Anda di halaman 1dari 16

Laporan Tetap Praktikum

FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA I
“TRANSPIRASI”

OLEH :
NAMA : SYUAAUL BASHIRAH

NIM : 190104024

SEMESTER/ KELAS : IV / A

LABORATURIUM TADRIS IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tetap Praktikum “Fisiologi Tumbuhan” Acara I Ini Disusun Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, Maret 2021

Disahkan Oleh:

Laboran Co. Asisten

(Yuliatin S.Pd) (Nela Apriliani)


NIM:180.104.026

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas ke hadirat Allah yang Maha Esa yang karena
limpahan nikmat serta hidayahnya kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia
ini. Semoga limpahan nikmatnya selalu menyertai kita sepanjang waktu Allahumma
aamiin.

Yang kedua kalinya tak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi besar kita al imamul rasul wa khotimul anbiya’ Muhammad
shallallah alaihi wasallam.yang dengan perjuangan, kerja keras serta semangat beliau
akhirnya kita dapat merasakan manisnya Islam.

Dan saya haturkan banyak terima kasih kepada para dosen, staf laboratorium,
serta kakak-kakak tingkat terlebih khusus lagi yang menjadi Co. Ass atas segala
bimbingan dan pengajarannya sehingga akhirnya laporan tetap hasil praktikum ini
dapat diseleseikan. Kritik serta saran yang membangun sangatlah kami harapkan
untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik.

Mataram, Maret 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
BAB III METODOLOGI....................................................................................5
A. Pelaksanaan............................................................................................5
B. Alat dan Bahan......................................................................................5
C. Cara Kerja..............................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................7
A. Hasil Pengamatan.................................................................................7
B. Analisis Prosedur..................................................................................8
C. Analisis Hasil........................................................................................8
D. .....................................................................................................................8
BAB V KESIMPULAN.......................................................................................9
A. Kesimpulan ..........................................................................................9
B. Saran ....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan memiliki banyak fenomena biologi yang dapat digunakan
sebagai sumber belajar biologi. Di lingkungan sekitar kita tersedia sumber belajar
yang murah dan mudah dijangkau. Penggunaan alam sekitar sebagai sumber
belajar dapat memotivasi dan membawa konsekuensi pada pengenalan secara
cermat kondisi lingkungan itu sendiri. Lingkungan sebagai sumber belajar
memiliki berbagai keuntungan yaitu mudah dijangkau dan biayanya murah, objek
dan permasalahannya beraneka ragam, siswa lebih mengenal alam sekitar,
memperoleh pengetahuan yang benar-benar otentik dan nyata, dan banyak berlatih
melakukan observasi dan eksperimentasi yang penting dalam belajar biologi.
Artinya, penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar merupakan pembelajaran
yang kontekstual karena dekat dan ada di sekitar subjek didik. Dengan demikian,
hal ini dapat melatih keterampilan proses para siswa untuk mengembangkan cara
berpikir kritis mereka. Di lingkungan terdapat objek-objek biologi yang apabila
digunakan sebagai sumber belajar dapat menginteraksikan langsung antara subjek
didik dengan objek yang ada. Salah satu objek biologi yang tampak jelas adalah
tumbuhan yang ada di sekitar subjek didik.
Transpirasi adalah suatu aktivitas hidup tumbuhan. Pada hakekatnya,
transpirasi adalah penguapan udara, yaitu proses kehilangan udara dalam bentuk
uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan udara dari
jaringan tanaman melalui bagian yang lain dapat terjadi, tetapi kehilangan tersebut
sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu,
dalam perhitungan jumlah udara yang hilang dari jaringan tanaman pada umumnya
difokuskan pada udara yang hilang melalui stomata.
Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang
terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel.
Sekitar 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling
besar peranannya dalam transpirasi. Sebagian besar air yang diserap tanaman
ditranspirasikan. Air yang ditranspirasikan tanaman kebanyakan melalui daun
karena di daun terdapat stomata yang menjadi jalan keluarnya air dari dalam
tumbuhan. Pada tanaman selalu melakukan transpirasi yang merupakan proses
penguapan air yang terjadi sehingga menyebabkan air semakin berkurang.
transpirasi yang dilakukan sangat bergantung dari faktor lingkungan yaitu suhu,
kelembaban dan intensitas cahaya yang ada di sekitar tanaman Sehingga
memungkinkan perbedaan tingkatan transpirasi pada karena perbedaan faktor
lingkungan yang terjadi. Proses transpirasi sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, misalnya suhu dan kelembapan serta faktor internal yaitu jumlah dan
luas daun.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Transpirasi Pada Tumbuhan?
2. Bagaimana kecepatan Transpirasi pada tumbuhan pacar air ( Impatiens
Balsamina)?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Proses Transpirasi Pada Tumbuhan.
2. Untuk Mengetahui kecepatan Transpirasi pada tumbuhan pacar air ( Impatiens
Balsamina ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap
melalui stomata, kutikula atau lentisel. Ada dua tipe transpirasi, yaitu (1) transpirasi
kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis;
dan (2) transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui
stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis
tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air
yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang
melalui daun-daun (Wilkins, 1989)
            Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung kepada jenis tumbuhannya.
Bermacam cara untuk mengukur besarnya transpirasi, misalnya dengan menggunakan
metode penimbangan. Sehelai daun segar atau bahkan seluruh tumbuhan beserta
potnya ditimbang. Setelah beberapa waktu yang ditentukan, ditimbang lagi. Selisih
berat antara kedua penimbangan merupakan angka penunjuk besarnya
transpirasi.          Metode penimbangan dapat pula ditujukan kepada air yang terlepas,
yaitu dengan cara menangkap uap air yang terlepas dengan dengan zat higroskopik
yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat merupakan angka penunjuk
besarnya transpirasi (Tjitrosoepomo, 1998)
            Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya
gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di
bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya
panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan
penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses
transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan
fotosintesis agar kelangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin (Sitompul, 1995)
            Transpirasi juga merupakan proses yang membahayakan kehidupan
tumbuhan, karena kalau transpirasi melampaui penyerapan oleh akar, tumbuhan dapat
kekurangan air. Bila kandungan air melampaui batas minimum dapat menyebabkan
kematian. Transpirasi yang besar juga memaksa tumbuhan mengedakan penyerapan
banyak, untuk itu diperlukan energi yang tidak sedikit. Kegiatan transpirasi
dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun faktor luar. Yang terhitung
sebagaio faktor dalam adalah besar  kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin
atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua mempengaruhi kegiatan trasnpirasi pada
tumbuhan (Salisbury, 1992)
            Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung sebagai
pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih banyak daripada
jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air tergantung sebagian
besar  pada  suhu kelembapan relatif  dengan gerakan udara. Pengangkutan garam-
garam mineral dari akar ke daun terutama oleh xylem dan secepatnya mempengaruhi
oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan, akan
tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Sebenarnya seluruh 
bagian tanaman mengadakan transpirasi karena dengan adanya transpirasi terjadi 
hilangnya molekul sebagian besar adalah  lewat daun hal ini disebabkan luasnya
permukaan daun  dan karena daun-daun itu lebih terkena udara dari pada bagian lain
dari  suatu tanaman (Lakitan, 2007)
            Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga
meningkat (Dartius, 1991). Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan
oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu
dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggike sel engan potensi lebih rendah.
Tinggi rendahnya potensi air sel tergantung pada jumlah bahan yang terlarut dari
cairan tesebut, semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi yang terjadi pada
sel semakin rendah (Heddy, 1990)
            
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/ tanggal : Kamis , 18 Maret 2021.
Waktu : 07:30 WITA- Selesai.
Tempat : Laboraturium Tadris IPA Biologi UIN Mataram.
B. Alat dan Bahan
1. Tiga buah botol kapasitas 150 ml
2. Aluminium Foil
3. Vaselin
4. Tanaman Impatiens Balsamina
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan bahan dan lalat yang di perlukan
2. Mengambil batang tanaman impatiens balsamina yang panjangnya _+30 cm.
3. Menyediakan botol kapasitas 150 ml, isi dengna air sevbanyak setengahnya.
4. Memasukan batang tanaman impatiens balsamina kedalam botol yang telah di
isi air tadi dengan melalui lubang gabus botol tersebut.
5. Mencegah terjadinya penguapan air selain melalui tanaman percobaan
6. Menimbang kembali botol-botol tersebut setiap 20 menit dan catat
pengurangan beratnya.
7. Melakukan pada tiga tempat yang berbeda, pada tempat terkena cahaya
langsung keadaan normal, dan lembab lakukan penimbangan sebanyak tiga
kali.
8. Setelah penimbangan terakhir, ambil tnaman dan ukur luas total daun, dari
tanaman tersebut dari tiap botol percobaan.
9. Menghitung kadar kecepatan teranspirasi yang dilakukan oleh tanaman tadi
pada tiga tempat berbeda.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
a. Gambar Hasil Pengamatan
NO Gambar Keterangan

1.

Biasa

2.

Terang

3.

Gelap
b. Tabel Hasil Pengamatan
1. Percobaan I

Perlakuan Sebelum Sesudah


Normal 159, 949 166,665 0,156
Lembab 166,821 159,662 0,287
Cahaya 179,059 178,559 0,5
1. Percobaan II

Perlakuan Sebelum Sesudah


Normal 159,662 169,82 0,103
Lembab 166,665 166,562 -0,158
Cahaya 178,559 178, 149 0,41

B. Analisis Prosedur
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan lalu mendengarkan apa yang di
jelaskan oleh coasisten lalu Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan
Mengambil batang tanaman impatiens balsamina yang panjangnya _+30 cm. lalu
mengukur tinggi btang dan mengukur jumlah daun lalu Sediakan botol kapasitas
150 ml, isi dengna air sevbanyak setengahnya. Setelahitu Memasukan batang
tanaman impatiens balsamina kedalam botol yang telah di isi air tadi dengan
melalui lubang gabus botol tersebut. Mencegah terjadinya penguapan air selain
melalui tanaman percobaan Timbang kembali botol-botol tersebut setiap 20 menit
dan catat pengurangan beratnya. Lakukan pada tiga tempat yang berbeda, pada
tempat terkena cahaya langsung keadaan normal, dan lembab lakukan
penimbangan sebanyak tiga kali. Setelah penimbangan terakhir, ambil tnaman dan
ukur luas total daun, dari tanaman tersebut dari tiap botol percobaan. Menghitung
kadar kecepatan teranspirasi yang dilakukan oleh tanaman tadi pada tiga tempat
berbeda.

C. Analisis Hasil
Proses transpirasi terjadi pada bagian tumbuhan yang berada di atas
permukaan air. Air yang berada didalam tumbuhan menguap melalui bagian-
bagian yang berhubungan dengan udara luar seperti pori-pori daun dan stomata,
lubang kutikula dan lentisel atau celah batang berkat proses fisiologi tumbuhan.
Lebih jauh, pada proses transpirasi, uap air berdifusi dari udara yang lembab di
dalam jaringan tumbuhan ( terutama daun ) ke udara yang lebih kering di atmosfer
atau lingkungan. Difusi atau kehilangan air pada tumbuhan ini berkaitan dengan
kemampuan atau kecepatan tumbuhan tersebut dalam menarik air ditanah melalui
akar hingga sampai ke daun.
Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung kepada jenis tumbuhannya.
Bermacam cara untuk mengukur besarnya transpirasi, misalnya dengan
menggunakan metode penimbangan. Sehelai daun segar atau bahkan seluruh
tumbuhan beserta potnya ditimbang. Setelah beberapa waktu yang ditentukan,
ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua penimbangan merupakan angka
penunjuk besarnya transpirasi. Metode penimbangan dapat pula ditujukan kepada
air yang terlepas, yaitu dengan cara menangkap uap air yang terlepas dengan
dengan zat higroskopik yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat
merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi

Pada percobaan kali ini, proses transpirasi tumbuhan diketahui dengan cara
timbangan listrik, dengan cara tumbuhan yang menjadi sample yaitu Impatiens
Balsamina dari sini dapat diketahui bahwa tanaman tersebut dapat melakukan
transpirasi dengan cepat, hal ini dibuktikan dari hasil pengamtan yang diperoleh
pada hasil pengamatan tersebut bahwasannya perlakuan terang lebih cepat proses
transpirasinya dengan berat 172 sedangkan ditempat gelap proses tranpirasinya itu
lebih lambat dengan berat 159 di sebabkan karena faktor Seperti yang kita ketahui
bahwa proses transpirasi merupakan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan
dalam bentuk uap melalui stomata, kutikula dan lentisel. Transpirasi yang terjadi
dipengaruhi oleh Luas Total Daun (LTD) tanaman tersebut. Semakin besar LTD
tanaman, maka semakin cepat proses transpirasi yang terjadi, begitu pula
sebaliknya, semakin kecil LTD tanaman, maka semakin lambat pula proses
transpirasinya. Dengan menggunakan perbandingan antara berat akhir
penimbangan botol dan tanaman dengan LTD tanaman, maka dapat diketahui
besarnya kecepatan transpirasi tanaman.

D. Evaluasi
1. Apakah terjadi perbedaan cukup jauh antara perlakuan transpirasi pada keadaan
terkena cahaya langsung, normal, dengan lembab?
Jawab: dari hasil pengamatan yang kami lakukan perbedaan yang tidak terlalu
jauh seperti 176,15 mg/cm2 pada percobaan terkena cahaya langsung, 166,00
pada percobaan normal dan 170,80 mg/cm2 pada percobaan lembab.
2. Apakah ukuran luas daun mempengaruhi perbedaan transpirasi pada tiga
perlakuan?
Jawab : Proses transpirasi sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, misalnya
suhu dan kelembapan serta faktor internal yaitu jumlah dan luas daun. Maka
dari itu luas daun mempengaruhi perbedaan transpirasi pada tiga perlakuan.
3. Buatlah grafik laju transpirasi pada ketiga tempat berbeda yang telah dilakukan!
Jawab:
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarakan hasil dan pembahasan dari praktikum kali ini, maka dapat
disimpulkan bahwa transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air
dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati
stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Sekitar 80% air yang ditranspirasikan
berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi.
Sebagian besar air yang diserap tanaman ditranspirasikan. Air yang
ditranspirasikan tanaman kebanyakan melalui daun karena di daun terdapat
stomata yang menjadi jalan keluarnya air dari dalam tumbuhan.
Pada tanaman selalu melakukan transpirasi yang merupakan proses
penguapan air yang terjadi sehingga menyebabkan air semakin berkurang.
transpirasi yang dilakukan sangat bergantung dari faktor lingkungan yaitu suhu,
kelembaban dan intensitas cahaya yang ada di sekitar tanaman Sehingga
memungkinkan perbedaan tingkatan transpirasi pada karena perbedaan faktor
lingkungan yang terjadi. Proses transpirasi sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, misalnya suhu dan kelembapan serta faktor internal yaitu jumlah dan
luas daun.
B. Saran
Coass sebaiknya lebih tegas dan jelas dalam menjelaskan materi yang di
praktikumkan , agar tidak ada kekeliruan dari praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta

Tjitrosoepomo, H. S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta

Sitompul. S. M. dan Guritno, B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press.

Yogyakarta

Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung

Lakitan, B. 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai