Oleh:
Amelia Dina Setyo Putri
NIM A1C016036
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
III. METODOLOGI PRAKTIKUM .............................................................. 9
A. Alat dan Bahan ..................................................................................... 9
B. Prosedur Kerja ...................................................................................... 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 11
A. Hasil ..................................................................................................... 11
B. Pembahasan........................................................................................... 13
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 19
A. Kesimpulan............................................................................................ 19
B. Saran...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap pekerjaan teknik
sipil, akan tetapi masalah yang sering terjadi adalah pada penentuan sifat – sifat fisis
dan mekanis tanah. Sifat fisis dan mekanis tanah yang mempengaruhi kapasitas
dukung adalah kadar air tanah. Ukuran butiran tanah juga mempengaruhi perubahan
Kondisi kadar air dalam tanah dapat berubah–ubah yaitu dari keadaan jenuh,
jenuh sebagian maupun kering. Hal ini disebabkan oleh faktor hujan, faktor
lingkungan maupun sifat-sifat teknis tanah itu sendiri juga dapat menjadikan kondisi
Tanah jenuh sebagian (unsaturated soil) terdiri dari tiga bagian, yaitu butiran
tanah (solid), air (liquid) dan udara (gas). Beberapa pekerjaan teknik sipil sering
dilaksanakan di atas permukaan air tanah. Kondisi tanah jenuh sebagian (unsaturated
soil) adalah kondisi tanah yang berada di atas permukaan air tanah.
mengetahui lengas tanah pada media tumbuh tanaman. Prinsip kerja dari alat ini
adalah memanfaatkan sifat hantar listrik dari air. Pada kondisi basah gypsum dapat
1
B. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengujian kadar air tanah biasanya dilakukan dengan metode gravimetry, akan
tetapi gravimetry merupakan metode untuk menguji kadar air tanah di laboratorium,
sehingga kondisi kadar air tanah yang dihasilkan kurang sesuai dengan kondisi di
lapangan, untuk mendapatkan kadar air tanah yang sesuai dengan kondisi di lapangan
metode sensor listrik. Salah satu metode sensor listrik yang digunakan adalah metode
gypsum block, metode ini merupakan pengujian kadar air tanah secara langsung di
Skinner A. (1997), gypsum block adalah alat sensor yang dipakai dalam bidang
pertanian untuk mengukur lengas tanah atau kelembaban tanah guna memilih jenis
tanaman dan mengatur kesuburannya pada suatu tanah atau lahan yang akan
dikerjakan. Alat ini dapat digunakan dengan biaya yang terjangkau dan paling
menggunakan mini gypsum block pada sampel tanah yang tipis (30 mm) dengan
sehingga memberikan koefisien korelasi yang cukup tinggi yaitu lebih dari 0,95.
Sir T. (2010) penelitian dilakukan terhadap dua jenis tanah yaitu tanah lempung
dan pasir berlanau. Pembacaan resistansi gypsum block dilakukan selama 7 hari
dengan menggunakan multimeter analog dan pembacaan dilakukan setiap hari sampai
3
gypsum block menghasilkan resistansi konstan. Pada sampel uji lempung menunjukan
bahwa pengukuran kadar air dapat dilakukan dengan gypsum block, selain itu dapat
dinyatakan pengaruh kadar air terhadap nilai resistansi yang dihasilkan oleh gypsum
block bahwa semakin tinggi kadar air maka semakin kecil nilai resitansi yang
dihasilkan, sebaliknya semakin rendah kadar air tanah maka semakin besar nilai
resitansi. Gypsum block tidak cocok untuk pengukuran kadar air tanah pasir berlanau
karena nilai resistansi gypsum block tidak dapat konstan sebagai akibat dari sifat
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien
a. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah
b. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah
c. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
d. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh
4
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat
digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya,
absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan
tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah
Kadar air dalam tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen
volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara
penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan
adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik
begitupun pada tanah Alfisol dan Vertisol, karena itu tidak semua air tanah dapat
Lengas tanah dapat disebut sebagai uap air yang terdapat pada pori-pori tanah.
lengas tanah juga memiliki tegangan yang menentukan seberapa banyak air yang
dapat diserap oleh tumbuhan. Metode untuk mengukur kelengasan tanah (kandungan
air tanah) digunakan metode gravimetri. Pada beberapa kandungan lengas tanah yang
untuk mengetahui kadr lengas tanah juga dapat digunakan perhitungan indeks
5
kelembaban tanah, karena proses penguapan air pada suatu benda sangat bertimbal
Kadar lengas tanah digunakan untuk menentukan jadwal pengairan pada lahan
dlakukan dengan mengetahui suhu tanah. Sehingga kadar lengas dapat diketahui
melalui besarnya suhu, tekstur, struktur, dan besar kecilnya pori tanah. Sedangkan
kadar lengas sendiri merupakan kadar kelembaban atau air yang terkandung dalam
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi kelengasan tanah yaitu tekstur tanah,
struktur tanah, dan porositas tanah. Tekstur tanah menentukan bentuk dari tanah
tersebut apakah berpasir, berlempung atau berdebu. Struktur tanah yaitu susunan dari
tanah itu sendiri dan porositas tanah yaitu ruang pori total atau ruang kosong yang
terdapat dalam tanah. Tanah yang poreus berarti tanah tanah yang mempunyai pori
tanah yang cukup untuk pergerakan udara dan air di dalam tanah (Hanafiah ,2012).
Penyebab terjadinya erosi pada lahan miring selain akibat adanya penggundulan
taaman faktor yang mempengaruhi erosi yaitu kadar lengas tanah. Daya serap tanah
terhadap air pada setiap jenis tanah berbeda-beda. Faktor tersebut menjadikan adanya
perbedaan ketahanan terhadap erosi pada lahan miring. Semakin besar penyerapan air
oleh tanah erosi pada lahan miring akan memiliki presentase yang lebih kecil,
demikian sebaliknya. Semakin kecil daya serap tanah presentase terjadinya erosi
semakin besar. Persentase terjadi kadar lengas tanah yang tinggi akan menyebabkan
6
tanah tersebut mengalami kejenuhan air, sehingga tanah tersebut tidak dapat ditanami
tanah. Kadar lengas tanah itu sendiri merupakan air yang terdapat dalam tanah yang
terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik, osmosis dan kapiler. Kadar
lengas tanah juga sering disebut juga sebagai kandungan air yang terdpat dala pori
tanah. Untuk menyakan satuan kadar lengas ini yaitu dapat berupa persen atau bisa
gerakan dari titik kesatu ketitik yang lainnya dipengaruhi oleh potensial dan jarak
antar titik. Kadar lengas tanah yang potensisal terdiri atas potensial ravitasi, potensial
sehingga besarnya tergantung posisi benda terhadap pusat bumi. Potensial tekanan
dalam kondisi tak jenuh lebih rendah dari tekananatmosfir sehingga berharga negatif.
Potensial osmotik dapam mempengaruhi aliran lengas jika terdapat membran difusi
yang dapat meloloskan air tetapi tidak garam-garam yang terlarut. Kadar lengas itu
sendiri tebagi menjadi tiga bagian yaitu lengas tanah adalah air dalam bentuk capuran
Kadar lengas tanah berpengaruh terhadap berat kering tanaman dan pada saat
panen. Kadar lengas tanah yang semakin rendah dapat menyebabkan penurunan berat
7
kering tanaman saat panen (Permanasari dan Silistyaningsih, 2013). Kandungan uap
air dalam tanah sangat penting , karena tanah akan terbentuk apabila dalam tanah
tersebut terdapat lempung, koloid organik, garam terlarut yang terakumulasi larut di
dalam air.jumlah air yang terdapat di dalam tanah terikat oleh gaya matriks, gaya
osmotik dan gaya kapiler. Kadar lengas tanah meliputi air dan bahan-bahan yang
terlarut di dalamnya, sedangkan kadar air tanah mengandung pertian air murni yang
8
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Alat tulis
2. Modul praktikum
3. Timbangan digital
4. Oven
5. Cawan
6. Sampel tanah
7. Gypsum block
8. Serbuk gypsum
9. Kawat kasa
10. Kabel
11. Gunting
12. Multimeter
15. penggaris
B. Prosedur Kerja
9
3. Gypsum block yang telah selesai dibuat didiamkan selama 24 jam.
4. Setelah jadi, gypsum block digunakan untuk mengukur kadar lengas tanah sampel
mengukur voltase kemudian tanah diambil dan dioven selama 24 jam untuk
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Table pengamatan
11
Tabel 3. Tabel Hasil Pengamatan Hari 3
Kelompok Hari 3
Massa Cawan + Massa Cawan + Gypsum (mV)
Tanah Basah (gr) Tanah Kering (gr)
1 53,17 47,36 16,5
2 54,61 50,04 11,3
3 54,53 48,03 15,4
4 55,76 50,84 10,0
5 51,32 46,92 14,8
6 57,20 50,65 15,0
7 51,56 46,21 16,4
8 57,89 51,58 15,1
9 53,50 48,68 11,5
10 53,90 48,17 12,6
12
2. Grafik
hubungan tegangan gypsum dan kadar air
tanah kelompok 7
46
44 hubungan tegangan
gypsum dan kadar air
tanah
Kada Air (%)
42
f(x) = − 0.13 x + 41.95 Linear (hubungan
40 tegangan gypsum dan
kadar air tanah)
38
36
15.6 38.1 16.4 80.5
mengukur kadar air (y) yaitu dengan cara -0,1297 dikali tegangan gypsum (x)
ditambah 41,95.
B. Pembahasan
Gypsum block merupakan alat yang terbuat dari serbuk gypsum dan campuran
air dengan pemasangan kabel untuk mengetahui resistansi atau tahanan tanah.
Gypsum block pertama kali dipakai dibidang pertanian untuk mengukur kelengasan
tanah atau kelembaban tanah guna mengatur kesuburannya pada suatu tanah atau
lahan yang dikerjakan, dengan cara kalibrasi dulu, lalu ditanam di tempat yang akan
13
diteliti. Dalam bidang teknik sipil, khususnya dalam ilmu geoteknik, gypsum block
dapat dikembangkan untuk mengukur kadar air dalam tanah, pengukuran kadar air
tanah dengan tujuan agar tidak merusak strukur tanah di sekitar daerah
multimeter sehingga diperoleh nilai tahanan gypsum block, kemudian nilai tahanan
resistansi tanah yang dipakai dalam pengukuran kadar air (Sir, 2010). Prinsip kerja
gypsum block yaitu jika dalam kondisi basah, gypsum block akan menghasilkan
resistansi yang kecil. Demikian sebaliknya dalam kondisi kering, gypsum block akan
menghasilkan resistansi yang lebih tinggi. Sebelum dipakai gypsum block harus
dikalibrasi dahulu secara individu karena setiap gypsum block memiliki karakteristik
Keuntungan dan kerugian dari gypsum block. Keuntungan dari gypsum block
sebagai berikut :
pemeliharaan.
14
4. Tidak ada kompensasi terhadap suhu
air tanah antara lain: jenis tanah, kadar kejenuhan air tanah, dan bentuk gypsum block.
Hal ini disebabkan oleh faktor hujan, faktor alam pengaruh tumbuh–tumbuhan
disekitarnya. Jenis tanah sendiri juga menjadi hal yang menyebabkan kondisi air
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim,
topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur
pasir, karena butiran butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat
(gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan
unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap
menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih
Kartasapoetra, 2002).
Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan basah,
misalnya dalam gram air untuk setiap 100gr bahan disebut kadar air berat basah.
Keterangan :
15
W = bobot sampel sebelum dikeringkan (gr)
Berat bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa
waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Pada proses pengeringan air yang
terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan. (Herminianto et al., 1989).
Dilakukan dengan cara mengeluarkan air dari bahan dengan proses pengeringan
dalam oven (oven udara atau oven vakum, hal ini berdasarkan tekanan yang
digunakan saat pengeringan). Ada dua macam metode gravimetri yaitu metode
Metode distilasi azeotropik yang dapat diterapkan ada dua, yaitu distilasi
Metode ini digunakan untuk mengukur kadar air contoh dengan metode volumetri
berdasarkan prinsip titrasi. Titran yang digunakan adalah pereaksi Karl Fischer
(campuran iodin, sulfur dioksida, dan pridin dalam larutan metanol). Pereaksi karl
fischer pada metode ini sangat tidak stabil dan peka terhadap uap air oleh karena
16
Dengan bantuan bahan kimia yang mempunyai kemampuan menyerap air tinggi,
perklorat (MgCl3), kalsium klorida anhidrous (CaCl2), dan asam sulfat (H2SO4)
pekat. Senyawa P2O5, BaO, dan MgClO3 merupakan bahan kimia yang
5. Metode termogravimetri
Metode ini dilakukan dengan cara mengeluarkan air dari bahan dengan bantuan
panas. Perubahan berat (karena hilangnya air dari bahan selama pemanasan)
dicatat oleh neraca termal (thermobalance) secara otomatis sebagai fungsi dari
waktu dan suhu. Diperoleh kurva perubahan berat selama pemanasan untuk suatu
selama 24 jam dan dilanjutkan dengan menimbang berat keringnya, dengan demikian
1. Pemanfaatan air tanah dalam sebagai alternatif irigasi suplementer pada budidaya
pertanian terpadu dengan komoditas jagung hibrida, sayuran, pakan ternak dan
17
2. Pemanfaatan air tanah dalam sebagai alternatif irigasi suplementer pada kebun
bibit kelapa sawit PT. Sampoerno Agro, TBK., di Kecamatan Mesuji, Ogan
jagung dan kelapa di Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa
Tenggara Timur.
1. Moisture sensor adalah sensor yang dapat mendeteksi kadar air dalam tanah. Sensor
ini sangat sederhana, tetapi ideal untuk memantau tanaman, atau tingkat air pada
2. Arduino Nano adalah salah satu dari produk board mikrokontroller keluaran Arduino.
328 untuk Arduino Nano 3.x dan Atmega168 untuk Arduino Nano 2.x.
menghasilkan tegangan yang pada tiap harinya naik dan turun, dan tegangan tertinggi
ada pada hari ke 4 sebesab 80,5 mV. Dari grafik di atas didapatkan persamaan y =
-0,1297x + 41,95 artinya untuk mengukur kadar air (y) yaitu dengan cara -0,1297
Kendala untuk praktikum kali ini adalah jenis gypsum yang digunakan terlalu
encerkan sudah terlalu kental sehingga cetakan gypsum yang dibuat tidak dapat full
karena masih ada bagian yang berlubang dikarenakan cairan terlalu kental.
18
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Cara membuat gypsum block dengan mencapurkan bubuk gypsum dengan air
kemudia di cetak dengan jarak dengan kabel kasa sebesa 0.5cm masing-masing sisi
untuk selanjutnya di oven dan di ukur tegangan setiap hari selama 4 hari.
2. Cara menghitung kalibrasi dengan mengukur hubungan antara tegangan gypsum dan
3. Cara mengukur kadar lengas dengan cara gravimetric sesuai dengan pengamatan
yang dilakukan selama 4 hari menghasilkan kadar air dengan jumlah yang naik
dan turun.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah pada pemilihan bubuk gypsum sebaiknya
yang tepat sehingga tidak menghambat jalannya praktikum karena bubuk gypsum
19
DAFTAR PUSTAKA
Herminianto, H., Kusumah., dan Andarwulan. 1989. Dasar Pengawetan Pangan. PT.
Rineka Cipta: Jakarta.
20
Sir, T. M. W., I. M. Udiana., dan S. R. Isu. 2016. Perbandingan Pengukuran Kadar
Air Tanah Lempung Menggunakan Metode Gravimetry Dan Metode Gypsum
Block Berdasarkan Variasi Kedalaman. Jurnal Teknik Sipil. 5(2):213-226.
Skinner, A. 1997. Resurrecting The Gypsum Block for Soil Moisture Measurement.
Measurement Engineering Australia, http://www.sowacs.com.sensor.gypsum.
Diakses 21 Juni 2019.
Ziadat, F. M. and A. Y. Taimeh. 2013. Effect of Rainfall Intensity, Slope, Land Use
and Atencedent Soil Moisture On Soil Erosion in An Arid Environment. Land
Degration and Development, 24 (6):582-590.
21