Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKA

PENGARUH AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

OLEH:
KRISNA MULYA
NIM. 2306135057

ASISTEN PRAKTIKUM :

1. ANDI VELONA ZAI


2. EMMA MELINDA ANTONIA
SITOHANG

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
yang berjudul “Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman”. Laporan ini
disusun sebagai salah satu laporan praktikum mata kuliah Silvika. Saya
mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang
telah membantu saya dalam menyusun laporan ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu
saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun khususnya dari kakak
asisten, sebagai acuan saya dalam menulis laporan agar lebih baik kedepannya.

Pekanbaru, 8 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 3
II. METODOLOGI .................................................................................... 4
2.1 Tempat dan Waktu ........................................................................ 4
2.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 4
2.3 Prosedur Kerja .............................................................................. 4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 5
3.1 Pengamatan Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman
.............................................................................................................. 5
3.2 Pengamatan Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Diameter Tanaman
.............................................................................................................. 6
3.3 Pengamatan Pengaruh Air Terhadap Jumlah Daun Tanaman .......
.............................................................................................................. 8
IV. PENUTUP ............................................................................................ 10
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 10
5.2 Saran .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11
LAMPIRAN ................................................................................................ 12

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Pengaruh air terhadap pertumbuhan tinggi tanaman..................... 5
Tabel 2. Pengaruh air terhadap pertumbuhan diameter tanaman ................ 6
Tabel 3. Pengaruh air terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman .......... 8

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Grafik hasil pengamatan tinggi tanaman ................................... 5
Gambar 2. Grafik hasil pengamatan diameter tanaman .............................. 7
Gambar 3. Grafik hasil pengamatan jumlah daun tanaman ........................ 8
Gambar 4. Penanaman 6 bibit akasia .......................................................... 12
Gambar 5. 6 bibit akasia yang telah ditanam .............................................. 12
Gambar 6. Penyiraman bibit pada hari ke-2................................................ 12
Gambar 7. Penyiraman bibit pada hari ke-3................................................ 12
Gambar 8. Penyiraman bibit pada hari ke 4 dan 5 ...................................... 12
Gambar 9. Bibit yang tidak disiram air ....................................................... 12
Gambar 10. Bukti plagiarisme pada latar belakang .................................... 13
Gambar 11. Bukti plagiarisme pada pembahasan ....................................... 13

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air adalah suatu komponen kebutuhan utama yang paling penting bagi
kehidupan makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan, maupun hewan dan
organisme hidup lainnya. Tanpa adanya air, kehidupan tidak akan berlangsung
lama, karena air sangat memiliki peran yang sangat penting dalam proses
perkembangan pada kehidupan makhluk hidup yang ada didunia. Begitu pun
tumbuhan, tumbuhan sangat membutuhkan air untuk berlangsungnya fotosintesis,
tidak hanya itu air juga berfungsi untuk penyerapan mineral dari dalam tanah untuk
tumbuhan, mengelola mekanisme pergerakan stomata pada suatu tumbuhan.

Cara efektif dan akurat yang dapat dilakukan untuk merawat serta menjaga
tumbuhan selain pemupukan adalah penyiraman air. Pada proses penyiraman air
terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan seperti ketepatan waktu, suhu, dan
kelembaban tanah. Apalagi saat pemelihara tumbuhan memiliki kesibukan lain
maka penyiraman tumbuhan akan terkendala. Penyiraman tumbuhan yang tidak
teratur dan bahkan terhenti akan membuat tumbuhan tidak tumbuh maksimal
bahkan mati.

Air sangat dibutuhkan oleh tumbuhan karena air merupakan suatu


komponen utama dalam sel-sel untuk menyusun jaringan tanaman sebesar (70% -
90%), pelarut dan medium reaksi biokimia, medium transpor senyawa, memberikan
turgor bagi sel, bahan utama pembentuk klorofil dan menjaga suhu tanaman agar
konstan (Dwidjoseputra, 1984).

Umumnya tanaman memiliki pertumbuhan yang kualitas nya bagus pada


kondisi kapasitas lapang. Kapasitas lapang yakni keadaan dimana air hanya berada
didalam pori-pori mikro tanah yang biasa dikenal dengan istilah air tersedia, dan
untuk pori-pori makro tanah ditempati oleh udara (Dwidjoseputra, 1984).

Jumlah kandungan air yang sangat banyak (menimbulkan genangan) sering


menimbulkan cekaman aerasi dan apabila jumlahnya terlalu minimum, sering
menimbulkan cekaman kekeringan.

1
Menurut Haryati (2014) kurangnya air pada tumbuhan terjadi karena
ketersediaan air pada media tanam kurang sehingga kecepatan absorbsi tidak dapat
mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi sehingga mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan tumbuhan.

Mengembangbiakkan tumbuhan dilakukan dengan memahami semua aspek


kultur teknis yang mencakup semua faktor-faktor pertumbuhan tanaman yang
memiliki sifat internal dan eksternal. Memperhatikan semua aspek pada
perkembangbiakan tumbuhan merupakan perlakuan bijaksana karena merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan berkaitan dengan
keberhasilan di akhir budidaya terutama pada bagian penyiraman air untuk suatu
tanaman. Masalah pertanian yang umumnya berupa terbatasnya pertumbuhan dan
produksi yang rendah disebabkan secara teknis budidaya kurang memperhatikan
dan mempersiapkan faktor pertumbuhan secara maksimal terhadap tanaman,
sedangkan interaksi secara baik dari berbagai faktor pertumbuhan sangat
dibutuhkan untuk menentukan pertumbuhan dan hasil tumbuhan (Soedibyo, 1998).

Mengembangbiakkan tumbuhan pada dasarnya dilakukan cara penggadaan


tumbuhan muda yang dapat diawali dengan menyemai biji (secara generatif)
ataupun menggunakan bagian tumbuhan induknya (secara vegetatif). Sebelum bibit
ditanam pada lapangan (lahan budidaya) maka dipelihara terlebih dahulu pada
sistem pembibitan dengan diberikan nya kandungan air yang cukup sehingga hasil
yang didapatkan berkualitas tinggi.

Air merupakan salah satu bentuk fisik yang sangat penting yang diperlukan
dalam jumlah banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebesar 85-
90 % dari massa segar sel-sel dan jaringan tanaman tinggi adalah air (Mardjuki,
1999).
Manitto (1992) mengatakan bahwa demi mempercepat perkembangan dan
meningkatkan hasil tanaman harus dilakukan penyiraman sesuai kebutuhan air.
Haryati (2014) mengatakan untuk penyiraman didominasi oleh tiga faktor,
yakni: penggantian air yang sudah menguap, memberikan tambahan air yang
diperlukan oleh tumbuhan, dan mengembalikan kekuatan tumbuhan. Agar tumbuh
lurus meninggi dan tidak adanya cabang.

2
Keperluan air bagi setiap tanaman pastinya berbeda-beda, sesuai dengan jenis
tanaman dan masa perkembangannya. Saat musim kemarau, tumbuhan seringkali
menerima kondisi cekaman air (water stress) diakibatkan kurangnya kandungan air
pada area perakaran bawah dan kelajuan evapotranspirasi yang melewati laju
absorbsi air oleh tanaman, dan sebaliknya pada musim penghujan, tanaman sering
mengalami kondisi jenuh air (Levitt, 1980).
Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
budidaya. Respon tanaman terhadap kurangnya kandungan air bisa dilihat dari
proses metabolismenya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya, dan
produktivitasnya. Pertumbuhan sel adalah fungsi tanaman yang paling sensitif
terhadap kurangnya kandungan air. Kurangnya kandungan air akan mempengaruhi
turgor sel sehingga memberikan dampak mengurangi pengembangan sel, sintesis
protein serta sintesis dinding sel (Gardner, 1991).

Dampak kekurangan air selama tingkat vegetatif yaitu berkembangnya daun-


daun yang ukurannya relatif kecil, yang dapat mengurangi penyerapan cahaya.
Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas
beberapa enzim (misalnya nitat reduktase). Kekurangan air justru meningkatkan
aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase) (Gardner, 1991).

Cekaman kekeringan bisa menurunkan tingkat produktivitas (biomassa)


tanaman, karena menurunnya metabolisme primer, penyusutan luas daun dan
aktivitas fotosintesis. Penurunan akumulasi biomassa akibat cekaman air untuk
setiap jenis tanaman besarnya berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh tanggap
setiap jenis tanaman (Rahardjo, 2018).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman
2. Mengetahui pertambahan tinggi tanaman antara yang diberi air dan yang tidak
diberi air.

3
II. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan pada Hari Senin, 26 Februari 2024 pada pukul
13.00– 15.00. Penelitian ini dilakukan di Ecoedupark Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pita ukur, polybag,
kamera digital, buku, pulpen dan label. Sedangkan bahan yang digunakan adalah 4
bibit jenis tanaman pohon yang berbeda.

3.3 Prosedur Kerja


Langkah kerja dari praktikum ini adalah :
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan
2. Persiapkan media tanam yang akan digunakan
3. Beri label/tanda pada masing masing tanaman
4. Beri perlakuan untuk tiap tiap bibit, tanaman A disiram tiap pagi dan sore,
tanaman B tanpa disiram.
5. Ukur pertambahan tinggi dan diameter tanaman sebanyak 5 kali
6. Buatlah grafik pertumbuhan kemudian bahas hasil data yang didapat.

4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengamatan Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman


Tabel 1.Hasil Pengamatan Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman

Parameter Pengamatan
Keteranga
Jenis Pohon Treatment Tinggi (cm)
n
1 2 3 4 5
1A 26 27 28 28 28 Disiram
2A 20 20 20 20 20,5 Disiram
27,
Disiram
Akasia 3A 26,5 26,5 27,5 5 28
(Acacia Tidak
mangium) 1B 23 23 23 24 24 Disiram
18, Tidak
2B 18,5 18,5 18,5 5 18,5 Disiram
24, Tidak
3B 24 24 24 5 24,5 Disiram

Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman


30

25

20

15

10

0
1A 2A 3A 1B 2B 3B

1 2 3 4 5

Gambar 1. Grafik Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman


Pada praktikum pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman Akasia,
didapatkan hasil yang telah tersaji pada tabel 1 diatas. Pengamatan ini dilakukan
terhadap 1 jenis tanaman dengan perbandingan tanaman polybag A dan B, dimana
polybag A rutin 1 kali 2 hari dan polybag B tidak disiram sama sekali. Adapun
data yang diamati adalah tinggi tanaman.

5
Dari pengamatan praktikum pengaruh air terhadap tumbuh tanaman
didapatkan hasil berupa data yang didapatkan setelah penyiraman selama 10 hari
berturut turut dengan pengamatan tinggi semai, diameter semai di lakukan selama
2 hari sekali setelah hari penanaman. Dengan hasil yang didapat yaitu pada
tanaman yang diberi label A yang diberi perilakuan penyiraman dengan air. Pada
hari pengukuran pertama tanaman 1A memiliki ketinggian 26 cm dengan
diameter. Pada hari kedua pengukuran tinggi tanamannya 27 cm, pada hari
pengukuran ketiga tinggi tanamannya 28 cm, pada hari keempat tinggi tanaman
28 cm, pada hari kelima tinggi tanaman masih di angka 28 cm.

Fungsi air sebagai pelarut unsur hara di dalam tanah mengakibatkan


tumbuhan bisa dengan mudah menyerap hara di dalam tanah tersebut untuk bahan
makanan melalui akar dan juga mengangkut hara tersebut menuju bagian-bagian
tanaman yang memerlukan lewat pembuluh xilem. Air dalam tanah akan diserap
oleh akar dan akan masuk ke dalam tanaman, selanjutnya air akan menuju ke daun
untuk melakukan proses fotosintesis. Air akan melarutkan glukosa sebagai hasil
fotosintesis dan mengangkutnya ke seluruh bagian tubuh tumbuhan dengan bantuan
pembuluh floem. Hasil fotosintesis ini akan digunakan tumbuhan untuk proses
perkembangannya (Arnon, 2017).

3.2 Pengamatan Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Diameter Tanaman

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengaruh Air Terhadap Diameter Tanaman

Parameter Pengamatan
Jenis Treatmen Keteranga
Pohon t Diameter (cm) n
1 2 3 4 5
<1 <1 <1 <1
<1 cm cm cm cm cm Disiram
1A (0,3) (0,3) (0,3) (0,3) (0,3)
<1 <1 <1 <1
<1 cm cm cm cm cm Disiram
Akasia
2A (0,3) (0,3) (0,3) (0,3) (0,3)
(Acacia
<1 <1 <1 <1
mangium)
<1 cm cm cm cm cm Disiram
3A (0,2) (0,2) (0,2) (0,2) (0,2)
<1 <1 <1 <1
Tidak
<1 cm cm cm cm cm
Disiram
1B (0,4) (0,4) (0,4) (0,4) (0,4)

6
<1 <1 <1 <1
Tidak
<1 cm cm cm cm cm
Disiram
2B (0,2) (0,2) (0,2) (0,2) (0,2)
<1 <1 <1 <1
Tidak
<1 cm cm cm cm cm
Disiram
3B (0,3) (0,3) (0,3) (0,3) (0,3)

0,5 Hasil Pengamatan Diameter


0,4
Tanaman
0,3

0,2

0,1

0
1A 2A 3A 1B 2B 3B

1 2 3 4 5

Gambar 2. Grafik Hasil Pengamatan Diameter Tanaman


Pada tabel 2 menjelaskan tentang diameter tanaman A dan B yang
mendapatkan hasil <1 cm selama pengamatan praktikum berlangsung.
Pertumbuhan diameter merupakan salah satu pertambahan yang sulit diukur pada
tahap penanaman di usia muda. Tumbuhan lebih cenderung menunjukkan
pertumbuhan primer yaitu pertambahan panjang batang, akar, dan jumlah daun,
sedangkan pertumbuhan sekunder adalah pertambahan tebal batang dan akar yang
terjadi pada daerah yang pertumbuhan primernya terhenti (Campbell 2012).

Kematian sebuah tanaman dapat disebabkan karena beberapa faktor mulai


dari kondisi alam yang tidak menentu, gen atau individu jenis tanaman yang kurang
bagus, dan lain-lain. Pada tabel 1 tinggi pohon terhadap polybag B tidak ada
kematian tanaman seperti tanaman A. Hal ini dapat terjadi karena kondisi tempat
tanaman B yang lembab membuatnya tidak perlu disiram sekalipun dapat hidup
subur dan tidak mati. Padahal seharusnya karena tidak mendapat air yang cukup
suatu tanaman dapat mati namun hal sebaliknya dapat terjadi karena bantuan
kelembapan suhu ruangan tempat polybag B diletakkan.

7
3.3 Pengamatan Pengaruh Air Terhadap Jumlah Daun Tanaman

Tabel 3. Hasil Pengamatan Pengaruh Air Terhadap Jumlah Daun Tanaman

Parameter Pengamatan
Treatmen
Jenis Pohon Jumlah Daun Keterangan
t
1 2 3 4 5
1A 12 12 11 8 2 Disiram
2A 7 6 3 3 3 Disiram
3A 8 6 5 1 0 Disiram
Akasia (Acacia Tidak
10 9 6 3
mangium) 1B 0 Disiram
Tidak
7 5 2 2
2B 0 Disiram
Tidak
10 9 5 4
3B 1 Disiram

Hasil Pengamatan Jumlah Daun


Tanaman
14
12
10
8
6
4
2
0
1A 2A 3A 1B 2B 3B

1 2 3 4 5

Gambar 3. Grafik Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman

Kemudian pada tabel 3 menjelaskan tentang jumlah daun yang terdapat


pada tanaman polybag A dan B. Pada tabel ini jumlah daun yang ada pada setiap
tanaman A dan B berubah-ubah terus akibat gugur. Karena beberapa daun tanaman
yang layu dan berubah warna kecoklatan yang diakibatkan oleh pengaruh sinar
matahari yang kurang cukup dan kelembapan tanah yang sangat basah. Kebutuhan
akan air sangat bervariasi pada setiap tanaman, apalagi jika musim kemarau
tanaman sangat memerlukan air tapi juga harus diperhatikan jumlah air yang diberi
karena dapat menyebabkan stress terhadap air (water stress) akibat kekurangan atau

8
kelebihan air di daerah perakaran. Sehingga laju penguapan yang melebihi daya
serap air tanaman (Papuangan, et al., 2014).

Reaksi pertama tanaman terhadap kekurangan air yang parah adalah dengan
menutup stomata. penurunan tekanan turgor secara bersamaan meningkatnya asam
absisat bebas pada daun menyebabkan penyempitan stomata. Penutupan dan/atau
penyempitan stomata mencegah proses fotosintesis, yaitu terkait dengan
transportasi air di batang tanaman dan mengurangi aliran karbon dioksida di daun.
Pengurangan karbondioksida pada daun mempengaruhi mobilisasi pati dan dapat
meningkatkan respirasi. Tanaman mengurangi penggunaan suplai karbohidrat
untuk mempertahankan proses metabolismenya, memicu kelaparan karbon,
sehingga pertumbuhan tanaman melambat dan semakin lama tanaman mati
(Amintarti. 2016)

9
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Air adalah unsur utama penyusun sel (protoplasma) tanaman. Air berperan
dalam menjaga suhu tanaman, proses fotosintesis, respirasi, media untuk reaksi-
reaksi biokimia dan penyerapan mineral dari dalam tanah. Kekurangan dan
kelebihan air akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
2. Tanaman yang diberi air akan meningkatkan pertumbuhan tanaman
dengan cepat dan subur sedangkan yang tidak diberi air akan mengakibatkan
penurunan terhadap tanaman dan bisa menyebabkan tanaman tersebut akan mati.

4.2 Saran
Saran saya untuk praktikum silvika ini adalah diharapkan kepada para
praktikan agar mempelajari terlebih dahulu materi atau bacaan panduan praktikum
agar praktikum berjalan lancar. Dan saya berharap semoga ilmu yang yang kami
dapatkan dalam mata kuliah silvika ini berguna untuk kami.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arnon, I. 2017. Crop production in dry regions. Leonard hill books 11(2) 21-26.
Amintarti, Sari. 2016. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNLAM.
Campbell NA, Reece JB. 2012. Biologi Edisi ke-8. Wulandari DT, penerjemah:
Hardani W, Adhita P, editor. Jakarta (ID) : penerbit Erlangga. Terjemahan
dari : Biology.
Gardner, F. 1991. Fisiologi tanaman budidaya. UI Press Jakarta.
Haryati. 2014. Pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.
Jurnal ilmiah Unsu. 21(2) 24-26.
Levitt, J. 1980. Responses of plant to enviromental stresses, volume II: water,
radiation, salt, and other stresses. New York: academic Press.
Manitto. 1992. Biosintesis produk alami. Penerjemah: Koensoemardiyah.
Semarang. IKIP Semarang Press.
Mardjuki, A. 1999. Pertanian dan masalah nya. Andi Offset. Yogyakarta.
Purwito, A., Sari, L., dan Sopandie, D. 2015. Karakterisasi beberapa morfologi,
anatomi dan fisiologi mutan gadum (Triticum aestivum L.)dewata dan
selayar di dataran rendah tropis. Widyariset, 1(1), 21–30.
Papuangan, N., Nurhasanah, dan M. Djurumudi. 2014. Jumlah dan Distribusi
Stomata pada Tanaman Penghijauan di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi
3(1):287-292.
Rahardjo. 2018. Pengaruh cekaman air terhadap produksi dan mutu simplisia
tempuyung. Jurnal Littri 6 (3): 73-79.
Soedibyo, M. 1998. Alam sumber kesehatan, manfaat dan kegunaan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Widjoseputra. 1984. Pengantar fisiologi tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.

11
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 4. Penanaman 6 bibit Gambar 5. 6 bibit akasia yang


akasia telah ditanam

Gambar 6. Penyiraman bibit pada hari Gambar 7. Penyiraman bibit


ke-2 pada hari ke-3

Gambar 8. Penyiraman bibit pada hari Gambar 9. Bibit yang tidak


ke 4 dan 5 disiram air

12
Lampiran 2. Plagiarisme

Gambar 10. Bukti Plagiarisme Pada Latar Belakang

Gambar 11. Bukti Plagiarisme Pada Pembahasan

13

Anda mungkin juga menyukai