Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

PENETAPAN BERAT ISI DAN POROSITAS TANAH

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Ir. Suyamto, MP.

Disusun Oleh :
Kholil Shidiq Wijaya
22201032033
Kloter H (1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL..................................................................................................iii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5

1.1 Latar Belakang...............................................................................................5

1.2 Tujuan.............................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6

BAB III METODOLOGI......................................................................................9

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum....................................................9

3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................9

3.3 Langkah Kerja................................................................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................10

4.1 Hasil..............................................................................................................10

4.2 Pembahasan..................................................................................................10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................14

5.1 Kesimpulan...................................................................................................14

5.2 Saran.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

LAMPIRAN..........................................................................................................17

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul
Hal
1. Hasil Pengamatan......................................................................................10
2. Hasil Perhitungan Berat Isi Dan Porositas Tanah......................................10

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul
Hal
1. Hasil Perhitungan.......................................................................................17
2. Dokumentasi..............................................................................................19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah salah satu elemen yang penting bagi semua mahluk hidup
terutama yang ada di bumi ini, karena hal ini disebabkan tanah sebagai
pendukung hidupnya berbagai macam-macam tumbuhan dan mempunyai
unsur hara dan air, selain itu mampu menopang akar tumbuh-tumbuhan,
struktur tanah yang berongga juga bisa membuat tempat untuk akar tumbuhan
mudah bernafas, budidaya pertanian, kehutanan, perkebunan, dan lain
sebagainya. Dimana tanah berfungsi sebagai penyedia dalam unsur hara,
penahan air, dan sebagai media pertumbuhan tanaman yang alami.
Pada tanah terdapat berat jenis, berat volume, dan porositas. Dengan
mengetahui berat jenis ini dapat kita ketahui porositas tanah sehingga dapat
mengidentifikasi kemampuan tanah dalam diberi perlakuan sesuatu
(konsistensinya). Oleh karena itu berat isi sangat penting untuk dipelajari
sehingga pengetahuan mengenai berat isi semakin bertambah. Data sifat-sifat
fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan penambahan kebutuhan air,
pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman
tertentu. Berarti isi tanah juga erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah
dan kemampuan akar tanaman menembus tanah.
Berat isi tanah juga diperlukan dalam perhitungan pemberian pupuk,
penambahan kapur, dan pembenahan tanah untuk satuan luas lahan. Hal ini
karena pada luas lahan dengan kedalaman tertentu menggunakan satuan
volume (m3), sedangkan pupuk, kapur atau pembenah tanah dalam satuan
berat, sehingga volume tanah harus diubah terlebih dahulu menjadi satuan
berat (Kg atau ton). Untuk mengubah menjadi satuan berat maka diperlukan
data berat isi tanah. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman tentang
berat isi dan jenis tanah.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui berat isi dan porositas suatu tanah

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Berat isi merupakan petunjuk kerapatan tanah, makin padat suatu tanah
maka makin sulit meneruskan air dan penetrasi akar makin sulit. Bulk density
sangat penting pada pertumbuhan tanaman karena kita dapat mengetahui
kebutuhan pupuk atau air pada tiap-tiap hektar tanah didasarkan pada berat tanah
(Saputra, D. D., Putrantyo, A. R., & Kusuma, Z. 2018).
Nilai berat isi tanah sangat bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya
karena perbedaan kandungan bahan organik, tekstur tanah, kedalaman tanah, jenis
fauna tanah, dan kadar air tanah (Surya, J. A., Nuraini, Y., & Widianto, W. 2017).
Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf
kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit
perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air
terhambat. Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat tanah kering dengan
satuan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umumnya dinyatakan
dalam gram/cm3 (Zulkarnain, M., Prasetya, B., & Soemarno, S. 2013).
Menurut (Rosyidah, E., & Wirosoedarmo, R. 2013) terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi berat isi:
a. Struktur Tanah
Tanah yang memiliki struktur yang mantap (lempeng) mempunyai berat isi
yang lebih tinggi daripada tanah yang mempunyai struktur kurang mantap
(remah).
b. Pengolahan Tanah
Jika suatu tanah sering diolah, tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi
daripada tanah yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik
akan menghasilkan tanah yang baik pula.
c. Bahan Organik
Jika dalam tanah tersebut banyak ditemukan bahan organik, tanah tersebut
memiliki berat isi lebih banyak dibandingkan dengan tanah yang tidak
terdapat bahan organik. Jadi bahan organik sebanding lurus dengan berat isi.

6
d. Agregasi Tanah
Agregasi merupakan proses pembentukan agregat-agregat tanah, dengan
terbentuknya agregat-agregat tanah itu, tanah menjadi berpori-pori, sehingga
tanah menjadi gembur, dapat menyimpan dan mengalirkan udara dan air.
Agergat tanah memiliki ukuran yang lebih besar daripada partikel-partikel
tanah.
Porositas adalah total pori tanah yang ditempati oleh air atau udara serta
bagian yang tidak terisi oleh bahan padat tanah. Pori-pori tanah dibedakan
menjadi pori makro, pori meso, dan pori mikro terisi oleh air, sedangkan pada
keadaan kering, pori makro dan pori meso akan terisi oleh udara (Anastasia, I.,
Izzati, M., & Suedy, S. W. A. 2014).
Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman
mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori-pori total (jumlah pori-pori
makro dan mikro) lebih tinggi daripada tanah pasir (Hesti Kusuma, A., Izzati, M.,
& Saptiningsih, E. 2013).
Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume pori tanah dengan
volume total tanah, yaitu menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-pertikel
tanah primer (debu, pasir, liat) sampai pada partikel sekunder disebut juga agregat.
Struktur dapat mengubah pengaruh tekstur dengan memperlihatkan hubungan
kelembaban dengan udara. Porositas tanah kemampuan-kemampuan tanah dalam
menyerap air. Porositas tanah erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk
Desnity). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka
porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air
maka porositas tanah semakin besar (Nita, C. E., Siswanto, B., & Utomo, W. H.
2015). Tinggi rendahnya porositas pada suatu tanah ini sangat berguna dalam
menentukakn tanaman yang cocok di tanam untuk tanah tersebut. Dalam keadaan
air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak
membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di
sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan
penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak apabila tergenang air
terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang
dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman.

7
Penentuan porositas tertuju pada partikel-pertikel yang ada dalam lapisan
tanah. Jadi porositas tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan
jumlah ruang atau antara partikel-pertikel. Untuk kebanyakan tanah mineral rata-
rata kerapatan zahranya adalah 2,6 gram/cm 3. Perbedaan kerapatan dengan zahra
diantara jenis-jenis tanah tidak bergitu besar, kecuali terdapat variasi didalam
kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah (Amirat, F., Hairiah, K., &
Kurniawan, S. 2014).
Porositas dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu iklim, kelembaban, dan
struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat
mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka
tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah
maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat
tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah
tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada
musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin
besar tetapi kebanyakan akan terisi oleh udara, sehingga nantinya akan
berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu struktur tanah juga akan
sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat, pasir, dan debu
yang dikandung tanah tersebut apabila strutur tanah dirusak maka porositas tanah
tersebut akan berubah (Kusuma, M. N., & Yulfiah, Y. 2018).
Porositas tanah (N) merupakan perbandingan antara volume ruang pori
(makro dan mikro) dengan volume total, contoh tanah yang dinyatakan dalam
persentase volume tanah di lapangan. Dengan kata lain porositas adalah bagian
dari volume tanah yang tidak ditempati oleh padatan tanah. Proporsi tanah ada
karena bentuk dan ukuran agregat tanah yang tidak saling merapat merupakan
dasar dari pori-pori tanah. Merupakan ruang antara agregat yang satu dengan yang
lain disebut pori-pori mikro dan makro tanah (Setyowati, D. L. 2011).

8
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum


Praktikum Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan pada hari sabtu kloter H (1)
pukul 12.30 WIB yang bertempatkan di gedung Halal Center latai 4
Labolatorium Pertanian. Prosesi penimbangan sampel tanah utuh + ring
sebelum oven pada hari sabtu tanggal 1 April 2023 pukul 13.00 WIB yang
bertempatkan di gedung Halal Center lantai 4 Labolatorium Pertanian dan
penimbangan sampel tanah + ring setelah oven serta mengukur jari-jari dalam
ring, diameter ring serta tinggi ring pada hari minggu tanggal 2 April 2023
pukul 16.00 WIB yang bertempatkan di kombong tempat pengovenan.

3.2 Alat dan Bahan


Selama proses praktikum tentu ada alat dan bahan yang digunakan antara
lain: jangka sorong, oven, timbangan, dan sampel tanah utuh.

3.3 Langkah Kerja


1. Menimbang sampel tanah utuh + ring
2. Memberi label lalu masukkan ke dalam oven dengan suhu 1050C
3. Menimbang setelah oven sampel tanah + ring
4. Mengeluarkan tanah dari ring
5. Mengukur jari-jari (diameter dalam ring) dan tinggi ring

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Berat Ring BTso + Ring BTko + Ring Diameter Ring Jari-Jari Ring Tinggi Ring
Sampel
(gram) (gram) (gram) (cm) (cm) (cm)
Tanah Utuh 99.60 146.57 126.10 3.66 1.83 5.45

Keterangan :
BTso : Berat Tanah Sebelum Oven
BTko : Berat Tanah Setelah Oven

Tabel 2. Hasil Perhitungan Penentuan Berat Isi Dan Porositas Tanah

No Parameter Hasil Perhitungan


1. Massa Tanah (Mt) (gram) 46.97
2. Massa Air (Ma) (gram) 20.47
3. Massa Padatan (Mp) (gram) 26.50
3
4. Volume Tanah (Vt) (cm ) 57.33
5. Volume Air (Va) (cm3 ) 20.47
6. Volume Padatan (Vp) (cm3 ) 10.00
3
7. Volume Udara (Vu) (cm ) 26.86
8. Volume Ruang (Vr) (cm3 ) 47.33
9. KA % Volume (%) 35.71
10. Berat Isi (gram/cm) 0.46
11. Porositas (%) 82.64

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan menggunakan
sampel tanah utuh dan ring diperoleh: berat ring 99,60 gram, berat tanah sebelum
oven (BTso) + ring 146,57 gram, berat tanah setelah oven (BTko) + ring 126,10
gram, diameter ring 3,66 cm, jari-jari ring, 1,83 cm, dan tinggi ring 5,45 cm.
Setelah diperoleh hasil dari pengamatan tersebut selanjutnya melakukan
perhitungan sehingga diperoleh: Massa Tanah (Mt) 46,97 gram, Massa Air (Ma)
20,47 gram, Massa Padatan (Mp) 26,50 gram, Volume Tana (Vt) 57,33 cm 3,
Volume Air (Va) 20,47 cm3, Volume Padatan (Vp) 10,00 cm3, Volume Udara (Vu)

10
26,86 cm3, Volume Ruang (Vr) 47,33 cm3, Kadar Air (KA) % Volume 35,71%,
Berat Isi 0,46 gram/cm, dan Porositas 82,64%.
Hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa
semakin rendah berat isi tanah menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat
kepadatan tanah sehingga air mudah mengalir dalam tanah, sebaliknya semakin
besar berat isi tanah maka menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepadatan
tanah sehingga air sulit mengalir kedalam tanah. Porositas adalah pori-pori yang
ada dalam tanah, dari hasil perhitungan diperoleh bahwa semakin tinggi
kandungan porositas dala tanah menunjukkan bahwa tanah tersebut longgar
sehingga mudah di aliri air akibatnya air dapat ditangkap oleh tanah. Sebaliknya
semakin rendah porositas dalam tanah maka semakin padat pula tanah tersebut
akibatnya air akan sulit masuk dalam tanah. Maka dari itu, petani sebaiknya
memilih tanah dengan berat isi rendah dan porositas yang tinggi akan memiliki
tekstur gembur yang sangat baik dan cocok dijadikan media tanam, karena air
akan mudah masuk kedalam tanah dan air akan terperangkap oleh tanah sehingga
akan dapat mencukupi kebutuhan tanaman dan organisme dalam tanah.
Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf
kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit
perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air
terhambat. Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat tanah kering dengan
satuan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah.
Porositas adalah total pori tanah yang ditempati oleh air atau udara serta
bagian yang tidak terisi oleh bahan padat tanah. Pori-pori tanah dibedakan
menjadi pori makro, pori meso, dan pori mikro terisi oleh air, sedangkan pada
keadaan kering, pori makro dan pori meso akan terisi oleh udara. Semakin padat
tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin
kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka porositas tanah
semakin besar. Tinggi rendahnya porositas pada suatu tanah ini sangat berguna
dalam menentukakn tanaman yang cocok di tanam untuk tanah tersebut.

11
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi berat isi dan porositas tanah:
Menurut (Rosyidah, E., & Wirosoedarmo, R. 2013) terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi berat isi antara lain:
a. Struktur Tanah
Tanah yang memiliki struktur yang mantap (lempeng) mempunyai berat isi
yang lebih tinggi daripada tanah yang mempunyai struktur kurang mantap
(remah)
b. Pengolahan Tanah
Jika suatu tanah sering diolah, tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi
daripada tanah yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang
baik akan menghasilkan tanah yang baik pula.
c. Bahan Organik
Jika dalam tanah tersebut banyak ditemukan bahan organik, tanah tersebut
memiliki berat isi lebih banyak dibandingkan dengan tanah yang tidak
terdapat bahan organik. Jadi bahan organik sebanding lurus dengan berat
isi.
d. Agregasi Tanah
Agregasi merupakan proses pembentukan agregat-agregat tanah, dengan
terbentuknya agregat-agregat tanah itu, tanah menjadi berpori-pori,
sehingga tanah menjadi gembur, dapat menyimpan dan mengalirkan udara
dan air. Agergat tanah memiliki ukuran yang lebih besar daripada partikel-
partikel tanah.
Menurut (Setyowati, D. L. 2011) terdapat beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi porositas tanah, yaitu:
a. Kandungan Bahan Organik
Jika dalam tanah tersebut banyak mengandung bahan organik, tanah
tersebut memiliki porositas yang lebih besar daripada tanah yang
memiliki jumlah bahan organik lebih sedikit.
b. Struktur Tanah
Tanah yang memiliki struktur padat menunjukkan bahwa porositas dalam
tanah sedikit karena tanah yang sangat padat, begitupun sebaliknya.

12
c. Tekstur Tanah
Apabila tanah memiliki tekstur berpasir pori tanah akan semakin banyak
dan air akan mudah mengalir. Namun jika tanah bertekstur liat pori akan
sedikit dan tanah akan sulit dialiri oleh air.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan menggunakan
sampel tanah utuh dan ring diperoleh: Massa Tanah (Mt) 46,97 gram,
Massa Air (Ma) 20,47 gram, Massa Padatan (Mp) 26,50 gram, Volume
Tana (Vt) 57,33 cm3, Volume Air (Va) 20,47 cm3, Volume Padatan (Vp)
10,00 cm3, Volume Udara (Vu) 26,86 cm3, Volume Ruang (Vr) 47,33 cm3,
Kadar Air (KA) % Volume 35,71%, Berat Isi 0,46 gram/cm, dan Porositas
82,64%.
2. Semakin rendah berat isi tanah menunjukkan bahwa semakin rendah
tingkat kepadatan tanah sehingga air mudah mengalir dalam tanah,
sebaliknya semakin besar berat isi tanah maka menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat kepadatan tanah sehingga air sulit mengalir
kedalam tanah.
3. Semakin tinggi kandungan porositas dala tanah menunjukkan bahwa tanah
tersebut longgar sehingga mudah di aliri air akibatnya air dapat ditangkap
oleh tanah. Sebaliknya semakin rendah porositas dalam tanah maka
semakin padat pula tanah tersebut akibatnya air akan sulit masuk dalam
tanah.
4. Tanah dengan berat isi rendah dan porositas yang tinggi akan memiliki
tekstur gembur yang sangat baik dan cocok dijadikan media tanam.

5.2 Saran
Petani sebaiknya memilih tanah dengan berat isi rendah dan porositas yang
tinggi sehingga tanah akan memiliki tekstur gembur yang sangat baik dan
cocok dijadikan media tanam tanaman, karena air akan mudah masuk
kedalam tanah dan air akan terperangkap oleh tanah sehingga akan dapat
mencukupi kebutuhan tanaman dan organisme dalam tanah. Serta akan
memperlancar pertumbuhan akar karena tanah yang longgar tapi kuat untuk

14
menahan kondisi tanaman agar tetap berdiri dan terus bertumbuh dan
berkembang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amirat, F., Hairiah, K., & Kurniawan, S. (2014). Perbaikan Biopori Oleh Cacing
Tanah (Pontoscolex Corethrurus). Apakah Perbaikan Porositas Tanah Akan
Meningkatkan Pencucian Nitrogen?. Jurnal Tanah dan Sumberdaya
Lahan, 1(2), 25-34.
Anastasia, I., Izzati, M., & Suedy, S. W. A. (2014). Pengaruh pemberian
kombinasi pupuk organik padat dan organik cair terhadap porositas tanah
dan pertumbuhan tanaman bayam (Amarantus tricolor L.). Jurnal
Akademika Biologi, 3(2), 1-10.
Hesti Kusuma, A., Izzati, M., & Saptiningsih, E. (2013). Pengaruh penambahan
arang dan abu sekam dengan proporsi yang berbeda terhadap permeabilitas
dan porositas tanah liat serta pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata
L). Anatomi Fisiologi, 21(1), 1-9.
Kusuma, M. N., & Yulfiah, Y. (2018). Hubungan Porositas Dengan Sifat Fisik
Tanah Pada Infiltration Gallery. In Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi Terapan (pp. 43-50).
Nita, C. E., Siswanto, B., & Utomo, W. H. (2015). Pengaruh pengolahan tanah
dan pemberian bahan organik (blotong dan abu ketel) terhadap porositas
tanah dan pertumbuhan tanaman tebu pada ultisol. Jurnal Tanah dan
Sumberdaya Lahan, 2(1), 119-127.
Rosyidah, E., & Wirosoedarmo, R. (2013). Pengaruh sifat fisik tanah pada
konduktivitas hidrolik jenuh di 5 penggunaan lahan (studi kasus di
Kelurahan Sumbersari Malang). Agritech, 33(3), 340-345.
Saputra, D. D., Putrantyo, A. R., & Kusuma, Z. (2018). Hubungan kandungan
bahan organik tanah dengan berat isi, porositas dan laju infiltrasi pada
perkebunan salak di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan, 5(1), 647-654.
Setyowati, D. L. (2011). Sifat fisik tanah dan kemampuan tanah meresapkan air
pada lahan hutan, sawah, dan permukiman. Jurnal Geografi: Media
Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, 4(2).

16
Surya, J. A., Nuraini, Y., & Widianto, W. (2017). Kajian porositas tanah pada
pemberian beberapa jenis bahan organik di perkebunan kopi
robusta. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 4(1), 463-471.
Zulkarnain, M., Prasetya, B., & Soemarno, S. (2013). Pengaruh kompos, pupuk
kandang, dan custom-bio terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil tebu
(Saccharum officinarum L.) pada Entisol di Kebun Ngrangkah-Pawon,
Kediri. The Indonesian Green Technology Journal, 2(1), 45-52.

17
LAMPIRAN

Hasil Perhitungan
1. Massa Tanah = (BTso + Ring) – Berat Ring
= 146,57 – 99,60
= 46,97 gram
2. Massa Air = (BTso + Ring) – (BTko + Ring)
= 146,57 – 126,10
= 20,47 gram
3. Massa Padatan = Mt – Ma
= 46,97 – 20,47
= 26,50 gram
4. Volume Tanah = πr2 x Tinggi Ring
= 3,14 x 1,832 x 5,45
= 57,33 cm3
Ma
5. Volume Air =
BJ Air
20 , 47
= = 20,47 cm3
1
Mp
6. Volume Padatan =
BJ Partikel
26 ,50
= = 10,00 cm3
2 ,65
7. Volume Udara = Vt – Va – Vp
= 57,33 – 20,47 – 10,00
= 26,86 cm3
8. Volume Ruang = Vu + Va
= 26,86 + 20,47
= 47,33 cm3
Va
9. KA % Volume = x 100 %
Vt
20 , 47
= x 100%
57 , 33

18
= 35,71%
Mp
10. Berat Isi =
Vt
26 ,50
= = 0,46 gram/cm
57 ,33

11. Porositas ( BJP


= 1−
BI
) x 100 %
= (1−
2, 65 )
0 , 46
x 100%

= 82,64%

19
Dokumentasi

Gambar 1 “Penimbangan Sampel Gambar 2 “Penimbangan Sampel


Tanah + Ring Sebelum Oven Serta Tanah + Ring Setelah Oven”
Pemberian Label”

Gambar 3 “Mengukur Diameter Gambar 4 “Foto Bersama Kelompok


Dalam Ring, Jari-Jari Ring Serta H (1) Di Lorong Masuk Gedung
Tinggi Ring” Halal Center”

20

Anda mungkin juga menyukai