TERPADU
PERANGKAP LALAT BUAH
(Bactrocera spp)
Diajukkan untuk memenuhi salah satu syarat
Disusun Oleh :
Cucu Endah Lestari 1141175001081
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehinggan penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktikum Pembuatan Perangkap Lalat Buah. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat penilaian pada mata kuliah Pengelolaan
Hama Terpadu semester VII.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
jambu biji, belimbing, nangka, jeruk dan buah-buahan lainnya menjadi busuk dan
barrier) antar Negara, karena apabila pada komoditas ekspor suatu produk
terdapat telur lalat buah, maka produk tersebut akan ditolak. Lalat buah
diseluruh dunia yang dapat ditemukan dari daerah yang memiliki suhu yang
diharapkan, terutama yang efektif dan efisien serta mudah diperoleh petani dalam
1
1.2 Tujuan
lalat buah.
buah tersebut.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Lalat Buah
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Family : Tephritidae
Genus : Bactrocera
Subgenus : Bactrocera
Lalat buah berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat kecil.
kombinasinya dan bersayap datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat
karena terdapat ovipositor pada lalat betina. Bagian tubuh itu berguna
memasukkan telur ke dalam buah. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan
Dengan ovipositornya, lalat buah betina menusuk kulit buah atau sayur
untuk meletakkan telurnya. Jumlah telur sekitar 50-100 butir. Setelah 2-5 hari,
telur akan menetas dan menjadi larva. Larva tersebut akan membuat terowongan
di dalam buah dan memakan dagingnya selama lebih kurang 4-7 hari. Larva yang
3
telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah, kemudian membuat
Lama masa pupa 3-5 hari. Lalat dewasa keluar dari dalam pupa, dan
kurang dari satu menit langsung bisa terbang. Total daur hidupnya antara 23-34
hari, tergantung cuaca. Dalam waktu satu tahun lalat ini diperkirakan
tanaman saat musim penghujan karena kelembapan memicu pupa untuk keluar
Hama ini menyerang pada fase larva. Buah yang terserang kecil dan
permukaan kulit buah ditandai dengan adanya noda atau titik bekas tusukan
ovipositor (alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telurnya ke dalam buah.
Selanjutnya akibat gangguan larva yang menetas dari telur di dalam buah, maka
Larva memakan daging buah, dan akhirnya buah menjadi busuk dan gugur
sebelum matang.
Metil eugenol merupakan zat yang bersifat volatile atau menguap dan
melepaskan aroma wangi. Susunan kimia metil eugenol terdiri dari unsur C, H,
dan O (C12H24O2). Zat ini merupakan food lure atau dibutuhkan oleh lalat buah
jantan untuk dikonsumsi. Dengan demikian, jika mencium aroma metil eugenol,
lalat buah jantan akan berusahan mencari sumber aroma tersebut dan
memakannya. Radius aroma antraktan dari metil eugenol ini mencapai 20-100 m,
pemikat yang akan berguna dalam proses perkawinan. Dalam proses perkawinan
tersebut, lalat buah betina akan memilih lalat buah jantan yang telah mengonsumsi
metil eugenol karena lalat buah jantan tersebut mampu mengeluarkan aroma yang
Di alam, lalat buah jantan memperoleh metil eugenol dari berbagai jenis
tanaman, seperti treggula dan selasih. Lalat buah jantan memperoleh metil
eugenol dengan cara mengisap bunga atau daun tanaman penghasil metil eugenol
sehingga tidak jarang dilihat kerumunan lalat buah yang sedang mengerumuti
5
BAB III BAHAN DAN METODE
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat perangkap lalat buah,
yaitu:
- Alat suntik
- Pisau cutter
- Streples
- Metil eugenol
- Furadan
- Kapas.
3.3 Metode
1. Potong bagian atas botol air mineral bekas dengan menggunakan pisau
cutter.
6
4. Masukkan benang pada lubang yang telah dibuat dengan menggunakan
jarum, kemudian lilitkan kapas yang telah diberi metil eugenol tadi. Letak
6. Potongan bagian atas botol tadi dipasang pada potongan bagian bawah
streples.
7. Pasang benang atau tali pada botol untuk menggantungkan botol pada
3.4 Pengamatan
Pengamatan Keterangan
No Tanggal Pengamatan
ke- Pengamatan
PEMASANGAN I
24 jam setelah
1 06 Desember 2014 1
pemasangan I
48 jam setelah
2 08 Desember 2014 2
pemasangan I
72 jam setelah
3 11 Desember 2014 3
pemasangan I
PEMASANGAN II
24 jam setelah
4 12 Desember 2014 4
pemasangan II
48 jam setelah
5 14 Desember 2014 5
pemasangan II
7
72 jam setelah
6 17 Desember 2014 6
pemasangan II
PEMASANGAN III
24 jam setelah
7 18 Desember 2014 7
pemasangan III
48 jam setelah
8 20 Desember 2014 8
pemasangan III
72 jam setelah
9 23 Desember 2014 9
pemasangan III
8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Perangkap lalat buah ini dipasang pada pukul 19.00 WIB tepatnya di
pohon mangga. Pengamatan jumlah lalat buah yang terperangkap dilakukan pada
dengan pengamatan ke-4 . Jumlah lalat buah pada pengamatan ke-4 sedikit
lalat buah yang terperangkap lebih banyak dari pada pengamatan ke-5. Jumlah
lalat buah yang terperangkap lebih sedikit pada pengamatan ke-5 dibandingkan
dengan pengamatan ke-8 dengan jumlah lalat yang terperangkap lebih banyak.
dengan jumlah lalat buah dalam perangkap pada pengamatan ke-6 yang
jumlahnya lebih sedikit. Sedangkan pada pengamatan ke-6 jumlah lalat lebih
sedikit dibandingkan dengan pengamatan ke-9 dengan jumlah lalat cukup banyak.
Karena dari waktu ke waktu kadar zat yang bersifat volatile tersebut semakin
berkurang sehingga membuat lalat buah tidak tertarik lagi untuk mendekati
9
Indera penciuman serangga terdapat pada antena dan palpus serta dapat
mencium bau yang lemah. Zat yang mudah menguap pada suhu kamar mudah
Jenis lalat buah yang terperangkap pada botol yaitu Bactrocera papayae,
karena tanaman mangga merupakan salah satu tanaman inang dari jenis tersebut.
Jenis lalat buah tersebut memiliki ciri-ciri yaitu pada scutum terdapat dua buah
lateral postural vitae yang paralel (letaknya ada pada punggung lalat buah)
(Ditlinhorti, 2013). Yang terlihat perbedaannya antara jenis lalat buah yang satu
dengan yang lainnya yaitu pada sayapnya. Pada Bactrocera papayae sayapnya
3 11 Desember 2014 3 96
PEMASANGAN II
4 12 Desember 2014 4 103
5 14 Desember 2014 5 94
6 17 Desember 2014 6 87
PEMASANGAN III
7 18 Desember 2014 7 105
9 23 Desember 2014 9 95
10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Perangkap lalat buah ini dapat digunakan sebagai cara pengendalian lalat
buah yang cukup bagus. Karena dengan menggunakan perangkap ini tidak
Feromon seperti ini tidak diproduksi terus menerus, tetapi hanya ketika
serangga telah mencapai usia cukup dewasa untuk kawin, dan bahkan itu pun
pada saat tertentu saja. Methyl eugenol merupakan senyawa atraktan yang
komposisinya mirip dengan feromon seks lalat buah betina, sehingga dapat
5.2 Saran
Gunakan tali yang lebih kuat agar pada saat pemasangan perangkap tidak
11
DAFTAR PUSTAKA
Destina, Y. 2013. Metil Eugenol Sebagai Perangkap Lalat Buah. Dipetik Januari
10, 2015.dari
http://balittra.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&vie
w=ar ticle&id=1197&Itemid=10
Murdita, Wayan, dkk. 2013. Pengenalan Beberapa Spesies Lalat Buah. Karawang:
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan.
DOKUMENTASI KEGIATAN
Pengamatan ke-1
Pengamatan ke-2
Pengamatan ke-7