Dosen pengampu:
1. Prof. Dr. Ir. Mapegau, M.S.
2. Ir. Neliyati, M.Si.
Disusun oleh:
Fajar Firmansyah D1A022032
Supi Purnama Sari D1A022035
Andreano Satya P. D1A022045
Sofia Ainunnisa D1A022055
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “ Pengaruh
Pemberian Volume Air Terhadap Pertumbuhan Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.)” ini pada waktu yang tepat. Proposal ini sengaja disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Dalam kesempatan ini saya
sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada kalangan yang telah
membantu dalam laporan ini. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak sangat mustahil penulis bisa menyelesaikan proposal ini dan kami
juga berterima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Mapegau, M.S. dan Ir. Neliyati, M.Si.
selaku dosen mata kuliah Fisiulogi tumbuhan.
Namun, bagaimanapun juga penulis menyadari bahwa laporan ini
masih banyak terdapat kekurangan terutama disebabkan oleh kemampuan
penulis yang masih terbatas. Oleh karenanya kritik dan saran dari pihak
manapun akan penulis terima dengan hati terbuka. Akhirnya penulis
berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan
mahasiswa dan pembaca sekalian.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................................
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.4 Solusi Pemecahan Masalah...........................................................................
1.5 Hipotesis......................................................................................................
II
3. Jumlah Daun...............................................................................................
4. Diameter tongkol..........................................................................................
5. Bobot segar tongkol .....................................................................................
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui respon tanaman jagung manis (Zea may saccharata Sturt.).
terhadap pemberian volume air yang berbeda-beda
2. Untuk mengetahui pemberian volume air yang paling efektif bagi pertumbuhan
jagung manis (Zea may saccharata Sturt.).
1.5 Hipotesis
Pemberian volume air yang berbeda memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan jagung manis (Zea may saccharata Sturt.).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
untuk menghasilkan jagung manis berproduksi tinggi dan berkualitas tinggi
(Akmalia & Suharyanto, 2017).
2.1.2. Morfologi Jagung Manis
Sebagai salah satu tanaman pangan utama di dunia, tanaman jagung
memiliki struktur yang unik dan beragam dalam pertumbuhannya. Berikut
merupakan komponen utama tanaman jagung (Riwandi & Hasanudin, 2014).
1. Akar
Tiga jenis akar terdiri dari sistem perakaran jagung. Saat biji berkecambah,
akar seminal tumbuh ke bawah. Kemudian, setelah plumula muncul, akar
koronal tumbuh ke atas dari pangkal batang, dan akar udara tumbuh di atas
permukaan tanah. Akar seminal terdiri dari akar primer dan beberapa akar
lateral yang muncul sebagai adventitious pada dasar pangkal batang.
Biasanya ada tiga hingga lima akar lateral, tetapi kadang-kadang lebih. Akar
koronal tumbuh dari dasar pangkal batang, dan akar udara membantu proses
asimilasi dan memperkuat batang. Ketika akar udara masuk ke dalam tanah,
mereka membantu menyerap unsur hara juga.
2. Batang
Tanaman jagung memiliki berbagai ruas dari sepuluh hingga empat puluh
ruas. Biasanya, tanaman jagung tidak bercabang, kecuali kadang-kadang
ketika cabang beranak muncul dari pangkal batang. Tanaman jagung dapat
mencapai tinggi antara 1,5 dan 2,5 meter, tergantung pada jenis jagung. Ruas
bagian bawah batang berbentuk agak bulat pipih, sedangkan ruas bagian
atasnya berbentuk silindris. Batang jagung memiliki kulit yang keras yang
dikelilingi oleh sel parenkim dengan pembuluh. Jagung tidak mengandung
banyak lignin, meskipun batangnya kokoh. Biasanya hijau hingga keunguan.
3. Daun
Daun jagung muncul dari batang, dengan pelepah melingkari ruas batang
untuk mendukungnya. Daun jagung kuat dengan panjang 30-150 cm dan
lebar 4–15 cm. Biasanya, tepi daun jagung halus dan terkadang berombak.
Ligula, suatu struktur transparan yang tidak memiliki telinga pada daun, juga
ada. Permukaan bawah daun lebih halus dan memiliki lebih banyak stomata,
tetapi permukaan atasnya sering berbulu.
4
4. Bunga
Jagung adalah tanaman monoecious, yang berarti memiliki hanya satu
bunga jantan (staminate) di ujung batang dan bunga betina (pistilate) di
pertengahan batang. Bunga jantan muncul beberapa hari sebelum rambut
bunga betina muncul, dan proses penyerbukan biasanya melibatkan serbuk
sari dari bunga jantan yang jatuh dan menempel pada rambut bunga betina,
yang menunjukkan bahwa serbuk sari berasal dari tanaman lain.
5. Tongkol (buah)
Mereka berada di antara batang dan pelepah daun, dan jumlah mereka
dapat berbeda-beda tergantung pada varietasnya. Meskipun tanaman memiliki
banyak bunga betina, biasanya hanya menghasilkan satu tongkol. Tongkol
jagung terdiri dari sepuluh hingga enam belas baris biji dengan jumlah biji
yang selalu genap. Buah atau biji jagung manis terletak di atas tongkol, yang
terdiri dari biji-biji yang menempel erat padanya. Varietas yang sangat baik
dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol.
5
2. Tanah
Tempat yang ideal untuk tanaman jagung adalah antara 0 dan 1300 meter
di atas permukaan laut. Tingkat kemasaman tanah (pH) yang ideal untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung adalah 5,6– 6,2. Saat tanam
jagung tidak tergantung pada musim, tetapi pada jumlah air yang cukup.
Penanaman jagung pada musim kemarau akan memberikan pertumbuhan
jagung yang lebih baik jika ada pengairan yang cukup. Jenis tanah berikut
adalah yang ideal untuk tanaman jagung:
a. Tanah Andosol, tanah ini berwarna hitam, subur, gembur, dan berminyak
dengan pH antara 5 dan 6.
b. Tanah Latosol, tanah ini bertekstur lempung, berwarna coklat, memiliki
tingkat kesuburan antara rendah dan medium, dan memiliki pH antara 4,5
dan 6,5.
Tanaman jagung adalah jenis tanaman C4 secara fisiologis, dan untuk
tumbuh dengan baik mereka membutuhkan cahaya yang cukup. Tanaman C4
ini juga lebih baik memanfaatkan CO2 yang diperlukan untuk proses
fotosintesis. Sel seludang daun (juga dikenal sebagai sel bundle seath) yang
mengelilingi pembuluh daun tanaman jagung memungkinkan hal ini terjadi.
2.3 Air
Air adalah faktor lingkungan yang paling berpengaruh, ketersediaannya
berperan sebagai penghalang pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya.
Pemanasan global membuat musim di Indonesia sulit diprediksi karena cenderung
berubah dari pola umumnya. Musim hujan tidak lagi dapat diramalkan dan
jatuhnya hujan tidak sesuai dengan kebiasaan. Akibatnya, tanaman yang tumbuh
di lahan kering selalu mengalami kekurangan air selama pertumbuhannya. Ini
menyebabkan turgiditas sel penjaga stomata menurun, yang menyebabkan stomata
menutup, dan serapan C02 menurun, yang mengurangi laju fotosintesis (Indra
Warman, Husnayetti, 2015).
Untuk tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik, mereka
membutuhkan jumlah air yang cukup di lingkungan mereka. Namun, ketersediaan
6
air yang berlebihan atau kurang akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Stres
lingkungan seperti cekaman kekeringan, peningkatan suhu, salinitas, dan karbon
dioksida dapat berdampak pada pertumbuhan tanaman. Respon fisiologis terhadap
cekaman termasuk penutupan stomata, yang dapat mengurangi aktivitas
fotosintesis, penebalan kutikula dan pengurangan metabolisme seluler dan
peningkatan senyawa ROS yang menyebabkan stres oksidatif (Nurshanti et al.,
2019).
Cekaman kekeringan juga dapat menyebabkan rendahnya kadar klorofil.
Ketersediaan air di sekitar sistem perakaran tanaman mempengaruhi kelarutan
unsur hara di tanah. Tanah yang kering akan menurunkan kemampuan akar dalam
menyerap ion-ion yang esensial bagi pertumbuhan tanaman.
7
Penggunaan pemberian air yang berlebihan pada tanaman jagung
menyebabkan ukuran sel menjadi lebih besar, ukuran internode menjadi tidak
normal, tanaman menjadi tidak kokoh, dan pertumbuhannya menjadi lemah,
sehingga mudah diserang penyakit. Ada kemungkinan bahwa air yang tegenang
selama beberapa hari akan menyebabkan akar tidak dapat melakukan respirasi
aerob normal dan malah melakukan respirasi anaerob. Akibatnya, tanaman akan
meracuni karena kadar alkohol yang tinggi. Jika tanaman jagung kekurangan air,
tanaman akan mengalami layubila yang terus-menerus dan akhirnya akan layu.
Jika tanaman jagung mengalami cekaman kekeringan selama fase berbunga dan
pengisian biji, hasilnya akan berkisar antara 30 dan 60% dari hasil normal.
Sebaliknya, jika cekaman terjadi selama fase pertumbuhan hingga panen, hasilnya
akan berkisar antara 15 dan 30 persen dari hasil normal (Indra Warman,
Husnayetti, 2015).
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
3.4.3 Persiapan Media Tanam
Persiapan media tanam digunakan untuk menanam benih jagung manis
dengan membuat bedengan pada lahan yang sudah dipersiapkan dan kemudian
dicampur terlebih dahulu dengan pupuk kandang.
3.4.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi, penyiraman, penyiangan gulma dan pengendalian
hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan 3 kali seminggu pada pagi dan sore
hari dengan menyesuaikan kondisi cuaca, jika panas penyiraman dilakukan 3 kali
seminggu dan jika hujan maka penyiraman dilakukan 2 kali seminggu.
Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang
tumbuh di sekitaran tanaman. Pengendalian hama dilakukan dengan
menyemprotkan pestisida. Selain itu diberikan pupuk tunggal pupuk NPK.
Diberikan pada 32 HST dengan dosis 6 gram/ tanaman, pada 44 HST dengan
dosis 8 gram/tanaman dan 60 HST dengan dosis 8 gram/tanaman.
1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris dari permukaan
tanah hingga ujung daun termuda. Dilakukan pada 28 HST, 35 HST, 42 HST 58
HST.
2. Diameter Batang
Diameter batang tanaman jagung manis diukur dari 28,, 42, 58 HST.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur jangka sorong.
3. Jumlah Daun
Pengamatan jumlah daun dihitung mulai sejak 28, 42, 58 HST hingga
masa terakhir praktikum.
10
4. Diameter Tongkol
Mengukur diameter tongkol paling besar pada saat panen.
11