Anda di halaman 1dari 19

Laporan Tetap Praktikum

ANATOMI TUMBUHAN
ACARA IV
“PLASMOLISIS”

OLEH:
NAMA : FAJRATUN
NIM : 200104052
SEMESTER/KELAS: III/C IPA BIOLOGI

LABORATORIUM TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan tetap praktikum “Anatomi Tumbuhan” ini Disusun Menjadi
Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, September 2021

Disahkan Oleh :

Laboran Co.Asisten

(Qurratul Aini ,S.Pd) (Baiq Hazanatul Fanny)


NIM:190104020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyusun laporan praktikum
taksonomi tumbuhan “Plasmolisis” dengan keadaan yang sehat walaafiyat
alhamdulillahi rabbilaalamin.
Salawat serta salam tidak lupa saya aturkan kepada junjungan Alam Nabi
Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari jaman ke kafiran menuju
jaman ke islaman, seperti islam yang kita imanin saat ini.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Anatomi Tumbuhan Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
membawa wawasan tentang proses plasmolisis pada Rhoeo discolor bagi para
pembaca dan bagi penulis. Namun saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih
jauh dari kata sempurnah. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada
dosen, kakak coass dan teman-teman yang sudah memberikan kritikan dan saran
kepada saya demi kesempurnaan laporan ini.

Mataram, Oktober 2021

Fajratun

iii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
BAB III METODOLOGI
A. Pelaksanaan ........................................................................................ 5
B. Alat dan bahan .................................................................................. 5
C. Cara kerja ........................................................................................... 5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Data hasil pengamat ........................................................................... 7
B. Analisis prosedur ............................................................................... 7
C. Analisis hasil ...................................................................................... 8
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel tumbuhan merupakan kelompok sel eukariotik yang mempunyai
dinding sel dan materi genetik (DNA) yang dibungkus oleh membran.
Membran berfungsi mengatur secara selektif aliran cairan dari lingkungan
suatu sel kedalam sel dan sebaliknya. Jika suatu sel tumbuhan diletakkan
didalam suatu larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi daripada
sel tumbuhan tersebut, maka air yang ada didalam sel akan bergerak
meninggalkan sel sehingga volume isi sel tersebut berkurang.
Berkurangnya air dalam sel ini terjadikarena dinding sel bersifat
permeabel maka ruang antara membran dan dinding sel akan diisi larutan
dari luar. Peristiwa ini akan tetap berlangsung sampai konsentrasi didalam
dan diluar sel sama besar atau berada dalam keadaan seimbang.
Peristiwa tersebut menyebabkan berkurangnya udara udara didalam
sel yang berakibat trhadap penyusutnya volume udara protoplasma akan
terlepas dari sel. Peristiwa tersebut dengan plasmolisis. Plasmolisis
merupakan proses terlepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel
tumbuhan yang disebabkan karena adanya solusi larutan (hipertonik)
sehingga sel tumbuhan akan kehilangan udara dan juga tekanan turgor
yang dapat menyebabkan sel tumbuhan lemah.
Osmosis terjadi bila sel perbedaan konsentrasi pembeda antara diluar
dan didalam sel. Dalam proses osmosis terdapat beberapa komponen
penting yakni potensiar udara (PA), potensial osmotik (PO) dan potensial
tekanan (PT). Untuk mengetahui nilai potensial osmotik cairan sel, salah
satunya dapat digunakan dengan menentukan metode pada konsentrasi
berapa jumlah sel yang mengalami plasmolisis karena dengan adanya
plasmolisis sel tumbuhan dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi
yang dimiliki oleh cairan sel dan dapat digunakan untuk menghitung
tekanan osmosis pada suatu se.

1
B. Rumusan Masalah
1. Deskripsikan peristiwa plasmolisis pada tumbuhan Rhoeo discolor?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui terjadinay plasmolisis pada sel tanaman Rhoeo
discolor.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tumbuhan protoplasma sel mempunyai plasma dan pada hewan
berupa selaput sel yang mampu mengatur sel secara selektif aliran cairan dari
lingkungan suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya. Terdapat dua proses fisiokimia
yang penting, yaitu difusi dan osmosis, dengan adanya proses osmosis suatu
selaput dinyatakan permeabel, semipermiabel, atau impermiabel. Sistem
transportasi pada tumbuhan melibatkan proses difusi, osmosis, dan transpor aktif
(Goldworty, 2013:74).
Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang
disebabkan oleh air yang berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu
bila tumbuhan berada pada lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan
akan sulit menyerap air. Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga akan keluar.
Bila terjadi terus-menerus, maka selaput plasma akan lepas dari dinding sel. Bila
plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan untuk
mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya. Keadaan ini dapat kembali ke
keadaan semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan kadar air
yangf lebih tinggi (hipotonis). Peristiwa kembalinya protoplasma ini disebut
dengan deplasmolisis (Wilkins, 2014:7).
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Plasmolisis hanya
terjadi pada kondisi eksterm, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara
sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi
atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan
tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna
sehingga proses dapat diamati dengan jelas (Indri Rahma, 2018:45).
Sel tumbuhan memiliki ciri fisiologi yang berbeda dengan sel hewan
khususnya dengan keberadaan dinding sel pada sel tumbuhan. Dinding sel pada
tumbuhan tinggi merupakan matriks yang di dalamnya terdapat rangka, yaitu
senyawa selulosa yang berwujud mikrofibril atau benang halus. Matriks pada
dinding sel ini tersusun dari beberapa senyawa yaitu hemiselulosa, pektin, plastik
biologik, protein dan lemak. Dinding sel selain berfungsi untuk proteksi isi sel

3
juga berperan sebagai jalan keluar masuknya air, makanan dan garam-garam
mineral ke dalam sel. Dinding sel secara umum dibedakan menjadi dinding sel
primer dan dinding sel sekunder. Perbedaan antara kedua macam dinding ini
terletak pada fleksibilitas, ketebalan, susunan mikrofibril dan pertumbuhannya
(suwandi, yayan, 2017:44).
Menurut Bidwell (1979) molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel
selalu bergerak. Oleh karena itu terjadi perpindahan terus-menerus dari molekul
air, dari satu bagian ke bagian yang lain. Perpindahan molekul-molekul itu dpat
ditinjau dari dua sudut. Pertama dari sudut sumber dan dari sudut tujuan. Dari
sudut sumber dikatakan bahwa terdapat suatu tekanan yang menyebabkan
molekul-molekul menyebar ke seluruh jaringan. Tekanan ini disebut dengan
tekanan difusi. Dari sudut tujuan dapat dikatakan bahwa ada sesuatu kekurangan
(deficit akan molekul-molekul. Hal ini dibandingkan dengan istilah daerah surplus
molekul dan minus molekul. Ini bararti bahwa di sumber itu ada tekanan difusi
positif dan ditinjau adanya tekanan difusi negative (Giri Yanti, Putri, 2020:17).

4
BAB II
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Senin, 4 Oktober 2021
Waktu : Jam 13:00 Wita-selesai
Tempat : Laboratorium Tadris IPA Biologi
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop.
b. Gelas beker.
c. Silet atau pisau.
d. Kaca preparat dan penutupnya.
e. Pipet tetes.
2. Bahan
a. Daun tanaman Rhoeo discolor.
b. Air.
c. Gula.
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Menyiapkan tiga larutan gula yaitu larutan gula 20%, larutan gula 30%
dan larutan gula 80%.
3. Mengambil daun Rhoeo discolor dan menyayat lapisan epidermis
yang berwarna ungu dengan silet sebanyak 4 irisan.
4. Meletakkan 4 sayatan Rhoeo discolor tersebut pada kaca preparat
yang berbeda.
5. Meneteskan air, alarutan gula 20%, 30% dan 80% pada kaca preparat
yang sudah ada adaun Rhoeo discolor dan menutup kembali
menggunakan kaca penutup.
6. Mengatur waktu pada stopwatch selama 5 menit.

5
7. Meletakkan kaca preparat tadi pada mikroskop dan mengamati apa
yang terjadi pada mikroskop tiap 5 melit. setelah 5 menit pertama
apati lagi apa yang terjadi pada 5 menit kedua dan 5 menit ketiga.
8. Menggambarkan sel dalam keadaan semula, sel pada permulaan
plasmolisis, menunjukkan batas-batas sitoplasma dan vakuola yang
jelas dan sel dalam keadaan isotonis.

6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
Larutan Gambar Literatur
Air

Menit 1

Menit 2

Menit 3
Larutan gula 20%

Menit 1

7
Menit 2

Menit 3
Larutan gula 30%

Menit 1

Menit 2

Menit 3

8
Larutan gula 80%

Menit 1

Menit 2

Menit 3

B. Analisis Prosedur
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada praktikum kali ini
yaitu yang pertama-tama yaitu menyiapkan alat dan bahan yang digunakan,
kemudian menyiapkan air dan tiga larutan gula yaitu larutan gula 20%,
larutan gula 30% dan larutan gula 80%, setelah itu ambil daun Rhoeo
discolor dan menyayat lapisan epidermis yang berwarna ungu dengan silet
sebanyak 4 irisan, kemudian letakkan 4 sayatan Rhoeo discolor tersebut
pada kaca preparat yang berbeda, lalu meneteskan air, alarutan gula 20%,
30% dan 80% pada kaca preparat yang sudah ada adaun Rhoeo discolor
dan menutup kembali menggunakan kaca penutup, kemudian mengatur
waktu pada stopwatch selama 5 menit, lalu meletakkan kaca preparat tadi
pada mikroskop dan mengamati apa yang terjadi pada mikroskop tiap 5

9
melit. setelah 5 menit pertama apati lagi apa yang terjadi pada 5 menit
kedua dan 5 menit ketiga langkah yang rterakhir adalah menggambarkan
sel dalam keadaan semula, sel pada permulaan plasmolisis, menunjukkan
batas-batas sitoplasma dan vakuola yang jelas dan sel dalam keadaan
isotonis.
C. Analisis Hasil
Dari hasil penelitian yang kami lakukan kami mengamati proses
plasmolisis yang terjadi pada tanaman Rhoeo discolor. Pada sel Rhoeo
discolor kita melihat adanya peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis.
Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran sel dari dinding
sel sebagai dampak dari hipertonisnya larutan diluar sel, sehingga cairan
yang berada di dalam sel keluar dari sel dan akibatnya tekanan turgor sel
menjadi tidak ada. Efek selanjutnya yang ditimbulkan adalah karena
potensial air dalam sel lebih tinggi dari luar sel, maka air di luar sel
bergerak ke dalam dinding sel mendesak membran sel yang
mengakibatkan membran sel terlepas dari dinding sel. Larutan tersebut
tidak dapat menembus membran sel karen memiliki ukuran yang lebih
besar dari molekul air. Tanda-tanda yang terlihat pada sel yang mengalami
plasmolisis ini adalah menghilangnya warna yang ada di dalam sel dan
mengerutnya pinggiran membran sel ke arah dalam.
Prinsip yang digunakan dalam peristiwa ini adalah karena terjadinya
pristiwa osmosis sebagai akibat adanya perbedaan konsentrasi zat terlarut
dalam air medium dibanding zat terlarut yang ada di dalam protoplasma
sel atau dapat diartikan sebagai dampak perbedaan potensial air antara dua
tempat air yang dibatasi oleh membran sel tersebut.. Kondisi sel yang
terplasmolisis tersebut dapat dikembalikan ke kondisi semula. Proses
pengembalian dari kondisi terplasmolisis ke kondisi semula ini dikenal
dengan istilah deplasmolisis.
Prinsip kerja dari deplasmolisis ini hampir sama dengan plasmolisis.
Tapi, konsentrasi larutan medium dibuat lebih hipotonis, sehingga yang
terjadi adalah cairan yang memenuhi ruang antara dinding sel dengan

10
membran sel bergerak ke luar, sedangkan air yang berada di luar bergerak
masuk kedalam dan dapat menembus membran sel karena membran sel
mengizinkan molekul-molekul air untuk masuk ke dalam. Masuknya
molekul-molekul air tersebut mengakibatkan ruang sitoplasma terisi
kembali dengan cairan sehingga membran sel kembali terdesak ke arah
luar sebagai akibat timbulnya tekanan turgor akibat gaya kohesi dan adhesi
air yang masuk. Akhir dari peristiwa ini adalah sel kembali ke keadaan
semula.
Deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis, yaitu
menyatunya kembali membran plasma yang telah lepas dari dinding sel.
Deplasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipotonik, sel
tumbuhan akan menyerap air dan juga tekanan turgor meningkat.
Banyaknya air yang masuk ke dalam sel akan menyebabkan terjadinya
deplasmolisis. Membran plasma akan mengembang sehingga akan melekat
kembali pada dinding sel

Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan glukosa terkonsentrasi


(hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor,
menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi
seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya
plasmolisis tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana
protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak
antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis runtuhnya seluruh
dinding sel dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan
untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air
secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di
larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di
dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di
alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan
sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan

11
ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal
glukosa yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati
dengan jelas. Jadi semakin tinggi tingkat konsentrasi glukosa dan semakin
lama waktu untuk mendiamkan maka semakin banyak pula membran
plasma yang lisis.

12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang kami lakukan kami mengamati proses
plasmolisis yang terjadi pada tanaman Rhoeo discolor. Pada sel Rhoeo
discolor kita melihat adanya peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis.
Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran sel dari dinding
sel sebagai dampak dari hipertonisnya larutan diluar sel, sehingga cairan
yang berada di dalam sel keluar dari sel dan akibatnya tekanan turgor sel
menjadi tidak ada. Efek selanjutnya yang ditimbulkan adalah karena
potensial air dalam sel lebih tinggi dari luar sel, maka air di luar sel
bergerak ke dalam dinding sel mendesak membran sel yang
mengakibatkan membran sel terlepas dari dinding sel. Larutan tersebut
tidak dapat menembus membran sel karen memiliki ukuran yang lebih
besar dari molekul air. Tanda-tanda yang terlihat pada sel yang mengalami
plasmolisis ini adalah menghilangnya warna yang ada di dalam sel dan
mengerutnya pinggiran membran sel ke arah dalam.
B. Saran
Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada kakak coass yang
telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan praktikum
anatomi tumbuhan ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Indri Rahma Wati, 2018. Difusi Molekul Dan Tekanan Osmotik Cairan Sel.
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Fmipa Fkip Universitas
Riau. Pekan Baru. Vol.2 (1):45-47.
Girianti & Putri, 2020. Analisis Perubahan Praktikum Difusi Dan Osmosis.
Skripsi 52. Universitas Pendidikan Indonesia. Vol. 2(4):17.
Goldworti, 2013. Plasmolisis Pada Rhoeo Discolor. Jurnal Biologi.Air
Langga. Universitas Air Langga. Vol. 2(1): 74.
Suwandi Yayan, 2017. Pengantar Anatomi Tumbuhan Tentang Sel Dan
Jaringan Pada Tumbuhan. Jurnal Biologi. jakarta. Universitas
Indonesia. Vol 4(1). Hal 44.
Wilkind,2014. Biologi. Buku Ajar Anatomi Tumbuhan. Sulawesi. Universitas
Samratulangi. Hal 7.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai