Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

PENETAPAN KADAR AIR TANAH

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Ir. Suyamto, MP.

Disusun Oleh :
Kholil Shidiq Wijaya
22201032033
Kloter H (1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL..................................................................................................iii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5

1.1 Latar Belakang...............................................................................................5

1.2 Tujuan.............................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7

BAB III METODOLOGI....................................................................................11

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum..................................................11

3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................11

3.3 Langkah Kerja..............................................................................................11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................13

4.1 Hasil..............................................................................................................13

4.2 Pembahasan..................................................................................................13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................15

5.1 Kesimpulan...................................................................................................15

5.2 Saran.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

LAMPIRAN..........................................................................................................18

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul
Hal
1. Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Air Tanah.........................................12

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul
Hal
1. Hasil Perhitungan.......................................................................................18
2. Dokumentasi..............................................................................................19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai
lapisan bahan induk bawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain
dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga
terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.
Terdapatnya horizon-horizon pada berbagai macam tanah-tanah yang
memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses
tertentu, umum terdapat dalam perkembangan Profil Tanah. Berdasarkan
uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil tanah dalam langkah awal
penelitian dan pengamatan terhadap tanah.
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan
sifat-sifat fisik tanah di labolatorium. Pengambilan contoh untuk penetapan
sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah
pada suatu titik pengamatan, misalnya pada lokasi persawahan atau penetapan
sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon
atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah. Contoh dibedakan atas
beberapa macam, dianaranya contoh tanah yang diambil dengan pengambilan
sampel (core) atau ring disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya
digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena
strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang
di ambil menggunakan tangan dari permukaan tanah disebut contoh tanah
biasa.
Paktikum mata kuliah Dasar Ilmu Tanah yang dilakukan di labolatorium
untuk melakukan penelitian atau pengujian berbagai macam kondisi tanah.
Sampel yang di ambil dari daerah lahan persawahan di daerah Tulung Rejo
Bumi Aji Batu. Dengan adanya praktikum ini kita dapat mengetahui
bagaimana kondisi kadar air tanah dalam berbagai macam kondisi sehingga

5
akan didapatkan hasil kondisi tanah seperti apa yang bagus untuk dijadikan
lahan pertanian bagi para petani.
Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang
ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia, biologi bagian tubuh
tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Ada akar yagn berfungsi
menyerap air dan larutan hara, dan ada yang berfungsi sebagai penjangkar
tanaman. Kesuburan habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah
yang bersangkutan, dan diimbas (induced) oleh keadaan bagian lain tubuh
tanah dan diciptakan oleh pengarus anasir lain dari lahan, yaitu bentuk muka
lahan, iklim, dan musim. Karena bukan sifat melainkan mutu maka kesuburan
tanah tidak dapat diukur atau diamati, akan tetapi hanya dapat ditaksir
(assessed).
Sifat dan kelakuan tanah sangat menentukan tanggapan tanah terhadap
interverensi teknologi. Maka tingkat dan macam interverensi yang layak
ditentukan pula oleh macam tanah dan keadaan lingkungan yang
memengaruhi watak tanah. Mengingat faktor-faktor yang menentukan
kelayakan intervernsi teknologi tersebut diatas, tingkat kelayakan itu
tergantung pada tempat dan waktu. Dengan demikian pengelolaan kesuburan
tanah tidak mungkin diselenggarakan dengan paket umum. Suatu paket
tertentu hanya berlaku untuk suatu wilayah tertentu, sehingga tiap macam
wilayah memerlukanpaket pengelolaan kesuburan tanah tersendiri. Inilah
sebabnya perwilayahan lahan menjadi persyaratan bagi program pengelolaan
kesuburn tanah. Fakor waktu mengisyarakan keperluan penyesuaian kembali
dari waktu ke waktu pada perubahan keadaan ekonmi dan keterampilan dan
keterampilan masyarakat.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar air tanah pada beberapa kondisi menggunakan
motode perhitungan gravimetri.
2. Untuk mengetahui kadar air tanah yang bagus untuk pertumbuhan
tanaman.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Semenjak peretanian berkembang, konsep tanah yang sangat penting ada


konsep sebagai media alami bagi pertumbuhan tanaman. Bila kota-kota besar
berkembang tanah menjadi penting sebagai bahan rekayasa guna mendukung
jalan-jalan dan bangunan-bangunan. Pada saat ini tanah lebih banyak lagi
mendukung fungsi rekayasa, termasuk untuk menimbun bahann-bahan bangunan.
Konsep tanah sebagai bahan rekayasa dikaitkan dengan tanah sebagai selimut
batuan yang telah mengalami pelapukan atau regolit (Notohadiprawiro,2010).
Tanah adalah bahan mineral yang tidak pepat (unconsolidated) pada
permukaan tanah yang dipengaruhi oleh faktor-faktror genetik dan lingkungan,
yaitu: iklim, organisme serta topografi yang semuanya berlangsung pada suatu
periode (Fajriah, R, 2018).
Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan
berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap
bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi (Hakim, N, 2010).
Tanah pada kedalaman tertentu selalu dijenuhi air yang disebut air tanah.
Air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah dangka dan air tanah
dalam. Air tanah dangkal terdapat pada bidang tanah yang mempunyai pengaruh
besar terhadpa proses pembentukan tanah. Melalui profil, kedalaman air tanah
dapat diduga berdasarkan tinggi muka air tanah yang selalu mengalami periode
naik turun sesuai dengan keadaan musim atau faktor lingkungan luar lainnya
(Hanifah, 2019).
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di
bawah permukaan tanah. Air dalam tanah menyebabkan partikel tanah
mengembang dan mengerut terikat satu sama lain membentuk strutur tanah. Air
tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan
kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit
dilakukan, sedangkan kadar air tanah adalah jumlah air yang terkandung didalam
tanah per satuan tertentu. Air tanah juga berperan dalam rekasi-reaksi kimia tanah
yang dapat melepaskan dan mengikat unsur hara dalam tanah dan melarutkan

7
unsur-unsur hara dalam tanah shingga menyababkan kemasaman dan kebasaan
dalam air tanah (Budiharto, 2013).
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume
air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000C-1100C untuk waktu tertentu. Air
yang hilang karena pegeringan merupakan sejumlah aiar yang tekandung dalam
tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara
yang terdapat dalam pori makri dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air
tambahan berikutnya akakn bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air
jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal.
Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap pergerakan horizontal (Subagyono,
2012).
Bila kadar air tanah rendah maka tanah akan keras atau kaku sehingga sulit
untuk didapatkan. Pada kadar air tanah tinggi kepadatan air akan rendah karena
pori-pori tanah menjadi terisi air (Kurnia, U, 2017).
Koefisien tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi
ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
1. Jenuh atau retensi maksimum, yaiatu kondisi dimana seluruh ruang pori tanah
terisi oleh air.
2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara menigkat hingga lebig
besar dari gaya gravitasi.
3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk
aktivitas, dan mempertahankan tugornya.
Faktor-faktor yang memengaruhi ketersediaan air tanah antaral lain :
1. Tekstur tanah
2. Kadar bahan organik tanah
3. Senyawa kimia

8
4. Kedalaman solum
Selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga deipengaruhi oleh iklim
dan tanaman, faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur,
dankecepatan angin, yang pada prinsipnya terkait denagan suplai air dan
evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan dalam
perakaran, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat dan stadia pertumbuhan,
yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman (Ruhnayat, A, 2019).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah berstetur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
tanah berstektur halus. Oleh karena itu, tanaman yang diatanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau
liat. Kondisi kelebihan air atua kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau
irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan
langsung melaui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar
bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan
kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Huda, M, 2012).
Air tesedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapang dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang
dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebayakan mendekati titik
layunya, sbsorsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempartahankan
pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik
layunya telah ditunjukkan dengan baik (Handayanto, 2017).
Hubungan tanaman dengan air tanah yaitu berhubungan dengan absorsi air
dan titik layu, kapasitas lapang relatif dapat diletakkan potensi matriknya tinggi.
Pada kapasitas lapang akar-akar dapat dengan mudah mengadsorbsi air dan
osmosis air yang dekat dengan akar-akarnya akan begerak perlahan-lahan searah
dengan akar. Apabila tanah kering, konduktivitas cepat berkurang dan pergerakan
serta penegambilan air menjadi lebih lambat. Kemungkinan jika tidak air
ditambahkan ke tanaman akan mengadsorbsi air lebih cepat daripada air yang
hilang karena transpirasi. Defisi air berkembang kebagian dalam tanah dan jika

9
tidak terjadi kelayuan untuk menentukan titik layu, tekanan seperti bunga
matahari atau gandum ditumbuhkan di tanah sampai tanaman layu dan tidak
memapu mendapatkan turgornya bila diletakkan di atmosfer jenuh.
Penetapan kadar air merupakan acara 2 bagian pertama, perhitungan untuk
kadar air yaitu:

(b−c )
Kadar air = x 100%
(c−a)

Keterangan:
(b-c)  massa air
(c-a)  massa tanah mutalak/massa padatan
Sedangan untuk bagian kedua, yaitu penetapan kapasitas lapang. Kapasitas
lapang yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua.
Kapasitas lapang dapat dihitung secara matematik dengan rumus:

2
Kapasitas lapang = x 100% + Ka
b−(a+ 2)

Sub bagian yang ketiga yaitu penentuan kadar air maksimum. Kadar air
maksimum dapat dihitung dengan rumus:

( b−a )−(c−d)
Kadar air maksimum = x 100%
(c−d)

10
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum


Praktikum Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan pada hari sabtu kloter H (1)
pukul 12.30 yang bertempatkan di gedung Halal Center latai 4 Labolatorium
Pertanian. Prosesi pengambilan sampel tanah biasa dan tanah utuh
dilaksanakan pada hari Minggu, 19 Maret 2023 yang bertempatkan di Bumi
Aji Kota Batu.

3.2 Alat dan Bahan


Selama proses praktikum tentu ada alat dan bahan yang digunakan antara
lain: sampel tanah biasa dan utuh, gelas beker 250 cc, kertas saringan,
gunting, sendok, pipa kapiler (sedotan), karet gelang, plastik, kaleng oven,
oven, timbangan, dan hand sprayer. Adapun alat yang digunakan ketika
pengambilan sampel tanah antara lain: tiga ring, kantung plastik, palu, pisau,
dan cetok.

3.3 Langkah Kerja


A. Menentukan Tanah Kering-Udara (TKU)
1. Menimbang kaleng oven + memberi label
2. Menghaluskan tanah dengan menggunakan saringan
3. Menimbang 10 gram tanah menggunakan kaleng oven
4. Mengoven dengan suhu 1050C selama 24 jam

B. Menentukan Tanah Jenuh (TJ)


1. Menyiapkan beaker glass dan meletakkan kaertas saring di dasar
beaker glass.
2. Meletakkan pipa (sedotan) tepat di tengah beaker glass.
3. Memasukkan tanah yang sudah dihaluskan ke dalam beaker glass,
sampai 1/3 bagian.

11
4. Menyemprot air pada permukaan tanah hingga air turun 1/3 tinggi
tanah.
5. Mengambil satu sendok tanah, kemudian di timbang bersama kaleng
oven
6. Mengoven dengan suhu 1050C selama 24 jam

C. Menentukan Tanah Kapasitas Lapang (TKL)


1. Mengulangi seperti langkah di tanah jenuh
2. Menutup beaker glass dengan plastik dan di ikat menggunakan karet
gelang
3. Membiarkan selama 24 jam
4. Mengambil tanah satu sendok seberat 10 gram bersama kaleng oven.
5. Mengoven dengan suhu 1050C selama 24 jam

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Air Tanah

BK BTSO + BTKO + BTSO BTKO KA % Massa


No Kode
(gram) BK (gram) BK (gram) (gram) (gram) (%)
TKU1 3.30 14.50 12.21 11.20 8.91 25.70%
1
TKU2 3.20 14.60 11.70 11.40 8.50 34.12%
TJ1 2.80 13.70 9.80 10.90 7.00 55.72%
2
TJ2 3.20 14.20 11.10 11.00 7.90 39.24%
TKL1 3.30 4.40 11.00 11.10 7.70 44.15%
3
TKL2 3.00 14.40 11.10 11.40 8.10 40.74%

Keterangan :
a. TKU : Tanah Kering-Udara
b. TJ : Tanah Jenuh
c. TKL : Tanah Kapasitas Lapang
d. BK : Berat Kaleng
e. BTso : Berat Tanah Sebelum Oven
f. BTko : Berat Tanah Setelah Oven
g. KA : Kadar Air

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
tanah yang diambil sebagai sampel diperoleh kadar air dengan beberapa
kondisi tanah antara lain: Tanah Kering Udara 1 (TKU 1) 25,70%, Tanah
Kering Udara 2 (TKU2) 34,12%, Tanah Jenuh 1 (TJ1) 55,72%, Tanah Jenuh 2
(TJ2) 39,24%, Tanah Kapasitas Lapang 1 (TKL1) 44,15%, dan Tanah
Kapasitas Lapang 2 (TKL2) 40,74%. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring sampel,
semakin tinggi bahan organik tanah maka semakin tinggi kadar air, serta
semakin dalam keadaan solum tanah kadar air juga semakin tinggi. Sehingga,
diperoleh kadar air yang bagus untuk pertumbuhan tanaman adalah ketika
tanah dengan kondisi jenuh dan kapasitas lapang karena memiliki persentase
kadar air lebih dari 40%.

13
Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang
bersuhu 105oC hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap. Dua fungsi yang
saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam
tanah dan pengaliran yang disimpan di akar-akar tanaman. Jumlah air yang
diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air
cepat dan meneruskan air yang diterima di permukaan tanah ke bawah. Akan
tetapu jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah
hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.
Adapun faktor-faktor lain yang memengaruhi kadar air tanah terdiri dari :
1. Kadar Bahan Organik
Kadar bahan organik tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak
dari pada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga
lebih banyak sehingga makin tinggi bahan organik tanah makin tinggi kadar
dan ketersediaan air tanah
2. Kedalaman Solum
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air
tanah, semakin dalam maka ketersediaan air juga akan semakin banyak.
3. Senyawa Kimiawi
Senyawa kimiawi garam-garam dan senyawa pupuk baik alamiah maupun
non alamiah mempunya gaya astomik yang dapat menarik dan mengidrolisasi
air sehingga koefisien air meningkat.
4. Struktur Tanah, Permeabilitas, Serta Pori Tanah
Struktur tanah, permeabilitas tanah, serta pori tanah merupakan hal yang
penting bagi faktor-faktor yang memengaruhi kadar air didalam tanah. Tanah
yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpa air lebih
banyak. Tanah yang lebih baik untuk proses pertumbuhan tanaman adalah
jenis tanah inseptiol, karena mempunyai bahan organik yang cukup tinggi.
5. Iklim dan Tumbuhan
Iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang penting bagi ketersediaan
air yang dapat diabsorbsi dengan efisien oleh tumbuhan dalam tanah.
Temperatur berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan
air dapat hilang melalui saluran evaporasi tanah.

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil perhitungan persentase kadar air tanah yang sudah
dipraktikkan diperoleh: Tanah Kering Udara 1 (TKU 1) 25,70%, Tanah
Kering Udara 2 (TKU2) 34,12%, Tanah Jenuh 1 (TJ1) 55,72%, Tanah
Jenuh 2 (TJ2) 39,24%, Tanah Kapasitas Lapang 1 (TKL1) 44,15%, dan
Tanah Kapasitas Lapang 2 (TKL2) 40,74%.
2. Semakin tinggi kadar air dalam tanah maka semakin baik pula
pertumbuhan dan produksi tanaman, sebaliknya semakin rendah kadar air
dalam tanah maka akan berpengaruh buruk pada pertumbuhan dan
produksi tanaman.
3. Tanah yang baik digunakan sebagai media tanam adalah tanah kapasitas
lapang dan tanah jenuh karena memiliki kadar air di atas 40%.

5.2 Saran
Para petani sebaiknya lebih memperhatikan waktu ketika akan menanam,
karena kondisi cuaca akan sangat berpengaruh terhadap kadar air tanah. Dan
sebaiknya para petani memilih tanah jenuh dan tanah kapasitas lapang karena
memiliki kadar air yang cukup sehingga akan meningkatkakn pertumbuhan
tanaman.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anna, Kusumawati. 2013 "Panduan Praktikum Dasar Ilmu Tanah Dan Pemupukan
(Aneka Tanaman Dan Sawit." (2021). Budiharto, Widodo. Panduan
Praktikum Mikrokontroler AVR Atmega16. Elex Media Komputindo.
Fajriah, R. 2018. “Keanekaragaman Lumut (Bryophytes) pada Berbagai Substrat
di Kawasan Sungai Pucok Krueng Raba Kecamatan Lhoknga
Kabubaten Aceh Besar sebagai Referensi Praktikum Ekologi
Tumbuhan” (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh)
Hakim, N., Nyakpa, M. Y., Lubis, A. M., Nugroho, S. G., Saul, M. R., Diha, M.
A., ... & Bailey, H. H. 2010. Dasar-dasar ilmu tanah. Universitas
Lampung. Lampung, 488.
Handayanto, Eko, Nurul Muddarisna, and Amrullah Fiqri 2017. “Pengelolaan
Kesuburan Tanah. Universitas Brawijaya Press.”
Hanifah, Shalehat, 2019. “Pemanfaatan Beberapa Sumber Pupuk Kandang
Terhadap Kandungan Gizi Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum)
Cv. Taiwan Di Tanah Ultisol Yang Telah Bermikoriza Pada
Pemotongan Kedua.” Diss. Universitas Andalas.
Huda, M. Nurul, Donny Harisuseno, and Dwi Priyantoro 2012. "Kajian Sistem
Pemberian Air Irigasi sebagai Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi pada
Daerah Irigasi Tumpang Kabupaten Malang." Jurnal Teknik
Pengairan: Journal of Water Resources Engineering 3.2 : 221-229.
Kurnia, U., Agus, F., Aimihardja, A., & Dariah, A. 2017. “Sifat fisik tanah dan
metode analisisnya.”
Ruhnayat, Agus 2021. "Penentuan kebutuhan pokok unsur hara N, P, K untuk
pertumbuhan tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews)."

16
Sotohadiprawiro, Tejoyuwono, Soeprapto Soekodarmodjo, and Endang Sukana
2010. "Pengelolaan kesuburan tanah dan peningkatan efisiensi
pemupukan." Ilmu Tanah : 1-19
Subagyono, Kasdi, Umi Haryati, and Sidik Hadi Talaohu 2012. "Teknologi
konservasi air pada pertanian lahan kering." Dalam: Kurnia U,
Rachman A, Dariah A (Eds.). Teknologi Konservasi Tanah pada
Lahan Kering Berlereng. Puslitbang Tanah dan Agroklimat, Badan
Litbangtan : 151-188.

17
LAMPIRAN

Hasil Perhitungan
a. Menentukan BTso b. Menentukan BTko
BTso = (BTso + BK) – BK
 TKU1 = 14,50 – 3,30
= 11,20
 TKU2 = 14,60 – 3,20 BTko = (BTko + BK) - BK
= 11,40  TKU1 = 12,21 – 3,30
 TJ1 = 13,70 – 2,80 = 8,91
= 10,90  TKU2 = 11,70 – 3,20
 TJ2 = 14,20 – 3,20 = 8,50
= 11,00  TJ1 = 9,80 – 2,80
 TKL1 = 14,40 – 3,30 = 70
= 11,10  TJ2 = 11,10 – 3,20
 TKL2 = 14,40 – 3,00 = 7,90
= 11,40  TKL1 = 11,00 – 3,30
= 7,70
c. Menetukan Kadar Air  TKL2 = 11,10 – 3,00
BTso−BTko = 8,10
KA% massa = X
BTko
100%
11,20−8 , 91
 TKU1 = X 100%
8 , 91
11, 40−8 ,50
= 25,70%  TKU2 = X 100%
8 , 50
10 , 90−7 , 00
 TJ1 = X 100% = 34,12%
7 ,00
11, 00−7 , 90
= 55,72%  TJ2 = X 100%
7 , 90
11,10−7 , 70
 TKL1 = X 100% = 39,24%
7 , 70
11, 40−8 ,10
= 44,15%  TKL2 = X 100%
8 , 10
= 40,74%

18
Dokumentasi

Gambar 1 “Pengambilan Sampel Gambar 2 “Pengambilan Sampel


Tanah Biasa” Tanah Utuh”

Gambar 3 “Menghaluskan Tanah Gambar 4 “Memasukkan Tanah Yang


Menggunakan Saringan” Sudah Dihaluskan Kedalam Gelas
Baker”

19
Gambar 5 “Menimbang Gelas Oven” Gambar 6 “Menimbang Tanag
Setelah Oven”

Gambar 7 “Foto Kelompok H 1 Di Gambar 8 “Foto Kelompok H 1 Di


Gedung Halal Center Labolatorium Bumi Aji Kota Batu”
Pertanian”

20

Anda mungkin juga menyukai