Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PEMBERIAN VOLUME AIR TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG MANIS ( Zea mays


saccharata Sturt. )

Dosen pengampu:
1. Prof. Dr. Ir. Mapegau, M.S.
2. Ir. Neliyati, M.Si.

Disusun oleh:
Fajar Firmansyah D1A022032
Supi Purnama Sari D1A022035
Andreano Satya P. D1A022045
Sofia Ainunnisa D1A022055

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “ Pengaruh
Pemberian Volume Air Terhadap Pertumbuhan Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.)” ini pada waktu yang tepat. Proposal ini sengaja disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Dalam kesempatan ini saya
sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada kalangan yang telah
membantu dalam laporan ini. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak sangat mustahil penulis bisa menyelesaikan proposal ini dan kami
juga berterima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Mapegau, M.S. dan Ir. Neliyati, M.Si.
selaku dosen mata kuliah Fisiulogi tumbuhan.
Namun, bagaimanapun juga penulis menyadari bahwa laporan ini
masih banyak terdapat kekurangan terutama disebabkan oleh kemampuan
penulis yang masih terbatas. Oleh karenanya kritik dan saran dari pihak
manapun akan penulis terima dengan hati terbuka. Akhirnya penulis
berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan
mahasiswa dan pembaca sekalian.

Jambi, Februari 2024

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................................
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.4 Solusi Pemecahan Masalah...........................................................................
1.5 Hipotesis......................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................


2.1 Tinjauan Umum Tanaman Jagung Manis.....................................................
2.1.1 Taksonomi Jagung Manis.................................................................
2.1.2 Morfologi Jagung Manis ..................................................................
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung..................................................................
2.3 Air..................................................................................................................
2.4 Pengaruh volume air......................................................................................
2.5 Air..................................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................................
3.2 Alat dan Bahan..............................................................................................
3.3 Rancangan Percobaan...................................................................................
3.4 Pelaksanaan Percobaan.................................................................................
3.4.1 Persiapan Lahan................................................................................
3.4.2 Persiapan Benih Jagung ...................................................................
3.4.3 Persiapan Media Tanam..................................................................
3.4.4 Pemeliharaan ..................................................................................
3.5 Variabel Pengamatan...................................................................................
1. Tinggi Tanaman...........................................................................................
2. Diameter Batang.........................................................................................

II
3. Jumlah Daun...............................................................................................
4. Diameter tongkol..........................................................................................
5. Bobot segar tongkol .....................................................................................

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan tanaman pangan


yang baik untuk pencernaan, mencegah anemia, sebagai sumber karbohidrat,
menurunkan kolesterol, mencegah kanker, mencegah diabetes dan hipertensi.
Kandungan gula yang tinggi pada endosperm memiliki manfaat bagi kesehatan
yang kaya akan gizi terutama jika dikonsumsi dalam bentuk jagung rebus.
Tanaman jagung manis mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, di antaranya
batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua (setelah panen)
digunakan untuk pupuk hijau, batang dan daun kering sebagai bahan bakar, buah
jagung yang masih muda dapat dikonsumsi sebagai sayuran dan berbagai macam
olahan lainnya. Rendahnya produksi hasil petanian khususnya tanaman
hortikultura, termasuk jagung, diduga karena keterbatasan pengetahuan petani
tentang teknik budidaya yang baik, dan tanah sebagai tempat tumbuh yang
kurang subur.

Ketersediaan air dalam lingkungan dibutuhkan dalam jumlah yang cukup


bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik namun berbeda
dengan ketersediaan air yang berlebih dan kurang yang akan menjadi stressor
pertumbuhan tanaman. Stres lingkungan seperti cekaman kekeringan,
peningkatan suhu, salinitas ataupun CO2 dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Respon fisiologis terhadap cekaman meliputi penutupan
stomatasehingga dapat mengurangi aktivitas fotosintesis, terjadi penebalan
kutikula, bahkan mengganggu metabolisme seluler dan meningkatkan senyawa
ROS yang menginduksi stres oksidatif. Cekaman kekeringan juga dapat
menyebabkan rendahnya kadar klorofil. Ketersediaan air di sekitar sistem
perakaran tanaman mempengaruhi kelarutan unsur hara di tanah. Tanah yang
kering akan menurunkan kemampuan akar dalam menyerap ion-ion yang
esensial bagi pertumbuhan tanaman.

1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui respon tanaman jagung manis (Zea may saccharata Sturt.).
terhadap pemberian volume air yang berbeda-beda
2. Untuk mengetahui pemberian volume air yang paling efektif bagi pertumbuhan
jagung manis (Zea may saccharata Sturt.).

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa respon tanaman jagung manis (Zea may saccharata Sturt.). terhadap
pemberian volume air yang berbeda beda?
2. Bagaimana pemberian volume air yang paling efektif bagi pertumbuhan jagung
manis (Zea may saccharata Sturt.). ?

1.4 Solusi Pemecahan Masalah


Adapun solusi yang dapat dilakukan dari rumusan masalah diatas adalah;
1. Dengan melakukan percobaan ilmiah di lapangan atau dalam pot. Pertama,
tanaman jagung manis ditanam dalam pot atau plot yang sama dengan kondisi
lingkungan yang seragam. Kemudian, setiap kelompok tanaman diberikan volume
air yang berbeda-beda, misalnya satu kelompok diberi sedikit air, dan satu
kelompok diberi banyak air.
2. Setelah data dianalisis, akan dapat ditentukan volume air yang paling efektif
bagi pertumbuhan jagung manis. Misalnya, jika data menunjukkan bahwa
tanaman yang diberi volume air banyak memiliki tinggi tanaman dan produksi
buah yang lebih baik dibandingkan dengan yang diberi sedikit atau, maka volume
air banyak dapat dianggap sebagai yang paling efektif bagi pertumbuhan jagung
manis.

1.5 Hipotesis
Pemberian volume air yang berbeda memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan jagung manis (Zea may saccharata Sturt.).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Jagung Manis


2.1.1. Taksonomi Jagung Manis
Di Indonesia, jagung manis (Zea mays L. Saccharata), atau yang lebih
dikenal sebagai jagung manis, mulai dikembangkan secara komersial dalam skala
kecil untuk memenuhi kebutuhan hotel dan restoran. Tanaman jagung manis telah
dibudidayakan oleh masyaraka untuk waktu yang cukup lama.
Perbedaan mencolok antara jagung manis dan jagung biasa yaitu umur
panen yang lebih genjah dan memiliki tongkol lebih kecil dibandingkan jagung
biasa. Tongkol umumnya sudah siap dipanen ketika tanaman berumur antara 60-
70 hari. Tanaman jagung manis, yang disebut Zea mays saccarata Sturt, adalah
salah satu tanaman pangan yang disukai oleh masyarakat karena rasanya yang
enak dan lebih manis daripada jagung biasa. Jagung manis mengandung
karbohidrat 22,8gram, protein 3,5 gram, lemak 1,0 gram, kalsium 3,0 gram, fosfor
111 gram, besi 0,7 gram, dan energi 98 kalori (Indra Warman, Husnayetti, 2015).
Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dan
diklasifikasikan dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut (Jurhana et al., 2017):
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Graminae
Famili : Graminaeae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays Saccharata Sturt L.
Jagung manis dapat memberikan keuntungan bagi petani karena dapat
dijual dengan harga yang lebih tinggi daripada jagung biasa. Makanan utama
orang ini adalah jagung rebus dan jagung bakar. Sangat penting untuk
menerapkan teknik budidaya jagung manis yang efektif dengan
mempertimbangkan aspek agronomisnya mengingat prospek yang menjanjikan di
masa depan. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan air yang cukup

3
untuk menghasilkan jagung manis berproduksi tinggi dan berkualitas tinggi
(Akmalia & Suharyanto, 2017).
2.1.2. Morfologi Jagung Manis
Sebagai salah satu tanaman pangan utama di dunia, tanaman jagung
memiliki struktur yang unik dan beragam dalam pertumbuhannya. Berikut
merupakan komponen utama tanaman jagung (Riwandi & Hasanudin, 2014).
1. Akar
Tiga jenis akar terdiri dari sistem perakaran jagung. Saat biji berkecambah,
akar seminal tumbuh ke bawah. Kemudian, setelah plumula muncul, akar
koronal tumbuh ke atas dari pangkal batang, dan akar udara tumbuh di atas
permukaan tanah. Akar seminal terdiri dari akar primer dan beberapa akar
lateral yang muncul sebagai adventitious pada dasar pangkal batang.
Biasanya ada tiga hingga lima akar lateral, tetapi kadang-kadang lebih. Akar
koronal tumbuh dari dasar pangkal batang, dan akar udara membantu proses
asimilasi dan memperkuat batang. Ketika akar udara masuk ke dalam tanah,
mereka membantu menyerap unsur hara juga.
2. Batang
Tanaman jagung memiliki berbagai ruas dari sepuluh hingga empat puluh
ruas. Biasanya, tanaman jagung tidak bercabang, kecuali kadang-kadang
ketika cabang beranak muncul dari pangkal batang. Tanaman jagung dapat
mencapai tinggi antara 1,5 dan 2,5 meter, tergantung pada jenis jagung. Ruas
bagian bawah batang berbentuk agak bulat pipih, sedangkan ruas bagian
atasnya berbentuk silindris. Batang jagung memiliki kulit yang keras yang
dikelilingi oleh sel parenkim dengan pembuluh. Jagung tidak mengandung
banyak lignin, meskipun batangnya kokoh. Biasanya hijau hingga keunguan.
3. Daun
Daun jagung muncul dari batang, dengan pelepah melingkari ruas batang
untuk mendukungnya. Daun jagung kuat dengan panjang 30-150 cm dan
lebar 4–15 cm. Biasanya, tepi daun jagung halus dan terkadang berombak.
Ligula, suatu struktur transparan yang tidak memiliki telinga pada daun, juga
ada. Permukaan bawah daun lebih halus dan memiliki lebih banyak stomata,
tetapi permukaan atasnya sering berbulu.

4
4. Bunga
Jagung adalah tanaman monoecious, yang berarti memiliki hanya satu
bunga jantan (staminate) di ujung batang dan bunga betina (pistilate) di
pertengahan batang. Bunga jantan muncul beberapa hari sebelum rambut
bunga betina muncul, dan proses penyerbukan biasanya melibatkan serbuk
sari dari bunga jantan yang jatuh dan menempel pada rambut bunga betina,
yang menunjukkan bahwa serbuk sari berasal dari tanaman lain.
5. Tongkol (buah)
Mereka berada di antara batang dan pelepah daun, dan jumlah mereka
dapat berbeda-beda tergantung pada varietasnya. Meskipun tanaman memiliki
banyak bunga betina, biasanya hanya menghasilkan satu tongkol. Tongkol
jagung terdiri dari sepuluh hingga enam belas baris biji dengan jumlah biji
yang selalu genap. Buah atau biji jagung manis terletak di atas tongkol, yang
terdiri dari biji-biji yang menempel erat padanya. Varietas yang sangat baik
dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol.

2.2 Syarat Tumbuh


Dalam berbudidaya tanaman jagung manis, ada beberapa syarat tumbuh
tanaman yang harus dipenuhi agar jagung yang dihasilkan baik dan berkualitas.
Adapun syarat tumbuh tanaman jagung adalah sebagai berikut (Akmalia &
Suharyanto, 2017).
1. Iklim
Jagung berasal dari lingkungan tropis. Jagung tidak cocok dengan iklim
tropika basah, jadi dapat tumbuh antara 0o-50o LU hingga 0o-40o LS. Jadi, jika
ditanam dengan perawatan yang baik di lingkungan tropis, jagung akan
menghasilkan produksi terbaiknya. Jagung tumbuh paling baik saat musim
panas.
Untuk pertumbuhan tanaman jagung, temperatur udara harus antara 23 dan
27 derajat Celcius. Untuk tanaman jagung, curah hujan ideal adalah 200-300
mm per bulan atau 800-1200 mm per tahun. Tanaman jagung lebih suka
tempat terbuka dan cahaya.

5
2. Tanah
Tempat yang ideal untuk tanaman jagung adalah antara 0 dan 1300 meter
di atas permukaan laut. Tingkat kemasaman tanah (pH) yang ideal untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung adalah 5,6– 6,2. Saat tanam
jagung tidak tergantung pada musim, tetapi pada jumlah air yang cukup.
Penanaman jagung pada musim kemarau akan memberikan pertumbuhan
jagung yang lebih baik jika ada pengairan yang cukup. Jenis tanah berikut
adalah yang ideal untuk tanaman jagung:
a. Tanah Andosol, tanah ini berwarna hitam, subur, gembur, dan berminyak
dengan pH antara 5 dan 6.
b. Tanah Latosol, tanah ini bertekstur lempung, berwarna coklat, memiliki
tingkat kesuburan antara rendah dan medium, dan memiliki pH antara 4,5
dan 6,5.
Tanaman jagung adalah jenis tanaman C4 secara fisiologis, dan untuk
tumbuh dengan baik mereka membutuhkan cahaya yang cukup. Tanaman C4
ini juga lebih baik memanfaatkan CO2 yang diperlukan untuk proses
fotosintesis. Sel seludang daun (juga dikenal sebagai sel bundle seath) yang
mengelilingi pembuluh daun tanaman jagung memungkinkan hal ini terjadi.

2.3 Air
Air adalah faktor lingkungan yang paling berpengaruh, ketersediaannya
berperan sebagai penghalang pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya.
Pemanasan global membuat musim di Indonesia sulit diprediksi karena cenderung
berubah dari pola umumnya. Musim hujan tidak lagi dapat diramalkan dan
jatuhnya hujan tidak sesuai dengan kebiasaan. Akibatnya, tanaman yang tumbuh
di lahan kering selalu mengalami kekurangan air selama pertumbuhannya. Ini
menyebabkan turgiditas sel penjaga stomata menurun, yang menyebabkan stomata
menutup, dan serapan C02 menurun, yang mengurangi laju fotosintesis (Indra
Warman, Husnayetti, 2015).
Untuk tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik, mereka
membutuhkan jumlah air yang cukup di lingkungan mereka. Namun, ketersediaan

6
air yang berlebihan atau kurang akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Stres
lingkungan seperti cekaman kekeringan, peningkatan suhu, salinitas, dan karbon
dioksida dapat berdampak pada pertumbuhan tanaman. Respon fisiologis terhadap
cekaman termasuk penutupan stomata, yang dapat mengurangi aktivitas
fotosintesis, penebalan kutikula dan pengurangan metabolisme seluler dan
peningkatan senyawa ROS yang menyebabkan stres oksidatif (Nurshanti et al.,
2019).
Cekaman kekeringan juga dapat menyebabkan rendahnya kadar klorofil.
Ketersediaan air di sekitar sistem perakaran tanaman mempengaruhi kelarutan
unsur hara di tanah. Tanah yang kering akan menurunkan kemampuan akar dalam
menyerap ion-ion yang esensial bagi pertumbuhan tanaman.

2.4 Pengaruh Volume Air


Air membentuk 40% hingga 60% berat segar pohon, dan merupakan
bagian terbesar dari jaringan mahluk hidup. Air melakukan banyak hal untuk
pertumbuhan tubuh tanaman, salah satunya adalah melarutkan unsur hara yang
terserap. Manfaatnya sangat besar sehingga sering disebut sebagai penghalang
pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan air tanaman setiap hari atau setiap
sepuluh tahun dapat dihitung dengan mengumpulkan informasi awal seperti
jumlah air yang dibutuhkan setiap musim, umur tanaman, dan luas lisimeter yang
digunakan (Nurshanti et al., 2019).
Tingkat pertumbuhan tanaman membutuhkan pengairan selama lima fase,
yaitu pertumbuhan awal (15-25 hari), vegetasi (25-40 hari), pembungaan (15-25
hari), pengisian biji (35-45 hari), dan pematangan (10-25 hari). Karena tanaman
jagung adalah salah satu tanaman yang paling efisien dalam penggunaan air,
cekaman fisiologis pada fase perkecambahan dan pertumbuhan vegetatif masih
dapat ditoleransi oleh tanaman jagung. Sebaliknya, cekaman fisiologis pada awal
fase generatif akan menunda pembentukan bunga betina, juga dikenal sebagai
rambut tongkol. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa fase generatif merupakan
fase terlemah tanaman jagung terhadap cekaman karena pada fase ini tanaman
jagung sedang mengumpulkan energi yang cukup untuk membentuk organ
generatif dan penyimpanan makanan (Nurshanti et al., 2019).

7
Penggunaan pemberian air yang berlebihan pada tanaman jagung
menyebabkan ukuran sel menjadi lebih besar, ukuran internode menjadi tidak
normal, tanaman menjadi tidak kokoh, dan pertumbuhannya menjadi lemah,
sehingga mudah diserang penyakit. Ada kemungkinan bahwa air yang tegenang
selama beberapa hari akan menyebabkan akar tidak dapat melakukan respirasi
aerob normal dan malah melakukan respirasi anaerob. Akibatnya, tanaman akan
meracuni karena kadar alkohol yang tinggi. Jika tanaman jagung kekurangan air,
tanaman akan mengalami layubila yang terus-menerus dan akhirnya akan layu.
Jika tanaman jagung mengalami cekaman kekeringan selama fase berbunga dan
pengisian biji, hasilnya akan berkisar antara 30 dan 60% dari hasil normal.
Sebaliknya, jika cekaman terjadi selama fase pertumbuhan hingga panen, hasilnya
akan berkisar antara 15 dan 30 persen dari hasil normal (Indra Warman,
Husnayetti, 2015).

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada bulan Februari 2024. Dilaksanakan di
kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Jl. Jambi - Muara Bulian
No. KM.15, Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar Kota, Kab. Muaro Jambi, Jambi.

3.2 Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung manis,
tanah top soil, pupuk kandang, air, Pupuk NPK mutiara, kayu/bambu. Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul, meteran, parang/sabit,
timbangan digital, gembor, alat tulis, kamera, dan gelas ukur.

3.3 Rancangan Percobaan


Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 2
perlakuan sebagai berikut :
P1Q1 = penyiraman 500 ml
P2Q2 = penyiraman 600 ml
Setiap perlakuan akan diulang sampai masa panen pada tanaman.

3.4 Pelaksanaan Praktikum (Metode/cara kerja)


3.4.1 Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan pembersihan lokasi praktikum di kebun
percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, pembersihan rumput dan akar-
akar kayu dilahan menggunakan cangkul.

3.4.2 Persiapan Benih


Benih jagung manis yang akan digunakan dalam penelitian ini didapatkan
dari toko pertanian terdekat yang merupakan bibit unggul dengan kualitas yang
terbaik.

9
3.4.3 Persiapan Media Tanam
Persiapan media tanam digunakan untuk menanam benih jagung manis
dengan membuat bedengan pada lahan yang sudah dipersiapkan dan kemudian
dicampur terlebih dahulu dengan pupuk kandang.

3.4.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi, penyiraman, penyiangan gulma dan pengendalian
hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan 3 kali seminggu pada pagi dan sore
hari dengan menyesuaikan kondisi cuaca, jika panas penyiraman dilakukan 3 kali
seminggu dan jika hujan maka penyiraman dilakukan 2 kali seminggu.
Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang
tumbuh di sekitaran tanaman. Pengendalian hama dilakukan dengan
menyemprotkan pestisida. Selain itu diberikan pupuk tunggal pupuk NPK.
Diberikan pada 32 HST dengan dosis 6 gram/ tanaman, pada 44 HST dengan
dosis 8 gram/tanaman dan 60 HST dengan dosis 8 gram/tanaman.

3.5 Variabel Pengamatan

1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris dari permukaan
tanah hingga ujung daun termuda. Dilakukan pada 28 HST, 35 HST, 42 HST 58
HST.

2. Diameter Batang
Diameter batang tanaman jagung manis diukur dari 28,, 42, 58 HST.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur jangka sorong.

3. Jumlah Daun
Pengamatan jumlah daun dihitung mulai sejak 28, 42, 58 HST hingga
masa terakhir praktikum.

10
4. Diameter Tongkol
Mengukur diameter tongkol paling besar pada saat panen.

5. Bobot segar tongkol


Menimbang Berat segar atau berat basah tongkol jagung pada saat panen.

11

Anda mungkin juga menyukai