Dosen Pengampu:
OLEH
Chairunisa (2310115120003)
Muhammad Hilmi(2310115210010)
BANJARMASIN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Profil Tanah dengan sebaik-baiknya serta tepat
pada waktunya.
Shalawat serta salam tak lupa pula kita hanturkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Laporan ini kami buat dengan sedemikian rupa, harapan kami makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya agar
kedepannya dapat menambah pengetahuan kita mengenai segala sesuatu yang
tertera di dalam makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga Laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6
BAB III..................................................................................................................11
METODOLOGI.....................................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................12
4.1 Hasil.........................................................................................................12
4.2 PEMBAHASAN.....................................................................................12
BAB V....................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
5.1 Kesimpulan..............................................................................................20
5.2 Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik
sederhana dan unsur- unsur esensial); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat
biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan
zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaan (Hanafiah, 2004).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat
dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan
kedalman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan
penelitiannya (Sutejo & Kartasapoetra, 1991).
3. Konsistensi
Menurut L.D. Baver dalam “Soil Physics” (1965), konsistensi tanah dapat
ditakrifkan sebagai daya kohesi dan adhesi tanah pada berbagai kelembaban.
Menurut Baver pula, Atterberg (tokoh pemula peneliti dan yang menggolong-
golongkan konsistensi tanah dalam kaitannya dengan kadar lengas) telah
melakukan klasifikasi dan penetapan konsistensi tanah sebagai berikut:
a. Konsistensi lekat, memili tanda-tanda dapat melekati atau melengketi macam-
macam bahan (benda) yang mengenainya.
b. Konsistensi liat atau plastik, memiliki tanda-tanda liat dan atau kemampuan
untuk diubah-ubah bentuknya.
c. Konsistensi lunak, memiliki tanda-tanda kegemburan.
d. Konsistensi keras, memiliki kekhususan sebagai gumpalan tanah yang keras,
dan bila dibelah akan pecah-pecah.
4. Porositas
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati
oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun
mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso
terisi oleh udara. Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan
drainase tanah (Foth, 1994).
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori
kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang.
Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat
(Pairunan, 1985).
Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai
porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat
memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas
tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik
atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah berlebih
akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika
diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya (Hardjowigeno, 2010).
5. Suhu
Suhu tanah demikian berpengaruh pada tanaman, pengukuran biasanya dilakukan
pada kedalam 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100cm. Pengaruh suhu tanah
terhadap tanaman yaitu pada perkecambahan biji, pada aktivasi mikroorganisme,
dan perkembangan penyakit tanaman. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor
luar (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor eksternal yaitu radiasi matahari
keawanan,curah hujan, angin dan kelembapan udara sedangkan faktor internal
yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan
warna tanah (Ance, 1986).
6. Warna tanah
Warna tanah yang sering kita jumpai adalah warna kuning, merah, coklat, putih,
dan hitam serta warna-warna tanah di antara warna-warna tersebut, sedangkan
yang berwarna hijau dan lembayung jarang sekali ditemui. Warna tanah itu tidak
murni, dalam suatu warna coklat misalnya, di sana sini sering terdapat tambahan
berupa kumpulan titik dan corengan merah, kuning, atau warna gelap (hitam).
Warna coklat merupakan warna dasar, sedangkan warna merah, kuning, ataupun
hitam merupakan warna noda atau warna bercak (Kohnke, 1968).
B. Sifat Kimia Tanah
1. Derajat Kemasaman Tanah (pH)
pH tanah adalah satuan derajat yang dipergunakan untuk menentukan tingkat
keasaman atau kebasaan terhadap tanah. pH tanah sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak
langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun.
Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk
tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH
lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi,
asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu
tanaman (Hardjowigeno, 2010).
2. C-Organik
Bahan organik tanah merupakan hasil perombakan dan penyusunan yang
dilakukan jasad renik tanah, senyawa penyusunnya adalah tidak jauh berbeda
dengan senyawa aslinya, yng tentunya dalam hal ini ada berbagai tambahan bahan
seperti glukosamin (hasil metabolis jasad renik) (Sutedjo & Kartasapoetra, 1991).
Sifat fisika yang dipengaruhi bahan organik adalah kemantapan agregat
tanah, dan selain itu sebagai penyedia unsur-unsur hara, tenaga maupun
komponen pembentuk tubuh jasad dalam tanah (Brady, 1974).
3. N-Total
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 % bobot
tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein (Hanafiah, 2004).
Nitrogen dalam tanah berasal dari bahan organik tanah (bahan organik halus
dan bahan organik kasar), pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara, pupuk,
dan air hujan (Hardjowigeno, 2010).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Indonesia, Kalimantan Selatan, Kabupaten Banjar Baru, Kecamatan Landasan
Ulin, Guntung Manggis 70721, CQ9H+4X8. Lat-3.481957. Long 114.780254.
15/03/2024, 11:52 AM GMT+08:00.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah peralatan mekanik yang terdiri dari cangkul,
linggis dan skop, peralatan deteksi yaitu pisau lapangan, meteran gulung, plastik
bening. Bahan-bahan yang digunakan meliputi profil tanah, dan gambar-gambar
profil tanah dari foto-foto dan literatur.
4.2 PEMBAHASAN
a. Kedalaman Lapisan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap lapisan memiliki
kedalaman lapisan yang berbeda. Pada lapisan I memiliki kedalaman lapisan 0-
8cm, lapisan II memiliki kedalaman lapisan 8-23 cm, sedangkan pada lapisan III
memiliki kedalaman lapisan > 23 cm. Pengukuran kedalaman lapisan ini
menggunakan bar yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Hal ini didukung oleh
Kartasapoetra dan Mulyani (1987) yang menyatakan bahwa lapisan tanah atas
(top soil) memiliki ketebalan solum sekitar 20 sampai 35 cm.
b. Batasan Lapisan
Pada batasan lapisan ini, dapat dilihat pada tabel bahwa pada lapisan I, II, dan
III memiliki batas lapisan yang sama, yaitu berangsur. Lapisan I hingga lapisan IV
memiliki beberapa batasan lapisan yang berangsur. Hal ini sesuia dengan
pendapat Hardjowigeno (2007) bahwa dalam pengamatan tanah di lapangan
ketajaman peralihan hrizon dibedakan kedalam tiga tingkatan yaitu nyata, jelas
berangsur dan baur.
c. Topografi Batas Lapisan
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa topografi batas lapisan pada lapisan I,
II, dan III sama, yaitu berombak. Dalam pengamatan di lapangan, diperoleh
bahwa batasan antar lapisan kurang tegas atau baur dengan topografi batasan
lapisan yang berombak. Adanya batasan dan topografi lapisan lapisan ini sesuai
dengan Kartasapoetra dan Mulyani (1987) yang menyatakan bahwa lapisan-
lapisan yang terbentuk pada profil tanah dapat dikatakan tidak selamanya tegas
dan nyata tetapi kerap kali batas-batasnya agak kabur.
d. Tekstur
Lapisan I, II, dan III memiliki tekstur yang berbeda-beda. Pada lapisan I
bertekstur pasir berlempung. Karena pada saat pengamatan tekstur tanah dengan
menggunakan indera perasa yaitu dengan membasahi sedikit media tanah dan
dibentuk pita dengan memelintir tanah dengan ibu jari dan telunjuk, pita ini tak
dapat terbentuk sehingga dikatakan bertekstur pasir berlempung. Pada lapisan II
dan III bertekstur lempung berdebu, karena tanah ini dapat membentuk pita yang
lemah dengan ukuran <2,5cm dan saat digerus dengan ibu jari tanah terasa halus.
e. Struktur
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Dalam
praktek di lapangan, diperoleh struktur tanah tiap lapisan agak berbeda.Pada
lapisan I struktur tanah sangat kasar sedangkan lapisan II kasar dan lapisan III
halus. Menurut Hardjowigeno (1987), gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai
bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
f. Konsistensi
Konsistensi tanah pada setiap lapisan juga menunjukkkan perbedaan. Pada lapisan
I konsistensi tanah kering teguh sedangkan pada lapisan II konsistensi tanah
lembab gembur. Adapun lapisan III konsistensi tanah lembab lepas. Tanah basah
adalah tanah dengan kandungan air di atas kapasitas lapang. Tanah lembab adalah
tanah dengan kandungan air mendekati kapasitas lapang sedangkan tanah kering
adalah tanah dalam keadaan kering angina. Dengan demikian, konsistensi tanah
dalam hal ini disebabkan oleh kandungan air pada setiap lapisan tanah
(Hardjowigeno, 1987).
4.3 Tabel Pengamtan
TABEL PENGAMATAN
5.2 Saran
Praktikum yang dilakukan sudah bagus dimana setiap mahasiswa dibentuk
hanya beberapa kelompok dan didampingi oleh asisten dosen. Jadi perhatian
asisten dosen pada mahasiswa lebih banyak dan lebih terfokus, selain itu
mahasiswapun juga lebih mudah dalam melakukan praktikum. Untuk saran,
waktu dalam praktikum lebih diperhitungkan lagi sehingga berjalannya praktikum
dapat dilakukan dengan baik tanpa terdengar keluhan dari mahasiswa lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Baver, L.D. 1965. Soil Physics. New York: John Wiley & Sons.
Brady, N.C. 1974. The Natural and Properties of Soil. New York: MacMillan.
Kartasapoetra dan Mulyani Sutedjo. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Pandutama, M.H. dkk. 2003. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jember: Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra, A.G. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta:
Rineka Cipta.