Anda di halaman 1dari 12

Praktikum ke: 02 Hari/Tanggal: Senin, 10 Januari 2020

PRAKTIKUM ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN BW2202

PENENTUAN BULK DENSITY DAN POROSITAS TANAH

Disusun Oleh:

Fauzia Marwaiffah Alis 11518003

Fransisca Anjari Anggoro Jati 11518005

Fauzan Syauqi Rahmanuwudan 11518013

Vini Putriani Lukman 11518036

Anisa Septiana Rosyadah 11518044

Muhammad Biharul Anwar 11518055

Kelompok 09

Asisten:

Wilhelmus Medhavi 11517002

PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

JATINANGOR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan
hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media
gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,
hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi,
garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan
juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman
memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.

Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai
istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang
tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan
yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori
belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air
yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat
tanah kering yang tetap.

Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu
memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar
tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan
tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan
tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar
seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.

Kerapatan isi adalah bobot kering suatu isi tanah dalam keadaan utuh yang
dinyatakan dalam g/cm3. isi tanah terdiri dari isi bahan padatan dan isi ruangan di
antaranya. Bagian isi tanah yang tidak terisi oleh bahan padat, baik bahan mineral
maupun bahan organik disebut ruang pori tanah. Kerapatan jenis zarah adalah

1
massa (bobot) suatu unit yang hanya terdiri dari bagian padatan dan dinyatakan
dalam gram tiap sentimeter kubik.

Ruang pori total adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah utuh yang
dinyatakan dalam persen, yang terdiri atas ruang diantaranya partikel pasir, debu,
liat serta ruang diantara agregat agregat tanah.

Untuk mendapatkan kerapatan jenis zarah tidaklah mudah karena peubah ini
merupakan fungsi dari nisbah antara komponen mineral dan bahan organik tanah.
Untuk komponen mineral tanpa memperhatikan banyaknya besi dan mineral-
mineral berat, kerapatan jenis zarah rata-rata adalah 2,65. Sedangkan untuk bahan
organik dari tanah normal (bukan gambut) rata-rata 1,45. Jika bahan organik lebih
dari 1%, kerapatan jenis zarah harus dikurangi dengan 0,02 untuk tiap persen
bahan organik.

Bobot isi (B.I) tanah yang biasa juga disebut sebagai “apparent density”,
adalah perbandingan antara berat suatu masa tanah dengan keadaan kering mutlak
dengan volumenya. Tanah tersebut harus dalam keadaan tidak terganggu (utuh).
Satuan bobot isi tanah dinyatakan dalam g/cm3. Tanah-tanah mineral nilainya
berkisar antara 0,7 – 1,5 g/cm3.

Metode penentuan bulk density yang paling sering dilakukan adalah dengan
ring sample atau dengan metode clod. Pada metode clod, gumpalan tanah
dicelupkan ke dalam cairan plastic kemudian ditimbang biasa (di udara) dan di
dalam air untuk mengetahui berat dan volume dari clod tersebut.

1.2 Tujuan

1. Menentukan kadar air pada sampel tanah utuh di (sebutkan di tapak mana)
ITB Jatinangor

2. Menentukan bulk density pada sampel tanah utuh di (sebutkan di tapak mana)
ITB Jatinangor

3. Menentukan porositas pada sampel tanah utuh di (sebutkan di tapak mana)


ITB Jatinangor

2
1.3 Teori Dasar

Air tanah adalah salah satu komponen penting dalam siklus hidrologi, serta
merupakan sumber air yang sangat penting yang keberadaannya tidak 7 7
dipengaruhi oleh proses evaporasi yang terjadi di permukaan tanah. Air yang
tersimpan di dalam pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi dua jenis aquifer,
yaitu terbuka dan tertutup. Yang dimaksud dengan aquifer terbuka adalah aquifer
yang masih mendapat pengaruh dari atmosfer luar melalui pori-pori lapisan tanah,
sementara aquifer tertutup adalah aquifer yang dibatasi oleh lapisan kedap air
(aquiclude) sehingga tidak mendapat pengaruh dari atmosfer luar (Indarto, 2010).

Bulk Density merupakan berat suatu massa tanah per satuan volumetertentu.
Satuannya adalah g/cm3. Volume tanah yang dimaksud adalah volumekepadatan
tanah termasuk ruang-ruang pori. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan
tanah. Makin padat suatu tanah maka semakin tinggi bulk density, yang berarti
semakin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya tanah
lapisan atas pada tanah mineral umumnya mempunyai nilai bulk densityyang
rendah dibandingkan dengan tanah di bawahnya (Aris, 2013).

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah
erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat
tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, porositas tanah semakin kecil.
Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki por
ositas yang besar. Porositas merupakan gabungan dari pori-pori tanah, baik pori
tanah yang ditempati udara atau yang ditempati air. Porositas tanah sangat
menentukan penggunaan tanah tersebut. Tanah yang porositasnya baik adalah
tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus
tanah dalam mencari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air
hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya
terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke
lapisan berikutnya.

3
BAB II

METODOLOGI

2.1 Waktu dan Lokasi

Praktikum dilaksanakan pada Senin, 10 Februari 2020 pukul 15.00 WIB -


18.00 WIB. Lokasi praktikum berada di Lab Instruksional Gedung Kehutanan
LABTEK VA, dan di tapak A-J, kawasan Kampus ITB Jatinangor. Jl. Let. Jend.
Purn. Dr. (HC) Mashudi No.1, Sayang, Kec. Jatinangor, Kabupaten Sumedang,
Jawa Barat 45363.

2.2 Cara Kerja

Volume dan berat ring sampler yang digunakan diukur.

Permukaan tanah yang akan dijadikan lokasi pengambilan sampel tanah


dibersihkan dan ditandai bentuk persegi menggunakan sendok semen.

Tanah di sekitar tanda persegi disingkirkan dan ring sampler dimasukkan


ke dalam tanah sampai terbenam dan kedalaman tanah dicatat.

Ring sampler dikeluarkan dari dalam tanah secara hati-hati agar tidak ada
tanah yang hilang.

Kelebihan tanah dibersihkan dari ring sampler dengan cara dipotong


menggunakan pisau atau sendok semen sehingga permukaan tanah dalam
ring sampler datar.

Sampel tanah diletakkan dan dibungkus menggunakan alumunium foil,


kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik.

Pada bagian luar alumunium foil ditulis nomor atau kode sampel tanah.

Sampel tanah ditimbang dan berat tanah basahnya dicatat.

4
Sampel tanah dioven selama 24 jam dengan suhu 105oC hingga bobotnya
konstan.

Sampel tanah yang sudah kering ditimbang dan berat keringnya dicatat.

Kadar air, bulk density, dan porositas sampel tanah dihitung.

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Nilai Bulk Density dan Porositas Tanah

Pada tapak B sampel tanah yang diamati menggunakan core sampler


bervolume sebesar 142.3cm³, untuk menentukan kepadatan tanah pada sampel
yang diambil maka diperlukannya berat kering.Sampel tanah yang telah di
bungkus menggunakan alumunium foil langsung diukur berat basahnya Dan
didapatkan berat basah sebesar 185,27 laly dioven dan didapatkannya berat kering
sebesar 141,41 gram.

Perhitungan bulk density memerlukan rumus :

Bulk density (gram/cm2) = Berat kering : volume

Dari HASIL perhitungan didapatkan bahwa bulk density sebesar 0.99gram /cm³
dan tergolong ke jenis tanah organik sebab secara harfiah tanah organik memiliki
bulk density sebesar 0.1- 0.9 gram/cm³(Pairunan dkk, 1997) bulk density yang
terlalu rendah maupun terlalu tinggi makan akan mengakibatkan kurang baik
suatu area tanah tersebut. Sebab jika bulk density bernilai terlalu tinggi akan
berakibat ketidakmampuan tanah tersebut dalam menopang air dengan baik dan
menyebabkan area tersrbuta kekeringan, sedangkan bulk density bernilai sangat
rendah maka aerase nya kurang bagus. Tanah yang baik dan subur memiliki bulk
density yang tidak terlalu tinggi dan rendah ( Hakim dkk, 1986)

Perhitungan porositas tanah memerlukan rumus :

Porositas tanah = (1-(bulk density : 2.65)) x 100%

Nilai porositas tanah yang didapatkan oleh kelompok 9 adalah sebesar


63%. Nilai porositas tanah berbanding terbalik dengan bulk density sampel tanah
pada tapak B memiliki nilai porositasnya tinggi karena kandungan bahan
organiknya rendah, hal ini berarti porositas di pengaruhi oleh tinggi rendahnya
kandungan bahan organik. Ini berarti masih rendahnya nilai bulk density dan
particle density suatu tanah, maka semakin tinggi nilai porositasnya. Sedangkan

6
nilai porositas yang kecil memiliki kandungan bahan organiknya tinggi (Pairunan
dkk. 1997)

Massa jenis partikel normal diasumsikan sekitar 2.65 g/cm3 batuan


partikel pasir. Sebab rata-rata bentuk tanah merupakan partikel maka 2.65g/cm³
dijadikan ketetapan dalam menentukan Porositas tanah.

Tabel 2.1 Data kelompok

Berdasarkan tabel 2.1 didapatkan hasil bulk density pada tapak J, tapak H,
dan tapak C berada pada rentang 0.1-0.9 g/cm³ yang menandakan bahwa tanah
pada tapak tersebut memiliki kandungan organik,. Tapak A, B, D, E, F,G, I
termasuk kwdalam golongan tanah mineral. Faktor yang dapat mempengaruhi
berat isi tanah ialah besarnya ruang pori atau porositas tanah, semakin besar
porositas tanah dan jumlah ruang porinya maka berat isinya akan semakin kecil.
Tanah berpasir dan lempung berpasir umumnya memiliki berat isi yang berkisar
antara 1,2 – 1,8 g/cm2 sedangkan tanah yang lebih halus umumnya kisaran Berat
isinya antara 1,0 – 1,6 g/cm2 . Kandungan bahan organik yang rendah dan
kurangnya agresi tanah yang kompak akan menyebabkan meningkatnya nilai
berat isi tanah. Karena sangat dipengaruhi oleh agresi tanah maka penentuan
berrat isii tanah hanya baik apabila dilakukan dengan menggunakan contoh tanah
utuh. (Nurhidayati.2006.Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Hal :42)

7
3.2 Nilai kadar air

Kadar air tanah dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara massa air yang ada
dalam contoh sebelum pengeringan dengaan massa contoh stelah dikeringkan
sampai mencapai massa yang tetap pada 105o C (Abdurachman,A et al, 2006)

Berat Isi (BI) atau Bulk Density (BD), adalah suatu perbandingan antara
massa padatan tanah dengan volume tanah, digunakan untuk mencirikan tanah,
karena nilai perbandingan ini cukup stabil untuk jangka waktu yang lama
biasanya dinyatakan dalam gr/cm3 (Widianto dan Ngadirin, 2012)

Tabel 2.2 Kadar Air dan Bulk Density pada Wilayah Berbeda

Kelompok Kadar Bulk


Air Density
Tanah (gr/cm3)
1 44,51% 0,89
2 29% 0,86
3 40,4% 0,99
4 31% 0,93
5 34% 0,66
6 20,30% 1,04
7 33% 0.96
8 20% 1.08
9 31% 0.99
10 36,4% 0.916

Berdasarkan tabel 2.2 diperoleh bahwa semakin besar nilai bulk density
maka semakin kecil presentase kadar air tanah yang terdapat pada sample tanah
utuh. Kerapatan massa lapisan yang bertekstur halus biasanya antara 1,0-1,3
g/cm3. Jika struktur tanah kasar maka kerapatan massa 1,3-1,8 g/cm3. Dimana
makin padat suatu tanah makin tinggi kerapatan massa atau bulk densitynya
sehingga makin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Pemberian
bahan organik pada tanah dapat menurunkan Bulk Density tanah, hal ini
disebabkan oleh bahan organik yang di tambahkan mempunyai kerapatan jenis
yang lebih rendah. Kemantapan agregat yang semakin tinggi dapat menurunkan
bulk density tanah maka persentase ruang pori – pori semakin kasar dan kapasitas
mengikat air semakin tinggi

8
3.3 Percobaan Pengambilan Contoh Tanah Utuh dan Biasa

Tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah
tertentu dalam keadaan yang tidak terganggu. Sehingga kondisinya menyerupai
kondisi di lapangan. Untuk memperoleh contoh tanah yang baik dan tanah di
dalam tabung tetap seperti keadaan lapangan, maka perbndingan antara luas
permukaan tabung logam bagian luar dan luas permukaan tabung bagian dalam
tidak lebih dari 0,1 perbandingan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

′㠲⸷

Dimana Dl adalah diameter tabung bagian luar dan Dd adalah diameter


tabung bagian dalam (Suganda, et al, 2006)

Pengambilan contoh tanah utuh dilakukan untuk analisa sifat fisik tanah
seperti berat isi (bulk density), porositas, permeabilitas. Pengambilan contoh tanah
utuh hanya pada stu kedalaman yaitu 0-20 cm.

Tanah terganggu merupakan contoh tanah yang diambil dengan


menggunakan cangkul, sekop, atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-
2 kg. contoh tanah terganggu dapat digunakan untuk analisis sifat-sifat kimia
tanah. Kondisi contoh tanah terganggu tidak saam dengan keadaan di lapangan,
karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan. Contoh tanah terganggu
digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah, perkolasi, batas
cair, batas plastis, batas kerut, dll.

9
KESIMPULAN

1. Kadar air yang didapatkan di tapak B adalah 31% sedangkan pada seluruh
tapak A-J kawasan kampus ITB Jatinangor adalah berkisar antara 20-44,51 %.
2. Bulk density yang didapatkan pada tapak B adalah 0.99 g/cm^3 sedangkan
berdasarkan data angkatan diperoleh pada tapak Jalak, H dan C dengan
rentang 0.1-0.9 g/cm3 yang menunjukkan tanah organik dan pada tapak
lainnya 0.9-1.08 g/cm3 menunjukkan tanah mineral.
3. Porositas pada tapak B adalah 62.64 % sementara pada seluruh tapak berkisar
antara 59.25-74.2 %.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman,A., Haryati, U., Juarsyah,I. 2006. Penetapan Kadar Air Tanah


dengan Metode Gravimetrik. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta
Aris, 2013. Laporan Praktikum Bulk Density.
Hakim dkk 2001. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung
Indarto. 2010. Hidrologi, Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Pairunan dkk. 1997. Dasae-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
Timur. Makassar.
Suganda, H., Rachman, A., Sutono,S. 2006. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Jakarta
Widianto dan Ngadirin, 2012. Pedoman Praktikum: Pengantar Fisika Tanah.
Laboratorium.

11

Anda mungkin juga menyukai