erlangga.
Gardner, Franklin P, dkk, Fisiologi Tanaman Budidaya Fisiologi Tanaman
Budidaya , Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1991
Heddy dan Abidin, 1996, Biologi Edisi III, Erlangga, Jakarta.
Hanum, C . 2008 . Teknik Budidaya Tanaman. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional
Loveless, A.R. 2005. Prinsio-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
Jakarta: PT. Gramedia
Lakitan, B. 1993. Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
X. LAMPIRAN

Perlaku Hasil Kesimpulan


an
Air Membuka
Sukrosa terus
menutup

Sukrosa Menutup
Air terus
membuka

Anda mungkin juga menyukai