Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

DIFUSI DAN OSMOSIS

OLEH :

NAMA : DWI MUHARROMI


NIM : 08041182126007
KELOMPOK : X (SEPULUH)
ASISTEN : SINTA FITRIANI

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup memiliki beberapa ciri-ciri salah satunya melakukan
metabolisme seperti transportasi. Manusia dan tumbuhan membutuhkan zat yang
berasal dari luar dan digunakan untuk kelangsungan hidup. Sirkulasi zat yang
terjadi di dalam sitoplasma bertujuan untuk keseimbang tubuh. Tumbuhan
mengandung membran sel yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya suatu
zat agar mendapatkan pH yang sesuai. Apabila konsentrasi pada zat terkendali, sel
bisa mendapatkan masukan zat dari ion yang diperlukan dan membuang yang
sudah tidak diperlukan. Perpindah molekul melewati membran disebut transport
membran (Ulfa et al., 2020).
Tumbuhan menyerap air dan mineral melalui akar dari dalam tanah. Gas
seperti oksigen dan karbon dioksida umumnya akan diserap oleh stomata daun
dimana gas yang diambil ini berasal dari udara disekelilingnya. Air serta garam
mineral yang masuk ke akar akan melalui epidermis akar dengan cara difusi dan
osmosis. Perbedaan konsentrasi sel akar dan tanah di lingkungan inilah yang dapat
membuat terjadinya proses difusi dan osmosis (Ahmad, 2020).
Proses penyerapan unsur hara terjadi melalui daun dikarenakan adanya
proses difusi dan juga osmosis melalui stomata sehingga pada mekanismenya
memiliki hubungan langsung dengan membuka dan menutupnya stomata.
Penyerapan air oleh sel penjaga disebabkan karena adanya perbedaan pada
potensial osmotik antara sel penjaga dengan sel-sel yang ada di sekitar. Apabila
potensial osmotik protoplas sel penjaga lebih rendah dari sel sekitarnya, nantinya
air akan bergerak masuk ke dalam sel penjaga secara osmosis yang nantinya dapat
mengakitbatkan naiknya tekanan dari sel (Simanjuntak et al., 2018).

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja dari difusi,
osmosis dan potensial air dengan menggunakan percobaan sederhana.

Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Difusi
Tumbuhan mengandung membran sel yang berfungsi sebagai pengatur
keluar masuknya suatu zat agar mendapat pH yang sesuai. Keadaan dimana
konsentrasi zat tersebut terkendali akan membuat sel yang berhasil ditangkap
masuk dan zat-zat dari ion yang dibutuhkan itu membuang zat yang sudah tidak
diperlukan. Perpindahan molekul yang melewati membran ini juga disebut dengan
transport yang melewati membran (Ahmad, 2020).
Difusi dapat diartikan sebagai suatu proses perpindahan zat baik padat, cair,
maupun gas dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan
konsentrasi rendah (hipotenis) dimana dengan kata lain setiap zat akan berdifusi
menuruni gradien konsentrasinya. Hasil dari difusi berupa konsentrasi yang sama
antara larutan tersebut dinamakan isotonis. Kecepatan zat berdifusi melalui
membran tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi, tetapi juga pada besar
muatan, dan daya larut dalam lemak lipid (Ulfa et al., 2020).
Pergerakan molekul suatu zat secara random yang menghasilkan pergerakan
molekul efektif dari konsentrasi tinggi ke kosentrasi rendah disebut dengan difusi.
Contoh dari peristiwa difusi diantaranya difusi zat warna dalam air tenang, difusi
glukosa dan teknik tomografi, difusi zat melalui membran, difusi oksigen dalam
membran polimer selain itu juga pada difusi skala makro seperti difusi gas dan
galaksi (Ahmad, 2020).

2.2 Osmosis
Osmosis dapat dikatakan sebagai suatu proses berpindahnya zat yang
terdapat dalam pelarut dari bagian yang memiliki konsentrasi rendah atau
hipotonik ke bagian yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi atau hipertonik
dengan melalui membran semipermeabel. Proses osmosis memiliki peranan utama
pada tumbuhan berupa proses penyerapan air dari dalam tanah melalui akar.
Konsentrasi cairan yang terdapat di dalam jaringan akar akan lebih pekat atau
hipertonis jika dibandingkan dengan larutan mineral yang terdapat dalam tanah

Universitas Sriwijaya
sehingga mengakibatkan air atau pelarut berpindah dari dalam tanah menuju ke
jaringan akar (Sinibaldi et al., 2014).
Proses osmosis dapat mengubah struktur dan tekstur dari sel karena sel akan
kehilangan turgiditas, deformasi atau pecahnya dinding sel, pemecahan dan
degradasi lamella tengah, membrane sel yang lisis, kolaps sel, plasmolisis dan
penyusutan jaringan diindikasikan sebagai efek utama dehidrasi osmotik pada
struktur seluler jaringan tanaman. Waktu pencampuran yang lama akan membuat
proses difusi berlangsung lebih optimal. Temperatur dapat memberikan pengaruh
secara bersamaan terhadap kelarutan serta daya difusi yang dalam hal ini berupa
kecepatan (Dika et al., 2020).

2.3 Potensial Air


Air dapat dikatakan sebagai bagian yang penting dari sel dan jaringan
tumbuhan karena hampir sebagian besar dari jaringan tumbuhan terdiri dari air.
Secara umum jaringan tumbuhan mengandung air dengan kisaran 60 hingga 85%.
Air juga memiliki peran penting dalam proses reaksi terang fotosintesis
diantaranya sebagai pelarut hara mineral yang dibutuhkan bagi tumbuhan serta
mempertahankan turgiditas sel, pertumbuhan sel dan pergerakan struktur tertentu
dari tumbuhan (Kasrina, 2018).
Potensial air murni sama dengan nol (0) dikarenakan adanya beberapa
substansi yang terlarutdi dalam air tersebut yang nantinya akan menurunkan
potensial airnya, sehingga potensial air dari suatu larutan hasilnya kurang dari nol.
Definisi ini hanya berlaku pada tekanan atmosfir. Tekanan disekitar sistem di buat
tinggi atau rendah, maka secara otomatis potensial air juga akan naik atau turun
sesuai dengan perubahan tekanan tersebut (Niken, 2020).
Definisi lain dari potensial air dapat dikatakan sebagai air yang mampu
bergerak melewati membran dari larutan dengan potensial air yang tinggi menuju
ke larutan yang memiliki potensial air lebih rendah. Komponen potensial yang ada
dalam potensial air mengacu ke energi potensial berupa kapasitas untuk dapat
melakukan kerja ketika air bergerak dari daerah dengan potensial air lebih tinggi
ke daerah dengan potensial lebih rendah (Kasrina, 2018).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 6 September 2023. Pukul 13.00
sampai 15.00 WIB. Bertempat di laboratorium Fisiologi dan Perkembangan
Tumbuhan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya, Indralaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cup es, cutter, milimeter blok
dan silet. Sedangkan bahannya yaitu kentang dan daun Rhoe discolor.

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Difusi Molekul K-Permanganat dalam Air
Pertama, dituangkan air sebanyak 15 mL ke dalam cawan petri. Diletakkan
cawan petri pada tempat datar yang dialasi dengan kertas putih. Lalu, dimasukkan
satu kristal kecil K-Permanganat ke bagian tengah cawan petri yang sudah berisi a
ir tersebut. Kemudian, diperhatikan gerak difusi molekul K-Permangat dalam air d
an ukur diameter sebaran difusi molekul K-Permanganat tersebut. Berapa lama dia
meter 1 cm dicapai dalam diskusi K-Permanganat tersebut. Diukur diameter setela
h 5 dan 10 menit, dan diperhatikan apakah kadar cepat perambatannya konstan ata
u tidak.
3.3.2. Tekanan Osmosis Cairan Sel
Pertama, disiapkan 7 buah tabung reaksi dan kemudian diisi larutan glukos
a atau sukrosa ke dalam tabung kira-kira 1/3 bagian, satu tabung reaksi untuk satu
konsentrasi. Lalu, disayat lapisan epidermis yang berwarna dari tanaman dengan
menggunakan dengan pisau silet, diusahakan menyayatkan selapis saja. diperiksa
di bawah mikroskop apakah sayatan anda cukup baik untuk digunakan. Apabilacu
kup representatif, dimasukkan sayatan ke dalam tabung reaksi dan catat waktu mu
lai perendaman. Dibiarkan sayatan dalam larutan selama 30 menit.
Setelah 30 menit, diperiksa sayatan epidermis tadi di bawah mikroskop den
gan reagen larutan sukrosa dimana sayatan tadi disimpan. Kemudian, dicari konse

Universitas Sriwijaya
ntrasi sukrosa dimana 50% dari jumlah sel epidemis tadi telah terplasmolisis. Kea
daan ini disebut insiden plasmolisis. Sel pada keadaan insiden plasmolisis memili
ki potensial osmotik sama dengan potensial osmotik larutan yang digunakan. Dite
ntukan potensial osmotik sel pada insiden plasmolisis.
3.3.3. Potensial Air
Siapkan kentang, larutan sukrosa, botol atau cup dengan kapasitas 50 mL, c
orc borer yang berdiamater 1 cm, penggaris dan pisau atau silet. Pertama, tabung r
eaksi diisi dengan masing-masing konsentrasi larutan sebanyak 10 mL. Lalu, buat
potongan-potongan jaringan tanaman yang akan diukur potensial dengan menggu
nakan corc borer. Setelah selesai, masukkan ke dalam masing-masing tabung reak
si 10 atau 15 potongan tersebut, tutup tabung reaksi selama 80 menit dengan meng
goyang tabung reaksi secara perlahan setiap 20 menit. Setelah selesai, keluarkan p
otongan dari tabung reaksi dengan menggunakan pinset. Larutan sisa pada tabung
reaksi di tes dengan laurutan asal yang sudah diwarnai dengan metilen blue. Guna
kan pinset halus atau syringe lalu teteskan larutan pengetes diatas sisa larutan seca
ra perlahan dan amatilah pergerakan larutan tersebut. Apabila larutan pengetes jat
uh ke dasar larutan sisa berarti larutan berarti larutan sisa telah menjadi encer dan
apabila larutan pengetes dipantulkan ke atas berarti larutan sisa menjadi lebih pek
at dari semula. Terakhir, jika sudah didapatkan hasil, buatlah grafik dan tentukan
nilai potensial air jaringan tersebut.

4.2 Pembahasan

Universitas Sriwijaya
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada percobaan difusi dengan
molekul K-permanganat pada rentang waktu waktu 0 menit, 5 menit, 10 menit dan
15 menit, dapat diketahui bahwa K-permangat mampu menyebar dari arah kanan
kiri maupun atas bawah. Menit ke- 0 diketahui bahwa penyebarannya 0,5 cm,
menit ke- 5 sebelah kiri 2,5 cm dan kanan 3 cm, pada menit ke- 10 sebelah kiri 3,5
cm dengan sebelah kanan 4 cm, dan pada menit ke- 15 berada di 4 cm. Menurut
Advinda (2018), difusi berlangsung tidak hanya adanya perbedaan konsentrasi
tetapi perbedaan sifat juga dapat menyebabkan proses difusi. Uji difusi yang
terjadi pada kalium permanganat secara umum adanya penyebaran di cawan petri
dikarenakan terjadi kesetimbangan namun perpindahan molekul tetap
berlangsung.
Percobaan kedua tekanan osmosis cairan sel, didapatkan hasil bahwa daun
Rhoe discolor konsentrasi 0,16 M, plasmolisis 68 dan tidak terplasmolisis 0 .
Konsentrasi dari jumlah sel epidermis yang telah terplasmolisis di hitung dan
keadaan ini disebut juga dengan insiden plasmolisis. Jumlah sel yang
terplasmolisis pada setiap kelompok berbeda-beda walaupun konsentrasi yang
digunakan sama. Menurut Yahya (2017), osmosis dapat dikatakan sebagai proses
berdifusinya zat pelarut dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang
konsentrasinya tinggi melalui selaput semipermiabel. Meningkatnya jumlah
konsentrasi sukrosa, dapat meningkatkan proses plasmolisis disebabkan karena
potensial air yang berbanding lurus.
Percobaan plasmolisis air menggunakan methilen blue yang berfungsi
sebagai larutan pengetes mendapatkan hasil yang berupa larutan isotonik dan
larutan yang encer yakni hipotonik, dengan diketahui hasil konsentrasi glukosa 0
M, melayang (isotonik), konsentrasi glukosa 0,6 M melayang (hipertonik), dan
konsentrasi glukosa 1 M melayang (hipertonik). Menurut Wardhani (2019),
hipotonik dapat didefinsikan sebagai suatu konsentrasi zat terlarut di luar sel lebih
kecil dari pada konsentrasi zat terlarut di dalam sel.
Penyebaran molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang
identik dengan energi kinetik disebut difusi. Konsentrasi larutan itu sendiri
disebut banyaknya jumlah zat terlarut dalam suatu pelarut. Menurut Yahya
(2017), cepat lambatnya difusi dan osmosis dipengaruhi oleh beberapa faktor

Universitas Sriwijaya
antara lain perbedaan konsentrasi, suhu, tekanan, matrik atau bahan penyusun,
ukuran molekul.
Kecepatan molekul dalam proses difusi dapat menyebabkan kecepatan
difusi tersebut menjadi tinggi ataupun rendah. Faktor utama yang mempengaruhi
laju difusi yakni konsentrasi, temperatur, luas permukaan zat terlarut dan tekanan.
Menurut Astuti (2019), suhu merupakan salah satu faktor penyebab difusi, suhu
yang lebih tinggi mampu meningkatkan energi serta mempercepat gerakan
molekul, sehingga meningkatkan laju difusi.
Osmosis ini dipengaruhi oleh dua faktor, materi terlarut dan kadar air di
dalam sel, dan materi terlarut dan kadar air di luar sel. Laju osmosis dapat
dipengaruhi dari beberapa faktor seperti tekanan, suhu, potensial air, konsentrasi,
dan bahan penyusun membran. Menurut Huda et al. (2020), proses plasmolitik
dipengaruhi oleh faktor yaitu adanya vakuola dan peritiwa ini bersifat reversible
(dapat kembali ke keadaan normal/deplasmolisis) dan bersifat khas bagi sel
tanaman hidup.
Peran utama osmosis pada tumbuhan yaitu dalam mekanisme pengangkutan
air dan zat mineral yang dibutuhkan tumbuhan oleh akar. Proses osmosis
memegang peran penting dalam kehidupan tumbuhan. Sehingga memungkinkan
terjadinya penyerapan air dan ion yang larut dari dalam tanah, terjadinya
translokasi dan distribusi dari sel ke sel di dalam tubuh. Menurut Roza (2022), air
akan bergerak dari daerah dengan tekanan osmosis rendah ke daerah dengan
tekanan osmosis tinggi. Membran akan mengerut jika berada pada lingkungan
yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi.
Salah satu bagian difusi yakni osmosis yaitu perpindahan air dari larutan
yang mempunyai konsentarsi rendah ke larutan yang mempunyai konsentrasi tingi
melalui membran semipermiabel. Menurut Ratnasari et al. (2019), sel akan
mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih
tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel secara osmosis.

BAB V

Universitas Sriwijaya
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan, maka didapatkan


beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Laju osmosis dapat dipengaruhi dari beberapa faktor seperti tekanan, suhu,
potensial air, konsentrasi, dan bahan penyusun membran.
2. Jumlah sel yang terplasmolisis setiap kelompok memiliki hasil yang
berbeda-beda meskipun konsentrasi serta sampel yang digunakan sama.
3. Persebaran molekul kalium permanganat di permukaan cawan petri ini
disebabkan karena ukuran partikel yang sangat kecil.
4. Difusi akan membutuhkan waktu yang lama apabila jarak antara
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah areanya semakin luas.
5. Osmosis dipengaruhi oleh materi terlarut dan kadar air di dalam maupun di
luar sel.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sriwijaya
Advinda, L. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Budi Utama.

Ahmad, Z. 2020. Potensial Air Tanah Dangkal Berdasarkan Neraca Air Pada Sub-
Das Cikao Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Padjadjaran
Geoscience Journal. 5 (5) : 507-516.

Dika. H. L., Falahiyah, R dan Singgih, S. 2020. Acar: Difusi Biologi


Eksperimental dan Kandungan Osmosis Pada Konsep Transportasi Zat
Selama Masa Pandemi. Jurnal Pendidikan Sains. 8 (2): 108-112.

Kasrina, A. 2018. Pengembangan lembar Kerja Peserta Didik Berdasarkan Studi


Pengaruh Osmosis dan Difusi Potensi Air Laut. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Biologi. 2 (2) : 16-21.

Niken, A. 2020. Difusi, Osmosis dan Imbibisi, Fisiologi Tumbuhan. Jakarta :


SITC.

Sari, Y.P., Rahman, A dan Kasrina. 2018. Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik Berdasarkan Studi Pengaruh Osmosis Terhadap Warna Mata. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Biologi. 2 (2) : 16-21.

Simanjuntak, D. M., Rahmawati, N dan Sipayung, R. 2018. Respons


Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis Terhadap Aplikasi
Biochar dan Pupuk Organik Cair. Jurnal Pertanian Tropik. 5 (3) : 370-
376.

Sinibaldi, E., Argiolas, A., Puleo, G. L., dan Mazzolai, G. (2014). Another Lesson
from Plants: The Forward Osmosis-Based Actuator. Journal Plos One. 9
(7) : 1-12.
Ulfa, H., Rikha, F dan Suwito, S. 2020. Uji Osmosis Pada Kentang dan Wortel
Menggunakan Larutan NaCl. Sainsmat : Jurna Ilmiah Ilmu Pengetahuan
Alam. 9 (2) : 110-116.
Wardhani, S, P. 2019. Intisari Biologi Dasar. Yogyakarta: Diandra Kreatif.
Yahya. 2017. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum tuberosum
dan Doucus carota. Jurnal Biology Education. 4 (1) : 1-11.

Lampiran Jurnal Internasional

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai