Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TANAMAN
MODUL : HUBUNGAN AIR DENGAN TANAMAN

DOSEN : RAHMAD, S.P.

OLEH :

NAMA : FATMAWATI

NIM : 2222120012

ANGKATAN :35

PRODI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi Tanaman dengan modul
“Hubungan Air dengan Tanaman” ini. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas akademik di mata kuliah Fisiologi Tanaman.

Dalam praktikum ini, saya mempelajari tentang pengaruh air terhadap Tanaman serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Modul Hubungan air terhadap tanaman yang berguna
dan perkembangan tanaman memberikan petunjuk yang sangat untuk melakukan berbagai
macam percobaan dan mengukur parameter-parameter yang terkait.

Saya menyadari bahwa latihan ini memberikan banyak manfaat bagi kami, baik dalam
peningkatan pemahaman tentang Fisiologi Tanaman maupun dalam mengembangkan
keterampilan praktis di bidang Pertanian. Kami merasa beruntung bisa belajar dari dosen ahli
yang berpengalaman dan asisten laboratorium yang sangat membantu.

Dalam laporan ini, saya akan menjelaskan percobaan yang saya lakukan, menganalisis
data yang diperoleh, dan menyajikan pembahasan terkait hasil yang diperoleh. Kami berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi para ilmuwan dan peneliti di bidang Fisiologi Tanaman
serta membantu meningkatkan pemahaman tentang rendahnya Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama praktikum ini, terutama kepada Dosen, dan rekan-rekan sekelas yang telah
bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan tugas ini.

Akhir kata, mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi kontribusi yang positif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.

Barru, 18 Mei 2023

Fatmawati
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1. Latar
Belakang.......................................................................................................4
1.2. Tujuan
Praktikum..................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................6

BAB III METODOLOGI........................................................................................................7

3.1. Waktu dan Tempat...............................................................................................7


3.2. Alat dan Bahan......................................................................................................7
3.3. Prosedur Kerja......................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................8

4.1. Hasil........................................................................................................................8
4.2. Pembahasan...........................................................................................................9
BAB V Penutup......................................................................................................................10

5.1. Kesimpulan..........................................................................................................10
5.2 .Saran.....................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Cabai (Capsicum spp.) merupakan salah satu tanaman penting dalam budidaya
tanaman pangan dan hortikultura. Ketersediaan air yang cukup dan pengelolaan air yang baik
sangat krusial dalam pertumbuhan dan produksi cabai. Air memainkan peran yang vital
dalam berbagai aspek kehidupan tanaman cabai, termasuk dalam proses fotosintesis,
transportasi nutrisi, regulasi suhu, serta pengaturan metabolisme dan pertumbuhan tanaman.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai secara langsung tergantung pada


ketersediaan air yang memadai. Kekurangan air yang berkepanjangan atau kekeringan dapat
menghambat pertumbuhan tanaman, menyebabkan penurunan produksi, serta menyebabkan
kekeringan pada buah cabai. Selama periode kekeringan, cabai mengalami stres air yang
dapat mengganggu fungsi normal jaringan tanaman, mengurangi transpirasi dan fotosintesis,
serta menyebabkan penurunan kualitas dan ukuran buah.

Di sisi lain, kelebihan air atau genangan air juga dapat berdampak negatif pada
tanaman cabai. Air yang berlebihan dapat mengakibatkan pembusukan akar, memicu
perkembangan penyakit yang disebabkan oleh patogen tanah, dan menghambat pertumbuhan
tanaman. Tanaman cabai yang tergenang air juga rentan terhadap serangan hama dan
penyakit.

Selain itu, pengaturan kelembaban udara juga berpengaruh terhadap tanaman cabai.
Kelembaban udara yang rendah dapat menyebabkan peningkatan transpirasi tanaman, yang
pada gilirannya dapat menyebabkan kekeringan pada tanaman cabai. Sementara itu,
kelembaban udara yang tinggi dapat mempengaruhi proses transpirasi dan penyerapan nutrisi
oleh tanaman.

Mempelajari hubungan air dan tanaman cabai menjadi penting dalam upaya
meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman. Dengan pemahaman yang lebih baik
tentang kebutuhan air tanaman cabai, mekanisme transportasi air dalam jaringan tanaman,
serta respon tanaman terhadap kekurangan dan kelebihan air, petani dapat
mengimplementasikan strategi pengelolaan air yang tepat, seperti irigasi yang efisien dan
penjadwalan penyiraman yang sesuai.

Selain itu, pemahaman tentang pengaruh kelembaban udara terhadap transpirasi dan
perkembangan tanaman cabai juga penting untuk mengoptimalkan lingkungan tumbuh dan
mencegah masalah yang terkait dengan kelembaban yang tidak sesuai.

Dalam praktikum ini, kami bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang


hubungan antara air dan tanaman cabai melalui eksperimen dan pengamatan yang terarah.
Diharapkan, laporan ini akan memberikan wawasan dan kontribusi yang berharga dalam
memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan yang kompleks antara air dan
tanaman cabai serta penerapannya dalam praktik budidaya cabai.

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari Praktikum yang telah dilaksanakan, yaitu :

1. Mengetahui hubungan tanaman cabai yang tidak disiram


2. Mengetahui hubungan air yang disiram setiap hari sampai kondisi kapasitas
lapang pada Tanaman Cabai
3. Mengetahui hubungan air yang disiram setiap hari sampai kondisi tergenang
pada Tanaman Cabai
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Studi tentang hubungan air dan tanaman cabai telah menjadi fokus utama dalam
bidang fisiologi tanaman dan pertanian.

Pengaruh Kekurangan Air pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai:


Penelitian ini mengungkapkan bahwa kekurangan air yang berkepanjangan dapat
menyebabkan penurunan pertumbuhan vegetatif dan reproduktif tanaman cabai. Keadaan ini
terjadi karena kekurangan air membatasi penyerapan nutrisi, fotosintesis, dan pembentukan
buah yang optimal.

Transpirasi dan Efisiensi Penggunaan Air oleh Tanaman Cabai: Studi ini
mengevaluasi tingkat transpirasi dan efisiensi penggunaan air pada tanaman cabai. Hasilnya
menunjukkan bahwa cabai cenderung memiliki tingkat transpirasi yang tinggi, tetapi efisiensi
penggunaan air yang bervariasi tergantung pada faktor lingkungan seperti kelembaban udara
dan ketersediaan air tanah.

Respons Tanaman Cabai terhadap Penyiraman yang Tepat: Tinjauan ini menyoroti
pentingnya pengaturan penyiraman yang tepat dalam budidaya tanaman cabai. Studi-studi
yang dikaji menunjukkan bahwa penyiraman yang sesuai dengan kebutuhan tanaman cabai
dapat meningkatkan pertumbuhan, produksi, dan kualitas tanaman serta mengoptimalkan
penggunaan air.

Adaptasi Tanaman Cabai terhadap Kekeringan: Penelitian ini mengungkapkan


beberapa mekanisme adaptasi tanaman cabai terhadap kekurangan air. Tanaman cabai dapat
mengaktifkan respons fisiologis dan morfologis seperti penutupan stomata, pengaturan
distribusi air dalam jaringan, dan pengaturan tahanan hidraulis untuk mengatasi stres
kekeringan.

Pengaruh Kelembaban Udara terhadap Transpirasi dan Pertumbuhan Tanaman Cabai:


Tinjauan ini menjelaskan pengaruh kelembaban udara terhadap transpirasi dan pertumbuhan
tanaman cabai. Kelembaban udara yang rendah dapat meningkatkan tingkat transpirasi dan
mengakibatkan kekeringan tanaman cabai, sementara kelembaban udara yang tinggi dapat
mengurangi transpirasi dan mempengaruhi perkembangan tanaman secara keseluruhan.

Studi-studi tersebut memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan air
dengan tanaman cabai, baik dalam hal pertumbuhan, respons terhadap stres air, efisiensi
penggunaan air, maupun adaptasi terhadap kekurangan air, pengetahuan ini digunakan untuk
mengembangkan strategi pengelolaan air yang optimal dan meningkatkan produktivitas
ketahanan tanaman cabai terhadap stres lingkungan.hubungan air dan tanaman cabai sangat
penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas tanaman cabai. Pemahaman
tentang faktor-faktor yang memengaruhi ketersediaan air, efisiensi penggunaan air, adaptasi
terhadap stres air, dan pengelolaan irigasi yang tepat dapat membantu petani dan praktisi
pertanian dalam meningkatkan produksi dan kualitas tanaman cabai secara berkelanjutan.

BAB III

METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Adapun Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktikum ini adalah :
Alat :
1. Cangkul
2. Ember plastik
3. Label kertas

Bahan :

1. Tanah halus
2. Pupuk kandang
3. Benih Tanaman Cabai
3.2. Waktu dan Tempat

Tempat yang digunakan ketika melakukan praktikum Hubungan Air dengan


Tanaman Cabai adalah didepan Workshop Pengolahan Kakao Jurusan Teknologi
Produksi Pertanian. Pada Hari Rabu 15 Maret 2023.
3.3. Prosedur Kerja
1. Siapkan media tanam berupa tanah dan dicampur dengan pupuk kandang
perbandingan 1:1,
2. Ember plastik diisi dengan tanah yang sudah tercampur sampai 5 cm,
3. Buat lubang tanam dengan alat apa saja sedalam 1-3 cm,
4. Masukkan 4 biji benih lalu ditambah dengan puradan lalu ditutup dengan
tanah,
5. Pada ember lain buat tanam dengan alat tugal sedalam 3-5 cm dan masukkan
4 biji benih + puradan 3g lalu tutup dengan tanah.
6. Kemudian, siram setiap hari sampai umur 2 Minggu kapasitas lapang
7. Pada umur 2 Minggu dilakukan penjarangan/tanaman sehat sisahkan
8. Pada umur 2 Minggu sampai 1 Bulan setengah dilakukan
A : tanaman tidak disiram
B : tanaman disiram setiap hari sampai kondisi lapang
C : tanaman disiram setiap hari sampai kondisi tergenang
9. Diamati selama 2 minggu ( setiap 3 hari diamati )
 Tinggi tanaman
 Jumlah daun
 Bentuk daun
 Warna daun
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil

SAMPEL TINGGI JUMLAH BENTUK WARNA


TANAMAN TANAMAN DAUN DAUN DAUN
12-Apr-23
Ember A 25 cm 13 Lembar Lancip Hijau
Ember B 30 cm 10 Lembar Lancip Hijau
Ember C 9 cm 6 Lembar Lancip Hijau
15-Apr-23
Ember A 25 cm 12 Lembar Layu/Berkerut Hijau Tua
Ember B 30 cm 11 Lembar Lancip Hijau
Ember C 11 cm 7 Lembar Lancip Hijau
18-Apr-23
Ember A 23 cm 11 Lembar Layu/Berkerut Hijau Tua
Ember B 31 cm 8 Lembar Lancip Hijau
Ember C 15 cm 10 Lembar Lancip Hijau
21-Apr-23
Ember A 21 cm 10 Lembar Layu/Berkerut Hijau Tua
Ember B 33 cm 10 Lembar Lancip Hijau
Ember C 16 cm 6 Lembar Lancip Hijau
24-Apr-23
Ember A 19 cm 9 Lembar Layu/Berkerut Hijau Tua
Ember B 34 cm 15 Lembar Lancip Hijau
Ember C 18 cm 8 Lembar Lancip Hijau
27-Apr-23
Ember A 18 cm 8 Lembar Layu/Berkerut Hijau Tua
Ember B 39 cm 15 Lembar Lancip Hijau
Ember C 19 cm 9 Lembar Lancip Hijau
30-Apr-23
Ember A 17 cm 8 Lembar Layu/Berkerut Hijau Tua
Ember B 43 cm 21 Lembar Lancip Hijau
Ember C 20 cm 11 Lembar Lancip Hijau
03-Mei-23
Ember A 17 cm 6 Lembar Layu/Berkerut Hijau Tua
Ember B 48 cm 27 Lembar Lancip Hijau
Ember C 22 cm 12 Lembar Lancip Hijau
4.2. Pembahasan

Pada praktikum ini didapatkan hasil yaitu :

Pada Ember A ( Tanaman Cabai yang tidak disiram ) mengalami perubahan pada
Tinggi Tanaman kehilangan 1-2 cm tinggi dikarenakan mengalami Layu/Pengkerutan, pada
Jumlah Daun mengalami perubahan yang Tidak menentu yaitu terkurangnya daun karena
Layu/Gugur, pada Bentuk Daun awal mulanya berbentuk lancip berubah menjadi
Layu/Berkerut, pada Warna Daun dari yang Hijau berubah warna menjadi Hijau tua.

Pada Ember B ( Tanaman Cabai yang disiram setiap hari sampai kondisi kapasitas
lapang ) mengalami perubahan pada Tinggi Tanaman terjadi pertambahan tinggi 1-4 cm ,
pada Jumlah Daun mengalami pertambahan dan pengurangan lembar daun dikarenakan
layu/ gugur ataupun pertumbuhan pucuk baru, pada Bentuk Daun tidak mengalami
perubahan tetap Lancip tetapi Panjang dan Lebarnya bertambah, pada Warna Daun tetap
konsisten berwarna hijau tidak berubah warna.

Pada Ember C ( Tanaman Cabai yang disiram setiap hari sampai kondisi tergenang )
mengalami perubahan pada Tinggi Tanaman terjadi pertambahan 1-2 cm, pada Jumlah
Daun mengalami pertambahan dan pengurangan dikarenakan ada yang Layu/Gugur ataupun
pertumbuhan pucuk dan daun baru, pada Bentuk Daun tidak mengalami perubahan tetap
Lancip tetapi Panjang dan Lebarnya bertambah sedikit, pada Warna Daun tetap konsisten
berwarna hijau tidak berubah warna.
BAB V

PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Hubungan air dan tanaman cabai memiliki peran penting dalam pertumbuhan,
perkembangan, dan produktivitas tanaman. Ketersediaan air yang cukup, pengelolaan irigasi
yang tepat, dan adaptasi tanaman terhadap kekurangan air mempengaruhi hasil panen dan
kualitas buah cabai. Pemahaman tentang mekanisme transportasi air dalam tanaman cabai
serta pengaruh kelembaban udara membantu dalam pengelolaan air yang efisien. Penting
untuk memperhatikan kebutuhan air tanaman cabai dan mempertimbangkan responsnya
terhadap lingkungan dalam budidaya yang berkelanjutan.

Pengelolaan air yang baik, termasuk pengaturan irigasi yang tepat, drainase tanah
yang baik, dan penjadwalan penyiraman yang sesuai dengan kebutuhan tanaman cabai, dapat
meningkatkan pertumbuhan, produktivitas, dan kualitas buah cabai. Dalam menghadapi
kekurangan air, tanaman cabai memiliki mekanisme adaptasi seperti penutupan stomata dan
pengaturan distribusi air dalam jaringan untuk bertahan dan tetap tumbuh.

Dalam praktik budidaya tanaman cabai, penting untuk memperhatikan ketersediaan


air, efisiensi penggunaan air, dan respons tanaman terhadap lingkungan. Dengan memahami
hubungan yang kompleks antara air dan tanaman cabai, petani dapat mengoptimalkan
pengelolaan air, meningkatkan produktivitas, dan menjaga keberlanjutan budidaya tanaman
cabai.

5.2. Saran

Praktikum fisiologi tentang hubungan air dengan tanaman cabai akan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
respons tanaman terhadap air. Hal ini akan memberikan manfaat dalam pengelolaan air yang
lebih efisien dan peningkatan produksi tanaman cabai.

evaluasi praktikum dan refleksikan proses serta hasilnya. Identifikasi kelebihan dan
kekurangan praktikum tersebut, serta saran perbaikan untuk praktikum selanjutnya.
Praktikum ini akan membantu dalam pemahaman mengenai hubungan air dengan tanaman
cabai dan pentingnya pengelolaan air yang efisien untuk meningkatkan produktivitas tanaman
cabai.

Anda mungkin juga menyukai