Kelompok 3 :
• Opia Triansari
• Bintang Fahrezi
• Yudha Dwi Pramudita
• Andre Sito Simatupang
• Risky Pratama Jaya
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktik
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat
kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin
sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah
tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Porositas merupakan
gabungan dari pori-pori tanah, baik pori tanah yang ditempati udara atau yang ditempati air.
Porositas tanah sangat menentukan penggunaan tanah tersebut. Tanah yang porositasnya baik
adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah
dalam mencari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga
tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik,
karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya.
Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah,
pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : (1) pori makro atau pori besar; (2) pori meso atau
pori sedang; dan (3) pori mikro atau pori kecil. Masing-masing kelompok ini menempati
lapisan-lapisan tanah yang berbeda. Pada lapisan pertama banyak terdapat pori makro dan pori
mikro hampir tidak ada. Lapisan kedua pada umumnya pori meso banyak dan juga ada pori
mikro dan pori makro tetapi tidak terlalu banyak .
Dalam ilmu biofisika tanah dan mekanika tanah yang erat dengan perencanaan
bangunan porositas memiliki hal yang negatif dan positif. Jika porositar tanah sangat tinggi
maka akan mengakibatkan ketidakkuatannya tanah untuk menanggung beban yang sangat
tinggi. Maka dalam hal ini jika porositas tinggi maka perlu dilakukannya pemadatan. Dan jika
porositas rendah maka tanah tidak perlu lagi pemadatan. Hal ini dikarenakan porositas yang
sangat kecil menandakan bahwa pori tanah juga kecil sehingga jika tanah memiliki tahanan
eser yang kuat maka tanah sudah sangat kuat.
Porositas merupakan salah satu bagian yang menentukan kerapatan massa. Hal ini
sudah ditegaskan bahwa orositas merupakan gambaran dari pori-pori di tanah itu sendiri.
Sehingga dapat diketahui bahwa berdasarkan uraian di atas porositas sangat menentukan nilai
bulk density. Semakin besar pori maka semakin rendah kerapatan massanya dan semakin
rendah jumlah pori maka semakin tinggi nilai kerapatan massa. Jumlah pori dari permukaan
sampai lapisan dalam semakin berkurang. Hal ini menyebabkan semakin dalam lapisan tanah
maka semakin besar nilai bulk density.
1.2 Tujuan Praktik
Tujuan dilakukannya praktikum porositas adalah untuk menentukan nilai porositas dari
tanah sampel yang telah diamati dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
porositas tanah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Porositas
Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori
mikro, pori meso ataupun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan
sebagian pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan
pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur lempung, umumnya mempunyai porositas yang
besar. Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Foth,
1994).
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar
ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah
persentase volume tanah yang ditempati butiran padat. (Pairunan, dkk, 1985).
Faktor porositas tanah dikendalikan oleh tekstur tanah, struktur, dan kandung-an bahan
organik. Pada KU dengan poro-sitas tanah tinggi terlihat adanya kan-dungan unsur pasir dalam
tekstur tanah (KU II, III, V, VI, dan VIII). Pada tanah berpasir, porositas tanah didominasi oleh
pori makro yang berfungsi sebagai lalu lintas air sehingga infiltrasi meningkat. Sedangkan pada
tanah berlempung, pori mikro lebih berperan dan daya hantar air-nya rendah sehingga infiltrasi
menurun (Soepardi, 1983 dalam Hidayah et al., 2001).
Bahan organik dan liat bagi agregat ta-nah berfungsi sebagai pengikat untuk ke-
mantapan agregat tanah. Aktivitas akar tanaman menambah jumlah pori-pori ta-nah sehingga
perkolasi semakin memba-ik. Selain itu, melalui retakan-retakan yang terbentuk oleh aktivitas
akar tanam-an secara tidak langsung melalui ikatan mekanis atau biologis dan kimia oleh hu-
mus dapat memantapkan agregat tanah, akibatnya laju infiltrasi menjadi mening-kat (Hairiah,
1996 dalam Hidayah et al., 2001). Semakin tinggi kandungan bahan organik dalam tanah,
kondisi fisik tanah menjadi lebih baik bagi laju penurunan air ke dalam tanah.
Porositas adalah porositas ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan
volume tanah yanag dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi
drainase dan aerasi tanah. Tanah yang porous artinya tanah yang cukup mempunyai ruang pori
untuk pergerakan air tanah dan udar bebas bergerak secara leluasa didalam tanah. Porositas
tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Pori-pori
tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori tanah dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-
pori halus, pori-pori kasar berisi udara dan air gravitasi sedangkan pori-pori halus berisi udara
atau sedangkan pori-pori halus berisi udara dan air kapiler (Buckman dan Brady, 2002).
Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian besar dari
pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisiensi dalam lalu lintas air maupun
udara. Tanah-tanah pasir sulit menahan air sehingga tanaman cepat sekali kering, ini
disebabkan karena tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak. Persentase
volume yang ditempati oleh pori-pori kecil, dalam tanah berpasir adalah rendah, yang
menunjukkan kapasitas memegang air yang rendah, (Buckman dan Brady, 2002).
• Tanggal :
26 September 2022 Lahan Praktikum Politeknik
• Pukul : Negeri Lampung
7.30 WIB