OLEH :
KELOMPOK 5
D3 2023
Apabila suatu sel tumbuhan diletakkan dalam suatu larutan yang konsentrasinya lebih
tinggi dari pada didalam sel, maka air akan meninggalkan sel sehingga volume isi berkurang.
Karena dinding sel bersifat permeable maka ruang antara membran dan dinding sel akan diisi
larutan dari luar. Peristiwa ini berlangsung sampai konsentrasi didalam dan diluar sel sama
besar (andre, dkk. 2018).
Akibat peristiwa tersebut, maka protoplasma yang kehilangan air akan menyusut
volumenya dan akhirnya akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa tersebut dinamakan dengan
plasmolisis. Plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membrane
plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik.
Plasmolisis merupakan proses yang secara nyata menunjukkan bahwa pada sel, sebagai unit
terkecil kehidupan, terjadi sirkulasi keluar-masuk suatu zat (andre, dkk. 2018).
Plasmolisis merupakan proses yang secara nyata menunjukkan bahwa pada sel, sebagai
unit terkecil kehidupan, terjadi sirkulasi keluar masuk suatu zat. Adanya sirkulasi ini
menjelaskan bahwa sel dinamis dengan lingkungannya. Jika memerlukan suatu materi dari
luar maka sel harus mengambil materi itu dengan segala cara, misalnya dengan mengatur
tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar bisa masuk. Plasmolisis
merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan pada laturan
hipertonik, sel tumbuhan akan kehilangan air dan tekanan tugor, yang menyebabkan sel
tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan kondisi sel seperti ini disebut layu. Kehilangan air lebih
banyak lagi menyebabkan terjadinya plasmolisis : tekanan terus berkurang sampai di suatu
titik dimana sitoplasma mengerut dan menjauhi dinding sel. Sehingga dapat terjadi
cytorrhysis (runtuhnya dinding sel). Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk
mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi
plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik (azizah, 2020)
Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim dan jarang terjadi di alam.
Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan
bersalinitasi tinggi ataupun larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis (azizah, 2020)
Larutan yang memiliki konsentrasi tinggi disebut hipertonis, sedang yang memiliki
konsentrasi rendah disebut hipotonis. Jika sel tanaman ditempatkan dalam larutan hipertonis
maka akan mengalami plasmolisis / lisis. Jika sel yang mengalami plasmolisis dimasukkan ke
dalam air maka akan mengalami deplasmolisis, karena sel menyerap air secara osmosis dari
lingkungan sehingga isi sel penuh dan membrane menempel ke dinding sel lagi (Bintang,
2016).
Untuk mengetahui proses plasmolisis dan struktur selnya, kami melakukan pengamatan
menggunakan daun rhoe discolor (adam hawa), bawang merah (alium cepa), kentang, papaya
dan empulur ubi kayu. Tujuannya agar dapat melihat dengan jelas bagaimana proses
plasmolisis terjadi dan apa saja struktur yang terdapat didalamnya (utami, 2016).
Tujuan kami melakukan praktikum ini untuk mengetahui perbedaan sel mati dan sel
hidup, Mengetahui struktur dan bagian-bagian sel tumbuhan dan Mengetahui proses
plasmolisis pada sel tumbuhan. Adapun maksud kami melakukan praktikum ini untuk melihat
dan mengamati struktur dan bagian-bagian sel dari tanaman dengan bantuan mikroskop
dengan perbesaran tertentu sehingga dapat diketahui struktur dan bagian-bagian sel tanaman
secara jelas serta mengamati peristiwa plasmolisis pada tanaman menggunakan larutan NaCl
dan sukrosa dengan berbagai konsentrasi kemudian membedakan perubahan sebelum dan
sesudah pemberian larutan menggunakan mikroskopp dengan perbesaran 4x, 10x, dan 40x.
Mengamati struktur dan bagian-bagian sel dari tanaman dengan menggunakan bantuan
mikroskop dengan perbesaran tertentu sehingga dapat diketahui struktur dan bagian-bagian
sel tanaman secara jelas serta ingin m engamati peristiwa plasmolisis pada tanaman
menggunakan larutan NaCl dan sukrosa dengan berbagai konsentrasi kemudian
membedakan perubahan sebelum dan sesudah pemberian larutan menggunakan mikroskop
dengan perbesaran tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Teori Umum
Istilahah sel berasal dari Bahasa latin, yaitu cella atau celulla yang berarti ruang kecil.
Istilah ini pertama kali digunakan ole Robert Hooke pada 1665untuk memeberikan nama
rongga-rongga kecil yang dilihatnya. Pada umumnya sel memiliki ukuran yang sangat kecil
yang berkisaran diameter selnya adalah 5-500 micrometer. Sel dapat diartikan sebagai satu
kesatuan unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Semua organisme, mulai
dari bakteri hingga manusia, terdiri dari satu atau lebih sel. Sel adalah tempat berlangsungnya
reaksi kimia yang memungkinkan kehidupan berlangsung (Mulyani, sri 2006).
Sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma,sementra yang berada
dibagian dalm disebut sitoplasma. Berdasarkan oreganisasi internalnya, sel dibedakan
menjadi sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel akan disebut prokariotik apabila selnya tidak
dibatasi oleh selaput (tidak mempunyai membaran inti) sedangkan jika selnya disebut
eukariotik makan sel tersebut sudah memiliki membran inti (Rahmawati, Dian 2014)
Pada sel prokriotik tidak ada membaran yang memisahkan DNA dan begaian dari sel
lainnya, DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleotid. Sel prokariotik merupakan
bentuk sel paling sederhana dan ditemukan pada organisme bersel tunggal seperti bakteri dan
archaea .Mereka tidak memiliki inti sel yang terpisah oleh membran. Materi genetik mereka
berbentuk sirkuler dan terletak di nukleoid. Sel prokariotik biasanya tidak memiliki organel
sel yang kompleks seperti sel eukariotik. Meskipun sederhana, sel prokariotik memiliki peran
vital dalam proses biokimia di alam dan dapat bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan
(Rahmawati, Dian 2014).
Lain hal dengan sel eukariotik, sel ini memiliki nukleus dan sitoplasma pada sel
eukariotik berada diantara nukleus dan membaran sel . sel sitoplasma ini terdiri dari medium
semicair yang disebut sitosol dimana didalamnya terdapat organel organel berbentuk serta
fungsinya yang trespesialiasi serta sebagian besar tidak memiliki prokariotik. Sel eukariotik
lebih kompleks dan ditemukan pada tumbuhan, hewan, jamur, dan protista. Mereka memiliki
inti sel yang jelas, di mana materi genetik terkandung dalam nukleus yang dikelilingi oleh
membran. Sel eukariotik memiliki beragam organel sel yang mengatur berbagai fungsi
seluler, termasuk mitokondria, ribosom, dan retikulum endoplasma (Rahmawati, Dian 2014).
II. 1. 2 Plasmolisis
Plasmolisis merupakan proses yang secara nyata menunjukkan bahwa pada sel, sebagai
uni terkecil kehidupan, terjadi sirkulasi keluar masuk suatu zat. Adanya sirkulasi ini
menjelaskan bahwa sel dinamis dengan lingkungannya. Jika memerlukan suaru materi dari
luar maka sel harus mengambil materi itu dengan segala cara, misalnya dengan mengatur
tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar bisa masuk. Plasmolisis
merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan pada larutan
hipertonik, sel tumbuhan akan kehilangan air dan tekanan turgor, yang menyebabkan sel
tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan kondisi sel seperti ini disebut layu. Kehilangan air lebih
banyak lagi menyebabkan terjadinya plasmolisis : tekanan terus berkurang sampai di suatu
titik dimana sitoplasma mengerut dan menjauhi dinding sel. Sehingga dapat terjadi
cytorrhysis yaitu, runtuhnya dinding sel. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk
mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi
plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik (I Lang, 2014).
Buatlah preparat objek daun adam hawa dan bawang merah seperti yang dibuat pada
pengamatan struktur sel, kemudian ditetesi dengan aquadest lalu tutup menggunakan penutup
kaca preparate. Setelah itu amati dibawah mikroskop, sambil terus diamati, tetesi salah satu
tepi gelas penutup dengan NaCl 10%, secara bersamaan hisaplah tepi gelas penutup di sisi
yang berlawanan dengan menggunakan tissue. Setelahnya amati perubahan yang terjadi dan
bandingkan hasil pengamatan sebelum dan sesudah ditetesi larutan NaCl. Buat preparat yang
sama dengan perlakuan ditetesi larutan NaCl 25%, larutan sukrosa 10% dan 25%, lalu amati
dibawah mikroskop dengan pembesaran 4x,10x,40x lalu dekumentasi hasil pengamatan dan
beri keterangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembesaran 4x
1.Amilum
2.Lumella
1 3.Hilus
2
3
1. Kentang (Membujur)
Aquadest
Pembesaran 10x
1.Amilum
2.Lumella
1 3.Hilus
2
3
Pembesaran 40x
1.Amillum
Pembesaran 4x
1.Amilum
2.Lumella
2 3.Hilus
2. Kentang(Melintang)
Aquadest 1
Pembesaran 10x
1.Amilum
2.Lumella
3.Hilus
1
2
3
Pembesaran 40x
Belum terlihat bagian-
bagian sel
Perbesaran 4x
1.Dinding Sel
2.Sitoplasma
1
2
3 Pepaya (Melintang)
Aquadest
Perbesaran 10x
1.Dinding Sel
1 2.Sitoplasma
2
Perbesaran 40x
1.Dinding Sel
2.Sitoplasma
1
2
Perbesaran 4x
1.Dinding Sel
1 2.Sitoplasma
4 Pepaya (Membujur)
Aquadest
Perbesaran 10x
1.Dinding Sel
1 2.Sitoplasma
2
Perbesaran 40x
1.Dinding Sel
1 2.Sitoplasma
2
Perbesran 4x
1.Dinding Sel
2.Sitoplasma
1
2
Perbesaran 10x
1.Dinding Sel
2.Sitoplasma
1
2
Perbesaran 40x
1.Dinding Sel
1 2.Sitoplasma
2
Perbesaran 4x
1.Dinding Sel
1 2.Sitoplasma
2
Perbesaran 10x
1.Dinding Sel
1 2.Sitoplasma
2
Perbesaran 40x
IV.1.2 Plasmolisis
Melintang
Media: NaCL
Pembesaran: 4x
Melintang
Media: NaCL
Pembesaran: 10x
Melintang
Media: NaCL
Pembesaran: 40x
Membujur
Media: NaCL
Adam Pembesaran: 4x
Hawa
Membujur
Media: NaCL
Pembesaran: 10x
Membujur
Media: NaCL
Pembesaran: 40x
Melintang
Media: Sukrosa
Pembesaran: 4x
Melintang
Media: Sukrosa
Pembesaran: 10x
Melintang
Media: Sukrosa
Pembesaran: 40x
Membujur
Media: Sukrosa
Adam Pembesaran: 4x
Hawa
Membujur
Media: Sukrosa
Pembesaran: 10x
Membujur
Media: Sukrosa
Pembesaran: 40x
Melintang
Media: NaCL
Pembesaran: 4x
\ Melintang
Media: NaCL
Pembesaran: 10x
Melintang
Media: NaCL
Pembesaran: 40x
Membujur
Media: NaCL
Bawang
Pembesaran: 4x
Merah
Membujur
Media:
Pembesaran: 10x
Membujur
Media:NaCL
Pembesaran: 40x
Melintang
Media: Sukrosa
Pembesaran: 4x
Melintang
Media: Sukrosa
Pembesaran: 10x
Melintang
Media: Sukrosa
Pembesaran: 40x
Membujur
Media: Sukrosa
Pembesaran: 4x
Bawang
Merah
Membujur
Media: Sukrosa
Pembesaran: 10x
Membujur
Media: Sukrosa
Pembesaran: 40x
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Struktur sel
Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua
aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan
kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel
tungga, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amuba. Makhluk
hidup lainnya termasuk tumbuhan, hewan dan manusia merupakan organisme
multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-
masing. Pada organisme multiseluler, sel tersusun membentuk jaringan dan organ.
Sel dalam organisme multiseluler tidaklah sama, sering mempunyai fungsi yang
berbeda satu sama lain konsep jaringan organ lebih sulit diterapkan pada tumbuhan
dibandingkan pada hewan. Contoh jaringan tumbuhan yang khas adalah epidermis,
korteks, jaringan pembuluh, dan empulur. Organ utama tumbuhan berpembuluh ialah
akar, batang, dan daun yang dapat mengalami modifikasi misalnya bunga (I
Made,2018).
Pada umbi lapis bawang merah (Allium cepa) terdapat beberapa sel didalamnya
yang tampak jelas, yaitu dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Bentuk selnya
heksagonal yang mana bentuk ini beraturan, hal ini dikarenakan bawang merah
mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan polisakarida.
Dinding akan tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah menjadi tumbuhan
dewasa.
Pada pengamatan daun Adam hawa (Rhoe discolor) dengan perbesaran 40x
terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga dengan sitoplasma berwarna hijau
memenuhi dinding sel. Pada mikroskop juga terlihat jaringan epidermis pada daun
adam hawa yang berbentuk persegi panjang dengan susunan selnya rapat yang
berfungsi sebagai pelindung sel-sel yang ada dibawahnya dan terdapat stomata yang
terdiri dari satu persatu celah dan dua sel yang mengapitnya. Stomata berperan
penting dalam proses respirasi dan transpirasi tumbuhan.
Pada pengamatan pepaya (Carica papaya) terlihat dinding sel dan sitoplasma.
Pada pepaya dinding selnya kaku dan memiliki sitoplasma yang berperan sebagai
penghambat permeabilitas selektif membawa fungsi transpor aktif dan kemudian
mengontrol komposisi internal sel.
Dalam praktikum ini kami mengamati bentuk dan struktur sel serta plasmolisis
menggunakan beberapa sampel antara lain : umbi lapis bawang merah (Allium cepa),
ubi kayu (Manihotesculenta), adam hawa (Rhoe discolor), kentang (Solanum
tuberosum), pepaya (Carica papaya). Medium yang kita gunakan yaitu aquadest dan
sukrosa yang ditetesi diatas sampel dan diamati pada mikroskop perbesaran 4x10,
10x10 dan 40x10.
IV.2.2 Plasmolisis
Air yang diteteskan membentuk lingkungan lasmoly baik dalam maupun di luar
sel, sehingga bentuk sel normal. Ketika sel pada daun Rhoe discolor ditetesi larutan
NaCl 10%, Sukrosa dan Aquades mengalami lasmolysis dimana warna ungu pada
daun mualai memudar. Hal ini karena sel pada daun Rhoe discolor diletakkan- pada-
larutan- garam-dan- gula- dengan- konsentrasi- yang- tinggi (Hipertonik) dengan
menyebabkan sel tersebut akan kehilangan air dan juga tekanan turgor yang
menyebabkan tumbuhan tersebut lemah.
Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti itu akan layu dan akan lebih banyak
kehillangan air yang menyebabkan terjadinya lasmolysis,. Dengan meningkatnya
jumlah konsentrasi NaCl dan sukrosa, maka peristiwa lasmolysis akan semakin
meningkat. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam.
Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan
bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis.
Pada sampel umbi bawang merah proses lasmolysis tidak begitu terlihat
perbedaan anatara sebelum dan sesudah diberikan larutan NaCl 10% serta larutan
sukrosa karena bagian bawang merah yang di sayat bukan berwarna ungu tetapi
warana putih pada bagian dalam umbi bawang merah
Pada sampel kentang tekstur kentang pada larutan gula 5% menjadi agak
lembek. Tekstur kentang pada larutan gula 30% kondisinya menjadi lembek. Selain
itu, keduanya menunjukkan pengurangan berat.
Pada sampel papaya yang lebih rendah (konsentrasi 45% (K3 )). Hal ini diduga
unsur hara yang terdapat dalam K4 berada dalam jumlah yang berlebih, tanaman
keracunan yang kemudian mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat.
BAB V
PENUTUP
V. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Pada sel hidup terdapat organel-organel seperti inti sel, sitoplasma, dinding sel.
Sedangkan pada sel mati hanya terdapat dinding sel dan didalam sel berupa ruang
kosong.Pada tumbuhan yang diamati terdapat bagian-bagian sel tumbuhan yaitu
dinding sel,inti sel, sitoplasma dan stomata serta terlihat amilum pada kentang yang
berisi hilus dan lamela.Plasmolisis merupakan lepasnya membran sel dari dinding sel
tumbuhan akibat air dari vakuola yang tertarik keluar oleh larutan disekitarnya yang
bersifat hipertonis.
V. 2 Saran
Sebelum memulai pengamatan sebaiknya periksa mikroskop dalam keadaan
baik, karena jika ada masalah pada mikroskop dapat menjadi kendala saat melakukan
pengamatan. Ketelitian dalam membuat preparat harus ditingkatkan, seperti saat akan
menetesi sampel dengan medium pastikan tidak ada gelembung pada preparat setelah
preparat sudah ditutup dengan penutup preparat.
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Hafidzulloh, Aini Habibah, Vena Ayu Katika (2016) Plasmolisis dan
Struktur Sel, Universitas Negeri Bandung, Bandung
Dhiarrafi Bintang matahari, (2016). Laporan resmi praktikum biologi peristiwa
plasmolisis dan deplasmolisi.SMA Negeri 6 Yogyakarta.
Made Subagiartha (2018) Struktur Sel,fungsi,Dan Regulasi ,Universitas Udayana,bali
Muhammad Andre Yuko Ardi, dkk, 2018. Laporan praktikum botani farmasi struktur
sel tumbuhan dan plasmolisis. Makassar.
Waidatin azizah. Laporan resmi biologi pengamatan plasmolisi.
Winda Febrianti (2017) plasmolisis, Universitas Negeri Medan, Medan
Yilla utami , 2016. Laporan praktikum plasmolisis dan deplasmolisis. Unesa,
Surabaya.
Yuni Wibowo, AgungWijaya, EttySurastuti,(2005) Struktur Sel Tumbuhan Dan
Hewan,Universitas Negeri Yogyakarta,Yogyakarta