Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM BOTANI FARMASI


“PLASMOLISIS”

OLEH:
KELOMPOK IV
UNIVERAL E 2023

ASISTEN
PRETTY WASPITA INDAH

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMARISAH MADANI
MAKASSAR
2023
BAB l
PENDAHULUAN
l.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup multiseluler. Sel tumbuhan terdiri
atas dinding sel,inti sel dan organel-organel yang ada di dalamnya. Selain itu
pada sel tumbuhan terdapat sitoplasma yang dibungkus oleh membran
plasma yang merupakan membran yang mampu mengatur secara selektif
aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel dan sebaliknya. Apabila
suatu sel tumbuhan diletakkan di dalam suatu larutan yang konsentrasi lebih
tinggi dari pada di dalam sel, maka air akan meninggalkan sel sehingga
volume isi sel berkurang. Karena dinding sel bersifat permeable maka ruang
antara membran dan dinding sel akan diisi larutan dari luar. Peritiwa ini
berlangsung sampai konsentrasi di dalam dan di luar sel sama besar (Putri
Selly, 2018)
Akibat peristiwa tersebut, maka protoplasma yang kehilangan air akan
menyusut volume dan akhirnya akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa
tersebut dinamakan dengan plasmolisis. Plasmolisis adalah kondisis dimana
suatu sel tumbuhan diletakan dalam larutan sukrosa yang terkonsentrasi
(hipertonik) akibat cairan yang ada di dalam sel keluar dari sel sehingga
tekanan sel akan terus berkembang sampai di suatu titik dimana membran
terlepas dari dinding sel
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud melakukan percobaan ini untuk melihat hasil dari
pengamatan yang terdapat pada sampel Daun Adan Hawa (Roeo Discolor)
itu untuk mengetahui perbedaan sel hidup dan sel mati, dan juga dapat
mengetahui struktur dan bagian-bagian sel pada tumbuhan serta dapat
mengetahui proses plasmolisis pada sel tumbuhan dengan menggunakan
mikroskop pada perbesaran 4x,10x, dan 40x.
I.2.1 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat praktikum ini, mahasiswa dapat membedakan antara
sel mati dan sel hidup, dan juga dapat mengetahui sruktur dan bagian-bagian
pada tumbuhan serta dapat mengetahui dan memahami terjadinya
plasmolisis pada sel tumbuhan.
l.2.3 prnsip Percobaan
Mengamati struktur dan bagian-bagian sel dari tanaman dengan
menggunakan bantuan mikroskop dengan perbesaran tertentu sehingga
dapat diketahui struktu dan bagian-bagian sel tanaman secara
jelas.Mengamati peristiwa plasmolisis pada tanaman menggunakan NaCl dan
sukrosa dengan berbagai kosentrasi kemudian membedakan perubahan
sebelum dan sesudah pemberian larutan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran tertentu.
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

II.1 Teori Umum


Istilah sel berasal dari bahasa latin yaitu sella atau cellula yang berati
ruang kecil.istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Robert Hooke pada
tahun 1665 untuk memberi nama rongga-rongga kecil ynag dilihat pada irisan
tutup botol gabis. Pada umumnya, sel memiliki ukuran yang sangat kecil
satuan ukuran sel adalah mikrometer,atau sering disebut micron. Kisaran
ukuran diameter sel adalah 5-500 mikrometer. Akan tetapi, ada sel yang
berukuran relatif (10-100x ukuran sel biasa) sehingga dapat dilihat dengan
mata telanjang, conyohnya sel telur hewan pangeram seperti reptil dan
burung( Abdrahman, Daden, 2008)
Bebarapa ilmuwan terdahulu mempunyai pendapat terhadap tersendiri
mengenai sel. Menurut Scheliden dan Schwaz, sel merupakan kesatuan
structual kehidupan. Max Schutlze dan Thomas Huxley juga berpendapat
bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan. Seorang ilmuwan
Polandia, Rudolf Virchow mengatirkan sel sebagian kesatuan pertumbuhan.
Selain itu dia juga berpendapat bahwa sel merupakan kesatuan hereditas
dari makhluk hidup. Setelah dilakukan observasi selama bertahun-tahun
maka terbentuk suatu teori tentang sel, yaitu teori sel. Teori sel menyatakan
bahwa sel adalah suatu kesatuan terkecil baik struktural maupun fungsional
dari makhluk hidup.
II.1.1 Sel Prokariotik
Sel prokariotik merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki
metabolisme paling bervariasi. Kata prokariotik sendiri berarti “sebelum
nukleus” yaitu suatu organisme bersel satu tanpa memiliki nukleus. Hal ini
berarti bahwa sel prokariotik ini merupakan nenek moyang dari sel eukariotik
karena dia ada sebelum sel eukariotik ada. Sel prokariotik ini memiliki tiga
komponen dasar diantaranya yaitu: plasmalemma, ribosom, dan nukleoid.
Beberapa prokariotik tidak memiliki kapsul yang menyelubungi dinding sel,
kecuali prokariot yang dapat berfotosintesis. Sel prokariotik ini dapat
mengabsorbsi bahan organik untuk pertumbuhannya. Sel prokariotik memiliki
ukuran antara 1 – 10 µm. Masing – masing sel prokariotik dapat
menghasilkan sel baru dengan cara membelah diri dan menghasilkan spora
atau melakukan pertunasan. Bagian dari sel prokarotik pada komponen
plasmalemma atau membran sel terdapat sitoplasma dan nukleoid
sedangkan bagian luarnya terdapat dinding sel yang berfungsi untuk
mengokohkan dan memberi bentuk kepada sel. Mycoplasma merupakan
salah satu jenis prokariotik yang tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki
plasmalemma dengan ketebalan 10 nm. Adapun contoh dari sel prokariotik
ini ialah pleuropneumonia–like organism (PPLO), bakteri, alga biru
(Cyanobacteria, blue green algae), dan archaea.
II.1.2 Sel Eoukariotik
Sel eukariotik ialah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang
dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu
membran sitoplasma dan membran inti (membran nukleus). Kata eucaryotic
ini berasal dari kata yunani, eu (sejati), dan karyon (bagian dalam
biji/nukleus). Oleh sebab itu, sel ini dinamakan sel yang memiliki membran
inti (nukleus). Sel eukariotik memulai kehidupannya dengan sebuah nukleus
yang dikelilingi oleh berbagai macam organel yang memiliki struktur dan
fungsi tertentu dan terbungkus dalam sebuah membran sehingga bentuknya
kokoh dan tersusun dengan teratur. Sel eukariotik ini merupakan salah satu
hasil evolusi secara fisik dan biologis yang terjadi berjuta tahun yang lalu,
dimana sel ini terbentuk dari sekelompok organisme anaerobik dan
organisme aerobik yang saling berhubungan secara simbiosis sehingga
dapat hidup bersama dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya
sehingga terbentuklah sel eukariotik. Sel eukariotik memiliki nukleus yang
terbungkus di dalam membran, sehingga DNA yang terdapat di dalam
nukleus dapat tersimpan dalam kompartmen khusus yang terpisah dari
bagian lain dari sel yang disebut sitoplasma. Disamping itu, terdapat juga
jenis organella lain yaitu mitokondria dan kloroplas, yang terbungkus dalam
dua lapis membran yaitu membran dalam dan membran luar yang secara
kimiawi memiliki perbedaan dengan membran yang membungkus nukleus.
Mitokondria terdapat pada hampir semua jenis sel sedangkan kloroplas
hanya terdapat pada sel yang mampu melakukan fotosintesis yaitu pada
tumbuhan, tetapi pada hewan dan jamur tidak ada. Mitokondri dan kloroplas
berasal dari satu simbiosis yang sama, dimana keduanya saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya.
II.2 Jenis-jenis Plasmolisis
II.2.1 Plasmolisis Cembung
Plasmolisis cembung, membran sel dan protoplasma yang kehilangan begitu
banyak air sehingga terlepas sepenuhnya dari dinding sel. Kemudian, dinding
sel runtuh dan mengakibatkan kehancuran sel.
II.2.2 Plasmolisis Cengkung
Plasmolisis cengkung, membran sel dan protoplasma menyusut dan
mulai terlepas dari dinding sel, yang disebabkan oleh hilangnya air.
Plasmolisis cengkung adalah proses yang dapat dibalik atau direvisi dengan
menempatkan sel pada larutan hipotonik yang membantu panggilan untuk
mengembalikan air ke dalam sel.
II.3 Plasmolisis
Plasmolisis adalah suatu proses lepasan protoplasma dari dinding sel
yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and
Ross,1992). Plasmolisis menunjukkan bahwa sel mengalami sirkulasi keluar
masuk suatu zat, artinya suatu zat / materi bisa keluar dari sel, dan bisa
masuk melalui membrannya. Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel
tidak diam, tetapi dinamis dengan lingkungannya, jika memerlukan materi
dari luar maka ia haarus mengambil materi itu dengan segala cara yaitu
mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materidari luar
itu bisa masuk. Jika sel dimasukkan kedalam larutan gula, maka arah gerak
air ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya di
dalam sel jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke
potensial air lebih rendahyaitu dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah
maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apa bila
kehilangan air itu cukup besar, maka kemungkinan bahwa volume sel akan
menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan
yang dibentuk oleh dinding sel. Plasmolisis merupakan membran sitoplasma
akan terlepas dari dinding sel. Sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke
dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi
larutan maka semakin banyak sel mengalami plasmolisis (Tjitromo, 1987).
Plasmolisis merupakan peristiwa atau respon yang dapat terjadi akibat
adanya proses amosis sel-sel tumbuhan yang terpapar oleh adanya larutan
hypertonis. Hilangnya turgor menyebabkan lepasnya protoplasma yang
melekat di dinding sel. Proses plasmolitik didorong adanya vakuola dan
peritiwa ini bersifat reversible (dapat keadaan normal atau deplasmolisis) dan
bersifat khas bagi sel tanaman hidup (Lang,et al., 2014).
Plasmolisis merupakan proses yang secara nyata menunjukan bahwa
pada sel,sebagai unit terkecil kehidapan,terjadi sirkulasi keluar masuk suatu
zat. Adanya sirkulasi ini menjelaskan sel dinamis dengan lingkungannya. Jika
memerlukan suatu materi dari luar maka sel harus mengambil materi itu
dengan segala cara,misalnya mengatur tekanan agar terjadi perbedaan
tekanan sehingga materi dari luar bisa masuk. Plasmolisis merupakan
dampak dari peristiwa amosis. Jika sel tumbuhan diletakan pada larutan
hipertonik, sel tumbuhan akan kehilangan air dan tekanan turgor.kehilangan
air lebih banyak lagi menyebabkan terjadinya plasmolisis,tekana terus
sampai di suatu titik dimana sitoplasma mengerut dan menjauhi dinding sel.
Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim dan jarang terjadi di
alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakan sel
pada larutan yang bersalinitas tinggi ataupun larutan gula yang menyebabkan
ekosmosis.
II.5 Uraian Bahan
a. Aquadest
Nama resmi : AQUA DESTILLA

Nama lain : Air suling

RM/BM : H2O / 18.02

Pemerian : cairan jernih,tidak berbau,tidak berwarna,dan tidak berasa.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan alkohol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut.

a. Nacl (Ditjen Pom,1979)

Nama resmi : NATRIUM CHLORIDUM

Nama lain : Natrium klorida

RM / BM : NaCL / 58,44

Pemerian : hablur putih,berbentuk kubus atau berbentuk prisma, tidak


berbau, rasa asin, mantap di udara.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam ethanol 95%

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


Kegunaan : Sebagai titran

b. Sukrosa

Nama resmi : SUKROSA

Nama lain : sukrosa

RM/BM :C12H22O11

Pemerian : Hablur tidak berwarna

Kelarutan : Larutan dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian etanol
95%

Kegunaan : Sebagai sampel

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

II.3 Klasifikasi Dan Morfologi Tumbuhan


II.3.1 Klasifikasi Daun Adam Hawa (Rhoeo Dicolor) (Riizka, 2020)

Gambar II.3.1 Daun Adam Hawa

Regnum : Plantae
Sub regnum : Trancheobionta
Super divisi : Spermatophyts
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Commelinidae
Ordo : Commelinales
Familli : Commelinaceae
Genus : Tradescantia
Spesies : Tradescantia spatacea sw
II.3.2 Klasifikasi Bawang Merah (Ayuni Rosddiena, 2013)

Gambar II.3.2 Umbi Merah

Regnum : Plantae
Sub regnum : Tracheobionta
Super divisi : Spermatuphyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : liliopsida
Sub kelas : Lilidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa

II.3.3 Klasifikasi Hydrilla Verticilata (Qashas Oktania, 2021)

Gambar II.3.3 Hydrilla Verticilata


Regnum : Plantae
Sub regnum : Tracheobionta
Sub divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Alis matidae
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitaceae

II.3.4 Klasifikasi Kentang (Tjitrosorpomo) (BPOM RI P:91).

Gambar II.3.4 Kentang

Regnum : Plantae
Subregnum : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solahales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum tuberosum L
II.3.5 Klasifikasi Tanaman Kapuk Randu (Melika,dkk., 2015)

Gambar II..3.6 Kapuk Randu


Regnum : Plantae
Sub regnum : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Ceiba
Spesies : Ceiba pentandra L

II.3.6 Klsifikasi Pepaya (Sofiyyahtuzzaro, 2020)

Gambar II.3.5 Pepaya

Regnum : Plantae
Sub regnum : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violes
Genus : Caricaeae
Spesies : Carica papaya L
II.3.7 Klasifikasi Ubi Kayu

Gambar III.3.7 Ubi kayu

Regnum : Plantae
Divisi : Spermatiphyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbialles
Genus : Maihot
Spesies : Manihot utilissima
II.4 Morfologi Tumbuhan
Morfologi tumbuhan merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari
susunan dan bentuk luar dari tumbuhan. Tjitrosoepomo berpendapat bahwa
morfologi tumbuhan merupakan cabang ilmu biologi tumbuhan yang sudah
berdiri sendiri. Morfologi tumbuhan membahas bentuk dan susunan
tumbuhan yang sudah demikian pesatnya. Dengan kata lain, morfologi
tumbuhan juga merupakan salah satu mata kuliah di jurusan biologi.pada
kajian morfologi tumbuhan mahasiswa dilatih untuk mengidentifikasi struktur
morfologi dari bagian tumbuhan(Lepianto, 2014).
II.4.1 Morfologi Daun Adam Hawa (Rhoeo Discolor)
Daun Adam Hawa (Rhoeo Discolor) merupakan salah satu tanaman
yang berpotensi untuk dimanfaatkan indikator asam basa alami. Tanaman
adam hawa memiliki warna berwarna hijau pada permukaan atas dan warna
ungu pada permukan bawah. Warna ungu pada daun adam hawa tersebut
merupakan senyawa flavanoid (Sundhani, 2016).
II.4.2 Morfologi Bawang Merah
Bawang merah (Allium cepa L.) termasuk jenis tanaman semusim,
berumur pendek dan berbentuk rumpun. Tinggi tanaman berkisar 15-25 cm,
berbatang semu, berakar serabut pendek yang berkembang di sekitar
permukaan tanah, dan perakarannya yang dangkal, sehingga bawang merah
tidak tahan terhadap kekeringan. Daunnya berwarna hijau berbentuk bulat,
memanjang seperti pipa, dan bagian ujungnya meruncing (Putra, 2015)
II.4.3 Marfologi Hydrilla Verticilata
Hydrilla merupaka tanaman produktif dalam air yang dapat tumbuh
dengan cepat dan dapat berkembang dalam air dari beberapa sentimeter
sampai 20 meter. Hydrilla tidak seperti tanaman air asli, hydrilla memiliki tepi
bergerigi atau duri kecil menonjol dan seperti gundukan di sepanjang pelepah
bagian bawah. Hydrilla biasanya hijau, tetapi karena berada di bawah sinar
matahari menjadi kuning atau coklat. Batang bercabang banyak dekat
permukaan dan tumbuh secara horizontal, membentuk tikar padat vegetasi
(Zulkhaidir, 2015).
II.4.4 Morfologi Kentang
Kentang Solanum tuberosum L merupakan tanaman umbi-umbian
dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan
menjalar dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya
berwarna hijau kemerahan atau berwarna ungu. Umbinya berawal dari
cabang samping yang masuk ke dalam tanah, yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan karbohidrat sehingga bentuknya membengkak. Umbi ini dapat
mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang yang baru
(Hidayat, 2014).

II.4. Morfologi Pepaya


Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko bagian selatan
dan bagian utara dari Amerika Selatan. Tanaman ini menyebar ke Benua
Afrika dan Asia serta India. Dari India, tanaman ini menyebar ke berbagai
negara tropis, termasuk Indonesia di abad ke-17 (Sofiyyahtuzzaro, 2020).

II.4.6 7 Marfologi Kapuk Randu


Morfologi kapuk randu(Ceiba pentandra (L) Geartn) merupakan salah
satu tanaman yang banyak terdapat di Indonesia dan juga digunakan secara
tradisional (Pratiwi, 2014). Kandungan flavonoid dari tanaman randu (Ceiba
pentandra (L) Geartn) yaitu senyawa flavonoid yang telah menunjukkan
aktivitas antioksidan (Pratiwi, 2014).

II.4.7 Marfologi Tanaman Ubi Kayu


Morfologi ubi kayu diprlukan untuk mengetahui ciri-ciri visual yang
tampak dari tanaman ubi kayu, sehingga dapat digunakan untuk
membedakan varietas yang satu dengan yang lainnya, serta dapat digunakan
untuk memperkirakan kandungan kimianya. Selain mengandung klorofil,
daun ubi kayu juga dilaporkan mengandung sebagai komponen polifenol
yang berpotosintesis dijadikan sumber pangan fungsional (Laya dan Koubala,
2020).
II.5 Anatomi Tumbuhan
II.5.1 Anatomi Daun Adam Hawa
Tanaman berupa herba dengan tinggi pohon antara 40-60 cm dan memiliki
batang kasar,pendek,lurus,tidang bercabang. Batang daun Rhoeo discolor
terdapat buku-buku dan ruas-ruas yang tampak jelas sebagai tempat
perletakan daun. Daun berupa daun tunggal, bangun daun seperti padang
daun seperti pedang (ensiformis), ujung daun runcing (acutus). Panjang
daun sekitar 30 cm dengan lebar 2,5-6 cm. Rhoeo discolor memiliki bunga
majemuk yang brtbentuk mangkok,terletak di ketiak daun dan terbungkus
kelopak berbentuk menyerupai kerang,dan akarnya serabut. Jenis tumbuhan
Rhoeo discolor itu merupakan jenis tumbuhan monokotil, tanaman ini tidak
hanya sebagai tanaman hias, akan tetapi daun dan bunganya berguna
sebagai antiradang, memelihara paru-paru, mengencerkan dahak, serta
dapat digunakan sebagai anti diare. Tanaman ini juga mampu menyerap
racun polutan dan CO2 di udara serta menghasilkan oksigen sehingga udara
lebih segar (Riizka, 2020).
II.5 Uraian Bahan
b. Aquadest
Nama resmi : AQUA DESTILLA

Nama lain : Air suling

RM/BM : H2O / 18.02

Pemerian : cairan jernih,tidak berbau,tidak berwarna,dan tidak berasa.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan alkohol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut.

c. Nacl (Ditjen Pom,1979)

Nama resmi : NATRIUM CHLORIDUM

Nama lain : Natrium klorida

RM / BM : NaCL / 58,44
Pemerian : hablur putih,berbentuk kubus atau berbentuk prisma, tidak
berbau, rasa asin, mantap di udara.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam ethanol 95%

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai titran

d. Sukrosa

Nama resmi : SUKROSA

Nama lain : sukrosa

RM/BM :C12H22O11

Pemerian : Hablur tidak berwarna

Kelarutan : Larutan dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian etanol
95%

Kegunaan : Sebagai sampel

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


BAB III
METODE KERJA

III.1. Waktu dan tempat pengamatan


Kami kelompok 4 kelas E.023 melakukan pengamatan sampel
menggunakan mikroskop pada hari Rabu, 11 Oktober 2023 tepatnya pukul
10.00-12.50. Di Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Almarisah Madani.
III.2. Alat dan Bahan
III.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu kaca preparat,
mikroskop, penutup preparat, pipet tetes.
III.2.2 Bahan percobaan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Daun Adam
Hawa, Aquadest, Nacl,dan Sukrosa.
III.3 Cara Kerja
III.3.1 Pengamata daun adam hawa dengan menggunakan aquades.
a. Menyiapkan daun adam hawa lalu menyayatnya secara tipis.
b. Membersikan gelas objek dengan menggunakan aquades.
c. Meletakkan irisan daun adam hawa yang telah disayat tadi ke dalam
glass objek yang telas dibersikan dengan aquades.
d. Tetesi aquades lalu menutup gelas objek dengan cover gelas
(deglass).
e. Mengamati mikroskop.
f. Photo hasil pengamatan tersebut.
III.3.2 Pengamatan daun adam hawa dengan menggunakan NaCL 10%
dan NaCL 25%.
a. sayat kemabli daun adam hawa secara tipis.
b. Lalu siapkan gelas objek yang lainnya yang bersih.
c. Meletakkan irisan daun adam hawa yang telah disyat tadi ke dalam
gelas objek.
d. Teteskan sedikit Nacl 10% dan 25% pada sampel yang akan
diamati,lalu tutup dengan deglass.
e. Mengamati mikroskop.
f. Photo hasil pengamatan tersebut.
III.3.3 Pengamatan daun adam hawa dengan menggunakan sukrosa
a. Menyiapka kembali sampel yang akan diamati (Daun Adam Hawa).
b. Siapkan gelas objek yang bersih.
c. Meletakan irisan daun adam hawa di atas permukaan gelas objek.
d. lalu teteskan larutan sukrosa kemudian tutup menggunakan
deglass.
e. Mengamati mikriskop.
f. Photo hasil pengamatan tersebut
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1TABEL
VI.1.1 Tabel pengamata irisan daun adam hawa
A. Tabel hasil pengamatan irisan daun adam hawa

No Sampel Hasil pengamatan keterangan


. daun adam hawa
1.Stomata
1
Perbesaran 4x10 2.Pigmen
Medium : 2 Pada percobaan ini di peroleh hasil
Aquadest yang yerdapat pada samepel yakni;
stomata, danpigmen
1.Stomata
1
Perbesaran 10x10 2.Sitoplasma
Medium : 2 3.Pigmen
Aquadest Pada percobaan ini hasil yang
3
diperoleh pada sampel terdapat
stomat,pigmen,dan

1 1.Rongga
Perbesaran 40x10
Medium : Pada percobaan ini hasil yang
diperoleh yang terlihat pada sampel
Aquadest
yang diamati hanya ada rongga-ronga
yang berukuran besar

No Sampel Hasil pengamatan keterangan


. daun adam hawa
1.Pigmen
1
Perbesaran 4x10 2.Stomata
Medium : 1 Pada percobaan ini hasil yang
Nacl 10% diperoleh pada sampel terdapat
stomata yang berukuran kecil serta
pigmen masih terlihat sangat jelas.

1.Stomata
1
Perbesaran 10x10 2.Pigmen
Medium : 2 Pada percobaan ini hasil yang
Nacl 10%
diperoleh pada sampel terdapat
stomata dan pigmen.
1.Pigmen
Perbesaran 40x10 Pada percobaan ini hasil yang
Medium : diperoleh pada sampel terdapat
Nacl 10% pigmen yang msih terlihat jelas.

No Sampel Hasil pengamatan Keterangan


. daun adam hawa
1.Pigmen
1
Perbesaran 4x10 Pada percobaan ini hasil yang
1. Medium : 1 diperoleh pada sampel terdapat hanya
Nacl 25% pigmennya yang nampak

1.Rongga-rongga kecil
1
Perbesaran 10x10 2.Pigmen
Medium : 2 Pada perbesaran ini hasil yang
2. Nacl 25%
diperoleh pada sampel terdapat
rongga-rongga kecil, stomata dan
pigmennya masih terlihat jelas.
1.Pigmen
Perbesaran 40x10 2.Sitoplasma
Medium : Pada percobaan ini hasil yang
3. Nacl 25% diperoleh pada sampel terdapat
pigmen dan sitoplasma

No Sampel Hasil pengamatan keterangan


. daun adam hawa
1.Pigmen
1
Perbesaran 4x10 Pada percobaan ini hasil yang
1 Medium : 1 diperoleh pada sampel terdapat
Sukrosa pigmen.

1.Stomata
1
Perbesaran 10x10 2.Pigmen
Medium : 2 Pada percobaan ini hasil yang
2 Sukrosa
diperoleh pada sampel terdapat
stomata dan pigmen.
1.Rongga
Perbesaran 40x10 Pada percobaan ini hasil yang
Medium : diperoleh pada sampel terdapat
3 Sukrosa rongga.

IV. 2 Pembahasan
Pada pengamatan ini dengan mengunakan sampel dari daun adam
hawa Rhoeo Discolor struktur selnya terlihat menarik. Pada saat daun adam
hawa ditetesi dengan medium aquadest, kondisi daun tersebut dalam
keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga denga pigmen
yang berwarna ungu pada daun adam hawa memenuhi dinding sel. Air yang
diteteskan membentuk lingkungan isotonik baik di dalam maupun di luar sel,
sehingga berbentuk sel normal. Pada mikroskop juga terlihat jarimgan
epidermis pada daun adam hawa yang berbentuk yang membentuk persegi
panjang dan susunan selnya rapat yang berfungsi sebagai pelindung sel-sel
yang ada di bawahnya. Dan juga terdapat stomata pada pengamatan ini,
stomata ini terdiri dari satu celah dan dua sel yang penutup yang
mengapitnya. Stomata berperan penting dalam proses respirasi dan
transpirasi tumbuhan.
Dan ketika sel pada daun adam hawa diteteskan dengan larutan Nacl
10% dan 25% dan diamati dengan menggunakan mikroskop pada
perbesaran 4x10, 10x10, dan pada perbesaran 40x10. Dalam perbesaran
4x10 dengan medium Nacl 10% terlihat sangat jelas pigmen pada daun adam
hawa terlihat stomata yang nampak sangat kecil, ssedangkan saat
menggunakan medium Nacl 25% pigmen pada daun hawa terlihat begitu
sedikit dan dalam pengamatan ini kami sudah tidak melihat stomata yang ada
pada sampel tersebut. Sedangkan pada perbesarang 10x10 dalam
menggunakan medium Nacl 10% terdapat stomata yang masih terlihat jelas
dan pigmen pada daun adam hawa sudah, sedangkan pada medium Nacl
25% stomata yang ada pada sampel yang diamati sudah terlihat sangat kecil
dan pigmennya terlihat jelas tapi dan mulai memudar. Dan pada perbesaran
40x10 dengan medium Nacl 10% dan 25%. Pada perbesaran 40x10 dengan
medium Nacl 10% sudah tidak terlihat stomata pada perbesaran ini,
sedangkan pigmennya masih terlihat jelas.dan pada medium Nacl 25%
stomata dan pigmen sudah tidak terlihat pada sampel daun adam hawa.

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan dapat disimpulkan
bahwa, pada sel tumbuhan terdapat organel-organel seperti inti
sel,sitoplasma, stomata, dan bagian warna ungu pada daun adam hawa yang
disebut dengan pigmen. Sitoplasma, stomata, dan pigmen dapat di lihat
dengan menggunakan mikroskop dan berbagai perbesaran yang
digunakan,yaitu perbesaran 4x10,10x10,dan 40x10. Pada perbesaran-
perbesaran yang digunakan kita dapat melihat stomata mulai dari terlihat
yang sangat kecil dan mulai terlihat jelas dan besar serta tidak terlihatnya lagi
stomata yang ada pada daun adam hawa. Sedangkan untuk melihat
pigmennya itu sesuai dengan perbesaran dan medium yang digunakan. Mulai
dari pigmen yang terlihat sangat jelas dan masih memenuhi dinding sel,
sampai pigmen yang terdapat pada sampel tersebut mulai memudar serta
sudah tidak terlihat lagi.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untunk dosen
Selama praktikum ibu sudah mengajar dengan sangat baik, tapi
kami berharap ibu selalu dapat mendampingi kami selama praktikum
berlangsung
V.2.2 Saran untuk asisten
Dalam masalah pengawasan sudah cukup baik,tapi kami harap
kedepannya kakak dapat meningkatkan cara mengajarnya
V.2.3 Saran untuk labiratorium
Sebaiknya mikroskop yang ada pada laboratorium agar lebih di
perhatikan agar dapat melakukan praktikum dengan baik dan berjalan
secara lanca

DAFTAR PUSTAKA

Sundhani,E; syarifah., D.C.N.; Zumrohan, L.R., dan Nurulita,N.A, 2016.


Evektivitas ekstrak etanol daun.

Ptatiwi, R.H.(2014). Potensi kapuk randu Ceiba Pentandra Gaetrn. Dalam


penyedian obat herbal. WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan,1

Laya. A., and Kaubala, B.2020. Poluphenols in cassava leaves (Manihot


esculenta crantz) and their stability in antioxidant potential after in vitro
gastrointestinal digestion Heliyon, 2 (3)
Hidayat, Y.S., & Efendi,D.(2014). Karakterisasi morfologi beberapa genotipe
kentang Solanum tuberosum yang dibudidayakan di indonesia. Skripsi
Institut Pertanian Bogor

Zulkhaidir, T. 2015. Pertumbuhan Benih Ikan Belanak Mugil dusemmeric di


tinjau dari Pemberian jenis pakan yang berbeda. Skirps, Meulaboh;
Universitan Teuku

Putra, 2015. Uji Aktivitas Antimikroba ekstrak bawang merah amilum cepa L.
Secara KLT

Ardianto Hebert, 2019. Modul Workshop Biologi Abdimas.CV Jejak, anggota


IKAPI. Jawa Barat.

Andriani Ririn, 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi Vol.1 No.1. Universitas Halu Oleo, Fakultas Farmasi.

SKEMA KERJA

Disiapkan alat dan bahan

Diletakkan sampel daun adam


hawa pada kaca preparat

Ditetesi dengan medium yang


akan digunakan
Ditutup menggunakan deglass

Diamati dengan menggunakan


perbesara 4x,10x,dan 40x

Dokumentasi hasil pengamatan

Anda mungkin juga menyukai