Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRATIKUM

BOTANI FARMASI

OBJEK VI

“SEL TUMBUHAN”

OLEH

Nama : Vika Wulansari

No BP : 2011017005

Shift/Kelompok : 2/5

Hari/Tanggal : Selasa, 23 Februari 2020

Rekan Kerja :1. Dinda Kharisma (2011011012)

2. Nanda Syahniza Malay (2011011039)

3. Hafizah Fitri (2011011040)

4. Intan Kumara Tungga (2011017006)

LABORATORIUM BOTANI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021

0
OBJEK VI

“SEL TUMBUHAN”

I. Tujuan
1. Mengenal serta pergerakan dari protoplasma
2. Mempelajari sel serta pergerakn dari protoplasma

II. Prinsip
Pada prinsipnya sel merupakan unit struktural dan fungsional
terkecil makhluk hidup. Begitu juga dengan tumbuhan. Setiap sel memiliki
ciri khas dan kegunaannya masing-masing. Untuk mengenal dan
mempelajarinya lebih lanjut dapat dilakukan prosedur pengamatan di
bawah mikroskop.

III. Teori
Sel adalah hal yang fundamental untuk sistem kehidupan biologi
seperti halnya atom bagi kimia. Banyak tipe sel berbeda yang bekerja
untuk sebuah fungsi. Dalam hierarki organisasi biologis, sel adalah
kumpulan materi paling sederhana yang dapat dianggap sebagai makhluk
hidup. Memang, banyak bentuk kehidupan ada sebagai organisme bersel
tunggal, seperti Paramecium ataupun eukariota yang hidup di air kolam.
(1)
Organisme yang lebih besar dan lebih kompleks diantaranya
termasuk tumbuhan dan hewan multiseluler. Tubuh organisme kompleks
adalah asosiasi dari berbagai jenis khusus sel yang tidak bisa bertahan
lama sendiri. Bahkan saat sel bermodifikasi ke dalam tingkat organisasi
yang lebih tinggi, seperti jaringan dan organ, sel tetap merupakan unit
dasar dari struktur dan fungsi organisme. (1)
Kebanyakan sel tumbuhan dan hewan sangat kecil sehingga tidak
terlihat dengan mata telanjang. Sel tumbuhan tingkat tinggi umumnya
bervariasi dengan panjang antara 10 dan 100 mikrometer. Beberapa sel
prokariotik (bakteri) adalah lebarnya kurang dari 0,5 mikrometer,
sedangkan sel-sel hijau ganggang yang disebut gelas anggur putri duyung
(Acetabularia) kebanyakan panjangnya antara 2 dan 5 sentimeter, dan
beberapa sel serat panjang jelatang sekitar 20 sentimeter. (2)
Mengapa sel sangat kecil? Pertimbangkan itu seiring
bertambahnya sel ukurannya, volumenya tumbuh lebih dari luas
permukaannya. Itu peningkatan luas permukaan sel bola, misalnya,

1
sama ke kuadrat dari pertambahan diameternya, tetapi kenaikan vol
ume sama dengan pangkat tiga dari pertambahan diameternya. Ini berarti
bahwa sel yang diameternya bertambah 10 kali lipat akan bertambah luas
permukaan 100 kali (10 kuadrat) tetapi dalam volume 1.000 kali (10
potong dadu). Karena semua zat masuk atau keluar sel permukaannya,
yang merupakan satu-satunya area kontak dengan permukaannya
lingkungan, sel yang lebih besar berada pada posisi yang kurang
menguntungkan. Selanjutnya, inti mengatur semua aspek aktivitas sel, dan
semakin besar volume sel, maka lebih lama waktu yang dibutuhkan untuk
instruksi dari inti untuk mencapai permukaan. Di di sisi lain, sel yang lebih
kecil memiliki seuah keuntungan yang jelas karena mereka punya luas
permukaan yang relatif lebih besar untuk rasio volume, sehingga
memungkinkan lebih cepat dan komunikasi yang lebih efisien antara inti
dan bagian lainnya dari sel. (2)
Pada 1665, Robert Hooke melihat gabus di bawah mikroskop dan
melihat banyak ruang yang dia sebut "sel". Pada tahun 1838, Schleidern
dan Schwann menyatakan bahwa semua tumbuhan dan hewan tersusun
dari sel dan sel adalah unit paling dasar ("atom") darinya kehidupan. Pada
tahun 1858, Virchow menyatakan bahwa semua sel muncul melalui
reproduksi dari sel sebelumnya (“Omnis cellula e cellula” dalam bahasa
Latin). Ketiga pernyataan ini menjadi dasar dari teori sel. (3)
Berdasarkan susunan bagian dalam dari sel, maka makhluk hidup
dikelompokkan ke dalam dua tipe, yaitu prokariot dan eukariot. Prokariot
merupakan organisme yang morfologinya masih sederhana tidak memiliki
unit secara tersendiri sesuai dengan fungsinya yang khusus, materi
kebangsaan seperti DNA tersebar dalam sel dan tidak diselubungi oleh
membran khusus. Bakteri dan ganggang biru termasuk kelompok
organisme ini. Organisme eukariot adalah organisme yang telah memiliki
komponen sel yang mempunyai fungsi khusus DNA terdapat di dalam
kromosom dimana kromosom bersama anak inti atau nukleolus terdapat di
dalam Inti atau nukleus. (4)
Sel tumbuhan biasanya memiliki dinding sel yang mengelilingi
protoplasma, yang terdiri dari semua komponen kehidupan sebuah sel.
Komponen hidup ini dibatasi oleh membran disebut membran plasma.
Semua komponen seluler di antaranya membran plasma dan tubuh yang
relatif besar disebut inti dikenal sebagai sitoplasma. Di dalam sitoplasma
adalah sebuah cairan mirip sup yang disebut sitosol, di mana berbagai
benda disebut organel tersebar. Organel adalah struktur persisten berbagai
bentuk dan ukuran dengan fungsi khusus di dalam sel; kebanyakan, tapi
tidak semua, dibatasi oleh membran. (2)
Organel-organel sel tumbuhan:
 Dinding sel
Komponen struktural utama dinding sel adalah selulosa, yang
terdiri dari 100 sampai 15.000 monomer glukosa rantai panjang dan
merupakan polimer paling melimpah di bumi. Selain selulosa,
dinding sel biasanya mengandung sebuah matriks hemiselulosa (zat
seperti lem yang menahan fibril selulosa bersama-sama), pektin
(bahan organik itu memberi kekakuan pada jeli buah), dan
glikoprotein (protein yang memiliki gula yang berasosiasi dengan
molekulnya). (2)
Dinding primer, terbentuk bersamaan dengan pembentukkan
sel, lebih tipis tersusun dari selulosa, hemiselulosa,lignin dan pektin.
Dinding sekunder, merupakan dinding yang terbentuk setelah sel
tidak lagi tumbuh, lebih tebal terdiri dari selulosa, hemiselulosa,
lignin dan pektin. Midle lamella (lamel tengah), lapisan yang
terdapat antara dua dinding primer dari sel yang berdekatan terdiri
dari selulosa, hemiselulosa, pektin dan sedikit mineral. (4)
 Membran plasma
Batas luar dari bagian sel yang hidup, yaitu plasma
membran, kira- kira setebal delapan juta milimeter. Namun, struktur
yang halus dan semipermeabel ini sangat penting pentingnya dalam
mengatur pergerakan zat ke dan keluar dari sel. Sedangkan membran
plasma bisa menghambat pergerakan beberapa zat, sebaliknya dapat
memungkinkan gratis gerakan dan bahkan dapat mengontrol
pergerakan substansi lain ke dalam dan ke luar sel. Hasilnya,
proporsinya dan susunan bahan kimia di dalam sel menjadi sangat
berbeda dari yang di luar sel. Membran plasma juga terlibat dalam
produksi dan perakitan selulosa untuk dinding sel. (2)
 Inti sel
Umumnya sel tumbuhan tingkat tinggi mempunyai satu inti,
akan tetapi beberapa sel memiliki inti lebih dari satu disebut dengan
coenocytic, misalnya sel lateks (laticifer). Inti sel memiliki sepasang
membran yang strukturnya menyerupai sistemae endoplasma
retikulum. Pada membran inti memiliki liang kecil yang dapat
dilalui molekul tertentu. Inti sel berperan dalam pembelahan sel
sebagai penyimpan infonnasi genetik karena didalamnya terdapat
kromosom yang disusun dari DNA. (4)
 Mitokondria
Mitokondria adalah organel kecil berukuran sekitar 1 kali 3
mikron. Mitokondria dikatakan sebagai "power houses" dari sel
karena banyak perubahan kimia yang terkait dengan respirasi terjadi
di sini struktur. Saat glukosa dipecah dalam respirasi, energi
dilepaskan. Energi ini digunakan untuk pembuatan ATP (adenosine
triphosphate). Ini kerusakan dicapai secara bertahap, dan sementara
beberapa langkah terjadi di sitoplasma, sebagian besar perubahan
terjadi di mitokondria. Jauh lebih besar jumlah ATP diproduksi di
mitokondria, dan ATP itu dibuat di sana disimpan di sana.
Mitokondria, kemudian, mengandung energi cadangan yang
dipanggil untuk melakukan pekerjaan sel; demikian julukannya
"power houses". (5)
 Plastida
Plastida merupakan salah satu organel pemberi warna yang
terdapat dalam sel tumbuhan dan ganggang tertentu. Berdasarkan zat
warna yang dikandungnya terdapat tiga macam plastida, yaitu
kloroplas kromoplas dan leukoplas. Peran plastida adalah sebagai
tempat fotosintesis. (4)
 Retikulum endoplasma
Membran luar inti terhubung dan terus menerus dengan
retikulum endoplasma. Endoplasma retikulum memfasilitasi
komunikasi dan penyaluran seluler bahan. Banyak aktivitas penting,
seperti sintesis membran untuk organel lain dan modifikasi protein
dari komponen yang dirakit dari tempat lain di dalam sel, terjadi
baik di permukaan retikulum endoplasma atau di dalam
kompartemennya. (2)
 Ribosom
Merupakan organel yang sangat kecil yang tersuspensi dalam
sitoplasma dengan ukuran 250 A. Merupakan situs tempat
berlangsungnya sintesis protein. Pada sel yang aktif mensintesis
protein ditemukan banyak ribosom (25% dari berat kering sel). (4)
IV. Prosedur Kerja
4.1. Alat dan Bahan
4.1.1. Alat
 Pisau
 Mikroskop
 Objek gelas
 Cover gelas
4.1.2. Bahan
 Empulur batang ubi kayu (Manihot uttilissima).
 Umbi lapis bawang merah (Allium cepa).
 Benang sari Rhoe discolor.
 Daun Hydrilla verticilata.
 Lugol
4.2. Cara Kerja
 Buat sayatan melintang dari preparat diatas letakkan diatas
objek gelas.

 Beri reagen air, khusus untuk preparat bawang merah beri reagen
lugol, tutup dengan cover gelas dan amati dibawah mikroskop.

 Gambarkan sesuai dengan pola yang ada pada mikroskop, serta


bandingkan dengan referensi dan diskusikan. Buatkan tabel hasil
deskripsi tanaman
V. Hasil

Dengan Air Dengan Lugol


N
o Preparat Hasil Pengamatan Literatur Keterangan

Empulur
batang ubi 2 1. Dinding sel
kayu 2. Ruang sel
1.
(Manihot 3. Ruang
uttilissima 3 antara sel
) 1

Umbi 1
lapis 2
1. Dinding sel
bawang
2. 2. Sitoplasma
merah
3. Inti sel
(Allium
cepa) 3

Benang 2 1
1. Kloroplas
3. sari Rhoe
2. Dinding sel
discolor

Daun 1
Hydrilla 1. Kloroplas
4.
verticilat 2. Sitoplasma
a 2
VI. Pembahasan
Sampel yang digunakan pada praktikum objek 6 mengenai sel
tumbuhan adalah 4 tumbuhan dengan bagian-bagian yang berbeda. Untuk
mengamati struktur bagian-bagian dari sel tumbuhan, dilakukan
pengamatan secara mikroskopis. Untuk itu, diperlukan pengamatan di
bawah mikroskop. Hal ini disebabkan oleh ukuran sel yang sangat kecil
sehingga tidak memungkinkan melakukan pengamatan secara
makroskopis. Selain melihat struktur selnya, pengamatan dibawah
mikroskop ini juga dilakukan untuk mempelajari bagian- bagian dari
struktur sel tersebut.
Sebelum melakukan pengamatan, praktikan harus menyiapkan
preparat terlebih dahulu. Preparat adalah objek glass yang berisi sampel
penelitian. Sampel penelitian inilah yang selanjutnya diamati
menggunakan mikroskop sehingga memudahkan pengamat dalam
melakukan identifikasi. Preparat dapat berbentuk basah atau kering yang
berupa sayatan atau tanpa sayatan. Preparat kering merupakan preparat
yang diawetkan sehingga sering juga disebut preparat awetan. Sedangkan
preparat basah merupakan preparat yang dibuat secara langsung dan
digunakan hanya untuk satu kali pengamatan. Nama lain dari preparat
basah adalah preparat sementara. Pada praktikum kali ini, preparat yang
digunakan untuk pengamatan sel tumbuhan adalah preparat sementara atau
preparat basah.
Dalam menyiapkan preparat ini, sampel diambil dalam bentuk
sayatan. Sayatan ini dibuat tipis. Sayatan yang terlalu tebal dan terlalu tipis
dapat mempersulit pengamatan. Kemudian preparat ini diberikan reagen.
Reagen merupakan zat yang dapat mempermudah pengamatan dengan
memberikan gambar yang lebih jelas pada mikroskop.
Namun, reagen memiliki begitu banyak jenis. Setiap jenis reagen memiliki
tujuannya masing-masing. Reagen yang sesuailah yang akan memberikan
gambaran yang lebih jelas untuk pengamatan. Sedangkan reagen yang
tidak sesuai bisa saja mempersusah proses pengamatan. Pemilihan reagen
yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan praktikum. Karena reagen-
reagen memiliki tujuan yang belum tentu sama. Selain itu, juga perlu
diketahui senyawa-senyawa pada sampel dan reagen, serta mengetahui
reaksi yang akan terjadi antara reagen dan sampel.
Pada praktikum ini, reagen yang digunakan adalah air dan lugol.
Reagen air merupakan reagen yang paling sering digunakan. Larutan lugol
maupun larutan iodine merupakan salah satu larutan penguji untuk
menguji ada tidaknya amilum. Fungsi penambahan lugol ataupun iodine
dalam pembuatan preparat terutama preparat tumbuhan yaitu sebagai
indikator keberadaan amilum serta sebagai pewarna biru sebagai hasil
reaksi antara lugol atau iodine dengan amilum bagi preparat tersebut
sehingga saat preparat berubah warna menjadi berwarna biru tersebut
mudah untuk diamati. Organ tumbuhan yang akan dijadikan preparat
diindikasi mengandung amilum sehingga saat ditetesi dengan larutan lugol
atau iodine maka akan terjadi perubahan warna menjadi biru.
Empulur batang ubi kayu (Manihot uttilissima) menurut literatur
harusnya memiliki struktur berbentuk segienam yang tersusun secara acak,
dapat terlihat dinding sel, ruang antar berfungsi sebagai tempat sel, dan
gelembung udara. Saat ditetesi air dan diamati di bawah mikroskop,
sampel menunjukkan hasil yang mirip sekali dengan literatur, sedangkan
saat ditetesi lugol struktur kurang kelihatan dengan jelas namun masih
terlihat berupa bercak-bercak lingkaran. Hal ini dapat disebabkan oleh
tidak cocoknya reagen lugol pada pengamatan empulur batang ubi kayu.
Umbi lapis bawang merah (Allium cepa) menurut literatur berwarna
kemerahan sampai merah muda yang berbentuk segienam pipih dan
tersusun teratur yang memiliki dinding sel di luar membrannya dan
memiliki struktur yang terdiri dari dinding sel, sitoplasma dan nukleus.
Sedangkan pada sampel yang ditetesi lugol maupun air tidak berhasil
memperlihatkan struktur yang sama dengan literatur. Pada bagian hasil
dapat dilihat bahwa gambar yang dihasilkan tampak memiliki perbesaran
yang kurang. Sehingga bagian-bagian sel tidak dapat teramati dengan
jelas, baik itu menggunakan reagen air maupun reagen lugol.
Benang sari Rhoeo discolor menurut literatur memiliki bagian
panjang seperti saluran dan sebuah bagian seperti kantong tepat
disebelahnya. Saat sampel ditetesi air, selnya berbentuk oval dan saling
menyambung sehingga seperti rantai. Saat ditetesi lugol, struktur yang
terlihat hampir sama persis seperti yang terlihat pada literatur. Namun
hanya kurang bintik-bintik yang mengitari kantong tersebut saja.
Pengamatan pada benang sari ini juga tidak terlalu terlihat dengan jelas
struktur dari bagian-bagian selnya.
Daun Hydrilla verticillata menurut literatur, struktur selnya
berbentuk segiempat beraturan yang tersusun seperti batu bata berwarna
kuning kehijauan, yang tersusun rapi, terlihat tidak terlalu hijau karena
kandungan klorofil pada Hydrilla verticilata hanyalah sedikit dan struktur
yang terlihat adalah dinding sel, ruang sel dan kloroplas. Saat sampel
ditetesi air maupun lugol, juga menampakkan hasil yang hampir sama
persis dengan literatur. Bentuk kloroplas dari daun Hydrilla verticillata
adalah berbentuk bulat-bulat seperti halnya lensa. Dari semua preparat,
bagian daun yang memiliki warna yang lebih hijau dari yang lain,
membuktikan bahwa kloroplas lebih banyak pada daun.
Mengapa pergerakannya tersebut dapat mengelilingi vakuola,
karena aliran sitoplasma yang mengelilingi vakoula disebut aliran rotasi,
terjadi pada sel tua, karena sel tua tidak terlalu banyak membutuhkan
senyawa organik lagi, maka bahan organik tersebut dibawa ke vakuola
untuk disimpan sebagai cadangan makanan, jika suatu saat tumbuhan
membutuhkannya, misalnya dalam kondisi kekeringan atau kemarau.
VII. Kesimpulan dan Saran
7.1. Kesimpulan
 Sel merupakan unit strukturan dan fungsional terkecil dari semua
makhluk hidup termasuk tumbuhan.

 Pengamatan sel tumbuhan dilakukan secara mikroskopis.

 Penambahan reagen yang sesuai dapat memperjelas gambar


pengamatan.
7.2. Saran
 Sebaiknya praktikan harus menguasai materi yang akan
dipraktikumkan terlebih dahulu.

 Praktikan harus berhati-hati dalam melakukan percobaan

 Praktikan sebaiknya mengamati gambar secara seksama dan


bandingkan dengan hasil pada literatur untuk kajian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky P V., Reece JB.
Campbell Biology. 11th ed. Pearson Education, Inc. 2017. 1490 p.
2. Bidlack JE, Jansky SH. Introductory Plant Biology. 14 th edit.
Botany. USA: McGraw-Hill; 2018. 85–104 p.
3. Shipunov A. Introduction to botany. Minot State University. USA;
2018.
4. Suharti N. Buku Ajar Botani farmasi. Padang: Universitas Andalas;
2015. p. 14–28.
5. Schooley J, Canada N. Introduction to Botany. Botany. New York:
Delmar Publisher; 1997. 299–317 p.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai