Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

Hubungan Tumbuhan dengan Air

Dosen Pengampu :

Dra. Fanny Nella Nanlohy, M.Si

Dr. Nova Laurin Isye Mourein Ogi, S.Pi, M.Si

Oleh :

Kelompok 2

Regina Enjelina Worotitjan 20 507 030

Brilev I. Lantu 20 507 056

Alfa Maryen 20 507 060

Kelas E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua kebaikan,
kasih dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul “Hubungan Tumbuhan dengan Air” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
maupun juga bagi penulis.

Kami juga sampaikan terima kasih kepada Dosen Pengampu Dra. Fanny Nella
Nanlohy, M.Si dan Dr. Nova Laurin Isye Mourein Ogi, S.Pi, M.Si yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan atas
keterbatasan pengetahuan saya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Tuhan memberkati.

Tondano, 16 September 2021

Penyusun

Kelompok 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................


B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Sifat Air dan Pentingnya Air bagi Tumbuhan................................................


B. Berbagai Difusi pada Tumbuhan......................................................................
C. Proses Lisis dan Plasmolisis pada Tumbuhan.................................................
D. Potensial Air, Potensial Osmosis, dan Potensial Tekanan..............................
E. Perbedaan antara Transpirasi, Gutasi, dan Evaporasi..................................
F. Mekanisme Transpirasi dan Peran Perbedaan Tekanan Uap Antara
Tumbuhan dan Lingkungan Terhadap Proses Transpirasi..........................
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi..........................................
H. Proses Penyerapan Air Oleh Akar Yang Dihubungkan Dengan Proses
Transpirasi..........................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air mempunyai beberapa fungsi penting dalam tanah. Air penting dalam
pelapukan mineral dan bahan organik yaitu reaksi yang menyiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman.
Akan tetapi bila air yang terlalu banyak hara-hara yang motil dapat hilang terecuci
dari lingkungan perakaran atau bila evapotrasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin
terangkut dalam jumlah yang dapat merusak tanaman. Air yang berlebihan juga
membatasi pergerakan udara di dalam tanah, dan merintangi akar tanaman
memperoleh O2. Karena itu air dapat merugikan dan dapat berguna bagi pertumbuhan
tanaman, tergantung pada jumlah air yang ada dalam tanah (Tim penusun, 1986).

Transpirasi adalah suatu proses yang mengakibatkan pembuangan energi dan


dikatakan transpirasi mengakibatkan kehilangan air serta pembuangan tenaga yang
diterima tumbuhan dari matahari. Daun-daun menyerap sejumlah energi dari matahari
dan hanya sebagiannya dipakai oleh tumbuhan. Kurang dari satu per sen dari energi
yang diterima dari matahari untuk digunakan dalam berfotosintesis (Pandey, 1972)

Telah diketahui bahwa transpirasi melalui kutikula, melalui stomata dan melalu
lentisel. Sebenarnya seluruh bagian tanaman itu mengadakan transpirasi, akan tetapi
biasanya yang dibicarakan adalah hanya transpirasi yang melalui daun, karena
hilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat
daun. Hal ini disebabkan karena luasnya permukaan daun, dan juga karena daun-daun
itu lebih terkena udara dibandingkan dengan bagian tanaman yang lain
(Dwidjoseputro, 1994).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan sifat air dan pentingnya air bagi tumbuhan!
2. Jelaskan berbagai difusi pada tumbuhan!
3. Bagaimana proses lisis dan plasmolisis pada tumbuhan?
4. Jelaskan tentang potensial air, potensial osmosis, dan potensial tekanan!
5. Apa perbedaan antara transpirasi, gutasi, dan evaporasi?
6. Bagaimana mekanisme transpirasi dan peran perbedaan tekanan uap antara
tumbuhan dan lingkungan terhadap proses transpirasi
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi?
8. Bagaimana proses penyerapan air oleh akar yang dihubungkan dengan proses
transpirasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang sifat air dan pentingnya air bagi tumbuhan
2. Untuk mengetahui tentang berbagai difusi pada tumbuhan
3. Untuk mengetahui tentang proses lisis dan plasmolisis pada tumbuhan
4. Untuk mengetahui tentang potensial air, potensial osmosis, dan potensial tekanan
5. Untuk mengetahui tentang perbedaan antara transpirasi, gutasi, dan evaporasi
6. Untuk mengetahui tentang mekanisme transpirasi dan peran perbedaan tekanan
uap antara tumbuhan dan lingkungan terhadap proses transpirasi
7. Untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi
8. Untuk mengetahui tentang proses penyerapan air oleh akar yang dihubungkan
dengan proses transpirasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat Air dan Pentingnya Air Bagi Tumbuhan


a. Air Bagi Kehidupan Tumbuhan

Air merupakan bagian yang penting dari sel dan jaringan tumbuhan. Sebagian
besar dari jaringan tumbuhan terdiri dari air. Secara umum jaringan tumbuhan
mengandung air dengan kisaran 60 hingga 85%. Bahkan jaringan/organ tertentu dapat
mengandung air lebih dari 85%, seperti buah tomat mengandung hingga 95% air,
demikian juga sayur-sayuran. Jaringan transpor memiliki kisaran kadar air mulai dari
35-75%. Jaringan pembuluh tanaman herba tentunya memiliki kandungan air yang
tinggi dibandingkan dengan jaringan pembuluh tanaman berkayu.

Walaupun demikian ada bagian-bagian tumbuhan yang hanya mengandung air


dalam jumlah yang rendah. Biji tumbuhan bisa tetap hidup walaupun hanya memiliki
kadar air 5-15%. Bahkan penurunan kadar air merupakan salah satu karakteristik
perkembangan biji, sejalan dengan pertumbuhan bahan kering/cadangan makanan
biji. Setelah cadangan makanan cukup maka kadar air biji akan menurun hingga
terjadi pematangan biji. Selain itu, pada biji jenis ortodoks (tahan disimpan pada
kadar air rendah), seperti biji sengon, padi, dan kedelai, kadar air yang rendah dapat
meningkatkan daya simpan biji sehingga walaupun telah disimpan lama, biji tetap
memiliki viabilitas yang tinggi. Hal ini karena kadar air biji yang rendah dapat
menekan respirasi biji sehingga biji tidak kehilangan energi dan terkuras cadangan
makanannya. Tingginya kadar air pada jaringan tumbuhan akan memancing
pertanyaan kita mengapa tumbuhan harus memiliki kadar air yang begitu tinggi?
Mengapa biji dapat tetap bertahan walaupun kadar airnya sangat rendah? Adakah
seluruh air yang ada di dalam sel dan jaringan tumbuhan berperan aktif dalam seluruh
proses fisiologis, ataukah hanya sekadar media bagi proses-proses tersebut? Itulah
pertanyaan-pertanyaan yang ingin kita jawab dalam membahas tentang peran air bagi
tumbuhan.
b. Peran Air Bagi Tumbuhan

Coba bayangkan, kalau Anda mengamati sel, akan Anda dapati bagian paling luar
adalah dinding sel, kemudian membran plasma. Sebelah dalam dari membran plasma
akan didapati sitoplasma yang berupa cairan semikental yang di dalamnya terdapat
banyak organel, seperti mitokondria, kloroplas, peroksisom, mikrotubul, dan
sebagainya. Bagian paling tengah akan Anda jumpai vakuola berupa membran yang
membungkus cairan berisi senyawa terlarut, seperti cadangan makanan atau zat warna
tertentu. Dengan demikian praktis komponen terbesar dari sel adalah terdiri dari
cairan. Itulah sebabnya maka sebagai fungsi pertama dari air adalah sebagai senyawa
penyusun protoplasma. Protoplasma merupakan cairan utama penyusun sel, baik yang
terdapat di dalam sitoplasma maupun vakuola sel.

Dalam kultur jaringan juga dikenal istilah kultur protoplas, yaitu apabila sel yang
telah dihilangkan dinding selnya (tinggal membran plasma dan seluruh komponen di
dalamnya meliputi sitoplasma, inti sel, dan vakuola) ditumbuhkan di dalam media
kultur jaringan.

Dengan demikian jelaslah betapa penting air bagi organisme, termasuk tumbuhan.
Karena organisme tersusun oleh sel-sel dan jaringan, sementara komponen utama dari
sel itu sendiri adalah air. Adapun perbedaan kadar air dari masing-masing jaringan
dan organ tumbuhan, seperti tersebut di bagian sebelumnya adalah karena perbedaan
dari sel-sel penyusunnya. Sel-sel penyusun buah yang memiliki vakuola besar yang
berisi cadangan makanan akan banyak mengandung air, sementara sel-sel biji yang
kering memiliki karakteristik yang berbeda, sel-selnya kecil dan telah mengalami
dehidrasi

sehingga kadar airnya rendah. Selain itu air juga berfungsi sebagai pelarut hara
mineral yang dibutuhkan bagi tumbuhan.

Sifat Air :
1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah
2. Bening, tidak berasa apalagi berbau
3. Selalu menyesuaikan dengan tempatnya
4. Memberikan kehidupan, namun bisa juga mendatangkan bahaya
5. Air yang tenang, permukaannya datar
6. Mampu meresap melalui celah-celah kecil
7. Selalu ditunggu dan dicari keberadaannya

Fungsi Air Bagi Tumbuhan

Air menjadi komponen terpenting dalam kelangsungan hidup tumbuhan. Mengutip


buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5 oleh Christina Umi (2020: 293),
tumbuhan yang kekurangan air akan menjadi kerdil dan perkembangannya menjadi
tidak normal. Bahkan, jika hal ini berlangsung terus menerus, tanaman tersebut akan
mati.

Adapun fungsi air bagi tumbuhan sebagai berikut:

 Sebagai tempat hidup. Seperti yang kita tahu, terdapat sejumlah tanaman yang
hidup di air. Misalnya, eceng gondok, teratai, dan pandan air.
 Menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan. Zat hara yang terdapat dalam
tumbuhan dilarutkan oleh air, kemudian diedarkan ke seluruh bagian
tumbuhan.
 Menjadi alat transportasi untuk memindahkan zat hara. Bahan yang diangkut
dapat berupa bahan mineral dari dalam tanah, bahan-bahan organik hasil
fotosintesis, dan olahan sel lainnya.
 Menjadi bahan dasar pada fotosintesis. Tanpa adanya air, proses fotosintesis
tidak dapat berlangsung.
B. Berbagai Difusi pada Tumbuhan

Difusi adalah proses perembesan senyawa kimia tertentu secara spontan dari
daerah yang memiliki konsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah.
Proses ini terjadi akibat mobilitas dan energi kinetik dari molekul atau ion yang
berdifusi tersebut. Arah gerakan tidak tentu, ini dikarenakan adanya han taman
molekul-molekul terse but. Mekanisme ini menjadi penting dalam menghubungkan
sel dengan lingkungannya.

Proses difusi digerakkan oleh gaya dorong yang terjadi karena adanya beda
potensial dari tinggi ke rendah baik dalam hal temperatur, listrik, tekanan hidrostatik,
konsentrasi dan lain-lain. Kecepatan transportnya dihitung dalam Flux (besamya
massa yang melewati satu luas permukaan tertentu pada satuan waktu tertentu).
Contoh:

a) pada proses perembesan yang terjadi tanpa melewati sekat/ membran di dalam
protoplasma, seperti dari ujung retikulum endoplasma ke bagian lain,
b) pada proses perembesan yang terjadi dengan melewati sekat seperti dari intra ke
ekstra sel, dari sitoplasma ke nukleoplasma, dari sitoplasma ke organel-organel
sel.

Difusi Gas di alam: minyak wangi, gas amoniak, H2, S, proses difusi berjalan tanpa
sekat/membran, dengan tujuan untuk menyamakan konsentrasi. Proses difusi gas ini
di dalam tubuh tumbuhan juga berlangsung, misalnya pada proses pertukaran gas di
dalam daun pada gas CO2 , O2, etilen, minyak atsiri.

Pada proses fotosintesis terjadi pemindahan O2 dari daun ke udara be bas dan
pemindahan CO2 dari udara ke daun. Pada peristiwa ini O2 dapat di bebaskan dan CO2
dapat digunakanjika kandungan O2 daun lebih tinggi dari lingkungan sekitar dan
kandungan CO2 udara bebas lebih besar dari di daun.

Difusi Kristal Zat Wama

Contoh : KMnO4 → air → merah

CuSO4 → air → biru

Keduanya dapat berdifusi ke segala arah.


Difusi melalui membran, terjadi karena 2 hal yaitu gradien konsentrasi dan gradien
listrik. Berdasarkan ada tidaknya pembawa ( carier) pada membran, difusi dibedakan
atas: Difusi bebas yaitu difusi zat tanpa pembawa (carier) yang terjadi pada membran
(zat-zat dapat secara bebas berdifusi sendiri) Contoh: ion dan gula, mengalami
transport secara difusi terikat dan juga difusi bebas. Sedangkan difusi terikat adalah
difusi pada zat dengan bantuan carrier.

Macam-macam Difusi

Proses difusi yang kita ketahui terbagi ke dalam 3 jenis yaitu difusi pada material
cair, difusi pada material padat, dan difusi pada material gas.

 Difusi cair

Dikatakan difusi cair jika terjadi perpindahan molekul cairan dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita merendam kedelai dalam
air saat pembuatan tempe. Selama perendaman akan terjadi difusi air dari lingkungan
luar (yang kadar airnya tinggi) ke dalam kedelai (yang kadar airnya rendah).

Alat- alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebuah neraca ohause
yang digunakan untuk menimbang pewarna sintetis ( teres hijau ). Sebuah sendok
plastik yang digunakan untuk mrngambil teres hijau dari dalam kemasan kedalam
kertas sebagai alas untuk menimbang teres hijau. Sebuah gelas beker denagan ukuran
25 ml yang digunakan sebagai wadah air kran dan sebagai wadah larutan teres.
Sebuah gelas ukur berukuran 50 ml yang digunakan untuk mengukur volume air
kran. Rangakaian alat pemanas yang terdiri dari sebuah bunsen sebagai sumber
api,sebuah kaki tiga sebagai penyangga, dan sebuah kasa sebagai alas gelas beker saat
dipanaskan. Sebuah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu air kran yang
dipanaskan.

Sebuah stopwatch untuk menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan dalam


proses difusi hingga terbentuk larutan yang homogen. Sebuah corong kaca yang
digunakan untuk menyaring larutan teres hijau pada gelas beker.  Sebuah Pipet tetes
yang digunkan untuk mengambil larutan teres dari gelas beker 1 memasukkan 5ml
larutan teres pada wadah lainnya. Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah air kran 50 ml yang digunakan sebagai zat pelarut dalam proses difusi. 5 ml
larutan teres hijau 30% (dibuat dari 20 ml air kran dan 6 gram teres hijau yang
tercampur sampai homogen). Korek api untuk menyalakan api pada bunsen. Sebuah
kertas saring yang digunakan untuk membantu penyaringan pada larutan teres
berwarna hijau agar terpisah endapannya.

 Difusi padat

Dikatakan difusi padat jika terjadi perpindahan molekul padatan dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita melakukan perendaman
buah dengan larutan gula dalam pembuatan manisan buah. Selama perendaman selain
terjadi difusi air dari lingkungan luar ke dalam buah juga terjadi difusi molekul gula
(molekul padatan) ke dalam buah dan ini berarti difusi padatan juga terjadi dalam
pembuatan manisan buah ini. Selama ini batasan antara kapan terjadinya difusi air
dengan difusi padatan masih belum jelas karena prosesnya sering terjadi bersamaan
dan susah untuk dibedakan.

Alat- alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebuah neraca ohause
yang digunakan untuk menimbang pewarna sintetis ( teres hijau ). Sebuah sendok
plastik yang digunakan untuk mrngambil teres hijau dari dalam kemasan kedalam
kertas sebagai alas untuk menimbang teres hijau. Sebuah gelas beker denagan ukuran
25 ml yang digunakan sebagai wadah air kran dan sebagai wadah larutan teres.
Sebuah gelas ukur berukuran 50 ml yang digunakan untuk mengukur volume air
kran. Rangakaian alat pemanas yang terdiri dari sebuah bunsen sebagai sumber
api,sebuah kaki tiga sebagai penyangga, dan sebuah kasa sebagai alas gelas beker saat
dipanaskan. Sebuah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu air kran yang
dipanaskan,.
Sebuah stopwatch untuk menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
proses difusi hingga terbentuk larutan yang homogen. Sebuah corong kaca yang
digunakan untuk menyaring larutan teres hijau pada gelas beker.  Sebuah Pipet tetes
yang digunkan untuk mengambil larutan teres dari gelas beker 1 memasukkan 5ml
larutan teres pada wadah lainnya. Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah air kran 20 ml yang digunakan sebagai zat pelarut dalam proses difusi.
Pewarna sintetis (teres hijau) sebanyak 6 gram digunakan sebagai zat terlarut dalam
proses difusi. Korek api untuk menyalakan api pada bunsen. Sebuah kertas saring
yang digunakan untuk membantu penyaringan pada larutan teres berwarna hijau agar
terpisah endapannya.

 Difusi gas

Dikatakan difusi gas jika terjadi perpindahan molekul gas dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu difusi O2 pada pengemas plastik. Ketika kita
menggunakan pengemas plastik untuk membungkus suatu bahan, maka selama
penyimpanan akan terjadi difusi oksigen dan uap air dari lingkungan luar ke dalam
plastik pengemas. Jumlah oksigen dan uap air yang dapat masuk ke dalam plastik
pengemas bervariasi tergantung permeabilitas dari plastik pengemas tersebut.
Semakin banyak jumlah oksigen dan uap air yang dapat masuk ke dalam plastik
pengemas berarti kualitas plastik pengemasnya semakin buruk. Disini, difusi oksigen
merupakan difusi gas dan difusi uap air merupakan difusi cair.

Makin besar perbedan konsentrasi anatara dua daerah, maka makin tajam pula
gradasi konsentrasinya sehingga makin lambat pula kecepatan difusinya. Apabila
partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam
jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang
ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih banyak partikel
yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke daerah yang partikelnya
kurang pekat, lalu terjadi yang sebaliknya, dan secara menyeluruh gerakan partikel ke
arah tertentu disebut difusi. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua daerah,
yaitu makin tajam gradasi konsentrasinya, makin besar kecepatan difusinya (diana,
2013).

Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebuah gelas ukur 10 ml
untuk mengukur volume larutan HCl dan air kran serta digunakan sebagai tempat
difusi gas. Sebuah pipet tetes untuk mengambil dan memasukkan larutan. Sebuah 
stopwatch untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan gas HCl untuk berdifusi.
Alumunium foil secukupnya sebagai penutup gelas ukur saat difusi gas berlangsung.
Bahan- bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan HCl ,yangmana
larutan HCl 37% diencerkan menjadi larutan HCl 20% sebanyak 1,6 ml sebagai
larutan yang berdifusi. Air kran 1,4 ml untuk mengencerkan larutan  HCl 37%
diencerkan menjadi larutan HCl 20% sebanyak 3 ml . tissue digunakan untuk
membersihkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum.

Cara Kerja Difusi

 Difusi Zat Padat

Mengambil pewarna sintetis (teres) berwarna hijau menggunakan spatula


kemudian meletakkannya diatas kertas alas dan ditimbang dengan neraca digital
seberat 6 gram. Selanjutnya mengukur volume akuades sebanyak 20 ml
menggunakan gelas ukur 50 ml kemudian menuangkan akuades yang telah diukur
volumenya ke dalam gelas beker 25 ml. Merangkai kaki tiga, kasa dan bunsen yang
telah dinyalakan lalu memanaskan gelas beker tadi diatas rangkaian alat pemanas
tersebut.

Kemudian mengukur suhu akuades yang dipanaskan hingga suhunya 70° C dan
menjaga suhu akuades tetap atau konstan 70° C dengan cara menggeser bunsen
menjauhi beker bila suhunya melebihi 70° C dan mendekatkan bunsen ke beker bila
suhunya kurang dari 70° C. Kemudian memasukkan 6 gram pewarna sintetis (teres)
berwarna hijau ke dalam beker.
Mencatat waktu mulai dari saat memasukkan pewarna sintetis(teres) sampai
terbentuk larutan yang homogen atau sampai difusi selesai yang bisa diketahui bila
warna dari larutan sudah sama di setiap bagiannya dan tidak terdapat lagi endapan
pewarna sintetis (teres) di dasar beker (semua terlarut). Mencatat hasil pengukuran
waktu ke dalam tabel data pengamatan. Kemudian membandingkan dengan data
kelompok lain yang memiliki massa pewarna sintetis (teres) yang berbeda. Kelompok
9 = 1 gram, kelompok 10 = 2 gram, kelompok 11 = 3 gram, kelompok 12 = 4 gram,
kelompok 13 = 5 gram, kelompok 15 = 7 gram, kelompok 16 = 8 gram.

 Difusi Zat Cair

Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum. Membuat larutan
teres hijau 30%. Massa teres hijau yang dibutuhkan untuk membuat larutan teres
hijau 30 % dapat diperoleh dengan perhitungan :

Masa teres hijau tersebut digunakan untuk membuat larutan teres hijau 30 %.
Mengambil teres hijau menggunakan sendok plastik dan meletakkannya diatas
secarik kertas ,kemudian menimbangnya dengan neraca o’hause sebanyak 6 gram.
Selanjutnya mengukur volume air kran sebanyak 20 ml menggunakan gelas
ukur,kemudian menuangkannya ke dalam gelas beker. Memanaskan gelas beker
berisi air kran di atas api bunsen dan mencelupkan termometer kedalamnya sampai
suhu stabil 70°C.

Setelah suhunya stabil 70°C, api bunsen digeser-geser agar suhunya tetap stabil.
Setelah terbentuk larutan yang hijau homogen,larutan tersebut disaring dengan
menggunakan corong kaca yang telah diberi kertas saring agar tidak terdapat pada
larutan tersebut. Lalu mengukur 50 ml larutan teres 30 % dengan menggunakan gelas
ukur. Mengambil 50 ml air kran dengan gelas ukur lalu memasukkannya  kedalam
gelas beker 100 ml.

Menambahkan 5 ml larutan teres hijau 30 % kedalam gelas beker berisi 50 ml air


kran. Bersamaan dengan itu ,menyalakan stopwatch untuk menghitung berapa lama
larutan itu menjadi hijau homogen. Setelah larutan hijau homogen ,stopwatch
dimatikan dan  mencatat waktu pada stopwatch yang digunakan larutan
untukberdifusi dan menghasilkan warna hijau yang homogen. Membandingkan data
yang didapat dengan kelompok lain.

 Difusi Zat Gas

Membuat larutan HCl 20% sebanyak 3 ml dibutuhkan 1,6 ml larutan HCl 37 %


yang diencerkan dengan 1,4 akuades, volume larutan tersebut didapatkan dari
perhitungan sebagai berikut :

Mengambil  akuades sebanyak 1,4 mL dan ditempatkan pada gelas ukur serta
menambahkan larutan HCl 37% sebanyak 1,6 mL ke dalam gelas ukur tersebut
hingga didapatkan larutan HCl 20% sebanyak 3 mL. menutup gelas ukur dengan
kertas lakmus biru dan menyalakan stopwatch. Setelah ditutup dengan kertas lakmus,
lapisi bagian luar tutupnya dengan aluminium foil hingga tidak ada celahnya.

Stopwatch dimatikan ketika terjadi perubahan warna pada kertas lakmus yang
menutup gelas ukur tersebut. Mengamati perubahan kertas lakmus, kemudian segera
mematikan stopwatch bila terjadi perubahan warna. Membandingkan dengan
kelompok lain : kelompok 9 : HCl (aq) 5%, kelompok 10 : HCl (aq) 8%, kelompok
11 : HCl (aq) 11%, kelompok 12 : HCl (aq) 14%, kelompok 13 : HCl (aq) 17%,
kelompok 15 : HCl (aq) 23%, kelompok 16 : HCl (aq) 26%.

Faktor yang mempengaruhi difusi :

1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat


2. BM makin besar difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
4. Beda potensial kimia, makin besar beda difusi makin cepat

Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium.
Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang
hari teljadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2
meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke
udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi O2 di dalam jaringan menurun
(karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui
stomata.

Transpor pasif merupakan difusi melintasi suatu membran. Molekul merniliki


energi kinetik intrinsik yang disebut gerak ternal (kalor). Suatu akibat gerak yang ada
setiap molekul bergerak secara acak, namun difusi populasi molekul mungkin
mempunyai arab. Misalnya, suatu membran yang memisahkan air mumi dari larutan
zat pewama dalam air. Anggaplah bahwa membran ini permeable. Setiap pewama
akan mengembara secara acak tetapi akan terdapat gerak neto(selisih) molekul
pewama melintasi membran kesisi semula yaitu air mumi. Penyebaran zat pewama
melintasi membran akan berlanjut hingga ke dua larutan memiliki konsentrasi
pewama yang sama. Begitu titik itu tercapai, akan terdapat kesetimbangan dinamik
yaitu molekul pewama yang melintasi membran dalam satu arah "jumlahnya
sebanyak molekul pewarna yang melintasi membran dalam arah sebaliknya setiap
detik. Dengan kata lain setiap substansi akan berdifusi menuruni gradien
konsentrasinya.

Larutan zat pewarna yang berbeda dipisahkan oleh membrane yang permeable
terhadap kedua zat tersebut maka setiap zat pewarna tersebut berdifusi menuruni
gradien konsentrasinya sendiri. Difusi sewaktu substansi melintasi membrane biologi
disebut transport pasif, karena sel tidak harus mengeluarkan energy untuk membuat
hal itu terjadi. Gradien konnsentrasi itu sendiri merupakan energy potensial dan
mengarahkan difusi. Akan tetapi, harus diingat membrane permeable selektif
mempengaruhi laju difusi berbagai molekul.

C. Proses Lisis dan Plasmolisis Pada Tumbuhan

Lisis adalah peristiwa pecah atau rusaknya integritas membran sel dan


menyebabkan keluarnya organel sel. Salah satu penyebab sel lisis adalah
ketidakseimbangan tekanan osmosis antara tekanan lingkungan dan tekanan dalam
sel. Apabila terjadi peristiwa di mana kondisi lingkungan bersifat lebih hipotonis
dibandingkan kondisi tekanan dalam sel, atau kondisi dalam sel lebih hipertonis
daripada kondisi lingkungan, maka sel akan mengalami lisis. Hal ini diakibatkan
peristiwa osmosis yaitu perpindahan air dari lingkungan hipotonis ke hipertonis.
Akibatnya sel akan mengembang dan lama kelamaan pecah.

Dalam bidang teknologi DNA, prinsip lisis sel merupakan tahap awal untuk
melakukan proses isolasi DNA. Teknik untuk memecahkan sel dapat dibagi dalam
metode fisik dan kimiawi. Pada umumnya metode kimiawi lebih banyak untuk
mempersiapkan DNA untuk analisis lebih lanjut. Lisis sel dapat dilakukan secara
kimiawi dengan melemahkan kekuatan membran sel menggunakan senyawa enzim
dan deterjen. Enzim yang digunakan contohnya adalah lisozim, sedangkan deterjen
yang digunakan contohnya adalah sodium dodesil sulfat. Deterjen membantu lisis sel
dengan menghilangkan molekul lipid pada membran sel. Contoh bahan kimia lainnya
yang dapat digunakan adalah EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid) dengan
fungsi untuk mengikat ion magnesium yang menjaga struktur dinding sel.

Pada tumbuhan yang melalui peristiwa osmosis yaitu perpindahan molekul air yang
melalui selaput semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang
lebih pekat. Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel
tumbuhan diletakkan di larutan garam berkonsentrasi tinggi (hipertonik), sel
tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan
lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih
banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di
suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya
jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh
dinding sel - dapat terjadi. Ada beberapa mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk
mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan,
tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses
sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena
peristiwa difusi.

Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas
tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, sering kali menggunakan
tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga
proses dapat diamati dengan jelas.

D. Potensial Air, Potensial Osmosis, dan Potensial Tekanan

Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang secara normal jika kebutuhan air dalam
sel-selnya dapat terpenuhi. Air memiliki banyak manfaat dalam menunjang aktivitas
sel, di antaranya adalah dalam hal pengaturan metabolisme sel meliputi: air berfungsi
sebagai pelarut berbagai bahan materi, medium yang baik untuk reaksi biokimia,
sebagai reaktan dalam berbagai reaksi kimia misalnya pada proses fotosintesis, dan
lain sebagainya. Dalam menjalankan fungsinya di dalam sel, jaringan, maupun organ
tumbuhan maka air memerlukan pergerakan atau perpindahan dari satu tempat ke
tempat lain. Perpindahan air tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan potensial air.
Potensial kimia air atau basa dinyatakan sebagai potensial air, PA (  , Psi) penting
untuk diketahui agar dapat mengerti pergerakan air di dalam sistem tumbuhan, tanah
dan udara. Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar, atm, seperti satuan
tekanan. Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah. Jadi difusi
termasuk osmosis, terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas dari
partikel-partikel yang berdifusi. Nilai absolut dari PA tidak mudah diukur, tetapi
perbedaannya dapat diukur. Sebagai pegangan atau dasar diambil potensial air murni.
Jadi PA adalah perbedaan dalam energi bebas atau potensial kimia per satuan molal
volume antara air murni dan suatu larutan pada suhu yang sama. PA air murni pada
tekanan atmosfir adalah nol, dan PA dalam sel dan larutan kurang dari nol atau
negatif. Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air, suatu
ukuran daya yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem, seperti jaringan
tumbuhan, seperti jaringan tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau dari suatu bagian ke
bagian lain dalam suatu sistem. Potensial air mungkin merupakan parameter yang
paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah, tanaman
dan atmosfir.

Potensial air 

Potensial air  adalah energi potensial dari air per satuan volume relatif terhadap


air murni dalam kondisi referensi. Potensi air mengkuantifikasi kecenderungan air
untuk berpindah dari satu area ke area lain
karena osmosis , gravitasi , tekanan mekanis dan efek matriks seperti aksi
kapiler (yang disebabkan oleh tegangan permukaan ). Konsep potensi air telah
terbukti berguna dalam memahami dan menghitung pergerakan air di
dalam tumbuhan , hewan , dan tanah . Potensi air biasanya dinyatakan dalam energi
potensial per satuan volume dan sangat sering diwakili olehhuruf Yunani .

Potensi air mengintegrasikan berbagai penggerak potensial yang berbeda dari


pergerakan air, yang dapat beroperasi dalam arah yang sama atau berbeda. Dalam
sistem biologis yang kompleks, banyak faktor potensial dapat beroperasi secara
bersamaan. Misalnya, penambahan zat terlarut menurunkan potensial (vektor negatif),
sedangkan peningkatan tekanan meningkatkan potensial (vektor positif). Jika aliran
tidak dibatasi, air akan berpindah dari daerah yang potensial airnya lebih tinggi ke
daerah yang potensialnya lebih rendah. Contoh umum adalah air dengan garam
terlarut, seperti air laut atau cairan dalam sel hidup. Solusi ini memiliki potensi air
negatif, relatif terhadap referensi air murni. Tanpa pembatasan aliran, air akan
berpindah dari lokus yang berpotensi lebih besar (air murni) ke lokus yang lebih
rendah (larutan);aliran berlangsung sampai perbedaan potensial disamakan atau
diseimbangkan oleh faktor potensial air lainnya, seperti tekanan atau elevasi.

Banyak faktor yang berbeda dapat mempengaruhi potensi air total, dan jumlah dari
potensi ini menentukan potensi air secara keseluruhan dan arah aliran air:

 = 0 + ❑π + p + s + v + m

di mana:

 0 adalah koreksi referensi,


 ❑π adalah zat terlarut atau potensial osmotik ,

 p adalah komponen tekanan ,
 s adalah komponen gravimetri ,
 v adalah potensial karena kelembaban , dan
 m adalah potensi karena efek matriks (misalnya, kohesi fluida dan tegangan
permukaan.)

Semua faktor ini dikuantifikasi sebagai energi potensial per satuan volume,
dan subset yang berbeda dari istilah ini dapat digunakan untuk aplikasi tertentu
(misalnya, tanaman atau tanah). Kondisi yang berbeda juga didefinisikan sebagai
referensi tergantung pada aplikasinya: misalnya, di tanah, kondisi referensi biasanya
didefinisikan sebagai air murni di permukaan tanah.

Potensial tekanan

Potensial tekanan didasarkan pada tekanan mekanis, dan merupakan komponen


penting dari potensi air total di dalam sel tumbuhan . Potensial tekanan meningkat
saat air memasuki sel. Saat air melewati dinding sel dan membran sel , air
meningkatkan jumlah total air yang ada di dalam sel, yang memberikan tekanan ke
luar yang ditentang oleh kekakuan struktural dinding sel. Dengan menciptakan
tekanan ini, tanaman dapat mempertahankan turgor , yang memungkinkan tanaman
untuk mempertahankan kekakuannya. Tanpa turgor, tanaman akan kehilangan
struktur dan layu .

Potensi tekanan dalam sel tumbuhan biasanya positif. Dalam sel plasmolisis , potensi


tekanan hampir nol. Potensi tekanan negatif terjadi ketika air ditarik melalui sistem
terbuka seperti pembuluh xilem tumbuhan . Menahan potensi tekanan negatif (sering
disebut tegangan ) merupakan adaptasi penting dari xilem. Ketegangan ini dapat
diukur secara empiris menggunakan Bom Tekanan .

Potensial osmotik (potensial zat terlarut)

Air murni biasanya didefinisikan memiliki potensial osmotik ( ❑π ) dari nol, dan
dalam hal ini, potensial zat terlarut tidak pernah bisa positif. Hubungan konsentrasi
zat terlarut (dalam molaritas) dengan potensial zat terlarut diberikan oleh persamaan
van 't Hoff :

❑π =−MiRT

di mana M adalah konsentrasi dalam molaritas zat terlarut, adalah faktor van 't Hoff ,
rasio jumlah partikel dalam larutan dengan jumlah unit formula terlarut, R
adalah konstanta gas ideal , dan T  adalah suhu mutlak.

Misalnya, ketika zat terlarut dilarutkan dalam air, molekul air


cenderung berdifusi melalui osmosis daripada ketika tidak ada zat terlarut. Suatu
larutan akan memiliki potensial air yang lebih rendah dan karenanya lebih negatif
daripada air murni. Lebih jauh, semakin banyak molekul zat terlarut, semakin negatif
potensial zat terlarut.

Potensi osmotik memiliki implikasi penting bagi banyak organisme hidup . Jika sel


hidup dikelilingi oleh larutan yang lebih pekat, sel akan cenderung kehilangan air ke
potensial air yang lebih negatif ( ❑w) dari lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi
pada organisme laut yang hidup di air laut dan tumbuhan halofitik yang tumbuh
di lingkungan salin . Dalam kasus sel tumbuhan, aliran air keluar dari sel pada
akhirnya dapat menyebabkan membran plasma menarik diri dari dinding sel,
menyebabkan plasmolisis . Kebanyakan tumbuhan, bagaimanapun, memiliki
kemampuan untuk meningkatkan zat terlarut di dalam sel untuk mendorong aliran air
ke dalam sel dan mempertahankan turgor.

Efek ini dapat digunakan untuk menyalakan pembangkit listrik osmotik . 

Suatu larutan tanah juga mengalami potensial osmotik. Potensi osmotik


dimungkinkan karena adanya zat terlarut anorganik dan organik dalam larutan tanah.
Ketika molekul air semakin mengumpul di sekitar ion atau molekul terlarut,
kebebasan bergerak, dan dengan demikian energi potensial, air menjadi lebih rendah.
Ketika konsentrasi zat terlarut meningkat, potensi osmotik larutan tanah berkurang.
Karena air memiliki kecenderungan untuk bergerak menuju tingkat energi yang lebih
rendah, air akan bergerak menuju zona konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi.
Meskipun, air cair hanya akan bergerak sebagai respons terhadap perbedaan potensial
osmotik jika membran semipermeabelada di antara zona potensial osmotik tinggi dan
rendah. Membran semipermeabel diperlukan karena memungkinkan air melalui
membrannya sekaligus mencegah zat terlarut bergerak melalui membrannya. Jika
tidak ada membran, pergerakan zat terlarut, bukan air, sebagian besar menyamakan
konsentrasi.

Karena daerah tanah biasanya tidak dibagi oleh membran semipermeabel,


potensial osmotik biasanya memiliki pengaruh yang dapat diabaikan pada pergerakan
massa air dalam tanah. Di sisi lain, potensi osmotik memiliki pengaruh ekstrim pada
laju penyerapan air oleh tanaman. Jika tanah mengandung garam terlarut yang tinggi,
potensi osmotik cenderung lebih rendah dalam larutan tanah daripada di sel-sel akar
tanaman. Dalam kasus seperti itu, larutan tanah akan sangat membatasi laju
penyerapan air oleh tanaman. Di tanah asin, potensi osmotik air tanah mungkin
sangat rendah sehingga sel-sel pada bibit muda mulai runtuh ( plasmolisis ).
E. Perbedaan Antara Transpirasi, Gutasi, dan Evaporasi
a. Transpirasi

Transpirasi merupakan satu mekanisme untuk membuang kelebihan air atau air
sisa metabolisme. Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula
dan lentisel.

Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan yang bersangkutan,


maupun berbagai faktor klimatik lingkungannya. Secara internal, transpirasi dikontrol
dengan pengaturan konduktivitas stomata, daya hisap daun, dan tekanan akar, laju
fotosintesis dan respirasi, serta jenis dan umur tanamannya. Sedang faktor eksternal
yang penting adalah suhu, kelembaban udara, kecepatan angin dan beda potensial air
antara tanah-jaringan-atmosfer. Oleh bermacam - macam tenaga penggerak dan daya
kohesi, maka dalam tubuh tumbuhan terbentuk aliran air atau benang air yang tak
terputus Di sisi lain, transpirasi dap digundang sebagai salah satu mekanisme
pelepasan kelebihan panas tubuh tumbuhan serta mendorong aliran air tanah musik ke
jaringan untuk mendapatkan berbagi nutrisi yang dibutuhkan. Inspirasi juga
merupakan mekanisme kontrol keseimbangan daan stabilitas cairan tubuh. Stabilitas
cairan tubuh terjaga apabila volum penyerapan air sebanding dengan volume
kebutuhan air untuk mempertahankan turgiditas jaringan (tekanan hidrostatik) dan air
untuk mendukung metabolisme serta stabilisasi sulm jaringannya. Bila trampicasi
berlebihan yang tidak seimbang dengan aliran air yang masuk, maka jaringan akan
kehilangan turgiditasnya. Tumbuhan menjadi layu atau bahkan mengering dan mati.

b. Evaporasi
Adalah proses pertukaran mellui molekul air di atmosfer tau peristiwa
berubahanya air atau es menjadi uap di udara. Penguapan terjadi pada tiap keadaan
suhu sampai udara di permukaan tanah menjadi jenuh dengan uap air. Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju evaporasi adalah cahaya tumbuhan jauh lebih
cepat berevaporasi bilamana lebih terbuka terhadap cahaya.

c. Gutasi

Gutasi adalah Pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah
tepi atau ujung tulang  daun yang disebut hidatoda atau gutatoda atau emisarum. 
terjadi pada suhu rendah dan kelembaban tinggi.

No Transpirasi Evaporasi
1 Proses fisika fisiologi atau  fisika Proses fisika murni
yang termodifikasi 
2 Diatur bukaan stomata Tidak diatur bukaan stomata
3 Diatur beberapa macam tekanan Tidak diatur oleh tekanan
4 Terjadi di jaringan hidup Tidak terbatas di jarinagn hidup
5 Permukan sel basah Permukaan yang
menjalankannya menjadi
kering

No Transpirasi Gutasi
1 Terjadi pada siang hari  Terjadi pada malam hari 
2 Air yang hilang berbentuk uap Air yang keluar berupa cairan
air5
3 Yang dilepaskan uap air murni Cairan mengandung solute,
seperti gula dan garam
4 Terjadi melewati stomata, lubang Melewati hidatoda
kutikula, dan lentisel
5 Terkendali oleh bukaan stomata Tidak terkendali
6 Menurunkan suhu permukaan Tidak menurunkan suhu
tanaman permukaan
F. Mekanisme Transpirasi Dan Peran Perbedaan Tekanan Uap Antara
Tumbuhan Dan Lingkungan Terhadap Proses Transpirasi

Transpirasi dapat melalui stomata, kutikula, maupun lentisel kemungkinan


kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian yang lain dapat saja
terjadi,Tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang
melalui stomata. sedikitnya, sekitar 80 - 90%   total transpirasi dilakukan di
stomata, 20% total transpirasi melalui kutikula dan sekitar 0,1% total transpirasi
melalui lentisel.

  Dalam bukunya, Loveless (1991)   juga menyatakan ada dua tipe transpirasi
yaitu: 

1) Transpirasi Kutikula

Transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui
kutikula epidermis.  kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada
sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10% atau kurang
dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air
yang hilang terjadi melalui stomata.

2) Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat tetapi di antara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air.
air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antarsel,  dan uap air
kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar.
Sehingga dalam kondisi membuat ruang ruang itu selali jesuh uap air. Asalkan
stomuma terbaka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecualibila stmosfer itu
sendiri sama-sama lembap. Pada tumbuhan Difasi dapat terjadi jika ada jalur yang
memungkinkan adanya ketaturun yang rendah. Jumlish difusi keluarnya uap air dari
stomata tergantung pada tingkat kecuraman gradien konsentrasi up air. Lapisan
pembatas yang tehsal memiliki gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang
tipis memiliki gradien yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis
pembatas yang tebal lebih lambat dari pada yang tipo. Angin membawa udara dekat
ke daun dan membuta pembatas lebih nps. Hal ini menunjukkan mengapa laju
transpirasi pada tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin.
Hilangnya uap air dari ruang interseluler dan menurunkan kelembaban relatif poda
nang tersebut. Air yang menguap dari daun (somata) ini menimbulkan kekuatan
kapiler yang menarik air dan darah yang hendekatan dalam dam Beberapa
penggantian air berasal dari dalam sel daun moclalui membran plasma Ketika air
meninggalkan duun, molekul air menjadi lebih kecil. Hal ini akan mengurangi
tekanan turgor. Jika banyak air yang dipindahkan, tekanan turgor akan menjadi nol

Oleh karena itu, sel menjadi lunak dan kehilangan kemampuan untuk mendukung
daun. Hal ini dapat terlihat ketika tanaman layu. Untuk mengetahui tingkat efisiensi
tumbuhan dalam memanfaatkan air. Sering dilakukan pengukuran terhadap laju
transpirasi. Tumbuhan yang efisien akan menguapkan air dalam jumlah yang lebih
sedikit untuk membentuk struktur tubuhnya dibandingkan dengan tumbuhan yang
kurang efisien dalam memanfaatkan air (Dwidjoseputro.1994)

Proses-proses transpirasi terjadi melalui dua tahapan, yaitu

1. Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun

Proses ini akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akun kekurangan air sehingga
potensial aimya meminin. Pada tahap inilah air yang diserap oleh akar akan dibana
naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.

2. Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula ataupun
lentisel
Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap air, tumbuhan dapat pula
mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesinya disebut gutasi dengan
melalui alat yang disebut hidatoda, yaitu yaitu suatu lubang yang terdapat pada .ujung
urat daun yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan tertentu

Pergerakan air ditemukan oleh perbedaan potensial air. Maka dapat diasumsikan
bahwa kekuatan pendorong untuk transpirasi odalah perbedaan. Potensial air antara
ruang adara sabstomatal dan suasana eksternal. Namun, karena masalah sekarang
berkaitan dengan difusi uap air daripada air cair, maka akan lebih mudah untuk
berpikir ketentuan sistem uap. Pertimbangkan apa yang terjadi, misalnya, ketika
volum air murni diperkenalkan ke dalam ruang tertutup (Figure2:2) mulanya molekul
air lebih energik akan melarikan diri ke ruang udara mengisi ruang dengan uap air.
Beberapa dari molekul air akan mulai berkondensasi menjadi fase cair. Akhirnya air
di ruangan itu akan mencapai keseimbangan yang dinamis; tingkat penguapan akan
seimbang dengan laju kondensasi. Ruang udara maka akan mengandung jumlah
maksimum uap air yang dapat bertahan pada suhu tersebut. Dengan kata lain, pada
kesetimbangan fase gas akan jenih dengan uap air. Konsentrasi molekul air dalam
fase uap dinyatakan sebagai massa uap per satuan volume (gm-3), yang disebut
kepadatan uap. Atau, konsentrasi yang menyatakan interms tekanan yang diberikan
oleh molekul uap air terhadap permukaan fluida dan dinding ruangan. Atau,
konsentrasi mungkin menyatakan interm tekanan yang diberikan oleh molekul uap air
terhadap fluida permukaan dan dinding ruangan. Hal ini disebut tekanan uap
(simbole). Dengan persamaan yang tepat, kepadatan uap dan tekanan uap saling
menukar. Namun, karena kita sekarang terbiasa berurusan dengan komponen
potensial air di unit tekanan, maka akan lebih konsistenn bagi kita untuk
menggunakan tekanan uap (dinyatakan sebagai kilo pascal, LP). Ketika fase gas telah
mencapai keseimbangan dan jenuh dengan uap air, sistem akan mencapai tekanan uap
jenuh.

Tekanan uap yang melebihi larutan pada sekaran atmosfer adalah dipengaruhi
oleh konsentrasi zat terlarut dan suhu. Penganih konsentrasi zat terlarus pada
tekanan uap dapat dinyatakan dalam fraksi mol molekul ait Hubungan ini
diberikan oleh bentuk bukum Raoult, yang menyatakan:

e= Xi e 0 ….. (2.1)

dimana e adalah tekanan uap larutan, Xi adalah fraksi mol air (=jumlah
molekul air/jumlah molekul air + jumlah molekul zat terlarut), dan eo adalah
tekanan uap jenuh lebih pelarut murni.
Sebenarnya penurunan tekanan uap karena zat terlarut ternyata cukup kecil. Hal ini
karena bahkan dalam solusi yang relatif terkonsentrasi fraksi mol pelarut tetap besar.
Perhatikan, misalnya, 0,5 solusi molal, yang kira-kira konsentrasi vacuolar getah
dalam sel tanaman khas, 0,5 solusi molal mengandung 1/2 mol zat terlarut dilarutkan
dalam 1.000 gram (55.5mol) air. Oleh karena itu 55,5/ (55,5+0,5) = 0,991 fraksi mol
air dalam 0.5 solusi molal adalah. Menurut persamaan 2.1, tekanan uap jenuh larutan
setengah molal akan dikurangi dengan kurang dan 1 persen dibandingkan dengan air
mumi.

Menurut hukum Fick dari difusi, molekul akan berdifusi dari daerah konsentrasi
tinggi ke daerah konsentrasi rendah, atau menurmi gridien konsentrasi. Karena
tekanan uap sebanding dengan konsentrasi uap, uap air juga akan bendifusi menuruni
gradion tekanan uap yaitu, dari daerah tekan aap tinggi ke daerah tekanan uap lebih
rendah. Pada prinsipnya, kita dapa mengasumsikan bahwa ruang udara substomatal
dari daun biasanya jenuh atau sangat hampir jenuh dengan uap air. Hal ini karena sel-
sel mesofil yang berbatasan dengan ruang udara tersaji besar, permukaan yang tak
terlindung adalah untuk penguapan air. Sisi lain, suasana yang mengelilingi daun
biasanya tak jenuh dan mungkin sering memiliki kadar air yang sangat rendah
Keadian ini menciptakan gradien antara tekanan tinggi uap air di bagian dalam daun
dan tekanan uap air yang lebih rendah dari atmosphere perbedaan tekanan uap air
antam ruang udara internal daun dan udara di sekitarnya adalah kekuatan pendorong
untuk trampiran.(Hopkins 2009)

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi


Kecepatan transpirasi suatu tumbuhan berbeda-beda, tergantung dari jenis
tumbuhannya dan faktor-faktor dalam dan faktor luar yang ikut mempengaruhinya
membuka dan menutupnya stomata. Misalnya, kenaikan temperatur daun dapat
memacu evaporasi, tetap dagat pula menyebabkan stomat menutup sehingga
transpirasi tidak naik sejalan dengan faktor yang memacu alar transpirasi (akar-
batang-daun-udara bebas), nampaknya sederhana, namun saling berinteraksi.

A. Faktor lingkungan yang memengaruhi membukanya stomata antara lain


sebagai berikut:
1. Konsentari CO2

Konsentari CO2 akan mempengaruhi pH pada sel penutup. Perubahan pH akan


berpengaruh pada kerja enzim fosforilase dalam merigubali amilium menjadi gula
atau sebaliknya.

2. Cahaya

Bila cahaya (siang) akan terjadi fotosintesis sehingga kadar CO 2, dalam daun
berkurang, stomata membuka. Cahaya mempengaruhi laju transpirasi. Melalui dua
cara yaitu;

a. Sehelai daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi energi
radiasi
b. Cahaya tidak usah selalu berbentak cahaya langsung dapat pula mempengaruhi
transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stimata, dengan
mekanisme tertentu
3. Kekurangan air (wate stress)

Apabila tumbuhan kekurangan air, maka potensial air pada daun termasuk sel
penutup akan turun. Sehinga somata akan menutup.

4. Suhu

Naiknya suhu akan meningkatkan lajunya respirasi sehingga kadar CO2 dalam dan
meningkat, pH menurun. Stomata menutup
5. Angin

Bila angin bertiup kencang mengakibatkan transpirasi terjadi berlebihan


dibandingkan dengan kemampuan tumbuhan tersebut menyerap air. Akibatnya
tumbuhan kekurangan air, Tugor menurun, stomata menutup. Angin juga disebut
faktor penyebab membuka dan menutupnya stomata secara tidak langsung.

6. Kelembaban

Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dan air yang
hilang dengan demikian seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun
dengan meningkatnya kelembaban udara. Apabila stomata dalam keadaan terbuka
maka kecepatan difusi dari uap air keluar tergantung pada besarnya perbedaan
tekanan uap air yang ada di dalam rongga-rongga antar sel dengan tekanan uap air di
atmosfer. Jika tekanan uap air di udara rendah, maka kecepatan difusi dari uap air di
daun keluar akan bertambah besar begitu pula sebaliknya. Pada kelembaban udara
relatif 50% perbedaan tekanan uap air.

7. Kandungan air tanah

Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air
melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat. Hal ini cenderung untuk
meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut .

B. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kecepatan transpirasi

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kecepatan transpirasi dapat berupa faktor


dalam atau faktor luar (lingkungan).

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi evatransporasi:

a) Radiasi matahari. Dari radiasi matahari yang diserap oleh daun, 1-5% digunakan
untuk fotosintesisdan 75%-85% digunakan untuk memanaskan daun dan untuk
transpirasi.
b) Temperature. Peningkatan temperatur meningkatkan kapasitas udara untuk
menyimpan air, yang berarti tuntutan atmosfer yang lebih besar.
c) Kelembaban relative. . Makin besar kandungan air di udara, makin tinggi udara,
yang berarti tuntutan atmosfer menurun dengan meningkatnya kelembapan relatif
d) Angin. Transpirasi terjadi apabila air berdifusi melalui stomata. apabila aliran
udara (angin) menghembus udara lembab di permukaan daun, perbedaan potensial air
didalam dan tepat di luar lubang stomata akan meningkat dan difusi bersih air dari
daun juga meningkat.

Faktor faktor dari dalam yang mempengaruhi evapotranspirasi:

A. Penutupan stomata

sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak
tembus air dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika
stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan
kehilangan air ini lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan lebar
stomata. faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam
kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembaban.

B. Jumlah dan ukuran stomata

jumlah dan ukuran stomata dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan mempunyai
pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan
penutupan stomata.

C. Jumlah daun

Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi

D. Penggolongan atau pelipatan daun

banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan


pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas. Kedalaman dan proliferasi
akar. ketersediaan dan pengambilan kelembaban tanah oleh tanaman budidaya sangat
tergantung pada kedalaman dan poliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam
meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (agar persatuan volume tanah)
meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi
pelayuan permanen (Gardner, e t.al. , 1991)

H. Proses Penyerapan Air Oleh Akar Yang Dihubungkan Dengan Proses


Transpirasi
A. Mekanisme penyerapan air
 Proses pengangkutan air dan garam mineral

Pengangkutan air dan garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi seperti pada
tumbuhan biji, dilakukan melalui 2 mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari
dalam tanah menuju sel akar.

Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh sehingga disebut sebagai


mekanisme pengangkutan ekstravaskuler. Kedua, air dan mineral diserap oleh akar.
Selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem),
sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler. air dan garam mineral
dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks
akar, masuk ke tele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk
tumbuhan.

a. Pengangkutan ekstravaskuler

Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara
ruang antar sel. pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas
pembuluh ini dilakukan melalui dua mekanisme yaitu apoplas dan simplas.

1. Pengangkutan apoplas

Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari
akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi,
aliran air secara apoplas tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh
lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang
dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian pengangkutan air secara apoplas pada
bagian korteks dan stele menjadi terpisah.

2. Pengangkutan simplas

Pada pengangkutan ini, setelah masuk ke dalam sel epidermis bulu akar, air dan
mineral yang terlarutbergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari
satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini,
menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air
pada pengangkutan simplas adalah sel-sel bulu akar menuju sel-sel korteks,
endodermis, perisikel, dan xilem. Dari sini, air dan garam mineral siap diangkut ke
atas menuju batang dan daun.

b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)

Setelah melewati sel-sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke
pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar
menuju batang sampai ke daun. pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel,
namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini
adalah sel-sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler.
struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel-sel penyusun
jaringan tersebut mengalami fusi (penggabungan). air bergerak dari sel trakea satu ke
sel trakea yang diatasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea
xilem.

B. Pengangkutan air dari akar menuju daun

Absorpsi terjadi karena sel-sel tumbuhan kehilangan air, akibat adanya proses
transpirasi yang mana bisa terjadi dengan jumlah yang besar atau kecil. sel-sel yang
kehilangan air mengakibatkan suatu definisi tekanan difusi menarik air dari unsur-
unsur xilem. Oleh karena unsur-unsur xilem membentuk tabung yang berhubung dari
akar sampai ke daun, tegangan ini ditularkan ke sel-sel akar yang kemudian air akan
diserap oleh sel-sel akar tanaman masuk memenuhi rongga rongga sel dan kemudian
air diteruskan ke seluruh tubuh tumbuhan. air dan mineral yang ada di dalam
pembuluh kayu selanjutnya akan dibawa naik ke daun.ada beberapa faktor yang
membuat air dan mineral dapat naik ke daun yaitu kapilaritas air, daya isap daun
(Pandey, 1972).

a. Kapilaritas batang

Sebelumnya telah dipelajari bahwa tumbuhan mempunyai berkas pembuluh


(pengangkutan) air yang disebut xilem. Xilem merupakan sebuah saluran kecil yang
membentang mulai dari akar hingga daun.

b. Daya isap daun

daun yang umumnya tipis dan lebar juga menyebabkan tumbuhan mudah kehilangan
air karena air yang ada di dalam daun menguap. hilangnya air yang menguap ini akan
menyebabkan tekanan pada daun menjadi rendah sehingga menarik air yang ada di
pembuluh. Daun seakan-akan menghisap air yang ada di pembuluh. Isapan daun ini
akan membuat air yang terdapat di akar naik ke atas.

Penyebab terjadinya adsorpsi air adalah sebagai berikut:

 Potensial gravitasi. dimana air dalam tanah akan bergerak ke atas oleh serapan
akar tanaman disebabkan potensial gravitasi bertambah.
 Potensial matriks atau kapiler. tanaman dapat dengan mudah mengambil air pada
potensial matriks tinggi pada keadaan kapasitas lapang.
 Potensial osmotik. Dimana pengaruh penting dalam pengalihan air melalui dinding
sel jasad hidup seperti akar tanaman.
 Adanya transpirasi. proses ini menyebabkan water potensial pada daun menjadi
rendah dibandingkan dengan potensial air pada batang akar dan tanah sehingga
terjadinya penyerapan dari akar tanaman.
 Gaya adhesi dan kohesi lebih besar daripada gaya gravitasi.
 Sinar matahari. semakin tinggi intensitas radiasi matahari yang diterima oleh
tumbuhan maka tanaman akan lebih banyak kehilangan air dan tegangan turgor pada
tanaman meningkat sehingga air akan merembes melalui sel-sel akar untuk mengatasi
kekurangan air dan mengoptimalkan atau menyeimbangkan penguapan dengan
penyerapan air (ketersediaan air pada tubuh tanaman).

C. Hubungan absorpsi dengan transpirasi

umumnya air yang masuk ke tanah dan tumbuhan akan hilang melalui proses
penguapan, dan hanya 2% air yang diserap oleh akar akan dipakai membentuk lebih
banyak materi tumbuhan. Pada prinsipnya air akan meninggalkan tumbuhan melalui
tiga cara:

 Transpiransi, yaitu bagian yang paling utama dari kehilangan ini. Dalam daur air
akan diuapkan dari dinding sel ke ruang antar sel. Dari sini didifusikan keluar ke
udara melalui lubang kecil di daun yang disebut stomata atau mulut daun. Mulut-
mulut tahun ini akan terbuka pada siang hari dan menutup pada malam hari. Fungsi
utamanya adalah memberi kemungkinan untuk terjadinya pertukaran gas antara
tumbuhan dengan udara (Dwidjoseputro, 1994)
 Penguapan kutikula, safari sebagian air mungkin menguap melalui kutikula dari
daun atau tangkai. dan hanya sebagian kecil air hilang dengan cara ini, umumnya
kurang dari 10% dari total kehilangan air.
 Gutasi, di daerah yang lembab kehilangan air akibat penguapan adalah terlalu
sulit. untuk tumbuhan yang hidup pada habitat ini mempunyai lubang pada ujung dari
xilem dari daun sebagai adaptasi morfologi dan fisiologi. lubang ini dikenal dengan
hidatoda, yang memungkinkan air menetes langsung keluar dari daun.
Untuk mengatasi kebutuhan tanaman terhadap air tergantung kepada kebutuhan
tanaman itu sendiri, ya itu ada yang memerlukan air sedikit, banyak dan jenuh
(tergenang). sebagaimana telah diketahui bahwa air merupakan suatu komponen yang
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Air bagi tanaman merupakan komponen
yang berada dalam suatu keadaan aliran yang sinambung (kontinu), kehilangan air
dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan, dan definisi air yang terus-menerus
menyebabkan perubahan-perubahan dalam tanaman yang ireversibel. kebutuhan air
akan tanaman di nyatakan sebagai jumlah satuan yang diisap persatuan berat kering
yang dibentuk. untuk mengatasi kebutuhan tanaman terhadap air agar tidak
mengalami kekurangan adalah dengan selalu menjaga ketersediaan air dalam tanah,
ya itu yang tergantung pada tipe dan kedalaman perakaran tanaman, laju kehilangan
air oleh penguapan dan transpirasi, suhu dan laju penambahan air tambahan, makin
sedikit air dalam tanah makin kuat di pegang. kecepatan ekstraksi air dari suatu tanah
merupakan fungsi dari konsentrasi akar. Sekitar 40% dari jumlah air yang diekstraksi
berasal dari ¼ bagian teratas akar, 30% dari ¼ ke-2, 20% dari ¼ ketiga, dan 10%
dari ¼ terbawah. ketersediaan air pada tanah agar kebutuhan tanaman akan air selalu
terpenuhi adalah tergantung dari tekstur tanah yang menjadi media pertumbuhannya
semakin halus butiran tanahnya maka akan semakin kuat dan banyak dalam
menyimpan air (Sanha, 2013).
Transpirasi terjadi karena cahaya matahari yang menembus lapisan udara tipis
sehingga membuat rongga-rongga pada stomata jenuh air dan potensial airnya lebih
tinggi dibandingkan dengan di udara sehingga air akan keluar dari potensial air yang
tinggi ke yang rendah melalui proses penguapan, transpirasi dapat diatasi atau
dikurangi dengan selalu menjaga keseimbangan penyerapan air oleh akar, membuat
tanaman pelindung sehingga matahari tidak langsung kena tanaman yang
dibudidayakan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Air mempunyai beberapa fungsi penting dalam tanah. Air penting dalam
pelapukan mineral dan bahan organik yaitu reaksi yang menyiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman.

Transpirasi adalah suatu proses yang mengakibatkan pembuangan energi dan


dikatakan transpirasi mengakibatkan kehilangan air serta pembuangan tenaga yang
diterima tumbuhan dari matahari.

Transpirasi dan absorpsi mempunyai hubungan yang sangat erat di mana


terjadinya hubungan timbal balik ya itu absorpsi terjadi karena transpirasi dan
sebaliknya. gerakan ke atas dari air dan zat-zat terlarut dalam tanaman tinggi, diduga
hal ini berhubungan dengan transpirasi, yaitu kehilangan atau hilangnya uap air
secara penguapan dari daun melalui banyak stomata yang terbuka. karena sel-sel
kehilangan air dari unsur-unsur xilem. Oleh karena unsur-unsur xilem membentuk
tabung yang berhubungan dari akar sampai daun, tegangan ini ditularkan ke sel-sel
akar, ini mengakibatkan terjadinya penambahan pengisapan air (absorpsi) oleh
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

mediaindonesia.com developer. (2021, September 2). Pentingnya Air bagi Kehidupan


Manusia. Https://Mediaindonesia.com/.
https://mediaindonesia.com/humaniora/429866/pentingnya-air-bagi-kehidupan-
manusia

Mengenal Osmosis dan Difusi Beserta Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari |


merdeka.com. (2020, August 31). Merdeka.com.
https://www.merdeka.com/sumut/mengenal-osmosis-dan-difusi-beserta-contohnya-
dalam-kehidupan-sehari-hari-kln.html

Pertanyaan.com : Jelaskan proses terjadinya lisis, krenasi, plasmolisis, dan


deplasmolisis. (2021). Pertanyaan.com. https://www.pertanyaan.com/threads/14923-
Jelaskan-proses-terjadinya-lisis-krenasi-plasmolisis-dan-deplasmolisis
(http://repository.ut.ac.id/4312/2/PEBI4313-M1.pdf) . Hamim. Modul 1 Fungsi Air
dan Perannya pada Tingkat Selular dan Tumbuhan secara Utuh. Diakses 16
September 2021

(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-difusi/). Aris Kurniawan. Pengertian


Difusi, Proses, Faktor Beserta Contohnya. 10 Juli 2021. 16 September 2021.

Campbell NA, Reece JB. 2002. Biologi Jl. 1 Ed. 5. Jakarta: Erlangga.


Sudjadi. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius.

Kontributor Wikipedia. "Plasmolisis." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia,


Ensiklopedia Bebas, 19 Mei. 2021. Web. 19 Mei. 2021.

Hopkins, W.G. 2009. Introduction to plant physiology. 4th. New York: John Wiley &
Sons, Inc.

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropik I.


Gramedia pustaka utama: Jakarta.

Pandey. 1972. Pengangkutan pada tumbuhan.


(http://scientistofbiology.weebly.com/mekanisme-pengangkutan-pada-
tumbuhan.html), diakses 16 September 2021.

Sanha. 2013. Pengangkutan pada tanaman.


(http://www.artikelbiologi.com/2013/01/pengangkutan-air-pada-tumbuhan.html)
diakses 16 September 2021.

Dwidjoseputro. 1994. Proses transpirasi.


(http://www.academia.edu/8647678/proses_transpirasi_air_pada_tanaman) 16
September 2021.

Anda mungkin juga menyukai