Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

MASALAH I
DIFUSI-OSMOSIS DAN PENYERAPAN ZAT

Disusun oleh:
Roni Ardyantoro

13308141044

Briliana Suryani K

13308141056

Wulan Novitasari

13308141062

Salma Nadiyah

13308144013

BIOLOGI E

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan materi dan mempertahankan keseimbangan
fisiologi di dalam tubuhnya , tumbuhan melakukan banyak aktivitas di antaranya
adalah absorbsi (penyerapan), transportasi (pengangkutan) atau Translokasi
(pemindahan) dan transpirasi (pelepasan air melalui stomata). Pada tumbuhan darat
penyerapan gas-gas (O2dan CO2) lebih banyak melalui daun sedangkan ion-ion dalam
larutan tanah melalui akar. Pada tumbuhan air hampir seluruh permukaan tubuhnya
dapat melakukan penyerapan air beserta gas-gas dan ion-ion yang terlarut di
dalamnya. Penyerapan tersebut melalui membran plasma.
Membran plasma adalah tepi kehidupan, perbatasan yang memisahkan sel
hidup dari lingkungan sekelilingnya. Lapisan ini mengontrol lalu lintas keluar masuk
sel yang diselubungi. Seperti semua membran biologis, membran plasma
menunjukkan permeabilitas selektif (selectivepermeability) artinya memungkinkan
beberapa zat untuk menembus membran tersebut secara mudah daripada zat-zat lain.
Kemampuan sel untuk membeda bedakan pertukaran zat kimianya dengan lingkungan
bersifat fudamental bagi kehidupan dan selektivitas tersebut dimungkinkan oleh
membran plasma dan molekul-molekul komponennya.
Dengan adanya membran plasma maka penyerapan air tanah pada tumbuhan
dapat terjadi.Terkait dengan penyerapan zat ini, salah satu permasalahannya adalah,
bagaimana penyerapan air dan gas-gas terjadi melaluisel-sel penyerapan?

B. Tujuan
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat:
1.
2.
3.
4.

Menemukan fakta mengenai gejala difusi-osmosis


Mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi
Menunjukkan arah gerakan air pada peristiwa difusi osmosis
Mendeskripsikan pengertian difusi dan osmosis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Teori kinetik menyatakan bahwa partikel partikel elementer (atom, ion, dan
molekul) berada dalam gerakan yang konstan pada suhu diatas 0 absolut. Energi rata-rata
partikel dalam suatu zat yang homogen akan meningkat dengan naiknya suhu, tetapi akan
konstan pada suhu tertentu. (Sasmitmihardja,1996 : 49)
Difusi merupakan proses fisika yang prosesnya dapa terjadi setiap hari di dalam
kehidupan tumbuhan atau orgnisme lainnya. Difusi terjadi sebagai terhadap perbedaan
konsentrasi. Konsentrai adalah sejumlah zat atau partikel per unit volume. Suatu perbedaan
terjadi, apabila terjadi perubahan konsentrasi dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Selain
perbedaan konsentrasi, perbedaan dalam sifat dapat menyebabkan difusi. Proses pertukaran
gas pada tumbuhan yang terjadi pada daun adalah suatu contoh proses difusi, di dalam proses
ini gas CO2 dari atmosfir masuk ke dalam rongga antar sel pada mesofil daun, yang
selanjutnya digunakan untuk fotosintetis, maka kadar CO2 di dalam rongga antar sel daun
akan selalu lebih rendah dari atmosfir, akibatnya pada siang hari akan terjad aliran difusi gas
dari atmosfir ke daun. (Sasmitmihardja,1996 : 50)
Difusi merupakan gerakan penyebaran suatu pertikel (air, molekul zat terlarut, gas
atau ion-ion) dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju ke daerah yang
potensial kimianya lebih rendah. Difusi terjadi karena adanya gerakan molekul dan beda
potensial kimia, difusi dipengaruhi oleh temperatur, konsentrasi zat terlarut (solute), tekanan
dan permukaan yang mudah mengikat air.(Suyitno,2014 : 5)
Di dalam proses difusi ini, yang berdifusi ternyata bukan hanya air tetapi zat terlarut
yang berada dalam larutan, akan melakukan difusi juga menuju bejana yang hanya berisi air
murni. Hal ini mungkin terjadi karena pada saluran penghubung tidak ada yang menghalangi
lalunya molekul zat terlarut untuk berdifusi ke tempat air murni. Kita dapat menghalangi
lalunya zat terlarut melalui saluran tersebut dan membiarkan air tetap melakukan difusi, dapat
dilakukan dengan menggunakan membran semipermeabel, yaitu membran yang hanya
mengizinkan air dan enghamat lalunya zat-zat terlarut. Proses demikian ini disebut perisiwa
osmosis.(Salisbury, Frank dan Cleon W.R 1995 : 32)
Osmosis merupakan difusi air dari daerah yang memiliki potensial air lebih tinggi ke
daerah yang potensial airnya lebih rendah, melalui suatu membran semipermeabel. Jika di
satu sisi membran ada larutan dan di sisi lainnya ada larutan lain yang berbeda
konsentrasinya, maka osmosis akan berlangsung. Larutan yang lebih pekat memiliki potensial

air lebih rendah, sehingga air akan berdifusi ke daerahnya larutan lain sampai tekanannya
naik ke suatu titik, yaitu sampai potensial airnya sama dengan potensial air larutan yang
kurang pekat. (Salisbury, Frank dan Cleon W.R 1995 : 46)
Osmosis ngat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
menggambarkan

kemampuan

molekul

ar

untuk

(Sasmitmihardja,1996 : 52)

BAB III
METODE PENELITIAN

dapat

melakukan

difusi.

A. Waktu dan Tempat


Selasa, 16 September 2014 pukul 07.00-08.40 di Lab Biokimia
B. Alat dan Bahan
Alat
Pipa kaca berskala
Karet
Cawan petri
botol jam
Pisau tajam
pelubang gabus
pipet tetes
karet penyumbat berlubang
osmometer
statip
Bahan :

Larutan Gula
Kentang
Kulit Katak

C. Cara Kerja
Dengan membran kentang:
a. Mengiris kentang menjadi bentuk kubus atau balok sesuai keinginan.
b. Melubangi kentang yang telah dibentuk dengan pelubang berjumlah 2 buah dan
tidak sampai menembusbagian bawah kentang.
c. Memasukkan larutan gula yang telah dibuat ke dalam lubang yang telah dibuat
setinggi setengah lubang.
d. Mempersiapkan penyumbat berupa karet sumbat yang sudah diberi pipa kaca yang
terdapat skala pada dindingnya dan memastikan lubang ditutup itu rapat.
e. Membuat permukaan larutan gula tadi setinggi 0,5 cm dari permukaan kentang
f. Menempatkan kentang pada cawan petri yang telah diisi sedikit air.
g. Mengamati perubahan ketinggian air yang terjadi pada pipa kaca setiap 5 menit.
Dengan Membran Kulit Katak
a. Menutup ujung pipa osmometer dengan ujung jari tangan pada posisi terbalik
b. Memenuhi mulut osmometer dengan larutan gula yang telah disediakan.
c. Menutupkan kulit katak pada permukaan mulut osmometer dan kemudian
mengikatnya dengan karet.

d. Membalikkan posisi osmometer dan memasukkan ke dalam botol jam yang telah
berisi air.
e. Mengatur permukaan larutan gula yang sejajar dengan permukaan air yang
berada di dalam botol jam menggunakan statip penyangga.
f. Mengamati perubahan permukaan larutan gula pada osmometer seperti pada
percobaan dengan membran kentang setiap 5 menit.
g. Memasukkan hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan yang telah disediakan.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pengamatan Peristiwa Osmosis Pada Kentang
Pada praktikum Difusi Osmosis menggunakan sel jaringan tumbuhan, pada percobaan
ini menggunakan sel kentang sebagai membran semipermeabel bertujuan untuk mengamati
peristiwa difusi atau perpindahan molekul air akibat penurun gradient konsentrasi.
Mengapa dikatakan peristiwa osmosis atau difusi molekul air, pada studi kasus sel
kentang ini?Karena sel kentang merupakan sel tumbuhan yang umumnya membran sel
penyusun sel kentang ini merupakan membran semipermeable. Seperti yang telah diulas pada
bab kajian pustaka bahwa membran semipermeable yang terdapat pada tumbuhan hanya
dapat dilalui oleh molekul air, sedangkan senyawa atau partikel zat lainnya tidak dapat
melalui membran tersebut. Arah pergerakan molekul air ini menuruni gradient konsentrasi,
dimana molekul air akan cendrung bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah menuju
ke konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi yang rendah
(encer) kaya akan molekul air, sedangkan pada konsentrasi yang tinggi, defisit molekul air.
Sesuai dengan teori difusi, molekul air akan menyebar menuju daerah yang kekurangan air
sampai nantinya menuju keadaan setimbang (tidak terjadi perpindahan molekul air).
Percobaan ini menggunakan 4 macam konsentrasi larutan yaitu sukrosa

yang

berkonsentrasi 0%, 5%, 50%, dan 100%. Menggunakan media kentang dengan ketebalan 3,5
cm. Dengan rincian, 2 cm dari permukaan atas kentang yang dilubangi sebagai sumuran yang
nantinya sebagai tempat sukrosa dan sisanya 1,5 cm sebagai media (membrane semi
permaebel).Ketebalan kentang dari permukaan bawah (yang diletakan pada cawan petri berisi
air) sampai pada dasar sumuran, salah satu factor yang menentukan kecepatan perpindahan
molekul air.
Pada percobaan yang kami lakukan mengamati peristiwa osmosis pada sukrosa 5%
dan 100%. Pertama, akan membandingkan pertambahan volume cairan dalam pipa
(osmometer) yang berisi sukrosa 5% dan pada pipa lainnya sukrosa 100%. Berdasarkan hasil
pengamatan diperoleh data sebagai berikut,

Data Pengamatan Kelompok 5


Pengamatan
7 menit ke-

0
1
2
3

Pertambahan volume cairan dalam


pipa
Sukrosa 5% (ml)
Sukrosa 100%
(ml)
0
0,5
0,1
1,6
0,1
6,0
0,1
6,0

Keterangan: Tabel pengukuran pertambahan volume cairan dalam pipa dengan skala awal 0.

Pengambilan data hasil percobaan dilakukan menggunakan waktu per 7 menit karena
percobaan baru menunjukan kenaikan volume pertama dalam waktu 7 menit setelah kentang
dengan osmometer yang berisi sukrosa diletakan pada cawan petri berisi air (hipotonis).
Setelah 7 menit pertama, terlihat bahwa volume sukrosa 5% bertambah 0,1 ml dan
sukrosa 100% bertambah 1,1 ml dari volume awal masing-masing larutan. Bertambahnya
volume pada masing-masing larutan menurut teori disebabkan karena pertama, molekulmolekul gula dalam pipa ingin keluar disebabkan karena tekanan difusi.Akan tetapi
keinginan itu tidak dapat terlaksana karena tertahan oleh membran pada sel kentang yang
tidak bersifat permeable bagi molekul-molekul gula tersebut.Tekanan molekul-molekul gula
ini pada membran sel menyebabkan tekanan osmosis. Kedua, di cawan petri lebih banyak
molekul-molekul air daripada pada pipa, jadi air pada cawan petri mempunyai tekanan
difusi, sedangkan pada larutan sukrosa dalam pipa desifit tekanan difusi. Jadi molekul air
akan cendrung bergerak ke dalam pipa, dimana dalam pipa kekurangan molekul air. Atau
dapat dikatan molekul air berpindah dari larutan yang hipotonis ke hipertonis (konsentrasi
lebih tinggi).
Pertambahan volume pada larutan sukrosa 100% jauh lebih cepat daripada larutan
sukrosa 5%, hal ini sebabkan karena konsentrasi pada larutan sukrosa 100% lebih tinggi
sehingga menyebabkan tekanan osmosis menjadi lebih tinggi dari tekanan osmosis pada
larutan sukrosa 5%. Tinggi tekanan osmosis berbanding lurus dengan kecepatan perpindahan
molekul air menuju konsentrasi yang lebih tinggi.
Pertambahan volume cairan pada pipa yang berisi larutan 5 % berhenti pada 7 menit
ke-2 dari pengamatan. Sedangkan pada larutan sukrosa 100% masih terjadi pertambahan
volume cairan yang lebih tinggi dari menit sebelumnya dan mulai berhenti pada 7 menit ke-3

dari pengamatan. Berhentinya penambahan volume cairan dalam pipa menandakan kadar
molekul air pada pipa telah mencapai keadaan setimbangnya. Menurut teori keadaan ini
disebabkan karena dinding sel kentang sudah sampai pada pengembangan maksimum akibat
pertambahan volume cairan dalam sel. Sehingga perpindahan molekul air menuju cairan yang
berkonsentrasi tinggi dalam pipa terhenti. Dapat disimpulkan bahwa larutan sukrosa 5% lebih
cepat mencapai keadaan setimbangnya daripada larutan sukrosa 100% yang sangat defisit
molekul air, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai keadaan dimana
jumlah molekul air yang berpindah dari cawan petri sampai pada keadaan setimbang.
Pembahasan selanjutnya akan membandingkan kecepatan osmosis atau perpindahan
air pada laritan sukrosa 5% (sebagai control) dengan konsentrasi larutan sukrosa 0% dan
larutan sukrosa 50%, dibandingkan dengan data pengamatan kelompok 5 (larutan sukrosa
100%).
Data PengamatanKelompok 1
Pengamatan
5 menit ke-

0
1
2
3
4

Pertambahan volume cairan dalam


pipa
Sukrosa 0%
Sukrosa 5%
(control)
0,330
0,350
0,320
0,360
0,315
0,360
0,310
0,355
0,301
0,350

Pada data percobaan kelompok 1 untuk larutan sukrosa 5% menunjukan hasil yang
sama dengan data hasil pengamatan larutan 5% oleh kelompok lima. Dimana pada menit
pertama terjadi pertambahan cairan dalam pipa sukrosa 5% dan cairan berhenti bertambah
pada menit ke-2. Namun bedanya jumlah kenaikan, dimana pada kelompok lima sebanyak
0,1 ml sedangkan pada kelompok 1 hanya 0,01 ml. Hal ini mungkin disebabkan perbedaan
skala terkecil yang digunakan pada pipa. Faktor lain yang menyebabkan perbedaan ini,
mungkin juga disebabkan oleh ketebalan kentang masing-masing kelompok berbeda,
sehingga memengaruhi cepat lambatnya molekul air berpindah (lama waktu pengamatan).
Terjadinya penurunan cairan pada pipa sukrosa 5% pada pengamatan kelompok 1 di menit
ke-3 mungkin disebabkan karena kebocoran pada sumuran sehingga larutan sukrosa yang
berada di dalamnya berkurang dan akan memengaruhi tinggi cairan dalam pipa, menjadi
menurun.

Larutan pembanding pada data pengamatan kelompok 1 yaitu larutan sukrosa 0%,
dimana dari hasil pengamatan diperoleh volume cairan dalam pipa mengalami penurunan.Hal
ini mungkin disebabkan karena konsentrasi dalam larutan sukrosa 0% yang sangat encer,
diindikasi lebih banyak mengandung molekul air daripada konsentrasi larutan sukrosa
lainnya.Hal ini tentu saja memengaruhi sedikitnya tekanan osmosis, sehingga air dalam pipa
tidak bertambah.Atau dapat juga disebabkan karena konsentrasi sel kentang lebih tinggi
daripada konsentrasi cairan sukrosa dalam pipa.Sehingga molekul air pada cairan pipa
cenderung berpindah ke sel kentang.Hal ini dapat dipastikan dengan mengukur kembali berat
kentang, apabila terjadi penambahan berat, maka benar pernyataan bahwa konsentrasi sel
kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa 5%.
Data Pengamatan Kelompok 4
Pengamatan
5 menit ke0
1
2
3

Pertambahan volume cairan dalam


pipa
Sukrosa 5%
Sukrosa 50%
0,33
0,61
0,42
0,53
0,42
0,55
0,42
0,57

Hasil pengamatan kelompok 4, juga menunjukan hasil yang sama dengan kelompok 1
dan 5. Dimana pada pipa yang berisi larutan sukrosa 5% mengalami kenaikan pada menit
pertama pengamatan dan berhenti pada menit kedua. Alasan perbedaan jumlah pertambahan
cairan pada masing-masing kelompok, mungkin sama seperti halnya yang terjadi pada
kelompok 1 (lihat pembahasan kelompok 1).
Sedangkan untuk pipa yang berisi larutan sukrosa 50% menunjukan kenaikan pada
menit ke-2 sampai seterusnya.Walaupun terjadi penyimpangan data pada menit pertama
pengamtan, mungkin disebabkan oleh keadaan larutan dalam pipa yang belum stabil setelah
dipasangkan pada kentang. Jika dibandingkan dengan hasil pengamatan kelompok 5 dapat
disimpulkan bahwa larutan sukrosa 100% menunjukan pertambahan jumlah cairan dalam
pipa jauh besar daripada larutan sukrosa 50%, yang hanya mengalami kenaikan sebanyak
0,02 ml muali dari menit ke-2 sampai menit selanjutnya. Hal ini disebabkan larutan sukrosa
100% mempunyai konsentrasi yang tinggi (kekurangan molekul air) sehingga akan memicu
terjadinya osmosis tinggi atau berpindahnya molekul air dari cawan ke pipa yang lebih
banyak dibandingkan larutan sukrosa 50%.

Pembahasan selanjutnya akan membandingkan pengaruh konsentrasi


larutan sukrosa 5%, 50%, dan 100% dengan variable kontrol (sukrosa 0%)
terdahap pertambahan volume cairan dalam pipa, yang menandakan terjadinya
peristiwa osmosis.
Data Pengamatan Kelompok 1
Pengamatan
5 menit ke-

Pertambahan volume cairan dalam


pipa
Sukrosa 0%
Sukrosa 5%
(control)
0
0,330
0,350
1
0,320
0,360
2
0,315
0,360
3
0,310
0,355
4
0,301
0,350
Data Pengamatan Kelompok 2
Pengamatan
5 menit ke-

Pertambahan volume cairan dalam


pipa
Sukrosa 0%
Sukrosa 50%
(control)
0
0,77
0,89
1
0,78
0,9
2
0,78
0,9
3
0,82
0,91
Data Pengamatan Kelompok 8
Pengamatan
5 menit ke-

0
1
2
3

Pertambahan volume cairan dalam


pipa
Sukrosa 0%
Sukrosa 100%
(control)
0,2
0,4
0,1
0,3
0,09
0
0
0

Pada ketiga data pengmatan kelompok 1 dan 8 di atas dapat dilihat bahwa larutan
dengan sukrosa 0% mengalami penurunan volume.Hal ini mungkin disebabkan karena
konsentrasi dari sel kentang lebih besar daripada konsentrasi larutan sukrosa 0%. Sehingga
molekul air akan cenderung bergerak ke dalam sel kentang, menyebabkan cairan dalam pipa
menurun. Namun pada data pengamatan kelompok 2 mengalami kenaikan sebanyak 0,01 ml
pada menit pertama, sedangkan pada menit kedua berhenti, dan kembali naik 0,04 ml pada
menit selanjutnya. Sedikitnya pertambahan volume yang terjadi pada pipa sukrosa 0% dari
kelompok 2, mungkin saja disebabkan oleh kurangnya ketelitian praktikan mengamati
perubahan tinggi pada cairan dalam pipa atau dapat dikatakan tidak terjadi pertambahan
volume.

Alasan lain menurunnya volume sukrosa 0% pada data pengamatan kelompok 1 dan
8. Mungkin juga disebabkan oleh perpindahan molekul air pada larutan sukrosa 0% menuju
larutan sukrosa 5% maupun 100%, yang dihubungkan dengan media sel kentang sebagai
sekat pemisah kedua larutan yang memiliki konsentrasi yang berbeda. Hal tersebut dapat
dilihat pada pengamatan yang dilakukan kelompok 8, dimana volume larutan sukrosa 0%
terlihat jelas mengalami penurunan sebanyak 0,1 ml. Namun pada variable bebas larutan
sukrosa 100% tidak menunjukan adanya pertambahan volume, hal ini mungkin disebabkan
karena kebocoran pada sumuran sukrosa sehingga larutan ke luar.
Seharusnya menurut teori, semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin tinggi juga
tekanan osmotiknya yang menyebabkan bertambahanya kecepatnya perpindahan molekul air
ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Hal ini dijelaskan pada rumus tekanan osmotik
yaitu,
= M. R . T

Keterangan
:Potensialosmotic (tekanan)
M: Berat molekul dalam gram/mol (konsentrasi)
R : Konstanta molar gas (8,31x107 J/mol.K)
T : Suhu absolut dalam kalvin (K)

(Sasmitamihardja, drajat dan ArbayahSiregas.1996: 57)


Bedasarkan rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa tekanan osmotik (Po) tegak
lurus dengan pertambahan konsentrasi suatu larutan, jadi semakin tinggi konsentrasi suatu
larutan maka akan meningkatkan tekanan osmotic, yang mengakibatkan berpindahnya
molekul air ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi.
Jadi apabila hubungan konsentrasi dengan tekanan osmotik di atas diterapkan pada
percobaan di atas, seharusnya pertambahan volume cairan pada pipa yang berisi sukrosa
100% lebih besar daripada sukrosa 50%, pertambahan volume pada sukrosa 50% lebih besar
dari sukrosa 5%.

Jawaban Tugas
1. Apakah penyebab perubahan volume ketinggian larutan (air) pada pipa kaca berskala
baik pada kontrol maupun kelompok perlakuan?
Jawaban:
Konsentrasi larutan sukrosa dalam pipa dan air.
Jenis membran pada sel kentang dan sel kulit katak yang bersiat

semipermeable/impermeable.
Tekanan osmosis atautekanan difusi perpindahan molekul air.

2. Jika ada pertambahan volume air pada bagian pipa kaca, bagiaman hal itu terjadi dan
dari mana asal air tersebut?
Jawaban:
Konsentrasi larutan sukrosa dalam pipa yang lebih tinggi (hipertonis) daripada air di
cawan petri (hipotonis) sehingga air akan bergerak menuju larutan yang lebih tinggi
konsentrasinya, dan jenis membrane pada sel kentang maupun pada sel kulit katak
yang bersifat semipermeable atau bahkan impermeable. Sehingga hanya molekul air

yang mampu melewati membran tersebut, serta tekanan osmosis yang disebabkan
oleh larutan dalam pipa.
3. Apakah ada perbedaan tingkat perubahan volume air pada ketiga perlakuan?
Jawaban:
Iya, semakin tinggi konsentrasinya berbanding lurus dengan laju pertambahan volume
larutan dalam pipa.
4. Jika ada perbedaan kecepatan pertambahan air ke dalam pipa, apakah hal itu ada
kaitannya dengan konsentrasi gulanya?
Jawaban:
Iya, hal ini dijelaskan pada teori kinetik dalam mencari rata-rata kecepatan gas
sebagai berikut,

rat

Kecepatan osmotik berbanding 8terbalik


dengan berat molekul air, jadi semakin
RT
banyak molekul air pada suatuM
daerah cenderung meningkatkan tekanan difusi
daripada osmosisnya. Karena molekul air akan menyebar ke daerah yang minim
molekul airnya untuk mencapai keadaan seimbang.
5. Mengapa terjadi perbedaan kecepatan masuknya air ke dalam lubang yang berisi
larutan gula dengan konsentrasi berbeda?
Jawaban:
karena semakin tinggi konsentrasi gula/sukrosa akan menimbulkan tingginya tekanan
osmosis. Semakin tinggi tekanan osmosis akan mempercepat pergerakan molekul air
yang berpindah ke konsentrasi yang lebih tinggi.
6. Apa kesimpulan dari percobaan yang dilakukan?
Jawaban:
Osmosis adalah difusi air atau perpindahan molekul air menuruni gradient
konsentrasi. Dimana molekul air akan bergerak dari larutan yang berkonsentrasi tinggi
menuju ke larutan yang konsentrasinya lebih rendah.

Kesimpulan
Pada percobaan yang dilakukan pada kentang dan kulit katak menunjukan peristiwa osmosis,
sehingga dapat ditarik kesimpulan dari kedua percobaan yang dilakukan bahwa osmosis
adalah difusi air atau perpindahan molekul air menuruni gradient konsentrasi. Dimana

molekul air akan bergerak dari larutan yang berkonsentrasi tinggi menuju ke larutan yang
konsentrasinya lebih rendah.
Saran
Untuk percobaan difusi osmosis pada sel tumbuhan yang menggunakan kentang, sebaiknya
menggunakan ketebalan kentang yang sama, baik ketebalan sumuran dari permukaan atas
maupun ketebalan permukaan bawah kentang yang bersentuhan dengan cawan petri, serta
penetapan skala ketelitian pada pipa cairan (osmometer) yang disama dengan tujuan
memudahkan praktikan membandingkan data dari masing-masing kelompok perlakuan
(konsentrasi larutan yang berbeda).

TUGAS PENGEMBANGAN
1

Apakah potensial air 1 Mol larutan garam (NaCl) sama dengan 1 Mol larutan glukosa?
Jawab: tidak sama, karena tekanan osmosis () mempunyai persamaan yaitu =n.M.R.T
sehingga jika dihitung besarnya tekanan osmosis antara larutan garam (NaCl)
tidak sama dengan larutan glukosa. Hal tersebut karena salah satu yang
menentukan besarnya tekanan osmosis adalah n. Sedangkan n yaitu banyaknya
ion yang terdapat dalam suatu senyawa. Jika NaCl mempunyai jumlah ion (n)
sebanyak 2, sedangkan larutan gula tidak memiliki ion (n) maka dipastikan
tekanan osmosis larutan garam (NaCl) lebih besar daripada larutan glukosa,
dengan demikian akan mempengaruhi potensial air di dalamnya.

Apakah laju difusi dari jaringan kentang dipengaruhi oleh jenis larutan perendamnya?
Jawab: ya, karena jenis larutan perendam memiliki konsentrasi yang berbeda. Hal ini
akan berpengaruh pada kecepatan difusi-osmosis karena peristiwa tersebut
terjadi karena mengalirnya larutan yang lebih pekat atau kental ke larutan yang
lebih encer.

Apa saja akan terjadi bila jaringan kentang ditempatkan pada larutan dengan potensial
osmotiknya lebih rendah dari potensial osmotik cairan jaringannya?
Jawab: larutan yang berada di dalam kentang akan berkurang, karena air (pelarut) yang
berada di dalam kentang akan mengalir keluar menuju ke potensial larutannya
lebih rendah hingga keduanya mencapai potensial osmotik yang sama

DAFTAR PUSTAKA

Salisbury, frank b & Cleon W Ross.1995. Fisiolog Tumbuhan Jilid Satu. Bandun: ITB
Sasmitamihardja, drajat & Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB
Suyitno,.2014. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta. FMIPA UNY

Anda mungkin juga menyukai