Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOFISIKA DAN MEKANIKA TANAH


PENENTUAN KADAR AIR, BULK DENSITY, RUANG PORI TOTAL

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
NAMA: Berlian Anggreini
DOSEN PENGAMPU: Dr. Hilda Agustina, S.Tp., M.Si.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga pada kesempatan kali ini saya dapat menyelesaikan
laporan tetap praktikum ini. Laporan tetap praktikum ini yang berjudul “Penentuan Kadar Air”
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biofisika dan Mekanika Tanah.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah
SWT, dan Dosen mata kuliah Praktikum Biofisika dan Mekanika Tanah Ibu Dr. Hilda Agustina
S.TP., M.Si yang telah membimbing jalan nya praktikum serta Kakak-kakak asisten yang telah
membantu membimbing jalan nya praktikum, dan Teman-teman sesama praktikan saya.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata saya berharap semoga laporan Praktikum Penentuan Kadar Air ini bermanfaat
bagi kita semua.

Indralaya, 20 September 2023

Berlian Anggreini

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ...................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.2. Tujuan Praktikum ................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ Error! Bookmark not defined.
2.1. Pengertian kadar air ................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.2. Cara Penentuan Kadar Air Tanah sesuai SNI 1965:2008 ......................................................... 3
2.3. Bulk Density ............................................................................................................................. 6
2.4. Ruang Pori Total ....................................................................................................................... 7
BAB 3 METODOLOGI ....................................................................................................................... 8
3.1. Tempat dan Waktu .................................................................................................................... 8
3.2. Alat dan Bahan.......................................................................................................................... 8
3.3. Cara Kerja ................................................................................................................................. 6
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................ 9
4.1. Hasil .......................................................................................................................................... 9
4.2. Pembahasan ............................................................................................................................ 13
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
5.2. Saran ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 16
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 18

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kadar air merupakan salah satu karakteristik tanah yang akan mempengaruhi ketersediaan air
tanah bagi tanaman, sifat mekanika pada tanah. Pengukuran kadar air dapat dilakukan langsung
pada lapangan dan di laboratorium. Pengukuran kadar air di laboratorium sesuai standar. Kadar air
adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah, bebatuan, bahan
pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknikdan
diekspresikan dalam rasio, dari 0 hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Kadar air
adalah salah satu metode uji laboratorium kimia yang sangat penting dalam industri pangan untuk
menentukan kualitas dan ketahanan pangan terhadap kerusakan yang mungkin terjadi. Kadar air
tanah dinyatakan dalam persentase volume air terhadap volume tanah. Dua fungsi yang saling
berkaitan dengan penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah danpengaliran
air yang disimpan pada akar tanaman. Kadar air tanah adalah perbandingan antara beratair yang
dikandung didalam tanah dengan berat total sampel tanah. Kadar air didalam tanah dinyatakan
dalam persen. Jumlah air yang dapat ditahan oleh tanah dinyatakan atas dasar berat atau volume.
Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan volume tertentu. Volume tanah
adalah volume kepadatan tanah termasuk pori-pori tanah. Tanah yang lebih padat mempunyai bulk
density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat.
Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. pada kondisi
jenuh porositas tanahnya akan mencapai 50%. Ruang pori dalam tanah dapat dihitung dari
kerapatan isi dan kerapatan partikel. ruang pori tanah yaitu bagian dari tanah yang ditempati oleh
air dan udara, sedangkan ruang pori total terdiri atas ruangan di antara partikel pasir, debu dan liat
serta ruang di antara agregat-agregat tanah.

1.2. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui apa saja yang di butuhkan jika ingin mengukur kadar air dalam tanah, bulk density,
ruang pori total.

2. Mempelajari bagaimana tata cara dalam pengambilan sampel tanah untuk di ukur kadar air,
bulk density, ruang pori total.

3. Mengetahui bagaimana proses dalam ingin menentukan kadar air tanah skala lab.

4. Mengetahui artian dari Kadar air, Bulk Density, dan Ruang pori total (RPT)

1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kadar Air

Kadar air merupakan salah satu karakteristik tanah yang akan mempengaruhi ketersediaan air
tanah bagi tanaman, sifat mekanika pada tanah. Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah,
biasanya dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang
ada dalam tanah setelah kelebihan air gravitasi keluar dan dinyatakan secara signifikan, biasanya
dinyatakan dengan persentase berat (Sutanto, 2015). Kapasitas lapang yaitu kemampuan tanah
untuk menahan air setelah dilakukan pemberian air sampai berada pada titik jenuh. Dimana nilai
kapasitas lapang sangat beragam tergantung jenis tanah (Quirijnde, 2017). Kadar air merupakan
salah satu karakteristik tanah yang akan mempengaruhi ketersediaan airtanah bagi tanaman, sifat
mekanika pada tanah. Pengukuran kadar air dapat dilakukan langsung pada lapangan dan di
laboratorium. Pengukuran kadar air di laboratorium sesuai standar. Kandungan air dalam tanah
memegang peranan krusial dalam interaksi antara tanah, atmosfer, danvegetasi. Selain berbagai
fungsi lainnya, tingkat kelembaban tanah bisa dijadikan indikator potensirisiko kebakaran hutan,
sebagaimana dijelaskan oleh (Castro, et al., 2003).

Kadar air diperoleh dari harga rata-rata kadar air bagian atas, tengah, dan bawah pada setiap
benda uji. Hasil pemadatan diperoleh dengan membuat grafik hubungan antara berat volume kering
dan kadar air benda uji. Kadar air optimum, OMC (Optimum Moisture Content) yang diperoleh
adalah kadar air yang menghasilkan berat volume kering maksimum (Hardiyatmo, 2002:77). Kadar
air kapasitas lapang dapat ditetapkan dengan tiga metode yang berbeda- beda, yaitu metode
Alhricks, Drainase bebas, dan Pressure plat.. Ketiga metode tersebut memiliki prinsip yangberbeda.
Secara umum prinsip metode Alhricks dan Drainase bebas berdasarkan hilangnya air gravitasi,
sedangkan metode Pressure plateberdasarkan tekanan setara pF 2.54 (1/3 atm). Menuruthasil
penelitian Sulaeman (2011) terdapat perbedaan hasil yang nyata diantara metode Alhricks dan
metode Pressureplate, yaitu kadar air yang dihasilkan oleh metode Pressure platelebih kecil jika
dibandingkan dengan metode Alhricks. Menurut Baskoro dan Tarigan (2007) perbedaaan nilaikadar
air tersebut dapat disebabkan karena pemberian tekanan 1/3 atm pada penetapan dengan metode
Pressure platesebenarnya hanya merupakan pendekatan. Contoh tanah utuh yang digunakan dalam
penetapan kadar air kapasitas lapang dengan metode Pressure platehanya setebal+1 cm. Air yang
ada pada contoh tanah tersebut lebih mudah hilang dibandingkan dengan air dalam tanah dengan
kolom yang tebal seperti pada metode Alhricks. (Haridjaja, et al., 2013).

2
2.2. Cara Penentuan Kadar Air Tanah sesuai SNI 1965:2008

Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan
adalah revisi dari SNI 03 –1965 –1990 Metode Pengujian Kadar Air Tanah. Standar ini merupakan
adopsi modifikasi dari . Adapun perbedaan dengan SIN sebelumnya adalah:

a) Perubahan judul menjadi Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan di laboratorium.

b) Dalam ruang lingkup ditambahkan paragraf bahwa pengujian cara ini tidak mencakup untuk
material yang mengandung organik dan gipsum.

c) Ditambahkan pula materi mengenai ringkasan cara uji, arti dan kegunaan serta ketelitian dan
penyimpangan. Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa
Sipil pada Subpanitia Standardisasi Bidang Jalan dan Jembatan.

Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 dan dibahas
dalam forum konsensus yang diselenggarkan pada tanggal 5 Mei 2006 di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Jalan dan Jembatan yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait.

Penentuan kadar air untuk tanah dan batuan dilakukan di laboratorium terhadap contoh tanah atau
batuan yang diambil dari lapangan. Standar ini tidak mencakup pengujian untuk material yang
mengandung organik atau gipsum. Cara uji untuk material organik sesuai SNI 03- 6793-2002
Metode pengujian kadar air, kadar abu dan bahan organik dari tanah gambut dan tanah organik
lainnya. Kegunaan hasil uji kadar air ini dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku
material dan sifatnya, pada tanah kohesif konsistensi tanah tergantung dari nilai kadar airnya. Di
samping itu pula nilaikadar air ini dapat digunakan untuk pengujian lainnya seperti pada pengujian
penentuan batas cair dan batas plastis tanah. Standar ini berisikan ruang lingkup, persyaratan
peralatan, benda uji, pemilihan benda uji, prosedur uji, perhitungan serta
ketelitiandanpenyimpangan. Dalam standar ini dilampirkan contoh hasil uji pemeriksaan

kadar air lengkap dengan perhitungannya.

1. Ruang lingkup

a) Standar ini menetapkan prosedur uji di laboratorium tentang penentuan kadar air untuk tanah,
batuan dan material sejenisnya berdasarkan beratnya. Penggunaan kata material yang sering
diterapkan di sini juga mengacu salah satu material tanah atau material batuan. Kadar air material
yang ditentukan dalam cara uji ini, adalah sebagai perbandingan berat air.

b) pori atau air bebas yang ada dalam material dan partikel padat yang dinyatakan dalam persen.
c) Partikel padat merupakan istilah yang digunakan dalam geoteknik untuk maksud kejadian alami
3
partikel mineral tanah dan batuan dan tidak termasuk material larutan dalam air. Karena itu kadar
air material yang mengandung bahan dari luar ( seperti semen dan semacamnya) memerlukan
perlakuan khusus atau harus memenuhi ketentuan kadar air. Sebagai tambahan, dalam cara uji ini
ada beberapa material organik dapat menjadi hangus dalam oven pada temperatur pengeringan
standar (110C). Material yang mengandung gipsum (calcium sulfate dihydrate atau komposisi lain
yang mempunyai jumlah air yang signifikan terhidrasi) dapat menimbulkan masalah khusus
sebagai material terdehidrasi lambat pada temperatur pengeringan standar (110C) dan pada
kelembapan yang relatif sangat rendah dapat membentuk campuran calcium sulfate hemihydrate
yang keberadaannya tidak normal secara alami, kecuali di daerah kering atau tandus. Agar dapat
mengandung gipsum, atau untuk mengurangi kehangusan pada tanah organik tinggi, dapat
dilakukan pengeringan pada suhu 60 C atau dalam sebuah desikator dengan temperatur ruang.
Maka dari itubila temperatur pengeringan yang digunakan berbeda dengan temperatur pengeringan
standar, seperti yang ditetapkan dalam cara uji ini, hasil kadar airmungkin dapat berbeda dengan
kadar airyang ditentukan pada temperatur pengeringan standar. Cara uji SNI 03-6793-2002
memberikan prosedur alternatif untuk menentukan kadar air material gambut.

d) Material yang mengandung air dengan jumlah larutan padat yang banyak (seperti garam dalam
kasus sedimen marin), bila diuji dengan menggunakan cara uji ini akan menambah berat oleh
partikel padat termasuk partikel yang terlarut lebih dahulu. Material ini membutuhkan perlakuan
khusus untuk mengeluarkan atau menghitung jumlah endapan padat dalam berat kering benda uji
atau dengan menggunakan persyaratan ketentuan kadar air.

e) Cara uji ini memerlukan waktu beberapa jam untuk pengeringan yang sempurna terhadap kadar
air benda uji. Cara pengeringan benda uji dengan proses yang lebih cepat dapat dilakukan dengan
menggunakan oven microwave.

f) Dalam standar ini pengeringan material dalam oven memerlukan temperatur tinggi. Jika material
yang sedang dikeringkan terkontaminasi oleh bahan kimia tertentu yang dapat mengganggu
kesehatan dan keamanan, maka standar ini tidak boleh digunakan

dalam penentuan kadar air pada material yang terkontaminasi jika tidak dapat menjamin kesehatan
dan keamanan.

g) pori atau air bebas yang ada dalam material dan partikel padat yang dinyatakan dalam persen.
h) Partikel padat merupakan istilah yang digunakan dalam geoteknik untuk maksud kejadian alami
partikel mineral tanah dan batuan dan tidak termasuk material larutan dalam air. Karena itu kadar
air material yang mengandung bahan dari luar ( seperti semen dan semacamnya) memerlukan
perlakuan khusus atau harus memenuhi ketentuan kadar air. Sebagai tambahan, dalam cara uji ini
4
ada beberapa material organik dapat menjadi hangus dalam oven pada temperatur pengeringan
standar (110C). Material yang mengandung gipsum (calcium sulfate dihydrate atau komposisi lain
yang mempunyai jumlah air yang signifikan terhidrasi) dapat menimbulkan masalah khusus
sebagai material terdehidrasi lambat pada temperatur pengeringan standar (110C) dan pada
kelembapan yang relatif sangat rendah dapat membentuk campuran calcium sulfate hemihydrate
yang keberadaannya tidak normal secara alami, kecuali di daerah kering atau tandus. Agar dapat
meandung gipsum, atau untuk mengurangi kehangusan pada tanah organik tinggi, dapat dilakukan
pengeringan pada suhu 60 C atau dalam sebuah desikator dengan temperatur ruang. Maka dari itu
bila temperatur pengeringan yang digunakan berbeda dengan temperatur pengeringan standar,
seperti yang ditetapkan dalam cara uji ini, hasil kadar airmungkin dapat berbeda dengan kadar air
yang ditentukan pada temperatur pengeringan standar. Cara uji SNI 03-6793-2002 memberikan
prosedur alternatif untuk menentukan kadar air material gambut. Menurut SNI 1965-2008, kadar
air merupakan perbandingan berat air yang mengisi rongga pori material tanah terhadap berat
partikel padatnya. Pada umumnya kadar air tanah mempunyai pengaruh terhadap laju infiltrasi
tanah, yaitu kecepatan penyerapan air ke dalam lapisan tanah. Maka dari itu dilakukan untuk
mengetahui pengaruh kadar air tanah terhadap laju infiltrasi daerah Leuwinanggung dan
sekitarnya.kadar air dalam tanah dan batuan dilakukan di laboratorium terhadap contoh tanah dan
batuan yang diambil di lokasi. Standar ini tidak mencakup pengujian bahan yang mengandung
bahan organik atau gipsum. Cara pengujian bahan organik sesuai SNI 03-6793-2002 Cara
pengujian kadar air, kadar abu dan bahan organik gambut dan tanah organik lainnya. Pemanfaatan
hasil uji kadar air ini dapat diterapkan untuk mengetahui konsistensi sifat dan perilaku bahan. Pada
tanah kohesif, konsistensi tanah bergantung pada nilai kadar air. Selain itu, nilai kadar air ini dapat
digunakan untuk pengujian lain seperti pengujian penentuan batas cair dan batas plastis
tanah.Standar ini mencakup ruang lingkup, persyaratan peralatan, benda uji, pemilihan benda uji,
prosedur pengujian, perhitungan, keakuratan dan bias. Standar ini mencakup hasil pengujian
sampel lengkapi kadar air dengan perhitungannya. Tanah berguna sebagai bahan konstruksi pada
berbagai macam pekerjaan Teknik Sipil, selain itu tanah juga dapat berfungsi sebagai pendukung
pondasi dari bangunan. Sebelum mendirikan struktur diatasnya, maka hal pertama yang harus
dilakukan adalah mengetahui karakter tanah pada tempat dimana bangunan akan didirikan. Salah
satu jenis tanah yang mempunyai permasalahan yaitu tanah yang memiliki sensitifitas terhadap
perubahan kadar air, yang mempunyai volume dan potensi kembang susut yang besar atau bisa
disebut juga tanah lempung ekspansif. Tanah lempung ekspansif merupakan salah satu jenis tanah
berbutir halus yang terbentuk dari mineral mineral ekspansif. Disamping mempunyai sifat– sifat
umum, juga mempunyai sifat khusus, yaitu kandungan mineral ekspansif mempunyai kapasitas
pertukaran ion yang tinggi.

5
2.3. Bulk Density
Bulk Density atau pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam
tanah karena ada gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi sempit.
Damanik menuturkan bahwa pemadatan tanah adalah penyusutan partikel-partikel padatan di
dalam tanah karena gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi sempit.
Pemadatan tanah merupakan hal yang tidak diinginkan dalam pertanian karena dapat mengurangi
aerasi tanah, mengurangi ketersediaan air bagi tanaman dan menghambat pertumbuhan akar dan
perkecambahan tanaman. Tanah yang padat akan mengurangi kapasitas memegang air,
mengurangi kandungan udara, memberikan hambatan fisik yang besar pada penerobosan akar
sehingga mengendalikan kapasitas kemampuannya memanen air, udara, dan hara. Bobot isi
merupakan petunjuk kepadatan tanah. Semakin padat suatu tanah maka semakin tinggi bobot isinya
yang berartian tanah semakin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. untuk itu
diperlukan penelitian tentang hubungan antara kepadatan tanah yang dinyatakan dalam bobot isi
dengan pertumbuhan kecambah tanaman. Semakin padat suatu tanah maka akan semakin sulit
pertumbuhan benih dan proses perkecambahan pada tanah tersebut. Pertumbuhan benih akan lebih
terhambat pada tanah yang lebih padat. Bulk density sangat penting (Haridjaja et al., 2010).
Berat jenis tanah menunjukkan kepadatan tanah, semakin tebal tanah maka semakin tinggi berat
jenisnya. Tanah mengandung partikel dengan ukuran berbeda umumnya lebih padat dan karena
volume ruang antar partikel terbatas, nilai kepadatan curah akan lebih tinggi (Arianti et al., 2016).
Kepadatan tanah yang tampak merupakan karakteristik dinamis bervariasi tergantung pada kondisi
struktur tanah. Secara umum, peningkatannya seiring dengan kedalaman penampang, karena
perubahan kandungan bahan organik, porositas dan pemadatan (Chaudhari et al., 2013). Bobot isi
merupakan parameter yang dapat digunakan untuk menilai kepadatan suatu tanah. Semakin kecil
bobot isi tanah maka semakin gembur tanah tersebut, sebaliknya semakin besar bobot isi semakin
padat tanah tersebut. Pemberian residu N dan serasah atau mulsa pada perlakuan olah tanah
konservasi sebagai penutup tanah diharapkan dapat mengurangi erosi dan aliran permukaan, serta
memperbaiki sifat fisik tanah. Untuk menurunkan bobot isi tanah diperlukan mulsa sisa tanaman
yang banyak dan memerlukan waktu lebih dari satu musim tanam. Hal ini sesuai dengan pendapat
Brown dan Dicky (1970) yang menyatakan bahwa untuk menurunkan bobot isi tanah,
meningkatkan permeabilitas, porositas, dan ruang pori total diperlukan mulsa sisa tanaman lebih
dari 11 ton ha-1 (Ardiansyah et al., 2015). Pengukuran kepadatan curah tanah penting untuk
memahami sifat fisik, kimia, dan biologis tanah. Teknik pengukuran kepadatan curah tanah yang
akurat dan cepat memainkan peran penting dalam penelitian eksperimental pertanian. Ulasan ini
adalah ringkasan komprehensif dari metode pengukuran yang ada dan mengevaluasi kelebihan,
kekurangan, sumber kesalahan potensial, dan untuk pengembangan (Al-Shammary et al., 2018).

5
2.4. Ruang Pori Total
Porositas tanah didefinisikan sebagai ruang fungsional yang menghubungkan tubuh tanah
dengan lingkungannya. Sistem pori tanah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jumlah
bahan organik, jenis dan jumlah liat, kelembaban, pemadatan tanah dan manajemen tanah Pori
tanah memegang peranan penting dalam menentukan sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Karakteristik pori menggambarkan jumlah, ukuran, distribusi, kontinuitas dan stabilitas pori tanah,
Karakteristik pori tanah sangat berperan dalam menentukan pergerakan air dalam tanah. Sebagai
suatu sistem, masing-masing karakter akan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Setiap
perubahan pada satu karakter akan mempengaruhi karakter yang lain. Perubahan terhadap pori akan
mengurangi jumlah, ukuran dan kuantinuitas pori, Salah satu sifat penting dari montmorillonit
adalah sifat mengembang dan mengerut yang kadarnya berhubungan dengan perubahan kandungan
air tanah. Proses mengembang dan mengkerut pada tanah dengan kandungan liat tinggi secara nyata
mempengaruhi perubahan pori tanah total (Masria et al., 2018).
Nilai ruang pori total juga sejalan dengan nilai bobot isi tanah. Pada tanah yang ruang pori
totalnya tinggi memiliki bobot isi yang rendah, demikian juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan
bobot isi tanah berbanding terbalik dengan ruang pori total dan sangat ditentukan olah bahan
organic yang terkandung didalam tanah (Arsyad, 2010). aju infiltrasi tanah, tinggi rendahnya
permeabilitas tanah dipengaruhi oleh total ruang pori tanah, sehingga tanah dengan total ruang pori
yang tinggi akan memperbesar kecepatan laju air dalam pori-pori tanah (Munkholm et al., 2012).
Sistem pertanian organik mengutamakan penggunaan bahan organik sebagai salah satu syarat
dalam kegiatan usaha tani. Penggunaan bahan organik diharapkan mampu memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah sehingga menunjang pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Penelitian
perubahan sifat-sifat tanah setelah beberapa kali dilakukan sistem pertanian organik perlu
dilakukan untuk mengetahui manfaat sistem ini terhadap perbaikan sifatsifat tanah untuk menjamin
penggunaan selanjutnya. Peningkatan pemakaian pupuk kimia dan pestisida dapat menyebabkan
masalah lingkungan yang serius. Seiring dengan berkembangnya kesadaran tentang sistem
pertanian organik, makin disadari pentingnya pemanfaatan bahan organik dalam pengelolaan hara
di dalam tanah. Penggunaan bahan organik ke dalam tanah pada sistem pertanian ini diyakini dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga menentukan warisan untuk generasi
mendatang (Sri dan Suci, 2003). Sebagai suatu sistem, masing-masing karakter akan saling
mempengaruhi satu dengan lainnya. Setiap perubahan pada satu karakter akan mempengaruhi
karakter yang lain. Perubahan terhadap pori akan mengurangi jumlah, ukuran dan kuantinuitas pori
Air menempati ruang pori di dalam tanah membagi pori tanah menjadi 3 kelas. Bentuk dan jumlah
pori sangat dipengaruhi oleh kandungan liat tanah, Karakterisasi pori yang paling sering dilakukan
adalah distribusi ukuran pori (Margolang et al., 2014).
5
BAB 3 METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu

Pada praktikum penentuan Kadar Air, Bulk Density, dan Ruang Pori Total dilakukan pada
tanggal 22 Agustus 2023, di lapangan dan di laboratorium Teknik Tanah dan di program studi
Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan

a. Alat
1) 3 set Ring Sample (sesuai standar)
2) Bor tanah
3) Cangkul
4) Sekop
5) Palu
6) Pisau yang tipis dan tajam
7) Plastik ukuran 2kg
8) Kain kasa
9) Balok kayu ukuran 20cm x 30cm x 5cm
10) Penggaris
11) Neraca analitik
12) Wadah aluminium

b. Bahan

1) Tanah Terganggu
2) Tanah Tidak Terganggu
3) Air

3.3. Cara Kerja

• Tanah Terganggu

1. Siapkan 3 cawan alumunium foil untuk oven sampel tanah.

2. Beri label di masing-masing cawan.

3. Kalibrasi neraca digital.

4.Timbang cawan dan catat, lalu masukkan sampel tanah terganggu sebanyak 50 gram lalu
(lakukan yang sama untuk ketiga cawan dan sampel tanah). Lalu beri kode BT1(untuk berat

5
tanah dikurang berat cawan).

4. Siapkan oven dengan suhu 110°C.

5. Keringkan ketiga sampel tanah ke dalam oven selama 1 x 24 jam.

6. Keluarkan semua sampel tanah dari oven lalu diamkan hingga suhunya turun.

7. Timbang kembali dan catat (lakukan yang sama untuk ketiga cawan dan sampel tanah),
Lalu beri kode BT2 (untuk berat tanah setelah oven dikurang berat cawan).

9. Hitung ketiga sampel dengan rumus :

Kadar air (basis kering) = ((BT1-BT2))/BT1×100%


10. Hitung Bulk Density dengan rumus : Bulk Density (BD) = BT/Vring
11. Hitung Ruang Pori Total dengan rumus : RPT = [1-BD/PD]x100

• Tanah Tidak Terganggu

1. Siapkan 3 cawan alumunium foil dan beri label. Kalibrasi neraca analitik.

2. Timbang ring sampel yang berisi tanah lalu catat (lakukan yang sama untuk ketiga ring
sampel tanah). Lalu beri kode BT1 (untuk berat tanah dikurang dengan berat ring dan tutupnya).

3. Buka semua tutup ring sampel dan lapisi dengan cawan alumunium foil.

4. Siapkan oven dengan suhu 110°C.

5. Keringkan ketiga ring sampel ke dalam oven selama 1 x 24 jam.

6. Keluarkan dari oven lalu diamkan hingga suhunya menurun.

7. Timbang sampel tanah dengan neraca digital lalu catat (lakukan yang sama untuk ketiga ring
sampel tanah). Lalu beri kode BT2 (untuk berat tanah setelah oven dikurang dengan berat ring
dan cawan).

8. Hitung ketiga sampel dengan rumus :

9. Hitung Bulk Density dengan rumus : Bulk Density (BD) = BT/Vring


10. Hitung Ruang Pori Total dengan rumus : RPT = [1-BD/PD]x10

7
Cawan ( Alumunium Foil) Berisi Sampel Tanah

Penimbangan ( BT 1)

Pengeringan dalam oven


T = 110 0C, t=24 jam)

Pendinginan

Penimbangan (BT 2)

Perhitungan dengan rumus


Kadar air (basis kering) = (𝐵𝑇1−𝐵𝑇2):BT1 x
100%

Kadar Air

𝐵𝑇2
Menghitung Bulk Density (BD) = 𝑉𝑟𝑖𝑛𝑔

Menghitung Ruang Pori Total (RPT) =


𝐷𝐵
[1 − 𝑃𝐷] x 100%

HASIL

8
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

• Kadar Air Tanah Terganggu

Samp Berat Cawan Berat cawan BT1 (gram) BT2 KA (%)


el (gr) ditambah (gram)
tanah (gr)
1 3,15 53,23 50,08 43,59 12,96

2 2,28 52,28 50,00 43,43 13,14

3 2,60 52,61 50,01 43,41 13,20


- Perhitungan Kadar Air

Kadar air = ((BT1-BT2))/BT1×100%


BT1 = 50.08 gr
BT2 = 43.59 gr
Sampel 1 = ((50.08-43.59))/50.08×100%=12.96%
BT1 = 50.00 gr
BT2 = 43.43 gr
Sampel 2 = ((50.00-43.43))/50.00×100%=13.14%
BT1 = 50.01 gr
BT2 = 43.41 gr
Sampel 3 = ((50.01-43,41 ))/50.01×100%=13,20%

• Kadar Air Tanah Tidak Terganggu


Sampel Berat Ring Berat ring Berat tanah Berat tanah KA
(gr) sebelum di sesudah (%)
ditamba
htanah oven(BT1) di oven
(gr) (gr) (BT2)(gr)
1 54,40 213.50 139,97 113,24 19,10

2 56,62 191.00 120,25 116,02 3,52

3 59,06 230.00 156,84 104,37 33,45

9
- Perhitungan Kadar Air
BT1 = 139.97 gr
BT2 = 113.24 gr
Sampel 1 = ((139.97-113.24 ))/139.97×100%=19.10%
BT1 = 120.25 gr
BT2 = 116.02 gr
Sampel 2 = ((120.25 -116.02))/120.25×100%=3.52%
BT1 = 156.84 gr
BT2 = 104.37 gr
Sampel 3 = ((156.84 -104.37))/156.84 ×100%=33.45%

- Hasil Bulk Density

• Tanah Terganggu

Sampel ke- Berat Tanah Kering Oven (BT2) Volume Ring Bulk Density
1 43,59 98,125 0,44 gram/cm³
2 43,43 98,125 0,44 gram/cm³
3 43,41 98,125 0,44 gram/cm³

Sampel 1
BD₁= (Berat tanah kering oven)/(Volume ring)
BD₁= 43,59/98,125 = 0,44 gram/cm³

Sampel 2
BD₂= (Berat tanah kering oven)/(Volume ring)
BD₂= 43,43/98,125 = 0,44 gram/cm³

Sampel 3
BD₃= (Berat tanah kering oven)/(Volume ring)
BD₃= 43,43/98,125 = 0,44 gram/cm³
• Tanah Tidak Terganggu
Sampel ke- Berat Tanah Volume Ring Bulk Density
Kering Oven
(BT2)
1 113,24 98,125 1,15 gram/cm³
2 116,02 98,125 1,18 gram/cm³
3 104,37 98,125 1,06 gram/cm³

11
Sampel 1
BD₁= (Berat tanah kering oven)/(Volume ring)
BD₁= 113,24/98,125 = 1,15 gram/cm³
Sampel 2
BD₂= (Berat tanah kering oven)/(Volume ring)
BD₂= 116,02/98,125 = 1,18 gram/cm³
Sampel 3
BD₃= (Berat tanah kering oven)/(Volume ring)
BD₃= 104,37/98,125 = 1,06 gram/cm³

- Hasil Ruang Pori Total


• Tanah Tidak Terganggu
Sampel Berat Berat ring Berat tanah Berat tanah Kadar Bulk Ruang
sebelum di sesudah Density Pori Total
ke- Ring ditambah Air
oven (BT1)
tanah di oven (BT2) (gr/𝑐𝑚3 ) (%)
(gr) (%)
(gr)
(gr) (gr)
1 54.40 213.50 139.97 113.24 19.10 1.15 56.60
2 56.62 191.00 120.25 116.02 3.52 1.18 55.47
3 59.06 230.00 156.84 104.37 33.45 1.06 60.00
• Perhitungan Kadar Air, Bulk Density, dan Ruang Pori Total

(𝐵𝑇1−𝐵𝑇2)
Kadar air (KA) = × 100%
𝐵𝑇1

𝐵𝑇2
Bulk Density (BD) = 𝑉𝑟𝑖𝑛𝑔

𝐷𝐵
RPT = [1 − 𝑃𝐷 ]x100%

Sampel 1
BT1 = 139.97 gr
BT2 = 113.24 gr
Vring =98.125 cm3
PD =2.65cm3

(139.97−113.24 )
KA = × 100% = 19.10%
139.97

113.24
BD =98.125 = 1.15 gr/cm3

1.15
RPT = [1 − 2.65]x100% = 56.60%

12
Sampel 2
BT1 = 120.25 gr
BT2 = 116.02 gr
Vring = 98.125 cm3
PD = 2.65cm3

(120.25 −116.02)
KA = × 100% = 3.52%
120.25

116.02
BD = 98.125 = 1.18 gr/𝑐𝑚3

1.18
RPT = [1 − 2.65]x100% = 55.47%

Sampel 3
BT1 = 156.84 gr
BT2 = 104.37 gr
Vring = 98.125 cm3
PD = 2.65cm3

(156.84 −104.37)
KA = × 100% = 33.45%
156.84

104.37
BD =98.125 = 1.06 gr/𝑐𝑚3

1.06
RPT = [1 − ]x100% = 60.00%
2.65

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa tanah terganggu setelah dilakukan pengovenan
mengalami pengurangan berat tanah yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar ± 7 gram. Dengan berat tanah
sebelum oven pada sampel tanah pertama 50.08 gram menjadi 43.59 gram. Setelah dihitung didapatkan
hasil kadar air 12.96% dan bulk density sebesar 0.44 gr/𝑐𝑚3 . Pada sampel tanah kedua sebelum oven
50.00 gram menjadi 43.43 gram. Setelah dihitung didapatkan hasil kadar air 13.14% dan bulk density
sebesar 0.44 gr/𝑐𝑚3 . Pada sampel tanah ketiga sebelum oven sebesar 50.01 gram menjadi 43.41 gram.
Setelah dihitung didapatkan hasil kadar air sebesar 13.20% dan bulk density sebesar 0.44 gr/𝑐𝑚3 . Pada
tanah tidak terganggu setelah dilakukan pengovenan mengalami pengurangan berat tanah yang cukup
jauh. Sampel tanah pertama awalnya 139.97 gram menjadi 113.24 gram dan didapatkan hasil kadar air
sebesar 19.10%, bulk density sebesar 1.15 gr/𝑐𝑚3 , dan ruang pori total sebesar 56.60%. Untuk sampel
tanah kedua awalnya memiliki berat 120.25 gram menjadi 116.02 gram dan didapatkan hasil kadar air
sebesar 3.52%, bulk density sebesar 1.18 gr/𝑐𝑚3 , dan ruang pori total sebesar 55.47%.. Terakhir,
sampel ketiga (direndam air) berat awalnya 156.84 gram menjadi 104.37 gram dan didapatkan hasil
kadar air sebesar 33.45%, bulk density sebesar 1.06 gr/𝑐𝑚3 , dan ruang pori total sebesar 60.00%.
13
Pembahasan mengenai fungsi dan manfaat penentuan kadar air, bulk density, dan ruang pori total dalam
bidang sipil, mekanik, dan pertanian. Dibidang sipil dapat berfungsi sebagai perencanaan strukturnya.
Menentukan bulk density dari tanah atau bahan yang akan menjadi fondasi bangunan, membantu
insinyur sipil dalam perencanaan dan perhitungan struktur bangunan untuk memastikan stabilitas dan
keamanan. Perencanaan Drainase, mengukur ruang pori total membantu dalam perencanaan sistem
drainase yang efisien untuk mencegah genangan air dan erosi tanah, memastikan infrastruktur sipil yang
berkelanjutan. Kemudian manfaatnya dibidang sipil yaitu, mengoptimalkan desain konstruksi. Data
mengenai bulk density dan ruang pori memungkinkan perencanaan dan desain bangunan yang efektif
sesuai dengan karakteristik tanah atau bahan yang digunakan. Mencegah potensi risiko, pengetahuan
tentang kepadatan tanah dan karakteristik drainase membantu dalam mencegah kerusakan struktural
dan potensi risiko terkait tanah dan fondasi. Dibidang mekanik dapat berfungsi sebagai perancangan
alat dan mesin. Kadar air dan bulk density adalah bahan yang menjadi parameter penting dalam
perancangan dan pengoptimalan alat atau mesin yang akan berinteraksi dengan bahan tersebut.

Studi mekanik bahan, menentukan karakteristik fisik bahan seperti bulk density membantu dalam
menganalisis respons mekanik dan pemodelan bahan tersebut. Kemudian manfaatnya dibidang
mekanik yaitu Efisiensi dan performa optimal: Pengetahuan tentang sifat fisik bahan membantu dalam
merancang peralatan yang bekerja dengan efisiensi maksimal dan umur panjang. Penyempurnaan
desain produk: Data bulk density dan ruang pori membantu insinyur mekanik memodifikasi dan
menyempurnakan desain produk untuk memenuhi standar kualitas dan keamanan. Dibidang pertanian
dapat berfungsi sebagai manajemen tanah: Menentukan kadar air dan bulk density tanah membantu
petani dalam pengelolaan optimal tanah untuk pertumbuhan tanaman yang sehat dan hasil panen yang
maksimal. Irigasi dan nutrisi tanaman: Data tentang kadar air dan ruang pori memberikan informasi
kunci untuk mengatur pola irigasi dan penambahan nutrisi tanaman secara tepat. Kemudian manfaatnya
dibidang pertanian yaitu, hasil pertanian yang lebih baik: Dengan memahami karakteristik tanah,
petani dapat meningkatkan produksi pertanian dan memaksimalkan hasil panen. Penghematan Sumber
Daya: Manajemen air dan nutrisi yang tepat menghasilkan penghematan air dan pupuk, menciptakan
pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kadar Air: Mengetahui kadar air tanah atau media
tumbuh merupakan hal vital dalam pertanian. Hal ini memungkinkan pengelolaan irigasi dan
penyediaan air yang tepat untuk tanaman, yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen.
Bulk Density: Bulk density tanah mempengaruhi aerasi dan porositas tanah, yang memengaruhi akar
tanaman, infiltrasi air, dan drainase. Tanah dengan bulk density yang optimal mendukung akar tanaman
dan ketersediaan air yang seimbang. Ruang Pori Total: Ruang pori menentukan kemampuan tanah
untuk menyimpan air dan udara. Pengetahuan tentang ruang pori membantu mengoptimalkan
manajemen air dan nutrisi, menghasilkan pertanian yang efisien dan produktif.

14
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Kadar air tanah adalah perbandingan antara beratair yang dikandung didalam tanah dengan
berat total sampel tanah. Kadar air didalam tanah dinyatakan dalam persen.

2. Hasil kadar air untuk tanah terganggu sampel 1, 2, 3 berturut-turut adalah 12,96%, 13,14%,
dan 13,20%. Tanah tidak terganggu 19,10%, 3,52%, dan 33,45%.

3. Kadar air merupakan salah satu karakteristik tanah yang akan mempengaruhi ketersediaan air
tanah bagi tanaman, sifat mekanika pada tanah. Pengukuran kadar air dapat dilakukan
langsung pada lapangan dan di laboratorium.

4. Kadar air adalah salah satu metode uji laboratorium kimia yang sangat penting dalam industri
pangan untukmenentukan kualitas dan ketahanan pangan terhadap kerusakan yang mungkin
terjadi.

5. Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan volume tertentu. Volume tanah
adalah volume kepadatan tanah termasuk pori-pori tanah.

6. Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. pada kondisi
jenuh porositas tanahnya akan mencapai 50%. Ruang pori dalam tanah dapat dihitung dari
kerapatan isi dan kerapatan partikel.
7. Dibidang sipil berfungsi sebagai perencanaan struktur bangunan, perencanaan Drainase.
Dibidang mekanik berfungsi sebagai perancangan alat dan mesin, studi mekanik bahan. Dan
dibidang pertanian dapat berfungsi sebagai, manajemen tanah, Irigasi dan nutrisi tanaman.

5.2. Saran
Saran untuk praktikum ini diharapkan semua praktikan lebih teliti dalam perhitungan dan
mengamati setiap data yang dicatat dan memahami penggunaan alat yang digunakan dalam praktikum
serta memahami dengan membaca panduan yang diberikan sebelum melakukan praktik. Menggunakan
alat timbangan yang akurat dan teliti dalam menimbang berat basah dan berat kering tanah. Mencatat
hasil pengukuran kadar air tanah dengan jelas dan lengkap serta menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan kadar air tanah antara sampel-sampel yang diuji.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Abed Gatea AL-SHAMMARY, Abbas Z. KOUZANI, Akif KAYNAK, Sui Yang KHOO,
Michael NORTON, Will GATES, Soil Bulk Density Estimation Methods: A Review,
Pedosphere, 28 (4), 2018.
Al-Shammary, A. A. G., Kouzani, A. Z., Kaynak, A., Khoo, S. Y., Norton, M., & Gates, W. (2018).
Ardiansyah, R., Banuwa, I. S., & Utomo, M. (2015). Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Residu
Pemupukan Nitrogen Jangka Panjang Terhadap Struktur Tanah, Bobot Isi, Ruang Pori
Total Dan Kekerasan Tanah Pada Pertanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Jurnal
Agrotek Tropika, 3(2).
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Cetakan kedua. Bogor. 452 hlm.
Bowles, J.E., 1993, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Castro Fx, Tudela A, Sebastiá Ma. 2003. Modeling Moisture Content In Shrubs To Predict Fire
Risk In Catalonia, Spain. Agricultural And Forest Meteorology. 116:49–59.
Chaudhari, P. R., Ahire, D. V., Ahire, V. D., Chkravarty, M., & Maity, S. (2013). Soil bulk density
as related to soil texture, organic matter content and available total nutrients of Coimbatore
soil. International Journal of Scientific and Research Publications, 3(2), 1-8.
Embiring, F. A., Yusnaini, S., Buchari, H., & Niswati, A. (2014). Pengaruh Sistem Olah Tanah
terhadap Populasi dan Biomassa Cacing Tanah pada Lahan Bekas Alang-Alang (Imperata
cylindrica L.) yang Ditanami Kedelai (Glycine max L.) Musim Kedua. AGROTEK
TROPIKA, 2(3), 475-481.
Hardiyatmo, C.H., 2002, Mekanika Tanah I, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yokyakarta.
Haridjaja, O., Baskoro, DPT., Setianingsih, M. 2013. Perbedaan nilai kadar air kapasitas lapang
berdasarkan Metode Alhricks, Drainase Bebas, dan Pressure Plate pada berbagai tekstur
tanah dan hubungannya dengan pertumbuhan bunga matahari (Helianthus annuus L.).
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 15 (2): 52-59.
Margolang, R. D. M. R. D., Jamilah, J., & Sembiring, M. (2014). Karakteristik beberapa sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah pada sistem pertanian organik. Jurnal Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara, 3(2), 104-544.
Masria, M., Lopulisa, C., Zubair, H., & Rasyid, B. (2018). Karakteristik pori dan hubungannya
dengan permeabilitas pada tanah Vertisol asal Jeneponto Sulawesi Selatan. Jurnal
Ecosolum, 7(1), 38-45.
Masria, M., Lopulisa, C., Zubair, H., & Rasyid, B. (2018). Karakteristik pori dan hubungannya

16
dengan permeabilitas pada tanah Vertisol asal Jeneponto Sulawesi Selatan. Jurnal
Ecosolum, 7(1), 38-45.
Munkholm, L. J., Heck, R. J. and Deen, B. 2012. Soil pore characteristics assessed from X-ray
micro-CT derived images and correlations to soil friability. Geoderma. 181-182: 22-29.

Mutalib, Abdul dan Alwi, 2011, Pengujian Menurut SNI Untuk Mengetahui Sifat Fisis dan Sifat
Mekanis Tanah, Studi Kasus Gunung Selatan Kota Tarakan, Skripsi, Teknik Sipil,
Universitas Borneo, Tarakan.

Quirijnde, J., Van Lier. 2017. Field capacity, a valid upper limit of crop availability water
Agricultural Water Management 193: 214-220.

Sarief, SE. 2016. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung
Soil bulk density estimation methods: A review. Pedosphere, 28(4), 581-596.
Sri, N.H dan Suci, H. 2003. Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik. Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius
Wahjunie, E. D., O. Haridjaja, H. Soedodo Dan Sudarsono. 2008. Pergerakan Air Pada Tanah
Dengan Karakteristik Pori Berbeda Dan Pengaruh Pada Ketersadiaan Air Bagi Tanaman.
Tanah Dan Iklim. 28(1) : 15–26.

17
LAMPIRAN

Proses Perhitungan Kadar Air, Bulk Density, dan Ruang


Pori Total.

18

Anda mungkin juga menyukai