Anda di halaman 1dari 15

Penetapan Konsistensi Tanah

Oleh:
Novita Agustin
200301001
AET- 1

PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH


PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
PETANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
Judul Praktikum Penetapan Konsistensi
Tanggal Praktikum Dimulai Tanah 27 Maret 2021
Tanggal Praktikum Selesai 27 Maret 2021

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengolahan tanah yang tepat sangat


membantu keberhasilan penanaman yang
diusahakan. Pengolahan tanah untuk media
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
sebaiknya dilakukan pada keadaan air yang
tepat, yaitu tidak terlalu kering dan tidak terlalu
basah. Hal ini dimaksudkan agar tidak merusak
struktur tanah.

Penetapan konsistensi tanah dilakukan


2 cara yaitu secara kualitatif dan secara
kuantitatif. Prinsip penetapan secara kualitatif
adalah penentuan ketahanan massa tanah
terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan
pada berbagai kadar air tanah.Penetapan
konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga
kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering.

Konsistensi basah merupakan


penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar
air tanah di atas kapasitas lapang (field
cappacity). Konsistensi lembab merupakan
penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar
air tanah sekitar kapasitas lapangan.
Konsistensi kering merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah
kering udara. Oleh karena itu pentingnya
mengetahui konsistensi tanah untuk
mengetahui tanah tersebut layakapa tidak untuk
dikelola sebagai lahan
pertanian.
Konsistensi tanah menunjukkan derajat
kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel
tanah. Hal ini ditunjukkan oleh ketahanan
massa tanah terhadap perubahan bentuk yang
diakibatkan oleh tekanan dan berbagai
kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah.
Tanah-t anah yang mempunyai konsistensi
yang baik umumnya mudah diolah dan tidak
melekat pada alat pengolah tanah.

Oleh karena itu tanah dapat ditemukan


dalam keadaan basah, lembab dan kering maka
penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan
dengan keadaan tanah tersebut. Konsistensi
tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan
kuantitatif.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu
untuk menentukan ketahanan massa tanah
terhadap remasan tekanan atau pijitan tangan.
2. TINJAUAN PUSTAKA Konsistensi adalah salah satu sifat
fisika tanah yang menggambarkan ketahanan
tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan
dari luar yang menggambarkan bekerjanya
gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan
adhesi (tarik menarik antara partikel dan air)
dengan berbagai kelembaban tanah.
(Nurhidayati, 2010) .
Konsistensi tanah adalah suatu sifat
tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan
adhesi diantara partikel parkikel tanah dan
ketahanan massa tanah terhadap perubahan
bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan
berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk
tanah.(Yunus, 2010)
Konsistensi merupakan sifat fisik tanah
yang menunjukan derajat adhesi dan kohesi
partikel-partikel tanah pada berbagai tingkat
kelengasan. Sifat fisik yang ditunjukan pada
konsistensi berupa keliatan (plasticity),
keteguhan (friability), dan kelekatan (stickness).
Penentuan nilai konsistensi dikelompokan
menjadi dua, yaitu kualitatif (biasanya di
lapangan dan di laboratorium) dan kuantitatif (di
laboratorium) dengan pendekatan angka
Atterberg yaitu batas cair (BC), batas gulung
(BG), batas lekat (BL), dan batas berubah warna
(BBW). Angka-angka Atterberg mempunyai
hubungan antara kadar lengas (%) dengan
konsistensi tanah (Handayani, 2008)
BC merupakan kadar lengas pada saat
tanah mulai mengalir bebas tanpa tekanan atau
jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh
tanah. BL adalah kadar lengas pada saat tanah
basah tidak mengalir pada alat logam atau kadar
air dimana tanah mulai tidak dapat melekat lagi
pada benda lain. BG merupakan kadar lengas
tanah pada saat tanah mulai dapat dibentuk atau
kadar air dimana gulungannya tidak dapat lagi
digolek-golekkan. BBW merupakan kadar
lengas pada saat tanah mulai mengering dan
tidak dapat menyediakan lengas untuk tanaman
(Agus, 2008)

Konsistensi tanah didefinisikan sebagai


kekuatan dan gaya kohesif alami tanah serta
resistansi tanah terhadap disintegrasi mekanik,
deformasi dan pemecahan (rupture) struktur
tanah. Faktor utama yang mempengaruhi
konsistensi tanah adalah tekstur tanah terutma
kandungan lempungnya dan kondisi kelengasan
tanah atau kadar air tanah (kerin, lembab,
basah). Konsistensi tanah penting untuk
menentukan cara dalam tanah dn juga penting
bagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawah
dan kemampuan tanah menyimpan lengas
(Mawardi, 2011).

Konsistensi tanah merupakan kekuatan


daya kohesi butir – butir tanah atau daya adhesi
butir – butir tanah dengan benda lain. Hal ini
ditunjukan oleh daya tahan tanah terhadap gaya
yang akan mengubah bentuk. Tanah yang
memilki konsistensi yang baik umumnya mudah
diolah dan tidak melekat pada alat pengolah
tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam
keadaan lembab, basah atau kering maka
penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan
dengan keadaan tanah tersebut (Rahayu dkk.,
2014).

Penetapan konsistensi tanah dilakukan


dengan dua cara yaitu secara kualitatif dan
secara kuantitatif. Prinsip penetapan sucara
kualitatif adalah penentuan ketahanan masa
tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitan
tangan pada berbagai kadar air tanah. (Syarif, .
2009)

Tanah-tanah yang mempunyai


konsistensi baik umumnya mudah diolah dan
tidak melekat pada alat pengolah tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan
dalam tiga kondisi, yaitu : basah, lembab, dan
kering. Konsistensi basah merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah
kering udara. Oleh karena itu pentingnya
mengetahui konsistensi. Tanah pada kondisi
kadar air tanah kering udara atau konsistensi
tanah untuk mengetahui tanah tersebut layak apa
tidak untuk dikelola sebagai lahan pertanian
(Harjdowigeno, 2009).

Guncangan-guncangan yang dapat


merusak struktur tanah harus dihindarkan.
Dianjurkanuntuk menggunakan peti khusus yang
besarnya disesuaikan dengan jumlah tabung.
Waktu penyimpanan perlu diperhatikan. Contoh
tanah yang terlalu lama dalam ruangan yang
panas akan mengalami perubahan, karena terjadi
pengerutan dan aktivitas jasad mikro
(Hakim dkk,2016).
Konsistensi yang besar yaitu pada
keadaan paling kering yang disebabkan oleh
adanya gaya kohesi konsistensi sedang pada
waktu keadaan lembab karena adanya gaya
adhesi. Konsistensi rendah/sangat rendah
apabila keadaan basah, sangat basah atau jenuh
air (Yuswar, 2006).
3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan Adapun Bahan yang digunakan pada praktikum


kali ini adalah tanah sebagai objek utama dan air
sebagai bahan kedua untuk membantu praktikum
ini.

3.2 Alat
adapun alat yang digunakan pada praktikum
kali ini adalah buku, dan pena untuk mencatat
data hasil praktikum.
3.3 Cara Kerja
Disiapkan tanah, sedikit lalu tekan
menggunakan tangan
Kelekatan Tanah

- Dibasahi tanah sampai keadaan basah(kadar


air > kapasitas lapang)
- Dipirik tanah menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk
- Ditentukan hasil mengikuti buku
panduan
Plastisitas Tanah

- Dibasahi tanah sampai kedaan basah(kadar


air > kapasitas lapang)
- Dibentuk tanah sampai dengan bentukkawat
Ditentukan hasil mengikuti buku
panduan
Konsistensi Tanah Dalam Keadaan Lembab
- Diberi air pada tanah sampai dengan keadaan
lembab (antara titik layu permanen dan
kapasitas lapang)
- Diremas tanah menggunakan telapak tangan
- Ditentukan hasil mengikuti buku

panduan
Konsistensi Tanah Dalam KeadaanKering
Diambil tanah dalam keadaan kering(kadar air
< titik layu permanen)
Ditekan massa tanah menggunakan telapak tangan
Ditentukanhasilmengikutibuku panduan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Konsistensi dalam keadaan basah

 Kelekatan (sticknrss)

Pada tahap kelekatan, derajatnya


lekat (LK) dengan ciri-ciri tangan
melekat pada kedua jari dan lebih
mudah memanjang daripada lepas
dari jari.

 Plastisitas

Pada tahap plastisitas, derajatnya


Plastis (PI) dengan ciri-ciri dapat
membentuk kawat, dibutuhkan
sedikit tenaga untuk merusaknya.
a. konsistensi tanah dalam keadaan lembab

Pada tahap konsistensi tanah lembab,


derajatnya Gembur (Gb) dengan ciri-
ciri bila ditekan dapat bercerai,
digenggam mudah bergumpal,
melekat bila ditekan.

b. konsistensi tanah dalam keadaan kering

Pada konsistensi tanah kering, derajatnya


Agak keras (Akr) dengan ciri-ciri agak

tahan terhadap tekanan, massa tanah

rapuh.
Pembahasan Penetapan konsistensi tanah dapat
dilakukan dalam tiga kondisi yaitu basah,
lembab dan kering. Konsistensi lembab
merupakan konsistensi tanah pada kondisi
kadar air tanah kering udara. Konsistensi tanah
dapat ditentukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan dengan
cara memijat dan memirit-miritkan atau
membuat bulatan atau gulungan.

Berdasarkan metode yang dipraktikan,


baik kualitatif dan kuantitatif, data-data yang
bersifat valid atau baik adalah berasal dari
metode kuantitatif, karena data tersebut
(penentuan tekstur) diperoleh dari proses
empiris yaitu perhitungan, analisis dalam
laboratorium. Sedangkan pada metode
kualitatif hanya menggunakan teknik perasaan,
sehingga cenderung sama sekali tidak tepat
dalam penentuan tekstur tanah itu sendiri
ditambahkan lagi kita harus mengetahui
karakteristik berupa rata dan sifat tanah itu
sendiri sehingga tidak efektif jika analisis data
dari teknik kualitatif.
Berdasarkan hasil praktikum, tanah di
desa sumber padi kecamatan Lima Puluh pada
keadaan basah derajatnya lekat (LK) dan
plastis (PI), sedangkan pada keadaan lembab
derajatnya gembur (Gb), dan pada kondisi
kering derajatnya agak keras (Akr).
5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Konsistensi tanah menunjukkan derajat kohesi


dan adhesi diantara partikel – partikel tanah.
Hal ini ditunjukkan oleh ketahanan massa
tanah terhadap perubahan bentuk yang
diakibatkan oleh tekanan dan berbagai
kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah.

Derajat kelekatan tanah, plastisitas tanah,


konsistensi tanah dalam keadaan basah, lembab
dan konsistensi tanah dalam keadaan kering di
Desa Sumber Padi Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara adalah lekat (LK), plastis
(PI), gembur (Gb) dan agak keras (Akr).

5.2 Saran sebaiknya praktikan lebih cermat dalammelihat


konsistensi suatu tanah,mulai dari tanah
basah,lembab dan kering
6. DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Suci . 2008 . Bahan Asistensi
Praktikum Ilmu Tanah . FakultasPertanian
UGM . Yogyakarta

Hardjowigeno. 2009. Ilmu Tanah. Akademika


Pressindo. Jakarta.

Mawardi , S. 2011. Panduan Praktikum dan


Bahan Asistensi Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta

Jurnal Agroekoteknologi . Vol.4.No.4, Desember


2016.

Nurhidayati, 2010. Penuntun Praktikum Dasar –


Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian –
Unisma. Malang

Sutanto.2005.Dasar-dasar Ilmu Tanah Konsep


dan Kenyataan.Yogyakarta : kanisius

Syarif , 2010. Bahan Ajar Dasar – Dasar Ilmu


Tanah.. Fakultas Pertanian – Unisma.
Malang

Rahayu, A., Sri R., dan Mochtar L. 2014.


Karakteristik Dan Klasifikasi Tanah Pada
Lahan Kering Dan Lahan Yang
Disawahkan Di Kecamatan Perak
Kabupaten Jombang . Jurnal Tanah dan
Sumberdaya Lahan 1(2): 81.

Yunus, Yuswar. 2010, Tanah Dan Pengolahan.


CVAlfabeta.Bandung.(Harjowigeno.(1987)
hal:31.
Nurhidayati, 2006. Penuntun PraktikumDasar –
Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian –
Unisma. Malang.

Anda mungkin juga menyukai