Nama Anggota:
Bintang Permana (06)
Felicia Nabila (09)
Pandhey Anahel (28)
Rizki Firmansyah (32)
Dalam kesempatan ini, dengan senang hati saya mempersembahkan karya ilmiah
berjudul "Pengaruh Intensitas Penyiraman Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Cabai"
Laporan ini merupakan hasil dari upaya penelitian dan dedikasi kami dalam menggali
informasi tentang intensitas penyiraman air terhadap pertumbuhan bibit cabai.
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari variasi intensitas penyiraman air
terhadap pertumbuhan bibit cabai. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
penting dalam pengembangan metode pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan dalam penelitian ini, termasuk guru pembimbing, rekan peneliti, serta
pihak-pihak lain yang turut berkontribusi.
Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi bermanfaat
bagi semua pihak yang tertarik dalam bidang pertanian dan lingkungan.
Akhir kata, saya menyadari bahwa karya ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk peningkatan penelitian
selanjutnya.
Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
ABSTRAK............................................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
1. Latar Belakang........................................................................................................................5
2. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
3. Tujuan Penelitian.....................................................................................................................5
4. Manfaat Penelitian...................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................................6
a) Landasan Teori........................................................................................................................6
2. Rumusan Hipotesis................................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................11
METODE PENELITIAN..................................................................................................................11
1. Alat dan Bahan......................................................................................................................11
2. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................................11
3. Cara Kerja.............................................................................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................................13
1. Rancangan Percobaan Pengaruh Intensitas Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Cabai....13
2. Hasil Pengamatan..................................................................................................................14
3. Pembahasan...........................................................................................................................14
BAB V.................................................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................................16
1. Kesimpulan............................................................................................................................16
2. Saran.......................................................................................................................................16
LAMPIRAN.......................................................................................................................................17
ABSTRAK
Berdasarkan temuan ini, disarankan untuk melakukan penyiraman air yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman cabai. Uji tanah dan konsultasi dengan ahli pertanian
direkomendasikan untuk menentukan penyiraman yang optimal. Dengan melakukan
intensitas penyiraman yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi tanaman
cabai secara efisien dan berkelanjutan.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Untuk tumbuh, setiap makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan,
membutuhkan nutrisi dan kondisi yang sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya
tumbuhan akan selalu membutuhkan air, unsur hara dan sinar matahari untuk tetap
hidup dan berkembang.Terung termasuk jenis tanaman yang relatif mudah termasuk
tanaman yang relatif mudah untuk ditanam karena tidak tergantung pada iklim tertentu.
Dengan memperhatikan kecukupan faktor-faktor eksternal seperti air dan mineral,
kelembaban, suhu serta cahaya, Terung dapat tumbuh dengan baik.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah air. Air mutlak diperlukan tumbuhan, karena di dalam
hidupnya tak mungkin tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang tanpa memerlukan air.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada seledri
adalah air. Pemberian intensitas air berbeda akan menghasilkan pertumbuhan yang
berbeda pula. Berdasarkan hal tersebut peneliti pun tertarik untuk meneliti pengaruh
intensitas pemberian air terhadap pertumbuhan tanaman seledri.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang teridentifikasi di latar belakang, maka disusun rumusan
masalah sebagai berikut : “Adakah pengaruh intensitas penyiraman air terhadap
pertumbuhan bibit cabai?”
3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan adanya
pengaruh intensitas penyiraman air terhadap pertumbuhan bibit cabai.
4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas
penyiraman air terhadap pertumbuhan bibit cabai dan berapa kebutuhan air yang
diperlukan benih seledri dalam penyiraman air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Landasan Teori
a) Definisi Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan tanaman merupakan hasil dari berbagai proses fisiologi,
melibatkan faktor genotipe yang berinteraksi dalam tubuh tanaman dengan faktor
lingkungan. Proses tersebut yaitu pertambahan ukuran, bentuk, dan jumlah. Ciri-ciri
pertumbuhan pada tanaman yang tampak sebagai fenotipe utamanya dipengaruhi
oleh faktor genotipe, sedangkan ciri-ciri lainnya ditentukan oleh pengaruh
lingkungan sehingga pertumbuhan merupakan fungsi dari genotipe x lingkungan.
Dalam usaha pertanian, aspek pertumbuhan tanaman mengacu pada tujuan
utamanya yaitu memaksimalkan laju pertumbuhan dan hasil panen melalui
manipulasi genetik dan lingkungan.
Secara umum, pertumbuhan didefinisikan sebagai proses pembelahan dan
pemanjangan sel Pertumbuhan tanaman dalam arti terbatas menunjuk pada
pertambahan ukuran yang tidak dapat balik, mencerminkan pertambahan
protoplasma dan bobot kering pada tanaman. Pertambahan bobot kering umumnya
digunakan sebagai penunjuk ciri pertumbuhan karena pada umumnya hal tersebut
mempunyai kepentingan ekonomi yang paling besar.
Adapun parameter lain di antaranya adalah tinggi, volume, dan luas daun juga
dapat digunakan untuk mendeteksi adanya pertumbuhan ada tanaman. Adapun
parameter lain yaitu bobot basah tidak banyak digunakan karena
angkanyaberfluktuasi walaupun pada kepentingan tertentu, parameter ini menjadi
penting daripada bobot kering (digabung dengan faktor kualitas) terutama pada
studi dan produksihortikultura.
Analisis pertumbuhan tanaman merupakan suatu cara untuk mengikuti
dinamika fotosintesis yang diukur dengan luas daun dan produksi bahan kering.
Kuantitas lain dalam analisis diperoleh melalui perhitungan. Akumulasi bahan
kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat energi dari cahaya
matahari melalui prosesfotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor
lingkungan. Distribusi akumulasi bahan kering pada bagian-bagian tanaman seperti
akar, batang, daun dan bagiangeneratif, dapat mencerminkan produktivitas
tanaman.
Salah satu manfaat menggunakan analisis pertumbuhan tanaman adalah
mengetahui pengaruh perlakuan dan faktor-faktor dalam budidaya tanaman
terhadap kualitas pertumbuhan dan hasil tanaman. Kuantitas analisis pertumbuhan
tanaman yang diperoleh dari bobot dan luas daun tanaman yaitu Laju Pertumbuhan
Relatif (Relative Growth Ratio), Nisbah Luas Daun (Leaf Area Ratio), Luas Daun
Khas (Spesific Leaf Area), Bobot Daun Khas (Spesific Leaf Weight),Indeks Luas
Daun (Leaf Area Index), Laju Asimilasi Bersih (Net Assimilation Rate), Laju
Pertumbuhan Tanaman (Crop Growth Rate), Laju Pertumbuhan Relatif (Relatif
Growth Rate), Lamanya Luas Daun (Leaf Area Duration), dan Lamanya Biomassa
(Biomass Duration).
b) Klasifikasi Tanaman Cabai
Tanaman cabai merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu dengan
tinggi berkisar antara 45 – 100 cm ( Wiryanta, 2008 ). Secara geografis tanaman
cabai dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1200 m di atas permukaan laut. Pada
dataran tinggi yang berkabut dan kelembabannya tinggi,tanaman cabai mudah
terserang penyakit. Cabai akan tumbuh baik pada daerah yang rata-rata curah hujan
tahunannya antara 600 – 1250 mm dengan bulan kering 3 – 8,5 bulan dan pada
tingkat penyinaran matahari lebih dari 45 % ( Suwandi dkk, 1997 ). Cabai biasanya
identik dengan rasa pedas yang disebabkan oleh kandungan senyawa capsaicin
dalm buah cabai. Selain capsaicin cabai juga memiliki banyak kandungan gizi dan
vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1,
dan vitamin C (Prayudi, 2010).
Adapun klasifikasi dari Cabai (Capsicum annuum L) adalah sebagai berikut
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L.
c) Morfologi Tanaman Cabai
1. Daun, daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada
daun yang berbentuk oval, lonjong. Warna permukaan daun bagian atas
biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan
permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau
pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang
berkerutkerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 — 11 cm, dengan lebar
antara 1 — 5 cm.
b) Batang, tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak
berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian
membentuk banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang
batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar,
panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang
tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang
yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul wama coklat
seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan
jaringan parenkim.
c) Akar, tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri
dari akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan
hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki
akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh kearah bawah yang berfungsi
sebagai akar tunggang semu.
d) Bunga, bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang
sama, yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk
dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada
ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam
satu tandan biasanya terdapat 2 — 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman
cabai warnanya bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu.
Diameter bunga antara 5 — 20 mm.
Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman
terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga
betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat
melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang
lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai
yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik
dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian.
METODE PENELITIAN
3. Cara Kerja
Penelitian mengenai pengaruh intensitas penyiraman air terhadap pertumbuhan
bibit cabai biasanya dilakukan dengan metode eksperimen ilmiah. Berikut adalah
langkah-langkah umum yang dilakukan dalam penelitian tersebut:
a) Perencanaan Penelitian
Peneliti merancang rencana eksperimen yang jelas dan terstruktur. Mereka
menentukan variabel yang akan diukur, seperti pertumbuhan tanaman, produksi
buah, kualitas buah, atau kandungan nutrisi dalam tanaman cabai.
b) Pengumpulan Data Awal
Sebelum memulai penelitian, peneliti mengumpulkan data awal mengenai
kondisi tanah, kualitas tanah, dan faktor lingkungan lainnya di lokasi penelitian.
Data awal ini berfungsi sebagai acuan untuk membandingkan hasil eksperimen
nantinya.
c) Pembagian Kelompok
Tanaman cabai dibagi menjadi beberapa kelompok yang setara berdasarkan
karakteristik yang relevan. Setiap kelompok akan menerima perlakuan intensitas
penyiraman air yang berbeda.
d) Pemberian Perlakuan
Setiap kelompok tanaman diberikan perlakuan intensitas penyiraman air yang
telah ditentukan sesuai kelompoknya. Ada kelompok kontrol yang tidak menerima
pupuk kandang untuk membandingkan hasil dengan kelompok yang menerima
perlakuan.
e) Pengamatan dan Pengukuran
Peneliti secara berkala mengamati dan mengukur pertumbuhan tanaman,
produksi buah, serta parameter lain yang menjadi fokus penelitian. Pengamatan ini
dilakukan selama periode yang telah ditentukan, yang dapat berlangsung beberapa
minggu hingga beberapa bulan.
f) Analisis Data
Setelah periode penelitian selesai, peneliti mengumpulkan semua data yang
telah dikumpulkan. Data tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi adanya
pengaruh intensitas penyiraman air terhadap pertumbuhan bibit cabai.
g) Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, peneliti membuat kesimpulan mengenai pengaruh
intensitas penyiraman air pada pertumbuhan, produksi, dan kualitas buah tanaman
cabai. Hasil penelitian ini diinterpretasikan dan didiskusikan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh intensitas penyiraman air
terhadap pertumbuham bibit cabai.
h) Laporan Penelitian
Hasil penelitian disusun dalam bentuk laporan ilmiah yang mencakup
metodologi, hasil, kesimpulan, dan diskusi. Laporan ini kemudian dapat
dipublikasikan atau digunakan sebagai dasar untuk pengembangan penelitian lebih
lanjut.
BAB IV
2. Hasil Pengamatan
Keterangan
Tanaman A : Penyiraman 2 kali sehari
Tanaman B : Penyiraman 3 kali sehari
Tanaman C : Penyiraman 4 kali sehari
Tanaman D : Tidak melakukan penyiraman sama sekali
3. Pembahasan
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik, kondisi
lingkungan, dan perawatan. Dalam tabel diatas, tanaman D tidak memiliki pertumbuhan
yang baik karena tidak adanya intensitas penyiraman pada bibit tersebut.
Pengaruh intensitas penyiraman air terhadap pertumbuhan bibit cabai dapat
menjadi subjek penelitian yang menarik. Berikut beberapa pembahasannya:
a) Pertumbuhan Tanaman
Penambahan intensitas penyiraman pada Tanaman A kemungkinan akan
meningkatkan pertumbuhan bibit cabai dibandingkan dengan Tanaman D yang
tidak diberi penyiraman air. Hal ini dikarenakan air berfungsi sebagai pelarut
universal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bibit.
b) Produktivitas dan Hasil
Tanaman B dan C yang mendapatkan penyiraman air yang sesuai (mungkin)
akan menghasilkan lebih banyak cabai dibandingkan dengan Tanaman A dan D.
c) Kualitas Buah
Intensitas penyiraman air yang tepat dapat mempengaruhi kualitas cabai,
seperti ukuran, warna, rasa, dan kandungan nutrisi. Tanaman yang diberi
intensitas penyiraman air yang sesuai mungkin menghasilkan cabai yang lebih
baik dari segi kualitas.
d) Respon Tanaman Terhadap Intensitas Penyiraman Air
Selain itu, penting untuk memperhatikan apakah terdapat perbedaan dalam
respon tanaman terhadap intensitas penyiraman air yang berbeda.
BAB V
1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, serta hasil dan pembahasan yang telah
dijabarkan dalam bab sebelumnya mengenai pengaruh intesitas pemberian air terhadap
pertumbuhan tanaman cabai, maka kami dapat menyimpulkan bahwa:
a) Air adalah senyawa pelarut mineral-mineral dalam tanah untuk diproses dalam
fotosistesis dan meyebarkan hasi fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan dan menkan
didnding turgor tumbuhan untuk melakukan perkembangan.
b) Air sangat mempengaruhi pertumbuhan bibit cabai, semakin besar jumlah intensitas
air maka akan memberikan pertumnbuhan lebih baik pada tanaman cabai.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil maka kami menyarankan agar:
a) Memperhatikan dan intensitas pemberian air yang sesuai dalam proses budidaya
tanaman cabai.
b) Perlu diadakan penelitian lanjutan yang lebih koprehensif, agar mendapat hasil yang
lebih mendetail.
LAMPIRAN
Selasa, 1 Agustus
2023
Rabu, 2 Agustus
2023
Kamis, 3 Agustus
2023
Jumat, 4 Agustus
2023
2. Foto Anggota Kelompok