Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

PENETAPAN KONSISTENSI TANAH

Dosen pengampu:

Prof . Dr. Ir . Suyamto

Oleh:

Rahma Nur Faizah

22001032099

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...........................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

Latar Belakang......................................................................................1

Tujuan...................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3

BAB III METODOLOGI...............................................................................5

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum.........................................5

Alat dan Bahan.....................................................................................5

Langkah Kerja......................................................................................5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................7

Hasil Pengamatan.................................................................................7

Pembahasan..........................................................................................8

BAB V PENUTUP..........................................................................................9

Kesimpulan...........................................................................................9

Saran.....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

LAMPIRAN....................................................................................................11

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Hasil Pengamatan Praktikum………………………………. 7

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Proses penimbangan tanah………………………………….. 17


2. Proses perhitungan ketukan…………………………………..17

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman

1. Perhitungan Kadar Air Hasi Praktikum........................11


2. Dokumentasi………………….....................................17

v
BAB I

1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Konsistensi tanah adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan
ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang
menggambarkan bekerjanya gayakohesi (tarik menarik antar partikel) dan
adhesi (tarik menarik antar partikel dan air) dengan berbagai kelembaban
tanah.
Konsistensi tanah menunjukkan integritas antara kekuatan dan kohesi
butir-butir tanah (agregat tanah) dengan daya adhesi tanah dengan benda lain.
Daya tersebut menentukan daya tahan tanah terhadap gaya pengubah bentuk
yang dapat berupa pembajakan, pencangkulan, dan penggaruan. Menurut
Foth(1990), tanah yang baik dan mudah diloah adalah tanah yang lunak dan tidak
melekat pada alat pengolahan tanah.
Salah satu hal yang perlu diketahui sebelum memulai suatu
pengelolaan tanah disuatu lahan, adalah konsistensi tanah karena konsistensi
merupakan resistensi terhadap deformasi atau perpecahan dan ditentukan oleh
adhesi dan kohesimulsa tanah. Oleh karena itu, konsistensi tanah harus secara
tepat agar pengelolaan tanah yang dilakukandapat berjalan baik, serta dapat
diusahakan secara maksimal.
Selain menentukan langkah pengelolaan tanah yang tepat, konsistensi juga
menentukan kemampuan tanah dilahan tersebut untuk mendukung
pertumbuhan tanaman. Konsistensi mempengaruhi kemampuan tanaman
memanjangkan akarnya, sertamempengaruhi jumlah oksigen dan air dalam
tanah yang merupakan kebutuhan esensial pertumbuhan tanaman.
Melihat begitu eratnya hubungan antara konsistensi tanah dengan
keberhasilan penanaman yang diusahakan, maka sangat diperlukan untuk
mengetahui bagaimana konsistensi tanah pada lahan yang akan diolah. Untuk
mengetahui konsistensi tanah dapat dilakukan beberapa percobaan terhadap
konsistensi tanah.

2
Dalam penentuan konsistensi tanah terdapat dua cara yaitu di lapangan dan
laboratorium dengan pendekatan angka-anga Atterberg. Konsistensi basah
dapat diamati saat tanah berada diatas kapasitas lapangan atau dalam keadaan
basah. Pengamatan dilakukan dengan menentukan kelekatan (kelekatan bahan
tanah saat ditekan antara jari dan telunjuk) dan plastisitas (bahan tanah diubah
bentuknya seperti sosis atau cacing). (Sutanto, 2005).

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini antaralain sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui konsistensi tanah yang baik dan layak untuk
lahan pertanian.
2. Untuk dapat mengetahui keadaan lembab, kering dan basah dalam
tanah.
3. Untuk mengetahui konsistensi tanah dengan pendekatan angka-
angka Atterberg.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsistensi tanah merupakan sifat fisika yang menunjukkan daerah adhesi dan
kohesi partikel –partikel tanah pada berbagai tingkatan kelengasan. Sifat-sifat
yang ditunjukkan pada konsistensi berupa keliatan (plasticity), keteguhan
(friability), dan kelekatan (stickness). Penentuan nilai konsistensi dikelompokkan
menjadi dua, yaitu kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan angka Atterberg
yaitu batas cair (BC), batas lekat (BL), batas gulung (BG), dan batas berubah
warna (BBW). Angka-angka atterberg mempunyai hubungan antara kadar lengas
(%) dengan konsistensi tanah, serta pendekatan tambahan yaitu indeks plstisitas
(plasticity index) dan jangka olah (Soepraptohardjo, 2007).

Tanah memiliki daya konsistensi yang baik, pada umumnya mudah diolah dan
tidak melekat pada alat pengolah tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat
dilakukan dalam 3 kondisi yaitu basah, lembab, dan kering. Konsistensi tanah
basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air diatas
kapasitas lapang. Konsistensi pada kondisi lembab merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi air tanah sekitar kapasitas lapang. Dan konsistensi
tanah kering yang merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
kering angina (Hardjowigeno, 2014).

Konsistensi tanah lembab adalah penetapan konsistensi tanah pada kondisi


kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi tanah kering merupakan
penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. Penetapan
konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan
kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi
kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab
merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar
kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada
kondisi kadar air tanah kering udara. Beberapa macam konsistensi kering yaitu
lepas, lunak, sedikit keras, keras, sangat keras dan ekstrem keras (Hakim, 2007).

4
Konsistensi tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara
kualitatif dilakukan dengan cara memijat dan memirit-mirit atau membuat bulatan
atau pun gulungan tanah. Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan
penentuan angka atterberg (Nurhidayati, 2006).

Terdapat beberapa batas konsistensi diantaranya BC yang merupakan


kandungan lengas tanah ada saat tanah yang dapat mengalir tanpa adanya tekanan
dibawag standar getaran, BL adalah kandungan lengas pada saat tanah masih
kering yang dibasahi secara perlahan dan mulai mendekat pada logam. BG adalah
kandungan lengas pada saat keliatan tanah yang mudah terasa dan dapat dibentuk.
BBW adalah kandungan lengas tanah pada saat pasta mulai kering karena tanah
masih ada air kapiler (Sutanto, 2010).

Jumlah air tertinggi yang bermanfaat bagi tanaman dengan nilai tertinggi BC
dan yang terendah adalah BBW. Agar tanah dapat ditumbuhi tanaman, harus
mempunyai kadar air yang terletak diantara kedua nilai batas tersebut. Diantara
BL dan BG merupakan kadar air dimana tanah mudah diolah ( dicangkul dan
dibajak) sehinggal dinamakan jangka olah (JO). Antara BC dan BG merupakan
kadar tanah dimana tanah menunjukkan derajat keteguhan (DT) (Darmawijaya,
2014).

5
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum penetapan kadar air tanah di laksanakan di laboratorium THC,
Universitas Islam Malang , Praktikum ini di lakukan pada hari Rabu tanggal
17November 2021 pukul 12.30 – 13.30 WIB

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Alat-alat Atterberg
2. Plat lempeng kaca
3. Timbangan elektrik
4. Kaleng oven
5. Oven
6. Pisau tipis
7. Alat pembuat alur / sendok

3.2.2 Bahan

1. Sampel tanah
2. Air

3.3 Langkah kerja


3.3.1 Penetapan Batas Cair
1. Menimbang 100 gr tanah, menambahkan air,kemudian aduk secara
merata sehingga terbentuk pasta.
2. Menempatkan sebagian pasta pada alat penetapan batas cair,
meratakan permukaannya hingga tebal maksimum 1,27 cm.
Kemudian goreskan alat pembuat alur tegak lurus pada permukaan
cawan hingga pasta tanah terbelah menjadi dua bagian.
3. Memutar alat dengan kecepatan 2 putaran perdetik dan banyak
ketukan hingga akan tertutup sejarak 1,27 cm. Alur arus tertutup
karen aliran tanah, bukan karena gesekan dengan permukaan
cawan.

6
4. Mengambil 10 gr dari daerah alur tertutup untuk penentuan kadar
air.
5. Dengan mengubah banyaknya air yang dicampurkan ke tanah dan
mengulangi langkah no 2 dan 5, lalu diambil 4 kaliu penetapan
kadar air didalam ketukan 10 hingga 40 kali.
6. Membuat grafik antara jumlah ketukan ( sumbu x) dan kadar air
(sumbu Y), kemudian carilah kadar air tanah pada ketukan
sebanyak 25 kali.Kadar air pada ketokan 25 kali menunjukkan
batas cair dari tanah tersebut.

3.3.2 Penetapan Batas Plastis

1. Menimbang 15 gr tanah, menambahkan air kemudian campur


hingga merata hingga meletakkan di atas lempengan kaca.
2. Memishkan sedikit lalu gosok dengan tangan sampai berbentuk
benang berdiameter 3 mm.
3. Mengulangi langkah no 2 dan sebanyak 2 kali sehingga akan
didapat 3 keadaan (kiri = lebih basah dan batas plastis,tengah =
pada batas plastis = kanan lebih kering dari batas plastis).
4. Mengambil tanah yang remah pada langkah no 2 hingga 4
sebanyak 3 kali untuk mendapat harga rat-rata.
5. Mengulangi pekerjaan no 2 dan 4 sebanyak 3 kali untuk
mengambil harga rata-rata.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan

No ketuka ketukan bk btso btko btso btk (y)


kalen n sebenarny + + o ka
g (x) a bk bk %
(x) mas
sa
1 1-10 3 3,0 13,8 10,5 10,7 7,48 44,1
9 7 7 8 1
2 10 3,2 17,1 13,2 13,9 10,0 39,1
1 9 6 8 5 0
3 11-20 13 3,2 17,3 13,3 14,0 10,0 40,1
6 3 0 7 4 3
4 19 3,2 16,5 12,8 13,3 10,6 38,6
0 2 1 2 1 0
5 21-30 25 3,1 26,1 20,0 22,9 16,8 36,1
8 2 3 4 5 4
6 28 3,1 20,6 15,8 17,5 12,7 37,4
2 2 5 8 7
7 31-40 33 3,1 19,3 14,9 16,1 11,7 37,7
9 5 2 6 3 6
8 38 3,2 19,8 15,5 16,6 12,2 35,4
7 8 3 6 6 8
9 41-50 46 3,3 20,5 15,9 17,2 12,6 36,2
0 1 3 1 3 6
1 49 3,2 24,6 18,9 21,4 15,7 34,5
0 7 7 8 1 6
Jumlah 26 32, 196, 151, 163. 120, 366,5
4 09 06 18 97 09 5

8
Tabel 2. Hasil Perhitungan Batas Cair

No ketuk ka% x.y x2 y2


kaleng an
massa
(x) (y)
1 3 44,11 132,33 9 1945,69
2 10 39,10 391 100 1528,81
3 13 40,13 521,69 169 1610,41
4 19 25,54 485,26 361 652,29
5 25 36,14 903,5 625 1306,099
6 28 37,47 1049,1 784 1404,09
6
7 33 37,76 1246,0 1089 1425,81
8
8 38 35,48 1348,2 1444 1258,83
4
9 46 36,26 1667,9 2116 1314,78
6
1 49 34,56 1693,,4 2401 1194,39
0 4
Jumlah 264 366,55 9438,6 9098 13641,19
6 9
Rata- 26,4 36,655 943,86 909,8 1364,119
rata 6 9

Tabel 3. Hasil Perhitungan Batas Plastis

No kondi bk btko+ btso+ BTK BTS ka rat


kale si bk bk O O %massa a-
ng ra
ta
ka%
B1 Basa 3,07 16,77 22,59 13,7 19,5 42,48 34,7
h 2 1
B2 3,26 15,99 20,93 12,7 17,3 36,13
3 3

7
L1 Lemb 3,31 14,88 18,88 11,5 15,5 34,57
ab 7 7
L2 3,21 19,18 24,23 15,9 21,0 31,62
7 2
K1 Kerin 3,07 12,43 15,45 9,36 12,3 32,26
g 8
K2 3,22 14,94 18,69 11,7 15,4 31,22
2 7

Grafik 1. Hubungan antara KA% Massa dengan banyaknya ketukan.


50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60

4.2 Pembahasan
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya adhesi dan kohesi
butir- butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan
tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya-gaya tersebut dapat
berupa usikan, misalnya pencangkulan, dan pembajakan. Tanah-tanah yang
mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada
alat pengolah tanah. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi konsistensi
tanah adalah sebagai berikut :

1. Kadar Air : Bila kadar air tinggi maka konsistensi tanah rendah.
2. Tekstur Tanah : Bila tekstur tanah dominan pasir maka konsistensi
tanah rendah.
3. Porositas : Bila porositasnya tinggi maka konsistensi rendah.
4. Bahan Organik : Bahan organik tinggi maka konsistensi rendah.
5. Berat Isi

8
Tanah yang memilki konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak
melekat pada alat pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam
keadaan lembab, basah atau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus
disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut. Dalam keadaan lembab, tanah
dibedakan ke dalam konsistensi gembur ( mudah diolah ) sampai teguh ( agak
sulit dicangkul). Dalam keadaan kering tanah dibedakan kedalam konsistensi
lunak sampai keras. Dalam keadaan basa dibedakan plastisitasnya yaitu dari
plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

1. Konsistensi tanah merupakan sifat fisika yang menunjukkan daerah


adhesi dan kohesi partikel –partikel tanah pada berbagai tingkatan
kelengasan.
2. Konsistensi tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Secara kualitatif dilakukan dengan cara memijat dan memirit-mirit
atau membuat bulatan atau pun gulungan tanah. Sedangkan secara
kuantitatif dilakukan dengan penentuan angka atterberg.
3. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dengan tiga kondisi, yaitu
basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah datas kapasitas lapang
(field cappcity).
4. Tanah yang memiliki PH netral sangat cocok untuk menanam pertanian
dan baik untuk pertumbuhan tanaman.

5.2 Saran
Pada Praktikum ini , harus lebih disiplin dalam soal waktu, Dan kegiatan
praktikum ini masih butuh terhadap paraktek lapang yang terjun langsung ke
lapangan. Tanah dengan plastisitas tinggi dapat diatasi dengan memberikan
kompos, bokashi pupuk kandang arang, atau bahan organik lainnya sehingga
tanah menjadi gembur.

9
10
DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya. 2014.
Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2010.
Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hardjowigeno .2008.
Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Nurhidayati. 2006.
Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian
Unisma. Malang.
Soepraptohardjo, M. 2007.
Jenis Tanah dan Potensinya. Pusat PendidikanInterpretasi Citra
Pengindraan Jauh Dan Survey Terpadu, Yogyakarta.
Sutanto, Rachman. 2010.
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Komisius. Jakarta.

11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Kadar Air Hasil Praktikum

 Perhitungan Batas Cair

1. Kaleng 1

KA % massa = ×100%
10,78−7,48
KA % massa = x 100% = 44,11 %
7,48

2. Kaleng 2

KA % massa = ×100%
13,98−10,05
KA % massa = x 100% = 39,10 %
10,05

3. Kaleng 3

KA % massa = ×100%
14,07−10,04
KA % massa = x 100% = 40,13 %
10,04

4. Kaleng 4

KA % massa = ×100%
13,32−9,61
KA % massa = x 100% = 38,60 %
9,61

5. Kaleng 5

KA % massa = ×100%
22,94−16,85
KA % massa = x 100% = 36 ,14 %
16,85

6. Kaleng 6

KA % massa = ×100%

12
17,50−12,78
KA % massa = x 100% = 37,47 %
12,78

7. Kaleng 7

KA % massa = ×100%
16,16−11,73
KA % massa = x 100% = 37,76%
11,73

8. Kaleng 8

KA % massa = ×100%
16,66−12,26
KA % massa = x 100% = 35,48 %
12,26

9. Kaleng 9

KA % massa = ×100%
17,21−12,63
KA % massa = x 100% = 36,26 %
12,63

10. Kaleng 10

KA % massa = ×100%
21,40−15,71
KA % massa = x 100% = 34,56 %
15,71
 XY = Ʃ ketukan . KA % Massa
 Kaleng 1 XY = 3 × 44,11
= 132,33
 Kaleng 2 XY = 10 × 39,10
= 391
 Kaleng 3 XY = 13 × 40,13
= 521,69
 Kaleng 4 XY = 19 × 25,54
= 485,26
 Kaleng 5 XY = 25 × 36,14

13
= 903,5
 Kaleng 6 XY = 28 × 37,47
= 1049,16
 Kaleng 7 XY = 33 × 37,76
= 1246,08
 Kaleng 8 XY = 38 × 35,48
= 1348,24
 Kaleng 9 XY = 46 × 36,26
= 1667,96

 Kaleng 10 XY = 49 × 34,56
= 1693,66
 X2 = (Ʃ ketukan)2
 Kaleng1
X 2 = 32 = 9
 Kaleng2
X2 = 102 = 100
 Kaleng 3
X2 = 132 = 169
 Kaleng 4
X2 = 192 = 361

 Kaleng 5
X2 = 252 = 625
 Kaleng 6
X2 = 282 = 784
 Kaleng 7
X2 = 332 = 1089
 Kaleng 8
X2 = 382 = 1444
 Kaleng 9

14
X2 = 462 = 2116
 Kaleng 10
X2 = 492 = 2401

 Y2 = (KA % massa)2

 Kaleng 1
Y2 = ( 44,11)2 = 1945,68
 Kaleng 2
Y2 = ( 39,10)2 = 1528,81
 Kaleng 3
Y2 = ( 40,13)2 = 1610,41
 Kaleng 4
Y2 = ( 25,54)2 = 652,29
 Kaleng 5
Y2 = ( 36,14)2 = 1306,044
 Kaleng 6
Y2 = ( 37,47)2 = 1404,09
 Kaleng 7
Y2 = ( 37,76)2 = 1425,81
 Kaleng 8
Y2 = ( 35,48)2 = 1258,83
 Kaleng 9
Y2 = ( 36,26)2 = 1314,78
 Kaleng 10
Y2 = ( 34,56)2 = 1194,38

 Perhitungan Batas Plastis


 KA % Massa Kondisi Basah

B1 = ×100%

15
19,52−13,7
= x 100% = 42,48 %
13,7

B2 = ×100%

17,33−12,73
= x 100% = 36,13 %
12,73
 KA % Massa Kondisi Lembab

L1 = ×100%

15,57−11,57
= x 100% = 34,57%
11,57

L2 = ×100%

21,02−15,97
L2 = x 100% = 31,62 %
15,97
 KA % Massa Kondisi Kering

K1 = ×100%
12,38−9,36
= x 100% = 32,26 %
9,36

K2 = ×100%
15,47−11,72
K2 = x 100% = 31,22 %
11,72
 pRata – rata KA % massa (BP)
 BP = Rata-rata KA
KA B 1+B 2+ L 1+ L2+ K 1+ K 2
=
6
42,48+36,13+34,57+ 31,62+32,26 +31,22
=
6
= 34,71
 Ip Indeks Plastis

16
B =
943,866 366,5
−26,4
909,8 10
2
26,4
909,8−
10
= −1,15

A =

366,5 26,4
−(−1,15 )
10 10

= 39,686
 BC = A + Bx
= 39,686 + (-1,15). 49
= -16,664
 IP Indeks Plastis = BC-BP
= -16,664 – 34,71
= -51,374 %

Lampiran 2. Dokumentasi

Gambar 1. Proses penimbangan tanah

17
Gambar 2. Proses perhitungan ketukan

18

Anda mungkin juga menyukai