Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRATIKUM MK DASAR AGRONOMI

Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Budidaya


Tanaman Tomat

Dosen Pengampu :
Ibu Ir. Yunida Berliana, MP

Asisten Dosen: 1. Chasnawi


2. Perdana Prasetyo Tamba

Disusun Oleh :
Nama Prodi NPM
Angga Syahputra Agroteknologi 2029021003
Merryana Christien Rambe Agroteknologi 2029021011
Handika Prasetia Tamba Agroteknologi 2029021008

FAKULTAS PERTANIAN & PERTERNAKAN


UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN MEDAN
T.A 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nyalah, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini baik dan tepat pada waktunya yang berjudul “ makalah
tentang budidaya tanaman Tomat”.
         Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Baik berupa bantuan material maupun dorongan moril yang sangat
bermanfaat bagi penulis.Untuk itu, penulis berkewajiban untuk menyampaikan banyak ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
         Selain itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan sangat
jauh dari kata “sempurna”. Karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran-saran yang sifatnya
membangun demi untuk  penyempurnaan makalah ini. Namun, kami tetap berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi para pelajar Mahasiswa.
          Kami ucapkan terimakasih kepada pihak www.google.com , www.wikipedia.com dan pihak
lainnya yang telah memberikan informasi tentang penyusunan makalah ini.
   Semoga Allah SWT, memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
rangka penulisan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Amin.Demikian yang dapat penulis sampaikan,Wassallammualaikum wr.wb.

Medan, 06 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2.  Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3. Hipotesis ........................................................................................................ 1
1.4. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 2


2.1. Sejarah singkat tomat ................................................................................. 2
2.2. Budidaya tanaman tomat............................................................................. 3
2.3. Syarat tumbuh ............................................................................................. 5
2.4. Penanaman ................................................................................................... 6
2.5. Panen dan pasca panen ............................................................................... 6

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 8


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................... 8
3.2.1 Alat ................................................................................................. 8
3.2.2 Bahan .............................................................................................. 8
3.3 Hasil Pengamatan Pada Tanaman Tomat ................................................ 9
3.4 Pengaruh Pupuk kandang Pada tanaman Tomat ................................... 10
..............................................................................................................................

BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 14
B. SARAN.......................................................................................................... 14
DAFTARPUSTAKA................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang
cerah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung
vitamin C. Selain sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat
digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam masakan seperti sop, gado-gado, sambal,
dan juga dapat dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya
untuk minuman sari buah tomat, es juice tomat, dan konsentrat. Berbagai macam kegunaan
tersebut dapat memberikan keuntungan, baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat
pada umumnya.

Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar
(Cahyono,1998). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara (2009),
produksi tomat pada tahun 2011 sebanyak 3.009 ton dengan luas panen seluas 40 ha,
sementara untuk Desa Lapandewa pada tahun 2011 produksi tanaman tomat sebanyak 93,58
ton dengan luas panen sekitar 10,56 ha.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah berapa besar biaya produksi dan pendapatan dalam usaha tani tomat.

C. Hipotesis

Hipotesis yang kami buat adalah ada pengaruh kadar pupuk terhadap
pertumbuhan tomat. Dan kadar pupuk yang lebih banyaklah yang akan menghasilkan
tanaman tomat tumbuh dengan baik dan cepat.

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya produksi
dan pendapatan usaha tani tomat.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Tomat

Tanaman tomat termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dahulu.
Peranannya yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat sudah sejak lama diketahui
orang. Tanaman tomat (Lycopersium escuslentum Mill) adalah tumbuhan setahun, berbentuk
perdu atau semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga (angiospermai).
Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonnae (berkeping dua).
Taksonomi tanaman Tomat adalah: Kingdom: Plantea, Divisio: Spermathopyta, Kelas:
Diccotylledon, Ordo: tubiflorae, Family Solanaceae, Genus: Lycopersicum, Spesies:
Lycopersicum esculenturn mill.

Secara lengkap ahli-ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat secara sistemik


sebagai berikut (Tugiyono, 2005).

Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae (berbunga seperti terompet)
Genus : Solanum (Lycopersicum)
Species : Lycopersicum esculentum Mill

Batang tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat. Warna
batang hijau dan berbentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan batangnya banyak
ditumbuhi rambut halus terutama dibagian berwarna hijau. Diantara rambut-rambut tersebut
terdapat rambut kelenjar. Pada bagian buku-bukunya terjadi penebalan dan kadang-kadang
pada buku bagian bawah terdapat akar-akar pendek. Jika dibiarkan (tidak dipangkas) tanaman
tomat akan mempunyai banyak cabang yang menyebar rata. Sebagaimana tanaman dikotil
lainnya, tanaman tomat berakar samping yang menjalar ke tanah.
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas, yaitu berbentuk oval,
bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Daunnya merupakan Dibagian bawah
terdapat 5 buah kelopak bunga yang berwarna hijau. Buah tomat yang masih muda biasanya
terasa getir dan berbau tidak enak karena mengandung lycopersicin yang berupa lendir dan
dikeluarkan 2-9 kantong lendir. Ketika buahnya semakin matang, lycopersicin lambat laun
hilang sendiri sehingga baunya hilang dan rasanyapun jadi enak, asam-asam manis
( Trisnawaty dan Setiawan, 1993 ).

2
B. Budidaya Tomat

1. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan cara dicangkul atau dibajak secara merata kemudian lahan
dibiarkan selama satu minggu untuk mematangkan tanah, satu minggu setelah pengolahan lahan,
dibuatlah bedengan-bedengan untuk media tanam dengan ukuran lebar bedeng antara 120-130 cm
sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Untuk penggunaan ukuran lebar
bedengan tersebut digunakan oleh seluruh petani yang ada di lokasi penelitian.

2. Penyemaian
Untuk memudahkan perawatan, biji yang sudah mendapat perlakuan fungisida, disemaikan dalam
wadah yang terbuat dari kotak kayu, polibag, pot bunga dan sebagainya. Biji disebar merata
diatas pesemaian berupa tanah yang bersih yang sudah diayak dan dicampur dengan pasir bersih
serta pupuk kandang (perbandingan 1:1:1). Kemudian ditutup dengan tanah yang dilewatkan
melalui sebuah ayakan, tidak tebal tetapi asal dapat menutup media. Media untuk pesemaian ini
dipilih yang mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan
memudahkasn pemindahan bibit ke polibag pembesaran.

3. Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar dilakukan setelah bedengan telah siap. Pupuk dasar yang digunakan antara lain,
kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL. diberikan secara bersamaan sebelum dilakukan
pemasangan rnulsa, untuk luas lahan 0,4 ha kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL.

4. Pemasangan Mulsa
Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya tanaman, telah diperkenalkan
dengan teknik kultur sistem mulsa plastik, terutama MPHP. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di
lapangan, sistem pemulsaan ini berpengaruh baik terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas
hasil tomat. Penggunaan mulsa plastik hitam perak sebagai mulsa lebih praktis dibanding dengan
penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati atau jerami.

5. Pembuatan lubang tanam


Setelah persiapan lahan pertanaman rampung/selesai pekerjaan selanjutnya pada areal
pertanaman adalah mempersiapkan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam dilakukan satu
minggu sebelum penanaman bibit. Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah
ditentukan yaitu 60 cm X 80 cm dan alat yang digunakan untuk membuat lubang tanam ada
berbagai jenis. Misalnya kaleng silinder, ataupun alat yng dibuat secara khusus untuk membut
lubang tanam. Jarak tanam harus diatur dengan baik dan jangan terlalu rapat, karena dapat
mengurangi penerimaan sinar matahari.

6. Penanaman
Bibit seharusnya sudah diseleksi pada temat pembibitan sebelumnya diangkut ke lahan
pertanaman. Bibit tomat adapat dipindahkan ke lahan pertanaman apabila telah berumur antara 30
– 45 hari di pesemaian. Bibit yang terpilih sebaiknya yang berpenampilan sehat, tumbuh subur
dan tegak serta daunnya tidak ada yang rusak. Bibit dirawat agar terhindar dari serangan hama
dan penyakit. Kesehatan bibit yang sudah terjamin baik dapat diperhastikan dari petumbuhannya
yang normal dan tanaman tampak subur.

3
7. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan untuk mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang
pertumbuhannya tidak normal. Penyulaman tanaman biasanya dilakukan antara 4-7 hari setelah
tanam. Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau tumbuh secara abnormal dan
bibit yang digunakan untuk menyulam haruslah berasal dari bibit yang sama dengan harapan
tanaman yang ada tumbuh secara seragam.
8. Pemasangan ajir/turus
Pemasangan turus berguna untuk menegakkan tanaman tumbuh. Tanaman tomat yang tingginya
kira-kira 25 cm atau sekitar 21 hari sejak ditanam harus diberi ajir/turus atau penunjang. Tanaman
tomat yang memiliki batang yang kurang kuat untuk menopang pertumbuhannya harus dipasang
turus untuk membantu menopang buah.

9. Pengikatan dan perempelan


Pengikatan tanaman bertujuan supaya tanaman dapat tumbuh dengan baik, pengikatan
menggunakan tali rafia. Perempelan tunas-tunas yang tumbuh berlebih penting dilakukan agar
tanaman kurang mendapatkan persaingan unsur hara yang dibutuhkan, dan alat yang digunakan
untuk merempel adalah gunting.

10. Pemupukan susulan


Pemupukan susulan dilakukan dengan metode kocor. Pupuk yang digunakan adalah jenis
pupuk mutiara, pemupukan sistem kocor dilakukan dengan cara melarutkan pupuk mutiara
dengan air dengan dosis yang telah ditentukan kemudian dikocorkan pada tanaman. Pemupukan
diberikan sejak umur tanaman l5 - 60 HST.

11. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tomat


Kerusakan pada suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti sbangsa jamur,
bakteri, insekta, virus dan gulma. Untuk memberantas jamur digunakan fungisida, memberantas
bakteri digunakan bakterisida dan memberantas insekta digunakan insektisida. Hama adalah
hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutana aktivitas
untuk memperoleh makanan. Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat hebat.
Akibatnya tanamana dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali.
a) Hama Gurem
b) Ulat Tanah
c) Hama Cacing
d) Siput atau Bekicot
e) Hama Kutu Pucuk
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme tersebut adalah virus, bakteri, protozoa, jamur dan cacang nematode.
Mikroorganisme itu dapat menyerang organ tumbuhan seperti pada akar, batang, daun atau buah.
a) Penyakit Jamur Phythophthora infestans
b) Penyakit Layu
c) Penyakit Akar
d) Penyakit Virus Mozaik
e) Penyakit Bakteri Xanthomonas solanacearum 6

4
f) Penyakit Bengkak Akar
g) Busuk Ujung Buah Tomat
Untuk mengatasi serangan penyakit fisiologis ini dianjurkan memilih varietas tomat yang tahan,
misalnya saja tomat hibrida varietas kada. Namun akan lebih baik lagi bila anjuran-anjuran
berikut ini dapat dilakukan:
1) Lakukan pengapuran tanah pada saat pengolahan tanah, terutama lahan yang mudah
kekurangan Ca atau pH-nya rendah.
2) Lakukan pemupukan berimbang sesuai anjuran (rekomendasi) setempat. Hindari pemupukan
nitrogen dan kalium yang berlebihan, karena dapat mempengaruhi penyerapan unsur Ca.
3) Pengairan (penyiraman) harus merata, jangan membiarkan tanah terlalu basah atau kekeringan.
4) Bila ditemukan ada gejala awal kurang Ca, segera semprot dengan CaCl 2 pada seluruh
permukaan daun 5 – 7 hari sekali secara berulang-ulang sampai sembuh.
5) Buah tomat yang terserang segera dikumpulkan dan dibuang.

B. Syarat Tumbuh

Tanaman tomat merupakan tanaman yang dapat tumbuh di semua tempat, dari dataran
rendah sampai tinggi (pegunungan). Tanaman tomat tomat tidak menyukai tanah yang
tergenang air atau becek. Tanah yang keadaannya demikian menyebabkan akar tomat mudah
busuk dan tidak mampu mengisap zat-zat hara dari dalam tanah karena sirkulasi udara dalam
tanah disekitar akar tomat kurang baik. Akibatnya tanaman akan mati.

Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur,
kadar keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung
humus serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanaman mulai dapat dipanen. Bagi
tanaman genjah dan yang dikehendaki cepat panen, tanah liat berpasir akan lebih baik. Suhu
yang terbaik bagi pertumbuhan tomat adalah 230C pada siang hari dan 170C pada malam
hari. Selisihnya adalah adalah 60C. Suhu yang inggi dapat menyebakan panyakit daun
berkembang, sedangkan kelembapan yang relatif rendah dapat mengganggu pembentukan
buah.
Pembentukan buah sangat ditentukan oleh faktor suhu malam hari. Pengalaman di berbagai
negara membuktikkan bahwa suhu yang terlalu tinggi di waktu malam menyebabkan
tanaman tomat tidak dapat membentuk bunga sama sekali, sedangkan pada suhu kurang dari
100C tepung sari menjadi lemah tumbuhnya dan banyak tepung sari yang mati, akibat hanya
sedikit saja yang terjadi pembuahan (Tugiyono, 2005).

Syarat Tumbuh Tanaman Tomat


Menurut Rukmana (1994), syarat tumbuh tanaman tomat sebagai berikut :

a. Keadaan iklim

1) Suhu
Tanaman tomat tumbuh secara baik bila udaranya sejuk, yaitu suhu pada malam hari antara 10-
20oC dan pada siang hari antara 18- 29°C.

2) Curah hujan
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 - 1250 mm/th.
Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah
yang tidak beririgasi teknis.
3) Sinar matahari

5
Cahaya matahari sangat dibutuhkan dalam proses fisiologi tanaman untuk membentuk bagian
vegetatif tanaman (batang, cabang, dan daun) dan bagian generatif tanaman (bunga, buah dan
biji).

4) Ketinggian tempat
Pertumbuhan tanaman tomat di dataran tinggi lebih baik daripada di dataran rendah, karena
tanaman menerima sinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah.

b. Keadaan tanah
Tanaman tomat dapat tumbuh di segala jenis tanah. Tanah yang ideal adalah tanah lempung
berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara, pH 6,0 - 7,0
dan draenase baik.

C. Penanaman
Bibit tomat bisa dilakukan pindah tanam setelah berusia 25-30 hari setelah
semai. Penanaman dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak layu dan dapat beradaptasi
pada lahan yang ditanami. Sewaktu penanaman bibit, diusahakan agar daun tomat tidak
menyentuh tanah langsung, agar daun tidak membusuk dan terkena penyakit.
Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-45 hari di persemaian.
Pada saat dilakukan penanaman ke kebun, sebaiknya dilakukan lagi terhadap bibit-bibit
yang telah berumur 30-45 hari agar diperoleh tanaman yang baik pertumbuhannya dan
memiliki daya produktivitas tinggi dalam menghasilkan buah.

D. Panen dan Pasca Panen


Hasil dan Pembahasan Panen. Panen tomat dilakukan pada umur tanaman 75 HST
atau sekitar 3 bulan setelah semai. Panen berikutnya dilakukan setiap 7 hari sekali dengan
umur panen berkisar antara 70-100 hari. Panen dilakukan pada pagi atau sore hari untuk
mengurangi respirasi buah. Cara panen buah tomat yaitu dengan memotong tangkai buah
sambil memegang ujung buah dengan telapak tangan Prosiding Seminar Nasional Inovasi
Teknologi Pertanian 1083 Banjarbaru, 20 Juli 2016 beserta kelopak bunga yang masih utuh
secara hati-hati agar buah tidak rusak, kemudian buah dimasukkan ke dalam tas kecil untuk
kemudian dikumpulkan di tempat pengumpulan.
Tempat pengumpulan di tempat yang sejuk, teduh, dan kering. Pemanenan buah tomat
dilakukan satu- persatu dan dipilih buah yang siap petik. Kriteria masak petik yang optimal
dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman,
yakni : a) kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan, b) bagian tepi
daun tua telah mengering, c) batang tanaman menguning / mengering. Melakukan pemanenan
menggunakan alat panen (pisau) tidak akan melukai buah tomat, panen buah tomat dengan
baik dan benar dapat menekan penurunan kualitas hasil panen tomat sebesar 10%. Selain itu
tanaman tomat dapat berumur lebih lama karena melakukan panen yang benar tidak akan
merusak tanaman tomat. Akar , cabang dan batang tanaman tetap kokoh sehingga panen buah
tomat dapat berkelanjutan.
Penentuan panen sangat mempengaruhi mutu dan harga tomat saat di pasarkan.
Pemanenan secara periodik dilakukan 2 atau 3 kali sepekan bergantung pada keadaan buah yang
matang. Adapun ciri buah tomat dalam proses perubahan warna buah tomat:

6
 Panen Tomat Warna Hijau : Panen dilakukan pada saat seluruh permukaan buah berwarna
hijau, mungkin hijau cerah atau hijau pekat. Di sekitar biji terdapat lendir dan jika buah
dipotong bijinya menyamping atau dengan kata lain tidak terpotong.

 Panen Tomat Warna Gading : Panen dilakukan pada saat tomat berwarna gading mulai
muncul di ujung buah. Perubahan warna tidak lebih dari 10%. Permukaan buah berubah
kekuningan, jingga atau merah dan selebihnya hijau.

 Panen Tomat Warna Kuning : Panen dilakukan pada saat warna tomat mulai berubah dari
warna hijau menjadi kuning, oranye atau merah. 7

E. Pemasaran hasil
Penanganan hasil panen adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan
hasil panen sampai pada tahap siap untuk dipasarkan. Penanganan hasil panen harus dilakukan
dengan cermat dan hati-hati karena sangat menentukan mutu akhir buah. Pemasaran hasil
tanaman tomat pada umumnya petani menjual langsung ke tengkulak yang kemudian tengkulak
membawa dan menjualnya di pasar-pasar terdekat yang ada.

7
BAB III
METODE PENEITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Waktu
Mulai dari Awal Penyemaian Pada Rabu, 17 Maret 2021 dan waktu
pemindahan bibit ke lahan yang sudah disiapkan pada Rabu 14 April 2021.

b. Tempat Pelaksanaan
Tempat dilakukannya proses penanaman tanaman bayam berlangsung
di lahan Pertanian Universitas Tjut Nyak Dhien II Medan.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat
Alat :
 kayu
 pisau
 parang
 sekop
 cangkul
 penggaris
 pulpen dan pinsil
 Buku catatan

3.2.2 Bahan
Bahan :
 tanah
 kompos
 sekam
 pupuk kandang dan NPK
 benih atau bibit
 air bersih

8
3.3 Hasil Pengamatan pada Tanaman Tomat

Hasil Penelitian pada tanaman tomat :


 Tanggal Penyemaian : Rabu, 17 Maret 2021
 Tanggal Berkecambah : Kamis, 25 Maret 2021
 Tanggal Pindah kelapangan : Rabu, 14 April 2021
 Tanggal Berbunga : Jumat, 30 April 2021
 Tanggal Berbuah : Senin, 17 Mei 2021

Hasil pemgambilan data pada tanaman tomat :


 Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Tomat.
No. Peubah Satuan
1. Umur Berbunga 30 Hst
2 Tinggi Tanaman 45 cm
3 Jumlah Cabang 7 bh

 Tabel 2. Hasil Pengamatan Produksi Tanaman Tomat


Panen Panen Panen
No. Peubah Total
I II III
1. Jlh Buah 5 bh 7 bh 9 bh 21 bh
2. Berat Buah 286,2 gr 291,8 gr 295,3 gr 873,3 gr

Pembahasan Hasil Pengambilan Tanaman Tomat Selama 3 kali masa Panen


Awal Penyemaian samapai mulai berkecambah pada Rabu, 17 Maret 2021 –
kamis, 25 Maret 2021 Beerkecambah.

Persiapan lahan untuk pemindahan benih tomat yang sudah berkecambah.

Pemindahan bibit Tomat ke lapangan pada Rabu, 14 April 2021

9
Proses Pemanenan selama 3 kali Panen.

Panen ke- I Pada Senin, 21 Juni 2021 pukul 15.15 Wib


Jumlah buah : 5 buah Berat buah : 286,2 gr

Panen ke- II Pada Jumat, 25 Juni 2021 pukul 17.15 Wib


Jumlah buah : 7 buah Berat buah : 291,8 gr

Panen ke- III Pada Jumat, 02 Juli 2021 pukul 17.50 Wib
Jumlah buah : 9 buah Berat buah : 295,3 gr

3.4 Pengaruh Pupuk Kandang dan POC Pada Tanaman Tomat

10
Saat 28 HST, pupuk organik (pupuk kandang) tanaman tomat yang diberikan
pupuk organik (pupuk kandang) 20 gram/liter air/polybag selalu memiliki luas daun
yang paling lebar (8.66) yang berbeda nyata dengan luas daun tanaman tomat yang
tidak diberikan pupuk organik (pupuk kandang) yaitu (3.16). Saat 42 HST, tanaman
tomat yang diberikan pupuk organik (pupuk kandang) 20gram/liter air/polybag
memiliki luas daun paling lebar (16.16) dan secara nyata berbeda dengan luas daun
dari setiap perlakuan yang diberikan pupuk organik (pupuk kandang) pada setiap
perlakuan lainnya.

Hubungan Antar Parameter Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill)


yang diberikan pupuk organik (pupuk kandang) 20 gram/liter air/polibag yang
memiliki pertumbuhan vegetatif yang lebih baik untuk tinggi tanaman, diameter
batang, dan jumlah daun. Bila dibandingkan dengan tanaman tomat (Lycopersicum
esculentum Mill) yang tidak diberikan pupuk organik maupun 15 gram/liter
air/polibag dan 10 gram/liter air/polibag. Interaksi antara perlakuan yang diberikan
hanya pada perlakuan P3 yaitu 20 gram/liter air/polibag sedangkan pada perlakuan
lainnya tidak terjadi interaksi / tidak beda nyata baik pada perlakuan 28 HST dan 42
HST pada varietas tomat. Varietas tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang
menunjukkan pertumbuhan paling baik menggunakan satu jenis tomat yaitu tomat
buah besar. 4. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang
dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: a. Pemberian pupuk
organik (pupuk kandang) berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 28 HST dan 42
HST. b. Pemberian pupuk organik (pupuk kandang) 20 gram/liter air/polybag yang
memberikan pertumbuhan tertinggi pada tinggi tanaman, diameter batang, dan
memperbanyak jumlah daun, sedangkan lainnya tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun baik pada waktu
pengamatan28 HST dan 42 HST.

Menurut Rinsema (1986:98) kelebihan nitrogen akan menyebabkan


penurunan penyerapan boron pada tanaman, kekurangan boron akan menyebabkan
terhambatnya pembentukan buah dan perkembangan akar serta batang tanaman
keropos. Selain itu fosfor yang berlebihan juga akan menyebabkan proses penyerapan
Zn pada tanaman menurun, kekurangan Zn pada tanaman dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan daun muda dan ruas batang karena Zn berperan dalam
bentuk hormon tumbuh auksin (Salisbury dan Ross, 1995:102). Jika tanaman
menyerap kalium dalam jumlah yang berlebihan dapat menurunkan penyerapan Mg
dan Ca yang dibutuhkan dalam proses metabolisme tanaman, kekurangan Mg akan
menghambat pembentukan klorofil sehingga fotosintesis akan terhambat, bila terjadi
kekurangan Ca pada tanaman akan menyebabkan terbatasnya ukuran buah ( Rinsema,
1986:99). Bahan organik yang belum matang (C/N tinggi) juga dianggap merugikan
karena bila diberikan secara langsung ke dalam tanah maka bahan organik diserang
oleh mikrobia bakteri maupun fungi untuk memperoleh energi. Sehingga populasi
mikrobia 317 PIPER No.26 Volume 14 April 2018 Pengaruh Pupuk Kandang
Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tomat (Lycopersicum esculentum.
Mill) yang tinggi memerlukan juga hara tanaman untuk tumbuhan dan kembang biak.
Hara yang seharusnya digunakan oleh tanaman berubah digunakan oleh mikrobia,
dengan kata lain mikrobia bersaing dengan tanaman untuk merebutkan hara yang ada
hara menjadi tidak tersedia atau unavailable karena berubah dari senyawa anorganik
menjadi senyawa organik jaringan mikrobia, hal ini disebut immobilisasi hara.

11
Terjadinya immobilisasi hara tanaman bahkan sering menimbulkan adanya
gejala defisiensi, makin banyak bahan organik yang diberikan kedalam tanah makin
tinggi populasi yang menyerangnya, makin banyak hara yang mengalami
immobilisasi. Walaupun demikian nantinya bila mikrobia mati akan mengalami
dekomposisi hara yang immobil tersebut berubah menjadi tersedia lagi. Jadi
immobilisasi merupakan pengikatan hara tersedia menjadi tidak tersedia dalam jangka
waktu relatif tidak terlalu lama. Menurut Hardjadi (1979:104), pembesaran sel-sel
terjadi tepat berada di belakang titik tumbuh. Jika sel-sel pada pada daerah ini mulai
membesar, vakuola-vakuola yang besar terbentuk. Vakuola ini secara relatif
menghisap air dalam jumlah besar. Akibat dari absorpsi air, dinding-dinding sel
bertambah tebal, karena menumpuknya selulosa tambahan yang terbuat dari gula. Jika
laju pembelahan sel dan perpanjangannya serta pembentukan jaringan berjalan cepat,
pertumbuhan akar tanaman juga akan berjalan cepat, karena pembelahan, pembesaran
dan pembentukan jaringan memerlukan persediaan karbohidrat yang dipergunakan
dalam proses-proses perkembangan akar tanaman. Ketersediaan karbohidrat ini sangat
bergantung terhadap ketersediaan unsur hara dalam tanah, unsur hara tersebut berupa,
N, P dan K. Nitrogen berfungsi untuk menaikan produksi tanaman, fosfor diperlukan
untuk pembentukan primordia bunga dan organ tanaman untuk reproduksi, sedangkan
kalium berfungsi dalam pengembangan sel dan pengatur tekanan osmosis. Selain itu
kalium juga berfungsi dalam membentuk dan mengangkut karbohidrat. Sebagai
katalisator pembentukan protein, mengatur berbagai kegiatan unsur mineral,
menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam organik, menaikan pertumbuhan
jaringan meristem.

 Pupuk Organik
Pupuk organik atau pupuk alam merupakan hasil-hasil akhir dari perubahan atau
peruraian bagian-bagian atau sisa-sisa (seresah) tanaman dan binatang (Sutedjo, 2010). Pupuk
organik ini memiliki fungsi yang penting untuk menggemburkan tanah, meningkatkan
populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesuburan tanah. Jenis-jenis pupuk organik beragam sesuai dengan bahan
pokok pupuk dan bentuknya, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk kompos dan
pupuk organik cair (Sutedjo, 2002).

 Pupuk Organik Cair


Pupuk organik cair merupakan pupuk organik dalam bentuk cair dan pada umumnya
merupakan bahan organik yang dilarutkan dengan pelarut seperti air. Pupuk organik bukan
hanya berbentuk padat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih
mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak
dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk
cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu

12
dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.
Adapun klasifikasi dari pupuk organik cair diantaranya pupuk kandang cair, biogas, pupuk
cair dari limbah organik dan pupuk cair dari limbah kotoran (Glio, 2015 ).

Pengaruh pupuk organic dan anorganik pada tanaaman tomat yaitu :


Pupuk Anorganik/Pupuk NPK
Ketika pada pemberian pupuk organik terhadap tanaman tomat, reaksi yang diberikan
suatu tanaman tomat itu sendiri yaitu dapat merangsang pertumbuhan akar,batang, dan daun
menjadi lebih berkembang disetiap minggunnya bahkan bisa dibilang 3 hari sekali sudah
mulai ada perkembangannya. Pemberian pupuk organik atau pupuk kandang dalam
praktikum saya dapat mempengaruhi yang baik bagi sitanaman. Pemebrian pupuk ini juga
dilakukan selama 2 minggu sekali secara bertahap dalam sebulan.
Reaksi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman tomat itu sendiri mulai
dari :
 Akar : Akar terlihat mulai menjalar dan semakin besar
 Batang dan cabang : Batang dengan tinggi mencapai 45 cm dan bercabang 7
buah
 Daun : Daun dengan memiliki diamater yang lebar 9.28 cm
Pupuk organik /Pupuk kandang
Ketika pada pemberian pupuk organik/pupuk kandang ini terhadap tanaman tomat,
reaksi yang diberikan untuk tanaman tomat itu sendiri yaitu dapat memberikan pertumbuhan
dan perkembangan pada tanaman tomat itu sendiri yang dapat dilihat dari akar,batang, dan
daunnya, pupuk kandang dengan pupuk NPK jauh lebih bagus pupuk NPK karena jenis
pupuk NPK ini yakni jenis pupuk kimia Alami yang dapat cepat membantu merangsang
pertumbuhan dan perkembangan pada suatu tanaman, terutama pada tanaman tomat.
Reaksi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman tomat itu sendiri mulai dari :
 Akar : Akar terlihat mulai menjalar dan besar juga
 Batang dan cabang : Batang dengan tinggi 40 cm dan bercabang 5 buah
 Daun : Daun dengan memiliki diameter 8.66 cm

13
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tomat yang diberikan pupuk organik atau pupuk kandang dan Anorganik. Bahawa
Pupuk Anorganik lebih lebih membuktikan pada praktikum saya yang memiliki
pertumbuhan yang sangat luar biasa mulai dari akar,batang dan daun. Sedangkan pupuk
kandang itu sendiri juga kerap dalam perkembangan dan pertumbuhan untuk tanaman tomat
walaupun tidak secepat dengan pupuk Anorganik/NPK
Berdasarkan proses pemeliharaan tanaman tomat. ini Para Petani kerap juga saat ini
memakai pupuk Anorganik dalam proses penanaman berlangsung, karena pupuk NPK atau
anorganik dapat memberikan hasil yang baik dan panen yang begitu cepat dalam kurun
berapa hari.

B. SARAN
Saya menyarankan bahwa ketika kita ingin melakukan proses penanaman, mau
tanaman apapun itu jenisnya, gunakanlah benih atau bibit yang baik dan berkualitas sehingga
tanaman yang kita tanam akan memperoleh hasil yang maksimal dan dapat panen dengan
hasil yang berkualiti atau berkualitas. Dan Untuk proses pemupukan pilihlah Pupuk NPK
guna dalam hasil yang memuaskan dan panen yang begitu cepat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alrasyid, H. 2000. Percobaan Penanaman Padi Gogo dibawah Tegakan Hutan Tanaman
Acacia mangium di BKPH Parung Panjang,
Jawa Barat. Buletin Penelitian Hutan no 621. Hal 27-54. Arlingga, B. 2014. Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Seledri Terhadap Persentase Naungan dan Dosis Pupuk Organik Cair.
Skripsi, Fakultas Pertanian UNTAD, Palu. Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. UI
Press, Jakarta.
BPS Prop. Sulawesi Tengah, 2002. Sulawesi Tengah. Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. PT
Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Pracaya. I. 1994. Bertanam Tomat. Kanisius, Yogyakarta.
Surtinah. 2007. Kajian Tentang Hubungan Pertumbuhan Vegetatif Dengan Produksi
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum, Mill ) PS. Agronomi, Staf Pengajar Fakultas
Pertanian Universitas Lancang Kuning , Vol. 4 No 1.
Syakur, A. 2002. Respon Tanaman Tomat Terhadap Radiasi Surya dan Suhu pada
Penggunaan
Rao, NS. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Susilo H, Penerjemah.
Jakarta (ID): UI Press.
Rinsema. 1986. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Rukmana, R. 1998. Budidaya tomat. Yogyakarta: Kanisius.
Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan III.
Perkembangan Tumbuhan dan Fisiologi Lingkungan. Terjemahan D.R. Lukman dan
Sumaryono. Penerbit ITB, Bandung.
Sutejo, M. M, 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Tugiyono, H. 2011. Bertanam Tomat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wiryanta, BT. 2002. Bertanam Tomat. Jakarta: Agromedia Pustaka.

15

Anda mungkin juga menyukai