FISIOLOGI TUMBUHAN
LUAS DAUN, ABSORPSI DAN TRANSPIRASI
Oleh:
Kelompok V
Roni Ardyantoro
13308141044
Briliana Suryani K
13308141056
Wulan Novitasari
13308141062
Salma Nadiyah
13308144013
PRODI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
30 September 2014
A. Judul
Oleh:
Kelompok V
Yogyakarta, 30 September 2014
Anggota
Nama
NIM
Tanda Tangan
Roni Ardyantoro
13308141044
Briliana Suryani K.
13308141056
Wulan Novitasari
13308141062
Salma Nadiyah
13308144013
Mengetahui,
Dosen Pembumbing/Asisten Praktikum
()
C. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui pengaruh luas daun terhadap kecepatan absorpsi air.
2. Mengetahui hubungan antara banyaknya stomata dengan kecepatan transpirasi.
D. Tinjauan Pustaka
Penguapan air dari tumbuhan (dan hewan, menurut banyak pustaka) disebut
transpirasi. Pada tumbuhan, peristiwa itu biasanya berhubungan dengan kehilangan airdalam melaului stomata, kultikula,atau lentisel (Salisbury, 1995: 71).
Uap air dalam rongga udara daun berdifusi menuruni gradient potensial air dan
keluar dari daun melalui stomata. Kita menyebut kehilangan air dari daun melalui
difusi dan evaporasi sebagai transpirasi (Campbell, 2010: 355). Transpirasi penting
bagi tumbuhan, karena berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air
dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dengan cara melepaskan kelebihan panas dari
tubuh, dan mengatur turgor optimum di dalam sel (Sasmitamihardja, 1996: 61).
Daun biasanya memiliki area permukaan yang uas dan rasio permukaan
terhadap volume yang tinggi. Area permukaan yang luas meningkatkan absorpsi
cahaya untuk fotosintesis. Rasio permukaan terhadap volume yang tinggi membantu
absorpsi CO2 selama fotosintesis serta pelepasan O 2 sebagai produk sampingan
fotosintesis. Walaupun demikian, hal tersebut juga meningkatkan kehilangan air
melalui stomata. Kerapatan stomata daun, yang mungkin mencapai 20.000 per
sentimeter persegi, dipengaruhi oleh control genetis dan lingkungan (Campbell, 2010:
357-358).
Waktu matahari terbit, stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan,
dan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat. Naiknya suhu
membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembapan, maka transpirasi
meningkat dan barangkali bukaan stomata pun berpengaruh (Salisbury, 1995: 71).
Menurut Sherrif dan Mc-Gruddy (1976), metode merendamkan akar tumbuhan
atau potongan batang dalam tandon air yang tertutup, yang dipasang alat ukur. Alat ini
berguna untuk mengkaji laju transpirasi nisbi dalam waktu singkat. Tapi, pemotongan
yang dialami batang tersebut mempengaruhi laju transpirasi, dan akar yang terendam
air akan kekurangan oksigen sehingga penyerapan air berkurang. Biasanya di
permukaan bawah yang umumnya mempunyai stomata paling banyak (Salisbury,
1995: 73-75).
Sejumlah penelitian (misalnya, Woodward, 1987) menunjukan bahwa
kerapatan stomata sangat bergantung pada konsentrasi CO 2, yaitu bila CO2 naik,
jumlah stomata persatuan luas lebih sedikit (Salisbury, 1995: 80). Stomata tumbuhan
pada umumnya membuka saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap, sehingga
3
memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari
(Salisbury, 1995: 80).
Naiknya konsentrasi CO2 antarsel bisa diamati saat cahaya ditingkatkan (karena
stomata membuka), yang ternyata berlawanan sekali dengan yang diperkirakan jika
stomata memberikan respons terhadap cahaya hanya melalui efek fotosintetik dari
konsentrasi CO2 (Salisbury, 1995: 81).
E. Metode Praktikum
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Di Labratorium Biokimia, FMIPA, UNY pukul 07.00-08.40 WIB.
b. Alat dan Bahan
Topik 1. Bagaimana pengaruh luas daun terhadap kecepatan absorpsi air?
1. Potometer, masing-masing klp dua buah
2. Ranting tanaman
3. Pisau tajam, Statip beserta klemnya
Topik 2. Bagaimana hubungan antara banyaknya stomata dengan kecepatan
transpirasi?
1. Kertas kobalt kloride
2. Klip/penjepit
3. Stop watch
4. Bunzzen/lampu spiritus
5. Korektor sheet
6. Mikroskop dan perlengkapannya
c. Posedur
Topik 1: Pengaruh luas daun terhadap kecepatan absorpsi air
1. Diiapkan 2 buah ranting atau daun tanaman yang tidak mudah layu. Dipilih
ukuran ranting atau daun yang sama dengan ukuran pipa karet pada photometer.
Ukuran atau jumlah daun kedua ranting tersebut dibuat berbeda.
2. Karet penyumbat pada tabung kaca photometer dilepaskan. Alat ini dimasukkan
ke dalam bak plastik berisi air. Ranting (1 & 2) atau tangkai daun (1 & 2)
dimasukkan ke dalam pipa karet photometer. Kemudian mulut pipa kaca utama
ditutup dengan karet penyumbat dengan rapat.
3. Rangkaian percobaan tersebut dangkat dan diberi tanda posisi awal dari air
pada pipa berskala dengan spidol.
4. Percobaan ini ditempatkan pada tempat yang terkena cahaya dan satu
photometer lainnya ditempatkan ditempat terik.
Topik 2: Hubungan antara banyaknya stomata dengan kecepatan transpirasi
1. Kertas Cobalt Chloride diambil, diperhatikan warnanya (mula-mula)
2. Kertas Cobalt Chloride dikeringkan diatas lampu spiritus
4
Jumlah
Total
Luas 10
k
1
2
3
4
Daun
6
5
4
3
Daun (cm2)
339,1
308,06
211,6
92,1
menit 10
pertama (mL)
0
0
0,02
menit 10
kedua (mL)
0,025
0,01
0,03
menit
ketiga (mL)
0,05
0,02
0,03
0.05
0.04
0.03
0.03
0.03
0.03
0.02
0.02
0.02
0.01
0.01
00
10 Menit Pertama
0
10 Menit Kedua
Kelompok 1
Kelompok 2
0
10 Menit Ketiga
Kelompok 3
Kelompok 4
100
150
200
250
300
350
400
absorpsi
nampak. Dari hasil absorpsi air yang tidak nampak tersebut tidak dapat diketahui
pengaruh luas daun terhadap kecepatan absorpsi air.
Pada kelompok 2 dengan total luas daun yaitu 308,06 menunjukkan adanya
absorpsi air dengan 10 menit pertama 0 mL , 10 menit kedua bergerak ke titik 0,025
mL dan 10 menit ketiga pada titik 0,05 mL . Hal tersebut menunjukkan bahwa
tumbuhan memerlukan air saat proses transpirasi berlangsung. Pada kelompok 3
dengan total luas daun yaitu 211,6 menunjukkan adanya absorpsi air dengan 10 menit
pertama 0 mL , 10 menit kedua pada titik 0,01 mL dan 10 menit ketiga pada titik 0,02
mL . Pada kelompok 4 dengan total luas daun yaitu 92,1 menunjukkan adanya absorpsi
air dengan 10 menit pertama pada titik 0,02 mL , 10 menit kedua titik 0,03 mL dan 10
menit ketiga tidak terjadi perubahan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa tumbuhan
memerlukan air saat proses transpirasi berlangsung. Dari data yang didapat seharusnya
pada kelompok 3 laju absorpsi air lebih besar dari kelompok 4 hal ini mungkin karena
adanya kebocoran atau ada perbedaan tingkat aktivitas dan daya hisap daun.
Menurut grafik dari data pada kelompok 2,3 dan 4 laju penyerapan air berbedabeda. Grafik menunjukkan adanya kecenderungan pengaruh luas daun terhadap
kecepatan absorpsi air. Semakin luas ukuran daun maka cenderung semakin besar
absorpsi air yang dibutuhkan. Hal ini karena jumlah daun yang bervariasi memiliki
luas total yang berbeda sehingga ruang transpirasi lebih luas dan membutuhkan
absorpsi air yang lebih banyak.
Perlakuan 2. Terkena cahaya matahari langsung
Kelompo
Jumlah
Total
Luas 10
menit 10
menit 10
menit
k
5
6
7
8
Daun
Daun
pertama (mL)
kedua (mL)
ketiga (mL)
6
194,41
5
???
4
169,73
0,025
3
???
Pada perlakuan 2 dengan daun poncosudo terkena cahaya matahari langsung
mayoritas kelompok mengalami kegagalan percobaan sehingga tidak dapat dianalisis
dan dilakukan pembahasan. Hal tersebut karena adanya faktor luar yaitu angin yang
membuat posisi daun berubah sehingga terjadi kebocoran pada potometer. Pada
kelompok 7 pada 10 menit pertama dan kedua tidak didapatkan data karena masih
terjadi kebocoran, pada 10 menit ketiga terlihat absorpsi air sebesar 0,025 mL dan
7
kemudian mengalami kebocoran sehingga hanya didapat 1 data. Dari data tersebut
dapat dibandingkan pada kelompok 2 dan 7 dimana kedua kelompok memiliki
perbedaan luas daun yaitu 308,06 cm2 (5 daun) dan 169,73 cm2 (4 daun) namun
memiliki daya absorpsi yang sama besar. Hal ini karena faktor penyinaran matahari.
Hal tersebut karena intensitas cahaya matahari akan membuat proses fotosintesis
berjalan sehingga membutuhkan lebih banyak absorpsi air dibandingkan tidak terkena
cahaya langsung.
2. Pengaruh luas daun terhadap kecepatan absorpsi air
Stomata merupakan celah atau jalan pertukaran gas oleh daun, termasuk
diantaranya menjadi saluran utama pelepasan uap air dari jaringan daun. Distribusi
stomata pada daun berbeda terutama menurut habitatnya. Pada tumbuhan air, stomata
banyak dibentuk di permukaan atas daun, dan sebaliknya pada tumbuhan darat.
Pada praktikum ini, tanaman yang kami gunakan untuk mengetahui banyaknya
stomata merupakan tanaman darat yang terdapat di depan laboratorium fisika FMIPA
UNY, kami menyebutnya tanaman x, tujuan dalam praktikum ini untuk mengetahui
hubungan antara banyaknya stomata dengan kecepatan transpirasi.
Hasil data yang diperoleh,
N
o.
Permukaan
Atas (menit)
1
2
3
R
00 : 46
00 : 33
01 : 22
67 s
Jumlah
Stomata
0
0
0
0
Permukaan
Bawah
(menit)
01 : 21
01 : 42
01 : 50
01 : 37
Jumlah
Stomata
128
74
73
91
Pada tanaman x yang kami dapatkan, sesuai dengan teori bahwa stomata banyak
dibentuk pada permukaan bawah daun. Pada tanaman x ini, kami membagi menjadi 3
bagian daun dalam mengamati jumlah stomata, pada ketiga bagian ini, mengalami
penurunan jumlah stomata pada permukaan bawah, dan waktu yang cenderung
meningkat atau cenderung lama yang menunjukkan kecepatan transpirasi daun tersebut.
Hasil data kelompok 1
8
N
o.
Permukaan
Atas (menit)
1
2
3
R
52 : 85
1 : 26 : 29
1 : 00 : 78
66 s
Jumlah
Stomata
Permukaan
Bawah
(menit)
42: 64
56 : 26
56 : 57
51 s
Jumlah
Stomata
23
Pada data kelompok 1, stomata yang didapatkan hanya satu bagian dari daun
tumbuhan tersebut. Stomata yang diperolehpun lebih banyak pada permukaan bawah.
Data kelompok 2
N
o.
Permukaan
Atas (menit)
1
2
3
R
1 : 26
0 : 24
0 : 47
52 s
Jumlah
Stomata
Permukaan
Bawah
(menit)
1 : 16
0 : 21
0 : 45
47 s
Jumlah
Stomata
15
Data kelompok 2 hampir sama dengan kelompok 1, stomata yang diamati hanya
satu bagian daun saja. Stomata yang banyak diperoleh di bagaian permukaan bawah
daun.
Data kelompok 3
N
o.
Permukaan
Atas (menit)
1
2
3
R
31 s
48 s
30 s
36,3 s
Jumlah
Stomata
9
9
Permukaan
Bawah
(menit)
58 s
59 s
51 s
56 s
Jumlah
Stomata
16
16
Permukaan
Atas (menit)
1
2
3
R
20 s
30 s
15 s
21,67 s
Jumlah
Stomata
Permukaan
Bawah
Jumlah
Stomata
(menit)
20 s
10 s
10 s
13,33 s
Jumlah
Permukaan
Jumlah
Data kelompok 6
N
o.
Permukaan
Atas (menit)
1
2
3
R
70 s
60 s
27 s
52,3 s
Stomata
Bawah
101
(menit)
120 s
40 s
22 s
60 s
Jumlah
Permukaan
101
Stomata
61
61
Data kelompok 7
N
o.
Permukaan
Atas (menit)
1
2
3
R
47 s
34 s
32 s
37, 6 s
Stomata
Bawah
Jumlah
Stomata
95
(menit)
37 s
38 s
30 s
35 s
Jumlah
Permukaan
Jumlah
95
Data kelompok 8
N
o.
Permukaan
Atas (menit)
Stomata
Bawah
Stomata
(menit)
10
1
2
3
R
33 s
50 s
81 s
55 s
0
0
12 s
37 s
70 s
40 s
107
107
Proses transpirasi merupakan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam
bentuk uap melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Pada praktikum ini, indikator yang
digunakan merupakan kertas kobalt kloride. Kobalt klorida digunakan untuk menguji
apakah suatu cairan mengandung air atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk
melihat proses transpirasi pada tanaman.
Berdasarkan data yang kami peroleh terkhusus data kelompok kami, diperoleh
hubungan antara banyaknya stomata dengan laju transpirasi, semakin banyak jumlah
stomata maka laju transpirasi akan semakin cepat, sedangan semakin sedikit jumlah
stomata maka laju transpirasi semakin lambat, hal ini dikarenakan, proes transpirasi
yang merupakan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan memerlukan stomata sebgai
media pengeluaran air dalam bentuk uap tersebut, maka jika stomata lebih banyak maka
proses hilangnya air akan lebih cepat, tidak membutuhkan waktu yang relatif lama. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa, transpirasi dipengaruh oleh faktor faktor internal yaitu
1. Jumlah daun
2. Luas daun
3. Jumlah tomata
Pada beberapa kelompok tidak semua bagian daun dilihat jumlah atau banyaknya
stomata, sehingga dalam membandingkan data kurang akurat. Namun, dilihat dari
beberapa data tersebut, banyaknya stomata sangat mempengaruhi kecepatan trasnpira
dau tersebut, sehingga dalam praktikum ini kami berhasil menjelaskan hubungan
banyaknya stomata dengan kecepatan trasnpirasi tanaman.
G. Kesimpulan
11
1. Dapat diketahui pengaruh luas terhadap kecepatan absorpsi dimana semakin luas
daun semakin cepat absorpsi air yang dilakukan.
2. Banyaknya Stomata mempengaruhi laju transpirasi, semakin banyak stomata maka
proses transpirasi semakin cepat, begitupun sebaliknya.
Daftar Pustaka
Campbell, Neil A., dkk. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2 diterjemahan oleh
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan diterjemahkan oleh
Diah R. Lukman dan Sumaryono. Bandung: ITB.
Sasmitamihardja, Drajat dan Arbayah Siregas. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung:
ITB.
12
H. Lampiran-Lampiran
13
14