Disusun oleh :
FAHRUL NOFIANDI
2105901020007
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
penulis diberi waktu untuk menyelesaikan makalah tentang “Osmosis, Difusi dan
Ambisisi” Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Fisiologi
tumbuhan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan pada IBU JASMI, SP., M. Sc selaku dosen
mata kuliah Fisiologi Tumbuhan atas bimbingan dan tugas yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan penulis. Maka dari
itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Tujuan.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
2.1 Osmosis.......................................................................................................6
a. Macam macam osmosis..................................................................6
b. Mekanisme osmosis........................................................................7
c. Faktor faktor yang mempengarui 0smosis......................................8
d. Manfaat osmosis bagi tumbuhan....................................................8
2.2 Difusi..........................................................................................................9
a. Macam macam difusi......................................................................10
b. Proses terjadi difusi.........................................................................11
c. Faktor faktor yang mempengarui difusi..........................................11
d. Manfaat difusi bagi tumbuhan........................................................12
2.3 Imbibisi.......................................................................................................13
a. Hubungan antara imbibisi, Tekanan osmotik, dan Tekanan turgor 13
b. Poses tejadinya imbibisi.................................................................14
c. Faktor faktor yang mempengarui imbibisi......................................15
BAB III PENUTUP.........................................................................................16
3.2 Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam cairan atau liquid, dikenal beberapa istilah untuk konsentrasi larutan yaitu:
Larutan Hipotonik
Larutan Hipertonik
Larutan Isotonik
a. Macam macam difusi
Ada beberapa macam difusi berdasarkan jenis zat atau bentuk atau
keadaan zatnya, yaitu:
Difusi cair adalah difusi yang terjadi pada zat yang keadaanyan cair
seperti air. Air pada membran sel pada dasarnya dapat disebut
sangat sulit untuk berdifusi secara langsung ke dalam sel. Difusi
yang dibantukan oleh saluran protein adalah cara difusi air pada
membran sel makhluk hidup. Nama saluran protein terjadinya difusi
air adalah aquaporin. Dengan adanya aquaporin ini, air dapat
melalui membran sel dan masuk ke dalam sitoplasma. Air pun dapat
mengalami osmosis, yaitu melawan gradien konsentrasi, atau dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Hal ini karena air pada
peristiwa osmosis merupakan zat pelarut, bukan zat terlarut.
Difusi padat terjadi pada molekul molekul selain air seperti gula
dan asam amino. Molekul gula dapat berdifusi ke dalam ataupun
keluar sel melalui saluran protein yang ada pada membran sel.
Contoh sederhana peristiwa difusi padat adalah pembuatan manisan.
Mangga yang kecut ketika direndam dalam larutan gula akan
menjadi manisan karena gula yang terdapat pada larutan gula masuk
ke dalam sel sel buah mangga sehingga membuat mangga tersebut
manis. Tentu saja difusi ini akan sulit tercapa dalam waktu yang
singkat. Makanya dalam membuat manisan biasanya ber jam jam
ataupun hingga harian.
Difusi gas terjadi pada molekul molekul gas yang ringan dan
kecil. Gas gas yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrasi gas tersebut di dalam sel akan
mengakibatkan gas tersebut berpindah dan masuk ke dalam sel.
Contoh sederhana adalah perpindahan oksigen dari lingkungan
paru paru masuk ke dalam aveolus dan kemudian bertukar dan
masuk ke dalam pembuluh darah. Dikarenakan kondisi darah
yang melalui alveoulus paru paru itu konsentrasi oksigennya
rendah (darah dari aliran arteri pulmonalis mengandung banyak
CO2), maka oksigen yang berada di alveolus akan berdifusi dan
masuk ke dalam pembuluh darah.Sebaliknya, konsentrasi CO2
atau karbondioksida pada alveolus paru paru lebih rendah maka
CO2 pada pembuluh darah arteri pulmonalis akan berpindah dan
masuk ke dalam paru paru untuk kemudian dibuang keluar
(proses ekspirasi paru paru).
b. Proses terjadinya difusi
Proses difusi dapat terjadi di zat padat, zat cair, atau zat gas.
Dalam hal ini, prosesnya tidak memerlukan energi karena itulah
proses difusi disebut juga sebagai sistem transpor pasif. Proses
difusi adalah kondisi dimana terjadinya pergerakan partikel zat
dengan gerakan acak yang berdifusi dari bagian berkonsentrasi
tinggi menuju ke bagian yang lebih rendah melalui membran sel.
Sebuah partikel dapat melewati membran tersebut jika ukuran
partikel sangat kecil dan dapat larut dalam air maupun lemak.
Proses difusi merupakan proses transport pasif. Di dalam proses
difusi partikel zat akan bergerak dari daerah berkonsentrasi tinggi
menuju daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah, sehingga
akan menghasilkan konsentrasi yang sama di dalam zat tersebut.
c. Faktor faktor yang mempengaruhi difusi
Suhu (temperatur), semakin tinggi suhu suatu larutan, umumnya
akan meningkatkan energi kinetik yang ada pada molekul
molekul tersebut. Hal ini akan semakin meningkatkan kecepatan
difusi zat, baik itu zat padat, zat cair, apalagi zat gas.
Berat molekul berbanding terbalik dengan kecepatan difusi.
Massa jenis molekul yang besar akan berdifusi lebih lambat
dibandingkan dengan molekul dengan massa jenis ringan.
Kelarutan zat dalam pelarut. Semakin larut suatu zat maka difusi
semakin mudah dan cepat. Contohnya difusi pada ion ion.
Perbedaan konsentrasi juga merupakan faktor yang
mempengaruhi difusi. Semakin besar perbedaan konsentrasi
semakin besar pula kecepatan difusi
Jarak perpindahan dan berlangsungnya difusi juga merupakan
faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi. Semakin jauh
jaraknya, maka semakin lambat.
Area tempat berlangsungnya difusi juga menjadi faktor penentu
kecepatan difusi. Semakin luas area terjadinya difusi maka
semakin cepat difusi tersebut. Semakin sempit maka akan
semakin lambat difusi.
d. Manfaat difusi bagi tumbuhan
Difusi adalah proses penting, yang terlibat dalam berbagai
proses kehidupan. Seperti disebutkan di atas, itu adalah pergerakan
bersih partikel, ion, molekul, larutan, dll. Dalam semua spesies
hidup, difusi memainkan peran penting dalam pergerakan molekul
selama proses metabolisme dalam sel.
Selama proses respirasi, proses ini membantu dalam
menyebarkan gas karbon dioksida keluar melalui membran
sel ke dalam darah.
Difusi juga terjadi pada sel tanaman. Di semua tanaman
hijau, air yang ada di tanah berdifusi menjadi tanaman
melalui sel-sel rambut akar mereka.
Pergerakan ion melintasi neuron yang menghasilkan
muatan listrik disebabkan oleh difusi.
2.3 Imbibisi
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang
hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya yang
menyebabkan zat tersebut dapatmengembang setelah menyerap air. Kemampuan
untuk menyerap air misalnya pada biji biasadisebut dengan potensial imbibisi dan
prosesnya disebut dengan imbibisi (Winami; 2009)
Peristiwa imbibisi juga bisa dikatakan sebagai suatu proses
penyusupanatau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga
dinding selnyaakan mengembang Misalnya masuknya air pada biji saat
berkecambah dan bijikacang yang direndam dalam air beberapa jam Perbedaan
antara osmosis danimbibisi yaitu pada imbibisi terdapat adsorban Ada dua kondisi
yang diperlukanuntuk terjadinya imbibisi adalah adanya gradient potensial air
antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya afinitas
antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi (Wazza, 2010).
Imbibisi merupakan peristiwa migrasi molekul-molekul air ke suatu zat
lain yang mempunyai pori-pori cukup besar sehingga mampu melewatkan
molekul-molekul air, kemudian molekul air tersebut menetap di dalam zat
tersebut. Air memegang peranan yang terpenting dalam proses perkecambahan
biji karena merupakan salah satu faktor untuk berlangsungnya proses
perkecambahan Proses imbibisi air oleh benih sangat dipengaruhi oleh komposisi
kimia benih, permeabilitas benih dan jumlah air yang tersedia, baik air dalam
bentuk cairan maupun uap air disekitar benih (Sari, 2012).
Banyaknya air yang dihisap selama proses imbibisi umumnya kecil, cepat
dan tidak boleh lebih dari 2-3 kali berat kering dari biji. Kemudian pertumbuhan
biji tampak terhadap pertumbuhan akar dan system yang cepat, lebih luas dan
banyak menampung sumber air yang diterima (Juhanda, 2013).
a. Hubungan antara imbibisi, Tekanan osmotik, dan Tekanan turgor
ada biji kacang kering mempunyai tekanan imbibisi yang besar
sekali. Disini tekanan imbibisi sama dengan tekanan osmosis. Apabila
biji kacang telah menyerap air maka tekanan imbibisi akan berkurang,
dan juga tekanan osmosisnya akan berkurang. Apabila biji kacang
tersebut kenyang air. Setelah keaadaan setimbang tercapai, maka
tekanan difusi berkurang Jika biji sudah kenyang, disifit tekanan
difusi=0. Bila biji itu mengemabang volume biji kacang itu tidak
mengahasilkan tekanan turgor, jadi tekanan turgol -0.
b. Proses terjadinya imbibisi
Ada empat tahap dalam imbibisi yaitu: (1) hidrasi atau imbibisi,
selama kedua priode tersebut, air masuk kedalam embrio dan
membasahi protein dan koloid lain. (2) pembentukan atau pengaktifan
enzim, yang menyebabkan peningkatan aktivitas metabolik. (3)
pemanjangan sel radikal, diikuti munculnya radikula dari biji (4)
pertumbuhan kecambah selanjutnya. Lapisan yang membungkus
embrio, yaitu endosperm, kulit biji dan kulit buah (Suena, 2008).
Air adalah kebutuhan dasar untuk perkecambahan benih yang
penting untuk aktivitas enzim, penguraian, translokasi dan penggunaan
cadangan makanan. Proses pertama yang terjadi selama
perkecambahan adalah pengambilan air melalui proses imbibisi.
Imbibisi tergantung kepada komposisi kimia benih. permeabilitas kulit
benih dan ketersediaan air. Sedangkan ketersediaan air tergantung pada
kekuatan matriks dinding sel, konsentrasi osmotik sel dan tekanan
turgor sel (Sinambela, 2008).
Dalam kondisi ketersediaan air optimum, penyerapan air selama
perkecambahan benih berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama
disebut imbibisi. fase kedua disebut fase transisi atau fase aktivasi atau
lag phase dan fase terakhir disebut fase pertumbuhan. Fase ini hanya
dialami oleh benih non dorman (Sinambela, 2008).
Pada perkecambahan diawali dengan penyerapan air oleh biji
hingga setiap selnya terisi cukup air. Adanya pasokan air
menyebabkan komponen-komponen dalam selnya mulai bekerja.
Ketika biji memiliki pasokan air yang cukup, biji akan mengembang
dan menyebabkan kulit biji pecah. Setelah itu, embrio akan aktif
melepaskan hormon giberelin yang beperan dalam sintesis enzim
Enzim yang dihasilkan menghidrolisis cadangan makanan yang
terdapat dalam kotiledon dan endosperma sehingga menghasilkan
molekul kecil yang kemudian diserap oleh kotiledon selama
pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman (Suena, 2008).
c. Faktor faktor yang mempengarui imbibisi
Pada proses imbibisi juga dipengaruhi oleh kadar atau konsentrasi
larutan sama seperti pada proses difusi dan osmosis. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air oleh biji diantaranya
adalah, konsentrasi air, tekanan hidrostatik, daya inter molecular, luas
permukaan biji yang kontak dengan air. suhu, kulit biji, umur, tingkat
kemasakan biji, komposisi kimia dalam biji (Lestari, 2013).
Masuknya air ke dalam biji menimbulkan tekanan hidrostatik
karena meningkatnya volume air pada membran biji. Tekanan
hidrostatik menyebabkan meningkatnya tekanan difusi air. Hal ini
menyebabkan naiknya kecepatan difusi ke luar dan menurunnya
kecepatan penyerapan air oleh biji. Kecepatan penyerapan air adalah
berbanding terbalik dengan jumlah air yang diserap terlebih dahulu
oleh biji. Jadi kecepatan penyerapan pada permulaan tinggi dan
kemudian semakin lambat sejalan dengan naiknya tekanan hidrostatik
sampai tercapai keseimbangan (Melkasari, 2009).
Kecepatan penyerapan air oleh biji berbanding lurus dengan luas
permukaan. Pada keadaan tertentu, bagian khusus pada biji dapat
menyerap air lebih cepat. Oleh karena itu jumlah air yang diserap biji
dipengaruhi oleh luas permukaan biji yang kontak langsung dengan air
(Lestari, 2013).
Biji yang mengandung protein tinggi menyerap air lebih cepat
sampai tingkat tertentu daripada biji dengan kadar karbohidrat tinggi.
Biji dengan kadar minyak tinggi tetapi kadar proteinnya rendah,
kecepatan serapnya sama dengan biji berkadar karbohidrat tinggi
(Handoko, 2014).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Factor yang mempengaruhi difusi, antaranta suhu dan zat yang berdifusi.
Dengan naiknya suhu, energy kinetic yang dimiliki oleh suatu zat menjadi
lebih tinggi sehingga pergerakan molekul zat menjadi lebih cepat.
2. Plasmolisis merupakan peristiwa yang terjadi akibat adanya Osmosis,
dengan ini dapat di ketahui bahwa pada tanaman Sel sebagai sistem
osmotik.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi pada imbibisi yakni Suhu, Pada
umumnya semakin tinggi suhunya, semakin tinggi juga kecepatan
imbibisinya. Tekanan osmosis Apabila tekanan difusi air pada suatu
medium luar itu lebih tinggi dari pada tekanan difusi air didalam
imbibisinya maka akan terjadi
4. Peran Osmosis dalam tanaman sangat penting untuk membantu proses
penyerapan air
5. Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air)
dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah
melalui membran diferensial parmeabel.
DAFTAR PUSTAKA
Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis antara Umbi Solonum tuberosum
dan Doucus carota. Jurnal Biology Education. Vol 4 (1):196–206.
Wusono, Stela, 2015. Pengaruh Ekstrak Berbagai Bagian Dari Tanaman Swietania
mahagoni Terhadap Perkecambahan Benih Kacang Hijau Dan Jagung
Jurnal Agrologia. Vol.4 No 2.
Widyawati, N. 2009. Permibilitas dan Perkecambahan Benih Aren (Arenga
pinnata (Wurmb.) Merr.) Jurnal Argon Indonesia. Vol 2 No 32.
Wiley, John, and Sons, Inc. Hoboken. 2015. Revers Osmosis. United States of
America: Scrivener Publishing.
risnawati Ayda 2008. Ragam Karakter Morfologi Kulit Biji Beberapa Genotipe
Kumar, Vinay, dan Lazarus, Bandana Peters. Biology for Class XI New Delhi:
Tata Mc Graw Hill Education
Plasma Nutfah Kedelai Jurnal Buletin Plasma Nutfah Vol 14 No. 1.
Juhanda, Y., 2013. Pengaruh Skarifikasi pada Pola Imbibisi dan Perkecambahan
Benih Saga Manis (Abruss precatorius L.). Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung, Bandar Lampung
Lestari, R.I., 2013. Imbibisi Biji. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Surabaya Surabaya
Sinambela, D. 2008 Kajian Perkembangan dan Dormansi pada Biji Padi arietas
Ariza dan Sunggal serta Pemecahannya Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan
Sipayung, H. N 2010 Pengaruh Skarifikasi Bagian-Bagian Benih Dan Konsentrasi
Kalium Nitrat (Kno3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem Botol
Mascarena Lagenicaulis) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.