Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH DASAR-DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN

IMBIBISI OSMOSIS DAN DIFUSI

OLEH :

JHON WIDO FERNANDO SARAGIH

NPM :184110200

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

TA. 2019/2020
IMBIBISI OSMOSIS DAN DIFUSI

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : JHON WIDO FERNANDO SARAGIH


NPM : 184110200
JURUSAN : AGROTEKNOLOGI
KELAS :C
KELOMPOK :3

MENYETUJUI

Asisten Dosen
DosenPengasuh

MARDALENI SP.MSc
MARULI TUA, SP
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “IMBIBISI
OSMOSIS DAN DIFUSI”

Terimakasih saya sampaikan kepada bapak Ibu MARDALENI SP.MSc


selaku dosen dari mata kuliah hidrologi pertanian dan didampingin oleh asisten
dosen bang guarin irwansyah yang telah banyak memberikan bimbingan dan
arahan hingga selesainya penulisan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang sawi samhong.Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... 2

Daftar Isi.............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 7

1.3 Tujuan.......................................................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 8

2.1 Cara Budidaya Jagung.................................................................................. 8

2.2 Syarat Tumbuh jangung.............................................................................. 14

2.3 Jenis Jenis Benih Jagung Diindonesia......................................................... 15

BAB III PENUTUP............................................................................................ 16

3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 16

3.2 Saran............................................................................................................. 16

DAFTARPUSTAKA.......................................................................................... 17
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya tanaman memerlukan air untuk pertumbuhan . Air

di dalam jaringan tanaman berkisar antara 70-90%. Hal inimenunjukkan

batumbuhan. Penyerapan air pada tumbuhan dapat melalui beberapa cara

yaitu melalui difusi, imbibisi dan osmosis.

Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam

pelarutdari bagian berkonsentrasi tinggi kebagian yang berkonsentrasi rendah.

Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradient

konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas

secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan

molekul tetap terjadi walaupun tidakada perbedaan konsentrasi. Difusi terjadi

semua jenis zat, termasuk gas-gas, ion-ion dan air. Masuknya air dari luar

ke jaringan akar juga merupakan peristiwa difusi. Air bergerak dari daerah

yang airnya lebih banyak ke daerah yang airnya lebih sedikit. Kandungan air

dalam tanah relatif tidak terbatas (potensi air sebesar-besarnya = mendekati 0)

dari pada air jaringan akar. Air yang masuk kedalam akarakan mengisi ruang-

ruang anatar sel atau masuk kedalam sel. Air dapat masuk kedalam sel-sel

akar setelah menembus dinding dan membran sel.

Osmosis adalah proses perpindahan air dari daerah yang

berkonsentrasi re nd ah ( hipotonik) k ed ae ra h ya ng be rk ons en tr as i

t in gg i ( hipertonik) m e l a l u i membran semi permeabel. Membran semi

permeabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat

tertentu yang larut didalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding
sel dengan dinding isi sel karena menyerap airdisebut turgor, sedangkan

tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor . Osmosis berkaitan

dengan beberapa keadaan sel tumbuhan. Berdasarkan jalur yang ditempuh

air dan garam mineral yang masuk ke akar, pengangkutan air dan g a r a m

mineral dibedakan menjadi simplas dan apoplas. Simplas

adalah bergeraknya air dan mineral lewar jalur dalam sel, yaitu

sitoplasma sel denganjalan menembus membran plasma. Sedengkan

apoplas adalah bergeraknya air lewat jalur luar sel atau lewat dinding-dinding

sel

Imbibisi adalah penyusupan atau peresapan air kedalam ruangan

antar d i n d i n g s e l , s e h i n g g a d i n d i n g s e l n y a a k a n m e n g e m b a n g .

S e b a g a i c o n t o h masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang

yang direndam dalam air beberapa jam. Ada banyak hal yang merupakan proses

penyerapan air yang terjadipada makhluk hidup, penyerapan air dari dalam tanah

oleh akar tanaman. Namun penyerapan yang dimaksudkan disini yaitu

penyerapan oleh biji kering. Hal inibanyak kita jumpai di kehidupan kita

sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman pada, pembuatan

kecambah (tauge), biji kacang hijau yang terlebih dahulu direndam

dengan air.

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk

memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.

Fotosintesis juga dapat di artikan proses penyusunan atau pembentukan dengan

menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah

matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah,

jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Respirasi adalah proses katabolisme atau juga penguraian senyawa organik

menjadi senyawa anorganik. Respirasi berjalan di dalam sel dan berlangsung baik

secara aerobik maupun secara anaerobik. Mengenai respirasi aerob dibutuhkan

adalah oksigen yang nantinya dapat menghasilkan energi serta karbondioksida.

Sedangkan untuk respirasi anaerob , oksigen tidak dibutuhkan sehingga

menghasilkan senyawa selain karbondioksida, yaitu : alkohol, asam asetat, serta

sedikit energi. Dalam reaksi respirasi, perbedaan antara O2 yang digunakan dan

CO2 yang dilepaskan biasa dikenal sebagai respiratory quotient atau respiratory

ratio atau juga dengan singkatan RQ. Untuk respirasi, nilai RQ tersebut sangat

tergantung pada substrat atau bahan.

Fotoperodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran

(panjang pendeknya) yang dapat merangsang pembungaan. Istilah

fotoperodisme digunakan untuk fenomena dimana fase perkembangan

tumbuhan dipengaruhi oleh lama penyinaran yang diterima oleh tumbuhan

tesebut. Fotoperiodisme ini merangsang pembungaan, pertumbuhan akar serta

batang pada musim-musim tertentu, dan menjadi pemicu atas kerontokan daun.

Perkecambahan benih adalah proses pengaktifan kembali aktifitas

pertumbuhan embrio di dalam biji yang terhenti untuk kemudian mem bentuk

bibit. Untuk terjadinya perkecambahan diperlukan syarat internal dan eksternal.

Syarat internal adalah pembentukan embrio yang sehat dan normal, sedang kan

syarat eksternal yang utama : adanya air yang cukup, suhu yang sesuai, cukup

oksigen dan adanya cahaya. Yang dimaksud dengan daya tumbuh atau Daya

berkecambah ialah jumlah benih yang berkecambah dari sejumlah benih yang di

kecambahkan pada media tumbuh optimal ( kondisi laboratorium ) pada waktu

yang telah ditentukan, dan dinyatakan dalam persen.


Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi

yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung

presentase daya berkecambahnya.Persentase daya berkecambah merupakan

jumlah proporsi benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam

kondisi dan periode tertentu. Persentase akan menunjukan hasil daya kecambah

pada tanaman.

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk memenuhi tugas laporan praktikum dasar-dasar fisiologi

tumbuhan

2. Untuk mengetahui peristiwa Difusi pada tumbuhan

3. Untuk mengetahui peristiwa Osmosis pada tumbuhan

4. Untuk mengetahui peristiwa Imbibisi pada tumbuhan

5. Untuk mengetahui peristiwa Fotosintesis pada tumbuhan

6. Untuk mengetahui peristiwa Respirasi pada tumbuhan

7. Untuk mengetahui peristiwa Fotoperiodisme pada tumbuhan

8. Untuk mengetahui peristiwa Uji Perkecambahan pada tumbuhan

C. Manfaat

Menunjang kekreaktivitas Mahasiswa dan Mahasiswa dan menunjang

penambah ilmu pengetahuan pengetahuan bagi Mahasiswa dan Mahasiswi.


I. TINJAUAN PUSTAKA

Molekul dalam gas bergerak secara acak. Mereka bergerak dengan bebas,

bertabrakan satu sama lain dan, pada akhirnya, mengisi ruang yang tersedia.

Penyebaran ini disebut difusi. Difusi terjadi bila ada konsentrasi molekul yang

tinggi di satu tempat dan konsentrasi yang lebih rendah di tempat lain.

Perbedaan konsentrasi ini dikenal sebagai gradien konsentrasi. Molekul

bergerak dari daerah yang konsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah,

yaitu turunan gradien konsentrasi. Gerak molekul menyebabkan mereka

menyebar secara merata, mencampur sampai konsentrasi di sepanjang ruang

yang tersedia sama. Setelah ini terjadi tidak ada gradien konsentrasi. Difusi

terjadi dengan cara yang sama pada cairan, namun lebih lambat (Fosbery,

1996).

Difusi adalah salah satu cara di mana molekul bergerak masuk dan keluar

dari sel. Molekul memindahkan gradien konsentrasi mereka melintasi membran

sel. Ini tidak mengharuskan sel untuk menggunakan energi ke pergerakan molekul

melalui membran sel dengan difusi bersifat pasif. Difusi dibuat lebih efisien

dengan:a) Memiliki jarak dekat agar molekul menyebar. b) Mempertahankan

gradien konsentrasi yang curam. c) Meningkatkan luas permukaan dimana difusi

terjadi (Fosbery, 1996).

Semua sel dikelilingi oleh selaput sel. Membran sangat tipis dan membentuk

batas antara sel dan sekitarnya. Sel permukaan membran mengontrol pergerakan

molekul masuk dan keluar sel. Mereka sebagian permeabel hanya memungkinkan

molekul kecil seperti oksigen, karbon dioksida dan air melewati molekul yang
sangat mudah tetapi tidak lebih besar. Selaput permukaan sel memiliki saluran

atau pori-pori untuk mengambil molekul besar. Sel tumbuhan memiliki dinding

sel selain selaput sel. Dinding sel sepenuhnya permeabel terhadap air dan semua

zat terlarut. Mereka bukan penghalang bagi molekul besar (Fosbery, 1996).

Banyak zat yang berdifusi dalam tubuh zat-zat terlarut lemak, ion-ion kecil,

dan gas. ifusi terjadi cepat pada jarak pendek tetapi sangaht lambat jika melalui

jarak jauh, hal ini mungkin menjelaskan mengapa sel berukuran sangat kecil.

Difusi berjalan lebih cepat dalam gas daripada cairan (James, 2006).

Difusi adalah proses yang memberikan sebagian besar nutrisi pada akar

tanaman. Ini adalah pergerakan molekul atau ion sepanjang gradien konsentrasi.

Serapan hara dan mineralisasi memberikan kekuatan pendorong untuk difusi ke

permukaan akar dengan mengurangi konsentrat nutrisi pada permukaan akar

(serapan) yang meningkatkan konsentrasi di tempat lain di dalam tanah

(mineralisasi). Mineralisasi dan masukan lainnya ke genangan nutrisi terlarut

adalah kontrol utama atas jumlah nutrisi yang tersedia untuk menyebar ke

permukaan akar (Chapin, 2002).

Setiap akar menyerap menciptakan kulit difusi, atau silinder tanah yang

habis dalam nutrisi yang diserap oleh akar. Kerusakan difusi ini merupakan zona

tanah yang secara langsung dipengaruhi oleh serapan tanaman. Akar mengakses

volume tanah yang relatif besar untuk ion-ion yang berdifusi dengan cepat

(Chapin, 2002).

Difusi ion terhadap akar tanaman terjadi sebagai respons terhadap gradien

konsentrasi yang terbentuk oleh serapan ion ke akar tanaman. Difusi dapat terjadi

baik melalui larutan tanah atau melalui migrasi permukaan ion. Difusi melalui

larutan tanah di pori-pori yang mengandung air, tentu saja, beberapa perintah
lebih cepat. Untuk semua tujuan praktis, ion berdifusi paling baik hanya beberapa

sentimeter selama musim tanam; Namun, untuk ion yang teradsorbsi, seperti

berbagai kation yang teradsorbsi pada permukaan tanah liat atau senyawa P yang

diendapkan, difusi dari permukaan ini ke akar tanaman adalah proses utama

dimana ins tersebut dibuat tersedia secara posisi untuk tanaman. Akibatnya,

kerapatan akar tanaman yang lebih besar meningkatkan kuantitas ion yang

teradsorbsi atau presipitasi yang tersedia untuk serapan tanaman. Defisit air akan

mengurangi tingkat kesulitan dua mekanisme: 1. mengurangi volume larutan dan

mobilitas ion dan 2. mengurangi pertumbuhan akar tanaman dan kontak akar

dengan ion-ion ini. Difusi ion terhadap akar tanaman terjadi sebagai respons

terhadap gradien konsentrasi yang terbentuk oleh serapan ion ke akar tanaman.

Difusi dapat terjadi baik melalui larutan tanah atau melalui migrasi permukaan

ion. Difusi melalui larutan tanah di pori-pori yang mengandung air, tentu saja,

beberapa perintah lebih cepat. Untuk semua tujuan praktis, ion berdifusi paling

baik hanya beberapa sentimeter selama musim tanam; Namun, untuk ion yang

teradsorbsi, seperti berbagai kation yang teradsorbsi pada permukaan tanah liat

atau senyawa P yang diendapkan, difusi dari permukaan ini ke akar tanaman

adalah proses utama dimana ins tersebut dibuat tersedia secara posisi untuk

tanaman. Ada 2 macam difusi, yaitu :a) Difusi Sederhana, Terjadinya gerakan

molekul zat dari konsentrasi tinggi (hipertonis) menuju konsentrasi yang lebih

rendah (hipotonis). b) Difusi Terfasailitasi/Dipermudah, Difusi terfasilitasi yaitu

difusi yang dibantu oleh protein transport yang memiliki berbagai enzim. Juga

dapat diartikan sebagai transor air melalui membrane, yaitu pengangkutan zat

terlarut dalam air melalui membran plasma. Contoh pada hewan, masuknya
glukosa dari pembuluh darah ke sel hati dipermudahkan oleh enzim dan hormone

insulin (Maniam, 2006).

Ada beberapa factor yang mempengaruhi difusi, diantaranya suhu dan zat

yang berdifusi. Dengan naiknya suhu, energy kinetic yang dimiliki oleh suatu zat

menjadi lebih tinggi sehingga pergerakan molekul zat menjadi lebih cepat

(Ferdinand, 2008).Zat yang memiliki berat molekul kecil akan lebih cepat

berdifusi dibandingkan dengan berat molekul besar. Oleh karena itu, zat yang

paling berdifusi adalah gas. Cairan relative lebih lambat berdifusi dibandingkan

dengan gas. Tidak seluruh molekul dapat berdifusi masuk ke dalam sel. Pada

prinsipnya, pada difusi membran sel bersifat pasif. Membran sel tidak

mengeluarkan energy untuk memindahkan molekul ke luar maupun ke dalam sel

(Ferdinand, 2008).

Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran semipermiabel

(selektif permiabel) dari larutan berkadar rendah menuju larutan berkadar tinggi

hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler permeabel terhadap air,

sehingga tekanan osmotik cairan tubuh diseluruh bagian tubuh sama (Anthara dan

Suartha, 2011).

Sedangkan menurut Sudjadi, (dalam Arlita, dkk. 2013), osmosis merupakan

proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi

ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran diferensial parmeabel.

Osmosis dikenal juga sebagai difusi dengan kategori khusus. Adapun yang

dimaksud air dalam proses osmosis tersebut adalah air dalam keadaan bebas yang

tidak terikat dengan jenis molekul–molekul seperti gula, protein, atau larutan yang

lain. Oleh karena itu, konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor

utama yang menentukan kelangsungan osmosis.


Osmosis adalah difusi bersih satu arah dari pelarut (khususnya air) di

membran selektif permeabel. Ini sangat penting bagi sel karena sel-sel membran

secara selektif permeabel (Robert and King, 1987).

Pada proses osmosis, aliran air melintas dinding sel (untuk selanjutnya

dianggap sebagai membran semi permeabel) di tentukan oleh beda tekanan sistem

dan beda konsentrasi solut yang dinyatakan sebagai beda tekanan osmosis. Bila

tidak ada beda tekanan hidrostatik, aliran air melintas membran sepenuhnya

tergantung beda tekanan osmotiknya (Wirawan, 2006).

Cepat lambatnya digusi dan osmosis dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain: Perbedaan konsentrasi, Suhu, Tekanan, dan matrik atau bahan

penyusun (Salisburi dan Ross dalam Yahya, 2015). Jika suhu semakin tinggi

maka tekanan osmosisnya akan naik. Semakin pekat larutan maka tekanan

osmosis akan semakin tinggi.

Peranan osmosis dalam tumbuhan Osmosis membantu penyerapan air pada

tanaman.a) Turgidity organ tanaman tergantung pada air, yang diserap karena

osmosis. b) Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya disebabkan oleh osmosis. c)

Pembukaan dan penutupan stomata bergantung pada tekanan turgor pada sel

penjaga. d) Turgidity sel bibit muda memungkinkan mereka keluar dari tanah

(Kumar and Lazarus, 2010).

Imbibisi berasal dari kata latin yaitu “imbibore” yang artinya menyelundup.

Air menyelundup disebut “air imbibisi” dan zat dimaksut dengan imbibisi adalah

peristiwa dimana perpindahan molekul – molekul air didalam suatu zat lain lewat

lubang (poril) yang cukup besar dan molekul air itu menetap didalam zat tersebut.

Imbibisi adalah tahap pertama yang sangat penting karena menyebabkan


peningkatan kandungan air benih yang diperlukan untuk memicu perubahan

biokimiawi dalam benih sehingga benih akan berkecambah (Widyawanti,2009)

Dalam proses perkecambahan endosperma beroperasi sebagai kunci

jaringan yang mengendalikan perkecambahan (Lee,P. 2017) Pada proses

perkecambahan terjadiproses penyerapan air secara imbibisi atau osmosis.

Penyerapan air oleh benih yang terjadi pada tahap pertama biaanya berlangsung

sampai jaringan, Penyerapan air pada kedua benih tersebut tidak sama, karena

kulit biji tipis mengandung substrat yang mudah larut dalam air, maka air yang

diserap akan lebih banyak dan sebaliknya. Selain itu semakin kecil tekanan benih

dari pada tekanan larutan, maka semakin besar proses imbibisi (Wusono, S.2015).

Kulit biji (testa) merupakan karakter morfologi penting biji kedelai karena

menentukan proses fisiologis embrio, sekaligus menjadi penutup dan pelindung

embrio ulit biji kedelai terdiri atas tiga lapisan, yakni epidermis, hipodermis, dan

parenkim. Kulit biji berperan dalam menentukan umlah air yang diserap benih

menentukan kecepatan berkecambah benih derajat dan kecepatan imbibisi air

(Krisnawati,A.2008).

Di dalam biji kacang ini, molekul – molekul air mengisi ruang antar sel.

Sehingga merupakan peristiwa absorbs. Masuknya molekul – molekul air kedalam

biji kacang adalah suatu proses absoorbsi atau penyerapan.didalam sel tumbuhan

merupakan absorsi air oleh senyawa pembentuk protoplasma dan dinding sel,

khususnya senyawa yang berukuran makromolkuler seperti protein, polisakarida,

dan lain- lain. sebagai respons Proses tersebut mencakup difusi dan gerakan

kapiler, peristiwa tersebut hanya dapat berlangsung bila imbiban mengandung

celah – celah submikroskopi yang berfungsi sebagai pipa atau tabung kapiler

(“Minute Submicroskopic Capillaries”). Air akan bergerak dari daerah yang


mempunyai potensial air tinggi ke daerah yang mempunyai potensial air yang

lebih rendah. Kekuatan yang mengikat molekul air terhadap makromolekul

tersebut adalah ikatan hidrogen dan daya taris lisrik dari molekul air yang bersifat

dipolar. Biji – biji an biasa (kacang polong dan kacang) memiliki beberapa atribut

yang tidak diinginkan, seperti Waktu memasak yang lama, sulit untuk

berkecambah (imbibiasi), menjadi penghambat enzim, phytates, faktor flatus dan

senyawa fenolik, yang harus dilepas atau dieliminasi untuk penggunaan yang

efektif Kekerasan kacang apapun menyebabkan lebih banyak waktu memasak,

lebih banyak energi serta kurang tersedianya nutrisi dari kacang itu Oleh karena

itu, perlu cari metode yang cocok untuk mengatasi rintangan ini dengan

mempelajari berbagai perawatan dengan biji ini (Maritimus, L. 2013).

Perkecambahan meliputi beberapa tahapan antara lain imbibisi, imbibisi

berpengaruh pada proses Perkecambahan biji. Pada proses imbibisi dapat

dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam dan faktor-faktor luar. Faktor-faktor dalam

meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, donnansi, dan penghambat

perkecambahan. Sedangkan faktor-faktor luar yang dapat mempengaruhi

perkecambahan biji meliputi air, temperatur, oksigen, dan cahaya, suhu pada

umumnya semakin tinggi suhunya, semakin tinggi juga kecepatan

imbibisinya.tekanan osmosis apabila tekanan difusi air pada medium luar lebih

tinggi dari pada tekanan difusi air ddalam imbibiban maka akan terjadi imbibisi.

Jadi tekanan osmosis akan berpengaruh terhadap kecepatan imbibisi pada waktu.

Sifat kulit biji dan jumlah air yang tersedia pada lingkungan sekitarnya

mempengaruhi penyerapan air oleh biji. pada saat perkecambahan, respirasi

meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan

karbondioksida, air dan Biji. pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat
menghasilkan biji yang akan mengalami etiolasi. Temperatur optimum untuk

terjadinya biji tidak jauh berbeda dengan temperatur lingkungan tempat biji

dihasilkan. Tingkat kematangan biji dan faktor-faktor lual merupakan syarat

penting bagi perkecambahan. Selain itu enzim juga turut berpengaruh dalam

proses imbibisi (Wusono, Stela. 2015).

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang

berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik

(H2O dan CO2) menjadi senyawa organik yang kompleks memerlukan cahaya.

Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang memiliki klorofil, yaitu

pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball,

2002).

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tingi, untuk memperoleh makanan

sebagai kebutuhan pokoknya harus melakukan suatu proses yang dinamakan

proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun suatu tumbuhan yang

memiliki klorofil dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari

merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut.

Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses

fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang ada di dalam daun hanya akan

berfungsi ketika ada cahaya (Dwidjoseputro, 1986).

Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan

langsung dari senyawa organik. Tumbuhan menggunakan H2O dan CO2 untuk

menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi

untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Persamaan reaksinya

adalah sebagai berikut :

Cahaya
6H2O + 6CO2  C6H12O6 + 6O2

Klorofil

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti

selulosa dan dapat pula digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti

selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung

melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara

umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di

atas. Pada respirasi, glukosa dan senyawa lainnya bereaksi dengan oksigen untuk

menghasilkan CO2, H2O, dan energi kimia (Kimball, 2001).

Jadi, fotosintesis merupakan proses yang paling penting dalam kehidupan di

dunia ini, karena fotosintesis merupakan proses pengubahan zat organik (H2O dan

CO2) oleh klorofil menjadi zat organik (karbohidrat) dengan bantuan cahaya dan

menghasilkan produk sampingan berupa gas oksigen (O2). Beberapa miroba dapat

hidup tanpa menggunakan oksigen bebas, bahkan ada mikroba yang ternyata mati

jika terkena udara bebas. Ada juga mikroba yang tidak menggunakan oksigen

bebas, meskipun gas ini tersedia bagi mikroba tersebut. Contohnya :

Streptococcus lactis. Mikroba ini tidak dapat memanfaatkan oksigen bebas karena

tidak mempunyai enzim untuk mereduksi oksigen tersebut. Ini merupakan bukti

adanya pernapasan anaerob (Waluyo, 2005).

Respirasi adalah proses katabolisme atau juga penguraian senyawa organik

menjadi senyawa anorganik. Respirasi berjalan di dalam sel dan berlangsung baik

secara aerobik maupun secara anaerobik. Mengenai respirasi aerob dibutuhkan

adalah oksigen yang nantinya dapat menghasilkan energi serta karbondioksida.

Sedangkan untuk respirasi anaerob , oksigen tidak dibutuhkan sehingga

menghasilkan senyawa selain karbondioksida, yaitu : alkohol, asam asetat, serta


sedikit energi. Dalam reaksi respirasi, perbedaan antara O2 yang digunakan dan

CO2 yang dilepaskan biasa dikenal sebagai respiratory quotient atau respiratory

ratio atau juga dengan singkatan RQ. Untuk respirasi, nilai RQ tersebut sangat

tergantung pada substrat atau bahan (Lambers, 2009).

Umumnya substrat untuk respirasi adalah zat yang tertimbun dalam jumlah

yang banyak dalam sel tumbuhan. Karbohidrat merupakan substrat utama

respirasi dalam sel-sel tumbuhan tinggi. Substrat untuk respirasi yang paling

penting di antara karbohidrat adalah sukrosa dan pati. Sukrosa (suatu disakarida

yang terdiri atas glukosa dan fruktosa) dan pati (polimer dari glukosa) adalah

bentuk karbohidrat yang disimpan dalam sel-sel tumbuhan. Sukrosa, fruktosa, dan

glukosa merupakan gula utama yang larut dalam sel tumbuhan. Glukosa biasanya

dianggap sebagai titik awal untuk metabolisme respirasi karbohidrat. Di dalam

beberapa jaringan tumbuhan, selain karbohidrat senyawa lain kadang-kadang

dapat berperan sebagai substrat respirasi (Iriawati, 2009).

Proses respirasi merupakan suatu proses mengubah energi kimia yang

tersimpan dalam bentuk karbohidrat digunakan untuk menggerakkan proses-

proses metabolisme. Proses respirasi terdapat pada jaringan, baik yang tidak

berwarna hijau maupun yang berwarna hijau dan juga pada hewan. Respirasi

dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan ketersediaan udara, yaitu respirasi

aerob dan respirasi anaerob (Campbell, 2009).

Perkecambahan adalah aktivitas pertumbuhan yang sangat singkat suatu

embrio dalam perkembangan biji menjadi tanaman muda. Peristiwa

perkecambahan ini akan terjadi beberapa proses yang berpengaruh terhadap

keberhasilan suatu perkecambahan yaitu penyerapan air, aktivitas enzim,

pertumbuhan embrio, pecahnya kulit biji dan kemudian membentuk tanaman


kecil. Proses imbibisi mengakibatkan sel menjadi bengkak dan kulit biji bersifat

permiable bagi oksigen dan karbondioksida. Proses imbibisi yang merupakan

proses penyerapan air oleh biji merupakan awal proses dimulainya

perkecambahan dan efektivitasnya di lapang pertanaman ditentukan oleh posisi

mikropil maupun permeabilitas kulit biji (Santoso dan Purwoko 2008).

Daya berkecambah suatu benih dapat diartikan sebagai mekar dan

berkembangnya bagian – bagian penting dari suatu embrio suatu benih yang

menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang

sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah pengujian akan

sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau

mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan (Danuarti 2005).

Biji masak yang tinggal hanyalah remukan dinding yang membentuk selaput

homogeny. Epidermis dalam yang berisi pigmen tetap bertahan dan membentuk

tepi dalam darii testa. Beberapa Angiospermae memiliki struktur tambahan yang

banyak mengandung air. Pada Gyymnospermae adanya kulit biji yang berdaging

sudah umum dijumpai. Selain berfungsi melindungi, beberapa macan kulit biji

tampaknya mengendalikan parkecambahan. Hal itu mungkin didasari oleh sifat

impermeabel kulit biji terhadap air, oksigen, terhadap keduanya. Efek ini mungkin

disebabkan lapisan kutikula dan penyebarannya (Siregar 2005).

Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan

kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar

dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimal. Parameter yang digunakan

dapat berupa presentase kecambah normal berdasar penilaian terhadap struktur

tumbuh embrio yang diamati secara langsung. Presentase perkecambahan adalah


presentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi

yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan (Mackay 2005).
II. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini telah dilaksanakan dikebun percobaan fakultas pertanian

Universitas Islam Riau, jalan Kaharuddin Nasution KM 11, NO 113, perhentian

Marpoyan, Kelurahan Air dingin, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru,

Pronvinsi Riau. Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan ini dilaksanakan

pada

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk melaksanakan praktikum ini sangat beragam

diantaranya berbagai macam jenis daun tumbuhan yaitu daun kelengkeng, daun

rambutan, daun jambu biji, daun jambu air, daun jarak, daun matoa, daun jagung

dan daun karet. dan berbagai jenis biji yaitu biji kacang hijau, biji pepaya, biji

buah sawit, serta air biasa dan air garam

Alat yang kami gunakan pada praktikum dasr-dsar fisiologi tumbuhan ini

sebagai berikut, yaitu buku, pena, penggaris, aqua botol, kotak, pisau cutter,

gunting,meteran kain, dan tanah sebagai media tanam.

C. Pelaksanaan Praktikum
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN.

A. IMBIBISI
Imbibisi adalah penyusupan atau peresapan air kedalam ruangan

antar d i n d i n g s e l , s e h i n g g a d i n d i n g s e l n y a a k a n m e n g e m b a n g .

S e b a g a i c o n t o h masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang

yang direndam dalam air beberapa jam. Ada banyak hal yang merupakan proses

penyerapan air yang terjadipada makhluk hidup, penyerapan air dari dalam tanah

oleh akar tanaman. Namun penyerapan yang dimaksudkan disini yaitu

penyerapan oleh biji kering. Hal inibanyak kita jumpai di kehidupan kita

sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman pada, pembuatan

kecambah (tauge), biji kacang hijau yang terlebih dahulu direndam

dengan air.

Peristiwa imbibisi juga bisa dikatakan sebagai suatu proses penyusupan atau

peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan

mengembang. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi adalah

adanya gradient, potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang

diimbibisi dan adanya affinier (daya gabung) antara komponen adsorban dengan

senyawa yang diimbibisi. Luas permukaan biji yang kontak dengan air,

berhubungan dengan kedalaman penanaman biji, berbanding lurus dengan

kecepatan penyerapan air. Saat biji kacang hijau yang kering direndam dalam air,

air akan masuk ke ruang antar sel penyusun endosperm secara osmosis (Gardner,

1991).
Dari melakukan praktikum imbibisi diperoleh data sebagai berikut :

Table 1 : Imbibisi
Lama
Biji Perendaman BeratAwal (g) BeratAkhir (g)
(Menit)
20 11,7 10,3
30 11,1 12,3
Ketapang 40 10,9 11,6
50 9,8 12,2
60 11,5 11,8
20 1,7 1,7
30 1,2 1,3
Rambutan 40 1 1,1
50 0,9 1,0
60 1,8 2,0
20 56,8 57,4 *)
30 56,8 58,4 *)
Alpukat 40 33,8 35,2 *)
50 33,6 34,4 *)
60 39,4 40,4 *)

Keterangan :

*) merupakan biji yang direndam menggunakan larutan garam, dan selain dari itu
direndam tanpa garam
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ditiap tiap menit biji buah
ketapang, rambutan, dan alpukat yang talah direndam sebelumnya menggunakan
air air garam dan biasa menghasilkan berat yang berbeda beda.
B. FOTOSINTESIS

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang

berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik

(H2O dan CO2) menjadi senyawa organik yang kompleks memerlukan cahaya.

Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang memiliki klorofil, yaitu

pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball,

2002).

Dari hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

Table 2 : Fotosintesis
Hasil
Pagi Sore
Hasil (%)
Sampel
BeratBasah BeratKerin (%) BeratBasah BeratKerin
(g) g (g) (g) g (g)
Matoa 1 0,5 0,3 62,5 1,0 0,0 100
Matoa 2 0,7 0,4 63,6 1,0 0,0 100
Cacao 1 0,3 0,0 100 0,4 0,0 100
Cacao 2 0,5 0,0 100 0,6 0,0 100
Jambu 1 0,4 0,0 100 0,8 0,0 100
Jambu 2 0,5 0,0 100 0,9 0,0 100
Ketapang
0,9 0,0 100 1,1 0,3 78,5
1
Ketapang
0,6 0,0 100 1,6 0,5 76,1
2
Nangka
0,8 0,0 100 0,7 0,0 100
1
Nangka
0,4 0,0 100 0,9 0,0 100
2

Rumus Persentase Fotosintesis

Berat Basah
+100=¿
Berat Basah+ Berat Kering
Dari tabel diatas dapat menunjukan pengaruh pada daun yang dijemur pada mulai
dari pagi sampai sore dangan berat yang berbeda beda

C. IMBIBISI, OSMOSIS DAN DIFUSI.

Imbibisi adalah penyusupan atau peresapan air kedalam ruangan

antar d i n d i n g s e l , s e h i n g g a d i n d i n g s e l n y a a k a n m e n g e m b a n g .

S e b a g a i c o n t o h masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang

yang direndam dalam air beberapa jam. Ada banyak hal yang merupakan proses

penyerapan air yang terjadipada makhluk hidup, penyerapan air dari dalam tanah

oleh akar tanaman. Namun penyerapan yang dimaksudkan disini yaitu

penyerapan oleh biji kering. Hal inibanyak kita jumpai di kehidupan kita

sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman pada, pembuatan

kecambah (tauge), biji kacang hijau yang terlebih dahulu direndam

dengan air

Osmosis adalah difusi bersih satu arah dari pelarut (khususnya air) di

membran selektif permeabel. Ini sangat penting bagi sel karena sel-sel membran

secara selektif permeabel (Robert and King, 1987).


Difusi adalah proses yang memberikan sebagian besar nutrisi pada akar

tanaman. Ini adalah pergerakan molekul atau ion sepanjang gradien konsentrasi.

Serapan hara dan mineralisasi memberikan kekuatan pendorong untuk difusi ke

permukaan akar dengan mengurangi konsentrat nutrisi pada permukaan akar

(serapan) yang meningkatkan konsentrasi di tempat lain di dalam tanah

(mineralisasi). Mineralisasi dan masukan lainnya ke genangan nutrisi terlarut

adalah kontrol utama atas jumlah nutrisi yang tersedia untuk menyebar ke

permukaan akar (Chapin, 2002).

Dari hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

CTable 3 : Imbibisi, Difusi Dan Osmosis


Jumlah
Benih PanjangP PanjangR
WaktuPere Har Persentase Jumlah
Sampel Yang lumula adikula
ndaman iKe Tumbuh Daun
Tumbu (cm) (cm)
h
3 50 % 2 1 - 6,5
Kangkun
5 50 % 2 6 - 7
g
7 50 % 2 7 4 10
20 Menit
3 50 % 2 1 - -
JagungGa
5 50 % 2 6,5 - 9,5
ram
7 100% 4 9 2 18
3 - - - - -
Jagung 5 25 % 1 - - 6
7 25 % 1 - - 6
30 Menit
3 25 % 1 1 - -
JagungGa
5 75 % 3 4,5 - 11,4
ram
7 75 % 3 11 2 18,5
3 75 % 3 1 - -
Jagung 5 50 % 2 5 - 10
7 75 % 3 7 2 17
40 Menit
3 - - - - -
JagungGa
5 25 % 1 3,5 - 11
ram
7 25 % 1 11 2 10
3 - - - - -
Jagung 5 25 % 1 4 - 12
7 25 % 1 7 2 10
50 Menit
3 75 % 3 1,5 - -
Kangkun
5 100 % 4 5,5 - 9,5
gGaram
7 100% 4 7 5 11
3 75 % 3 2 - -
Kangkun
5 75 % 3 5 - 12,5
g
7 75 % 3 4,5 4 7
60 Menit
3 25 % 1 - - -
Kangkun
5 50 % 2 1,5 - 11,5
gGaram
7 75 % 3 5 4 10

Dari gambar tabel diatas dapat kita lihat bahwa terdapat perbedaan hasil sedikit

dan untuk mendapatkan hasil tersebut membutuhkan waktu waktu yang berbeda

pula.

Dari gambar tersebut adalah proses dimana sebelem belakukan penanaman bibit
jagung dan kangkung dilakukan beberapa tahap terlebih dahulu dan denagn
menggunakan garam untuk sebagai percobaan pratikum kali ini.

D. Fotosintesis Terserang Hama Dan Tidak Tersrang Hama

Dari hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

Table 4 : Terserang Hama Dan TidakTerserang Hama


Pengamatan Sampel
Pertama Parameter
15/11/2019 1 2 3 4
TinggiTanama TidakTerserangha
n (cm) 29 38 44 45
ma
Terserang Hama 36 21 31 33
Penyakit
TidakTerserangha 3, 4,
4 5
Lebardaun ma 5 5
(cm) Terserang Hama 4,
4 4 2
Penyakit 5
TidakTerserangha
8 8 8 7
Jumlahdaun ma
(Helai) Terserang Hama
8 7 9 7
Penyakit
TidakTerserangha
31 58 56 39
Panjangdaun ma
(cm) Terserang Hama
34 52 30 19
Penyakit
TidakTerserangha
35 43 53 44
TinggiTanama ma
n (cm) Terserang Hama
30 42 35 24
Penyakit
TidakTerserangha 4, 4,
6 5
Lebardaun ma 5 5
(cm) Terserang Hama
4 5 6 3
PengamatanKedua Penyakit
18/11/2019 TidakTerserangha
9 8 9 7
Jumlahdaun ma
(Helai) Terserang Hama
7 7 10 6
Penyakit
TidakTerserangha
34 54 57 53
Panjangdaun ma
(cm) Terserang Hama
33 40 51 46
Penyakit
TidakTerserangha
32 40 53 38
TinggiTanama ma
n (cm) Terserang Hama
36 39 51 36
Penyakit
TidakTerserangha 4, 5, 6, 5,
Lebardaun ma 5 5 5 5
(cm) Terserang Hama 4, 5,
4 4
PengamatanKetiga Penyakit 5 5
20/11/2019 TidakTerserangha
10 9 10 9
Jumlahdaun ma
(Helai) Terserang Hama
6 7 8 5
Penyakit
TidakTerserangha
44 52 58 56
Panjangdaun ma
(cm) Terserang Hama
43 50 47 42
Penyakit
PengamatanKeemp TinggiTanama TidakTerserangha 45 37 49 35
ma
n (cm) Terserang Hama
34 35 48 34
Penyakit
TidakTerserangha 5, 5,
4 7
Lebardaun ma 5 5
(cm) Terserang Hama
4 5 6 4
Penyakit
at
TidakTerserangha
22/11/2019 10 10 11 10
Jumlahdaun ma
(Helai) Terserang Hama
8 8 11 5
Penyakit
TidakTerserangha
54 60 58 67
Panjangdaun ma
(cm) Terserang Hama
48 58 63 52
Penyakit

Dari tabel diatas dapat kita lihat perbedaan tanaman jagung yang tidak
terserang penyakit dengan tanaman yang tidak teserang penyakit terdapat
berbedaan mulai dari banyak daun, lebar daun, panjang daun, tinggi tanaman
jagung. Dipratikum ini kami mungukur tanaman jagung yang kurang bagus
tanamannya dengan tanaman jagung yang terkena serangan hama yaitu ulat daun
yang daunnya diserang dan dimakan oleh ulat sehingga daun yang ada pada
tanaman bolong bolong.

E. FOTOPERIODISME.
Fotoperodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran

(panjang pendeknya) yang dapat merangsang pembungaan. Istilah

fotoperodisme digunakan untuk fenomena dimana fase perkembangan

tumbuhan dipengaruhi oleh lama penyinaran yang diterima oleh tumbuhan

tesebut. Fotoperiodisme ini merangsang pembungaan, pertumbuhan akar serta

batang pada musim-musim tertentu, dan menjadi pemicu atas kerontokan daun.

Table 5 : Fotoperiodisme
PengamatanKe TinggiTanaman (cm)
ArahTumbuh
30O 60O 90O
1 I 18,5 8 11 Barat
JumlahDaun 2 2 2
II 17,5 8 11 Barat
JumlahDaun 2 2 2
III 16 1,5 13 Barat
JumlahDaun 2 - 2
Rerata 17,3 5,8 11,7
I 21,5 12 16 Barat
JumlahDaun 2 5 5
II 21 12,5 15 Barat
2 JumlahDaun 2 5 5
III 13,5 (Mati) 3 18,5 Barat
JumlahDaun - - 5
Rerata 21,25 9,17 16,5
I 21,5 12,5 17,5 Barat
JumlahDaun 2 5 5
II 21 (Mati) 12,5 16,5 Barat
3 JumlahDaun Mati 5 5
III 13,5 2 18,5 Barat
JumlahDaun Mati - 5
Rerata 17,5 9 17,5
I 20 16 17 Barat
JumlahDaun Mati 5 5
II 22 17 19 Barat
4 JumlahDaun Mati 5 5
III 15 3 20 Barat
JumlahDaun Mati - 5
Rerata 19 12 18,7

Keterangan :
PercobaanKe :

1. Pengamatanpadatanggal 07 Desember 2019


2. Pengamatanpadatanggal 09 Desember 2019
3. Pengamatanpadatanggal 11 Desember 2019
4. Pengamatanpadatanggal 13 Desember 2019

Dari tabel yang sudah tertera diatas dapat disimpulkan sinar mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dipratikum ini kami melakukan percobaan pada tanaman
kacang hijau yang kami tanam lalu dimasukan kedalam kotak yang telah
dilobangin dangan masing tempat ada yang dibawah, ada yang ditengah dan ada
yang diatas tapi semua itu tidak berpengaruh pada kematian tanaman akan tetap
hidup namun arah dan pertumbuhannya berbeda seperti yang telah ditetapkan
ditabel atas.
V. KESIMMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Pada pratikum disemester ini banyak ilmu yang didapat dari yang tidak tau

menjadi tau dan dari yang tidak mengerti jadi mengerti di setiap pratikum kita

diwajibkan untuk lansung turun kelapangan melakukan kegiatan pratikum dan

melakukan pengamatan pada tiap tiap kegiatan pratikum yang akan dilakukan

pada saat itu.dipratikum ini kita belajar tentang IMBIBISI, FOTOSINTESIS,

IMBIBISI OSMOSIS DIFUSI, FOTOSINTESIS, TERSERANG HAMA DAN

FOTO SINTESIS TIDAK TERSERANG HAMA, DAN FOTOPERIODISME.

Disini kita mendapat banyak ilmu tentang itu semua karna kita

diharuskan/diwajibkan lansung turun kelapangan mulai dari Mengukur,

Menimbang, dan Menganalisa hasil hasil perhitungaan mengukur dan menimbang

tersebut.

B. SARAN

Saran buat pratikum ini agar dilakukan tepat pada waktunya dan buat

ketersediaan alat pratikum agar disediakan lebih banyak dan lebih lengkap agar

kegiatan pratikum berjalan dengan maksimal atau sempurna.


DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S. 2012. Evolusifotosintesis. JurnalIlmiahSains. 12(1):28-29.

Campbell, R. 2009. Biologi Jilid 2 Edisi kelima. Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta.

Chapin, F. Struat ., Matson, Pamela A., and Mooney, Harold A.. 2002.
Principles of Terrestrial Ecosystem Ecology. New York: Springer.

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Danuarti 2005. Analisis Benih. Kanisius. Yogyakarta.

Kimball, ___________. 2005. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga, Jakarta.

Kusumawati, R. 2013. Biologi Tumbuhan. Bumi Aksara, Jakarta.

Iriawati, A. 2009. Pengaplikasian fotosintesis dan respirasi terhadap tanaman


tropis. Jurnal Kelautan Tropis. 18(1):13-19.

Lambers J. W. 2001. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta

___________. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga, Jakarta.

, H. 2009. Bioteknologi : Pertumbuhan kandungan klorofil, dan laju respirasi


tumbuhan. Jurnal Bioteknologi. 5(1) : 8-9.

Syamsuri, S. 2008. Biologi. Erlangga, Jakarta.


Supeni, H. 2009. Identifikasi miskonsepsi dalam materi fotosintesis dan respirasi
tumbuhan. Jurnal Bakti Saraswati. 3(2):17-18.

Waluyo. 2005. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang Press,


Malang

Path. 2013. Osmosis & Diffusion Learning Guide. United States of Amerika:
New Path Learning.

Robert, M.B.V., and King, T.J. 1987. Biology: A Functional Approach Students’

Manual Second Edition. China: United Kingdom.

Widyawati, N. 2009. Permibilitas dan Perkecambahan Benih Aren (Arenga


pinnata (Wurmb.) Merr.) .Jurnal Argon Indonesia. Vol 2 No 32.

Wiley, John., and Sons, Inc. Hoboken. 2015. Revers Osmosis. United States of
America: Scrivener Publishing.
LAMPIRAN

Lampiran Jadwal Kegiatan Praktikum.

Bulan / Tahun
N Desembe
JadwalKegiatan Agustus Oktober November
o r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Imbibisi

2 Fotosintesis

3 Imbibisi, Difusidan Osmosis


a. Pengamatanhari

ketiga
b. Pengamatanhari

kelima

c. Pengamatanhari

ketujuh

FotosintesisTerserang /
4
TidakTerserang Hama

a. Pengamatanhariketiga
b. Pengamatanharikelim

a
c. Pengamatanhariketuju

h
5 Fotoperiodisme

a. Pengamatanhariketiga
b. Pengamatanharikelim

a
c. Pengamatanhariketuj

uh
DOKUMENTASI PRATIKUM
Lampiran. Biodata Diri

Nama : JHON WIDO FERNANDO SARAGIH


NPM : 184110200
Kelas : C AGROTEKNOLOGI 3
Tempat/tanggal lahir : Rimpian 10 april 1999
Asal Sekolah :
SD : SDN 002 pasar sungai Lala

SMP : SMPN 1 Sungai Lala

SMA : SMAN 6 kota Jambi

SEKARANG : Mahasiswa di Universitas Islam Riau

Anda mungkin juga menyukai