Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian dan Teori Sel

Istilah sel berasal dari Bahasa latin, yaitu cella atau cellula yang berarti ruang
kecil. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Robert Hooke pada 1665 untuk
memberi nama rongga-rongga kecil yang dilihatnya pada irisan tutup botol gabus.
Pada umumnya, sel memiliki ukuran yang sangat kecil. Satuan untuk ukuran sel
adalah micrometer (µm) atau sering disebut micron. Kisaran ukuran diameter sel
adalah 5-500 µm. Akan tetapi, ada sel yang berukuran relatif besar (10-100x ukuran
sel biasa) sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, contohnya sel telur hewan-
hewan pengeram seperti reptil dan burung ( Abdrahman, Deden, 2008).

Beberapa ilmuwan terdahulu mempunyai pendapat sendiri mengenai sel.


Menurut Scheliden dan Schwaz, sel merupakan kesatuan structural kehidupan. Max
Schutlze dan Thomas Huxley juga berpendapat bahwa sel merupakan kesatuan
fungsional kehidupan. Seorang ilmuwan Polandia, Rudolf Virchow mengartikan sel
sebagai kesatuan pertumbuhan. Selain itu dia juga berpendapat bahwa sel merupakan
kesatuan hereditas dari makhluk hidup. Setelah dilakukan observasi selama bertahun-
tahun maka terbentuk suatu teori tentang sel, yaitu teori sel. Teori sel menyatakan
bahwa sel adalah suatu kesatuan terkecil baik struktural maupun fungsional dari
makhluk hidup (Abdurahman, Deden. 2008).

II.2 Struktur dan Fungsi Organel Sel

Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma,
sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Berdasarkan organisasi
internalnya, sel dapat dibedakan menjadi sel prokariotik dan sel eukariotik. Disebut
prokariotik jika inti selnya tidak dibatasi selaput (tidak mempunyai membrane inti),
misalnya bakteri. Disebut eukariotik jika sudah mempunyai membran inti (selaput
inti), misalnya sel-sel hewan dan tumbuhan (Mulyani, Sri. 2006)

Pada sel prokariotik tidak ada membran yang memisahkan DNA dan bagian
dari sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut
nukleotid. Kebanyakan prokariotik merupakan organisme uniseluler dengan sel
berukuran kecil (berdiameter 0,7-2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3 ) serta
umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplas,a, nukleotid, dan beberapa
struktur lain (Rahmawati, Dian. 2014)

Tidak seperti sel prokariotik, sel eukariotik memiliki nukleus. Diameter sel
eukariotik biasanya 10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar daripada bakteri.
Sitoplasma eukariotik adalah diantara nukleus dan membran sel. Sel sitoplasma ini
terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol, yang didalamnya terdapat organel-
organel dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki
prokariotik. Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula
yang dibatasi oleh dua membran, misalnya nukleus (Rahmawati, Dian. 2014)

Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariotik,
yaitu mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi serta peroksisom. Lisosom
yang menguraikan komponen sel yang rusak dan benda asing yang dimasukkan oleh
sel, ditemukan pada sel hewan tetapi tidak pada sel tumbuhan. Kloroplas, tempat
terjadinya fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan dan
sejumlah organisme uniseluler. Baik sel tumbuhan maupun sejumlah organisme
uniseluler memiliki satu atau lebih vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrient
dan limbah serta tempat terjadinya sejumlah reaksi penguraian (Rahmawati, Dian.
2104)
Adapun fungsi dari bagian-bagian organel sel adalah sebagai berikut :

II.2.1 Dinding Sel

Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan


pemberi bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara
lain:bakteri, cendawan, ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok
makhluk hidup tersebut mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan kaku
(rigid).Pada protozoa (protista) dan hewan tidak mempunyai dinding sel,
sehinggabentuk selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak kaku. Pada bagian
tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami penebalan dan memiliki
plasmodesmata disebut noktah (titik) (Campbell, et all. 2008)

II.2.2 Membran Plasma

Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat


semi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat
ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis, dan transport aktif.
Membran plasma disusun oleh fosfolipid, proten, kolesterol, dll (Campbell, et
all. 2008)
II.2.3 Sitoplasma

Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atas
air dan zat-zat yang terlarut serta berbagai macam organel sel hidup. Organel-
organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain:

1. Retikulum Endoplasma (RE) berupa saluran-saluran yang dibentuk oleh


membrane. RE terbagi dua macam, yaitu RE halus dan RE kasar. Pada RE
kasar terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Sedangkan
RE halus tidak terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis lipid
(Campbell, et all. 2008)

2. Ribosom, terdiri dari atas dua unit kaya akan RNA, berperan dalam sintesis
protein. Ribosom ada yang menempel pada RE kasar dan ada yang terdapat
bebas dalam sitoplasma (Campbell, et all. 2008).

3. Mitokondria memiliki membran rangkap, membran luar dan membran


dalam. Di antara kedua membran tersebut terdapat ruang antar membran.
Membran dalam berlekuk-lekuk disebut krista yang berfungsi untuk
memperluas bidang permukaan agar proses penyerapan oksigen dan
pembentukan energi lebih efektif. Pada bagian membrane dalam terdapat
enzim ATP sintase yang berfungsi sebagai tempat sintesis ATP. Fungsi
mitokondria ini adalah tempat respirasi aerob (Campbell, et all. 2008).

4. Badan Golgi, terletak diantara retikulum endoplasma dan membran plasma.


Badan golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang
disekresikan ke luar sel, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai
protein transmembrane dan ada pula yang ditempatkan ke dalam lisosom
(Campbell, et all. 2008).
5. Lisosom, menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui
endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom.
Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah
jenis sel untuk menelam bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan
(Campbell, et all. 2008).

6. Plastida, organel yang hanya terdapat pada tumbuhan. Bentuk, ukuran dan
pigmentasinya bermacam-macam. Ada tiga macam plastida yaitu kloroplas,
leukoplas, dan krmoplas (Mulyani, Sri., 2008)

a. Kloroplas adalah plastid berwarna hijau karena pigmen yang dominan


adalah klorofil

b. Leukoplas adalah plastid yang tidak mengandung pigmen dan biasanya


banyak digunakan untuk menyimpan hasil metabolism

c. Kromoplas adalah plastid berwarna kuning, oranye, atau merah karena


adanya pigmen karotenoid.
7. Vakuola, berfungsi untuk mengatur air atau cairan didalam sel, misalnya
dalam osmoregulasi, penyimpanan dan dalam pencernaan (Mulyani, Sri.
2006)

II.2.4 Nukleus (Inti Sel)

Nuklueus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel


eukaritok (sebagian lain gen terletak didalam mitokondria dan kloroplas).
Dengan diameter rata-rata 5µm, organel ini umumnya adalah organel yang
paling mencolok dalam sel eukariotik. Selubung nukleus melingkupi nukleus
dan memisahkan isinya (yang disebut neukoplasma) dan sitoplasma. Selubung
ini terdiri dari dua membrane yang masing-masing merupakan lapisan ganda
lipid dengan protein terkait.

Didalam nukleus, DNA terorganisasi dengan protein menjadi


kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk
benang akan menggulung menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui
mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom. Struktur yang
menonjol didalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nucleolus
yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit.
Nukleus mengendalikan sintesis protein didalam sitoplasma dengan
cara mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang
disintesis berdasarkan “pesan” gen pada DNA. RNA ini dikeluarkan ke
sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan
genetik diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis
(Rahmawati, Dian. 2014)

II.2.3 Plasmolisis

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang
diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross, 1992).
Plasmolisis menunjukkan bahwa sel mengalami sirkulasi keluar masuk suatu zat ,
artinya suatu zat / materi bisa keluar dari sel, dan bisa masuk melalui membrannya.
Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam, tetapi dinamis dengan
lingkungannya, jika memerlukan materi dari luar maka ia harus mengambil materi itu
dengan segala cara, yaitu mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga
materi dari luar itu bisa masuk.

Jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak air ditentukan oleh
perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya di dalam sel. Jika potensial
larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke potensial air yang lebih rendah
yaitu dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya,
artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada
kemungkinan bahwa volume sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak
dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Plasmolisis
merupakan keadaan membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel . Sel daun
Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis.
Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami
plasmolisis (Tjitrosomo, 1987).
Proses plasmolisis dapat diketahui dengan membran protoplasma dan sifat
permeabelnya. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-
sel yang terplasmolisis. Jika pada mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang
berwarna kebiru-biruan berarti ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi
udara. Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula
dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasma yang menembus lubang-lubang
kecil pada dinding sel.Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema,
dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu sehingga molekul gula
dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995).
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan.

Grafindo :Bandung

Campbell et al. 2008. Biologi Jilid 1 Edisi Kedelepan. Erlangga : Jakarta

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius : Yogyakarta


Rahmawati, Dian. 2014. Sel. Program Studi Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif

Hidayatullah : Jakarta

Salisbury, F. B. & Ross, C. W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. ITB : Bandung.

Salisbury, F. B. & Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB : Bandung

Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai