Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENELITIAN

“Pengaruh Pemberian Kadar Air Terhadap Pertumbuhan Cabai Rawit”


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian ini diajukan sebagai syarat pemenuhan nilai biologi pada kompetensi
dasar pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

Mengetahui ;

Guru pembimbing

MUH. RAMLI S.Pd

NIP : 1969042019920131011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Pengaruh Pemberian Kadar Air
Terhadap Cabai “. Penulisan makalah adalah salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi kelas XII Semester I di SMAN 3 TAKALAR.

Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan,


baik pada penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini membantu teman-teman untuk


mengetahui secara garis besar tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.

Terima kasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca makalah ini.

Takalar, 17 September 2019

Penulis
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................................................
Lembaran Pengesahan................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................
1.1 Latar Belakang Penelitian..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................


2.1 Teori..........................................................................................................................
2.2 Konsep.......................................................................................................................
2.3 Fakta-fakta dalam Penelitian.....................................................................................
2.4 Hipotesis....................................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................................................
Alat dan Bahan yang Digunakan
Waktu dan Tempat Penelitian
Cara Kerja
Cara Pengambilan Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................
Data dan Fakta yang Diperoleh selama Penelitian
Pengolahan Data dan Analisis Hasil Penelitian
BAB V PENUTUP..........................................................................................................................
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup
yang lain juga sangat membutuhkan air. Air adalah faktor yang menentukan
kehidupan tumbuhan. Tanpa adanya air, tumbuhan tidak bisa melakukan berbagai
macam proses kehidupan apapun. Kira-kira 70% atau lebih daripada protoplasma sel
hidup terdiri dari air. Air juga merupakan salah satu komponen fisik yang sangat vital
dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Ketersediaan air dalam tubuh tanaman diperoleh melalui proses fisiologis
absorbsi. Sedangkan hilangnya air dari permukaan bagian-bagian tanaman melalui
proses fisiologi, evaporasi dan transpirasi. Peranan air sangat penting menimbulkan
konsekuensi bahwa langsung atau tidak langsung kekurangan air pada tanaman akan
memperngaruhi semua proses metaboliknya sehingga dapat menurunkan
pertumbuhan tanaman.

Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) diantaranya teknis


budidaya, kekahatan hara dalam tanah, serangan hama dan penyakit dan kadar air
sehingga perlu diketahui kadar air yang bisa dioptimalkan dalam pertumbuhan tanaman
cabai. Maka dari itu, penelitian kali ini kami mengambil judul “ Pengaruh Pemberian
Kadar Air Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Cabai”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah perlakuan pemberian kadar air yang berbeda-beda memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan cabai?
2. Kadar air manakah yang baik dalam pertumbuhan cabai?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan cabai.
2. Untuk mengetahui kadar air yang baik dalam pembuatan cabai.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini yaitu :
- Dapat mengetahui pengaruh pemberian kadar air pada tanaman cabai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Pertumbuhan

Yang paling umum, pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena organisme


multisel, tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam
bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pada banyak kajian.
Pertumbuhan perlu diukur, tapi ada dua macam pengukuran yang lazim digunakan untuk
mengukur pertambahan volume dan massa. Pertambahan volume (ukuran) ditentukan
dengan cara mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti panjang (misalnya, tinggi
batang),diameter (misalnya, diameter batang), atau luas (misalnya, luas daun).

Pertumbuhan pada tanaman merupakan proses bertambahnya ukuran dari kecil


hingga sampai dewasa yang sifatnya kuantitatif, artinya, dapat kita ukur yang dapat
dinyatakan dengan suatu bilangan, misalnya tanaman pare umur 1 minggu tingginya 5 cm.
Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan yang ditandai dengan tanaman
menjadi dewasa yaitu dapat menghasilkan biji kembali. Dengan demikian, dapat dijelaskan
bahwa pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah sel
secara irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula.

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor


internal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain umur, keadaan tanaman, faktor
hereditas, dan zat pengatur tumbuh. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan
adalah cahaya, temperatur, kelembaban, nutrisi atau garam-garam mineral, oksigen. Proses
pertumbuhan akan menghasilkan produk tanaman yaitu bagian tanaman yang dapat
dipanen dalam perluasan tanah pada satuan waktu tertentu.

2.2Cabai Rawit

Cabai merupakan tanaman sayuran buah semusim yang diperlukan oleh seluruh
lapisan masyarakat sebagai bumbu atau penyedap makanan. Tanaman cabai memiliki
banyak nama populer lebih umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili. Nama
populer lebih umum digunakan untuk menyebut berbagai jenis cabai besar, cabai manis,
atau paprika. Sedangkan chili, biasanya digunakan untuk menyebut cabai pedas, misalnya
cabai rawit. Di Indonesia sendiri, penanaman cabai juga bermacam-macam tergantung
daerahnya. Cabai sering disebut dengan berbagai nama lain, misalnya, lombok, mengkreng,
rawit, cengis, cengkek, sebie dan sebutan lainnya.

1. Sejarah Penyebaran
Ditinjau dari segi sejarahnya, tanaman cabai berasal dari dunia baru (Meksiko,
Amerika Tengah dan Pegunungan Andes di Amerika Selatan), kemudian
menyebar ke Eropa pada abad ke-15. Kini tanaman cabai sudah mulai
menyebar ke berbagai negara tropik, terutama di Asia, Afrika Tropika,
Amerika Selatan, dan Karibia. Di Indonesia, tanaman cabai tersebar luas di
berbagai daerah, seperti : Purworejo, Kebumen, Tegal, Pekalongan, Pati,
Padang, Bengkulu dll.

Klasifikasi Tanaman Cabai


Secara umum, klasifikasi tanaman cabai adalah sebagai berikut:
 Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
 Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan Berpembuluh )
 Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan Biji )
 Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan Berbunga )
 Kelas : Magnoliopsida ( Berkeping Dua / Dikotil )
 Sub Kelas : Asteridae
 Ordo : Solanales
 Famili : solanaceace ( Suku Terong-terongan )
 Genus : Capsicum
 Spesies : Capsicum Annum L

Cabai masuk dalam suku terong-terongan ( solanaceace ) dan merupakan


tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran
tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta
mengandung minyak atrisi capsaicin, yang bila digunakan untuk rempah-
rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga
bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di
pasar. Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus,
gembar dan sarang serta tergenang air.

2. Morfologi Tanaman Cabai


Cabai termasuk tanaman semusim (setahun) yang berbentuk perdu, tingginya
bisa mencapai 1 ½ meter atau lebih. Daunnya bervariasi menurut spesies dan
varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang
lengset. Warna permukaan daun bagian atau biasanya hijau muda, hijau,
hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian
bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan
daun cabai ada yang halus adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun
cabai antara 3 – 11 cm, dengan lebar antara 1 – 5 cm.
 Batang, batang pada tanaman cabai hijau tidak berkayu. Bentuknya
bulat sampai agak persegi dengan posisi yang cenderung agak tegak.
Warna batang kehijauan sampai keunguan dengan ruas berwarna
hijau atau ungu.
 Pada batang-batang yang telah tua (batang paling bawah), akan
muncul warna coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu yang
diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim. Bisanya batang akan
tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak
percabangan.
 Akar, akar tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit. Akar
tunggangannya dalam dengan susunan akar sampingnya (serabut)
yanag baik. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan
hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme.
 Bunga, bunga tanaman cabai merupakan bunga sempurna. Aktinya
dalam satu tanaman terdapat bungan jantan dan bunga betina.
Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama
(atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan
sendiri. Bunga berbentuk binatang, biasanya tumbuh pada ketiak
daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam
satu tandan biasanya terdapat 2-3 bunga saja. Mahkota bunga
tanaman cabai warnanya putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter
bunga antara 5-20 mm. Tiap bunga memiliki 5 daun buah dan 5-6
mahkota.
 Buah, buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling
banyak dikenal dan memiliki banyak variasi.
3. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit
Beberapa syarat tumbuh tanaman cabai rawit diantaranya adalah keadaan
iklim, suhu dan keadaan tanah, uraian ketiganya adalah sebagai berikut:
a. Keadaan Iklim
Tanaman cabai lebih senang tumbuh di daerah yang tipe iklimnya
lembab sampai agak lembab. Tanaman cabai tidak senang terhadap curah
hujan lebat, tetapi pada stadia tertentu perlu banyak air.
Di daerah yang iklimnya sangat basah tanaman mudah terserang
penyakit daun seperti bercak hitam (antraknosa). Oleh karena itu, tanaman
cabai sangat baik ditanam pada awal musim kemarau. Pada musim hujan
tanaman juga mudah mengalami tekanan (stres), sehingga bunganya sedikit,
dan banyak bunga yang tidak mampu menjadi buah. Kalaupun bisa berbuah,
buahnya akan mudah sekali gugur karena tekanan air hujan yang lebat
(Sunaryono 2003). Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai berkisar anatara 600-1200 mm/tahun dengan
jumlah bulan basah 3-9 bulan.
Walaupun demikian, apabila pada waktu berbunga tanaman cabai
kekurangan air, maka banyak bunga yang akan gugur tidak mampu menjadi
buah. Pada umumnya, tanaman cabai lebih senang ditanam di daerah yang
terbuka (Hadiyanto 2005).
b. Suhu Udara
Suhu udara yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
cabai berkisar antara 210 C- 280C. Suhu harian yang terlalu terik, yakni diatas
320 C menyebabkan tepung sari tanaman cabai tidak berfungsi untuk
melakukan pembuahan. Selain itu juga suhu harian yang terik dapat
menyebabkan bunga dan buahnya terbakar. Suhu tanahnya pun juga
berpengaruh terhadap penyerapan usur hara terutama N dan P.
Apabila pada waktu berbunga suhu turun di bawah 150 C, maka
pembuahan dan pembijiannya terganggu. Pada suhu ini, unsur mikro yang
penting untuk pertumbuhan buah sukar diserap oleh tanaman cabai sehingga
terjadi buah tanpa biji taua patreokapri. Suhu udara yang rendah,
menyebabkan banyak cendawan penyakit daun menyerang tanaman cabai,
terutaman apabila disertai dengan kelembaban tinggi.
c. Tanah
Tanah yang subur dan banyak mengandung humus (bahan organik),
gembar dan memiliki drainase baik sangat cocok untuk budidaya tanaman
cabai hijau. Tanaman cabai sebenarnya dapat tumbuh disegala macam tipe
tanah, dan ketinggian tempat. Tanaman cabai hijau akan tumbuh baik pada
ketinggi 0-1300m dpl. Bahkan pada ketinggian 1500m dpl pun tanaman cabai
hijau masih mampu tumbuh dan berbuah baik. Tanah yang air tanahnya
dangkal dan prositasnya rendah menyebabkan tanaman cabai mudah
terserang hama dan penyakit akar, penyakit layu keguguran pada daun dan
buahnya. pH tanah yang baik untuk tanaman cabai sangat toleran terhadap
tanah masam yang pH nya kurang dari 5 hanya saja buahnya kurang lebat dan
pertumbuhannya kerdil.
4. Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Cabai Rawit
a. Fase Vegetatif
Fase muda vegetatif adalah fase yang dimulai sejak perkecambah biji,
tumbuh menjadi bibit dan dicirikan oleh pembentukan daun-daun yang
pertama dan berlangsung terus sampai masa berbunga atau berbuah yang
pertama .
b. Fase Generatif
Fase generatif adalah fase yang ditandai dengan lebih pendeknya
pertumbuhan ranting dan ruas, lebih pendeknya jarak antar daun pada pucuk
terhenti. Pada fase ini terjadi pembentukan dan perkembangan kuncup
bunga, buah, biji dan pembentukan struktur penyimpanan makanan.

2.3 Peranan Air Bagi Tanaman

Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah
besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kadar air adalah presentase
kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah atau
berdasarkan berat kering. Kadar air berat basah mempunyai batas makimum teoritis sebesar
100%. Sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100%.

Fungsi air bagi tanaman yaitu:

1. Sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma.


2. Sebagai senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan tanah ke
tanaman dan sebagai pelarut mineral nutrisi yang akan diangkut dari satu bagian sel
ke bagian sel lain.
3. Sebagai media terjadinya reaksi-reaksi metabolik sebagai rektan pada sejumlah
reaksi metabolisme seperti siklus asam trikarboksilat.
4. Sebagai penghasil hidrogen pada proses fotosintesis.
5. Menjaga turgiditas sel dan berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran sel.
6. Mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti membuka dan menutupnya stomata,
membuka dan menutupnya bunga serta melipatnya daun-daun tanaman tertentu.
7. Berperan dalam perpanjangan sel.
8. Sebagia bahan metabolisme dan produk akhir respirasi.
9. Digunakan dalam proses respirasi.

Kehilangan air pada jaringan tanaman akan menurunkan turgor sel, meningkatkan
konsentrasi makro molekul serta senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah,
mempengaruhi membran sel dan potensi aktivitas kimia air dalam tanaman. Peran air yang
sangat penting tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau tidak langsung
kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses metaboliknya sehinnga
dapat menurunkan pertumbuhan tanaman.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Botol bekas 3
2. Biji cabai rawit
3. Gelas ukur
4. Air
5. Tanah
6. Penggaris
7. Pulpen
8. Buku catatan

3.2 Cara Kerja

Langkah kerja:

1. Siapkan semua alat dan bahan, lalu botol bekas dipotong/dibelah dua hingga seperti
pot.
2. Tiap botol diisi dengan tanah yang sudah pulla dicampur dengan kotoran, lalu
banyaknya media tiap botol itu sama, dan setiap botol tersebut diberi label.
3. Tanam biji cabai hijau yang sudah kering lalu masukkan ke dalam botol yang masing-
masing botol diisi 9-10 biji cabai.
4. Siram tanaman cabai setiap hari dengan menggunakan gelas ukur sesuai dengan
perlakuan yang diberikan. Setiap perlakuan yang diberikan adalah kadar air yang
terdiri dari 220 ml pada botol A, 290 ml pada botol B, dan 330 ml pada botol C.
5. Kemudian amati pertumbuhan cabai tersebut.
6. Setiap cabai tumbuh ukur panjang batang, panjang daun, dan jumlah daun dengan
menggunakan penggaris, dan catat pengamatannya setiap 10 hari sekali.

3.2 Jadwal kegiatan


Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 20 hari / ± 3 minggu yaitu dimulai pada
tanggal 13 september 2019 sampai dengan 2 oktober 2019. Pengamatan dilakukan setiap 10
hari sekali untuk mengetahui pertumbuhan cabai. Tabel pengamatan pertumbuhan cabai
adalah sebagai berikut.

 TABEL PENGAMATAN 1 BOTOL A (kadar air 220 ml)

Indikator Pengukuran
No Hari/Tanggal
P.Batang P.Daun J.Daun
1 13-9-2019 Belum ada Belum ada Belum ada
2 22-9-2019 3,5 cm 1,3 cm 13
3 2-10-2019 6 cm 2,5 cm 28

 TABEL PENGAMATAN 2 BOTOL B (kadar air 290 ml)

Indikator Pengukuran
No Hari/Tanggal
P.Batang P.Daun J.Daun
1 13-9-2019 Belum ada Belum ada Belum ada
2 22-9-2019 3,6 cm 1,3 cm 14
3 2-10-2019 7,5 cm 2,5 cm 18

 TABEL PENGAMATAN 3 BOTOL C (kadar air 330 ml)

Indikator Pengukuran
No Hari/Tanggal
P.Batang P.Daun J.Daun
1 13-9-2019 Belum ada Belum ada Belum ada
2 22-9-2019 3,6 cm 1,3 cm 14
3 2-10-2019 7,5 cm 2 cm 25

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data dan Fakta yang Diperoleh Selama Penelitian

 TABEL PENGAMATAN 1 BOTOL A (kadar air 220 ml)

Indikator Pengukuran
No Hari/Tanggal
P.Batang P.Daun J.Daun
1 13-9-2019 Belum ada Belum ada Belum ada
2 22-9-2019 3,5 cm 1,3 cm 13
3 2-10-2019 6 cm 2,5 cm 28

 TABEL PENGAMATAN 2 BOTOL B (kadar air 290 ml)

Indikator Pengukuran
No Hari/Tanggal
P.Batang P.Daun J.Daun
1 13-9-2019 Belum ada Belum ada Belum ada
2 22-9-2019 3,6 cm 1,3 cm 14
3 2-10-2019 7,5 cm 2,5 cm 18

 TABEL PENGAMATAN 3 BOTOL C (kadar air 330 ml)

Indikator Pengukuran
No Hari/Tanggal
P.Batang P.Daun J.Daun
1 13-9-2019 Belum ada Belum ada Belum ada
2 22-9-2019 3,6 cm 1,3 cm 14
3 2-10-2019 7,5 cm 2 cm 25

4.2 Pengolahan Data dan Analisis Hasil Pengamatan


Jumat 13-09-2019
 Botol A 220 ml
PB : belum ada
PD : belum ada
JD : belum ada

 Botol B 290 ml
PB : belum ada
PD : belum ada
JD : belum ada

 Botol C 330 ml
PB : belum ada
PD : belum ada
JD : belum ada

Kamis 22-09-2019
 Botol A 220 ml
PB : 3,5 cm
PD : 1,3 cm
JD : 13 cm

 Botol B 290 ml
PB : 3,6 cm
PD : 1,3 cm
JD : 14

 Botol C 330 ml
PB : 3,6 cm
PD :1,3 cm
JD : 14
Rabu 2-10-2019
 Botol A 220 ml
PB : 6 cm
PD : 2,5
JD : 28

 Botol B 290 ml
PB :7,5 cm
PD : 2,5 cm
JD : 18

 Botol C 330 ml
PB : 7,5 cm
PD : 2 cm
JD : 25
GRAFIK

Botol A 220 ml
30

25

20

15

10

0
13/09/2019 22/09/2019 Category 3
P.B P.D J.D

Botol B 290 ml
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
13/09/2019 22/09/2019 Category 3
P.B P.D J.D
Botol C 330 ml
30

25

20

15

10

0
13/09/2019 22/09/2019 Category 3
P.B P.D J.D
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hasil percobaan menunjukkan bahwa:
 Tanaman yang mendapatkan kadar air yang berlebihan maka
pertumbuhan dan perkembangannya lebih lambat, dan proses
pertumbuhan dan perkembangan batang, daun dan jumlah daunnya akan
lambat untuk mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

 Tanaman yang mendapatkan kadar air yang tidak terlalu sedikit dan juga
tidak terlalu banyak maka proses pertumbuhan dan perkembangannya
lebih cepat, dan proses pertumbuhan dan perkembangan batang, daun
dan jumlah daunnya akan cepat mengalami pertumbuhan dan
perkembangan mengalami pertumbuhan lebih cepat dan mempunyai
batang yang lebih tinggi, daunnya berukuran kecil, tipis, berwarna pucat,
batang melengkung dan tidak kokoh.

2. Air merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan pada tumbuhan.

B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis atau peneliti yang dapat disampaikan kepada
pembaca yaitu: penelitian tentang cabai rawit yaitu penyiraman terhadap tanaman
lebih bagus jika disesuaikan dengan umur atau seberapa besar tanaman, seperti
contoh tanaman yang masih kecil disimpan dengan volume penyiraman yang lebih
sedikit dari pada tanaman yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai