Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

“TEKANAN OSMOSIS CAIRAN SEL DAN POTENSIAL AIR”

DISUSUN OLEH :

KRISTON KEVIN PANGINLANGAN

F1071171049

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2019
TEKANAN OSMOSIS CAIRAN SEL DAN POTENSIAL AIR

ABSTRAK
Kelangsungan hidup sel tumbuhan bergantung pada kemampuannya untuk
menyeimbangkan pengambilan dan pengeluaran air. Air dapat memberikan tekanan hidrolik
pada sel sehingga menimbulkan turgor pada sel-sel tumbuhan, memberikan sokongan dan
kekuatan pada jaringan–jaringan tumbuhan yang tidak memiliki sokongan struktur. Osmosis
adalah perpindahan air melalui membran selektif permeabel dari bagian yang lebih encer ke
bagian yang lebih pekat. Plasmolisis merupakan suatu proses terlepasnnya membran plasma dari
dinding sel. Hal tersebut dapat terjadi bila sel tumbuhan dimasukkan kedalam cairan hipertonik
(larutan yang konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi isi sel) maka terjadilah
eksosmosis yaitu, keluarnya air dari isi sel keluar membran. Potensial air (ψ) adalah pengaruh
gabungan dari faktor konsentrasi zat terlarut dan tekanan yang dialami oleh air. . Karena
pentingnya proses osmosis dan potensial air dalam kehidupan tumbuhan, maka dilakukanlah
praktikum bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tekanan osmosis cairan sel dan untuk
mengetahui pada larutan dengan konsentrasi zat terlarut berapa yang dapat menyebabkan
insipien plasmolisis. Selain itu, juga untuk mengetahui seberapa besar potensial jaringan pada
suatu tumbuhan terutama pada umbi kentang (Solanum tuberosum L.) Bahan yang digunakan
adalah tumbuhan Rhoe discolor untuk percobaan mengetahui seberapa besar tekanan osmosis
cairan sel dan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) untuk percobaan mengetahui seberapa
besar potensial jaringan pada suatu tumbuhan terutama pada umbi kentang yang kemudian
direndam ke dalam larutan glukosa dengan berbagai konsentrasi. Dari hasil pengamatan pada
Rhoe discolor terjadi proses plasmolisis dimana air akan turun kadarnya jika dimasukkan secara
bertahap kedalam larutan sukrosa yang berbeda-beda tingkat atau nilai molaritasnya sehingga
emakin banyak sel yang keriput. Sedangkan pada kentang terjadi proses perpindahan atau
pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial air yang rendah disebut dengan
osmosis

Kata kunci : Osmosis, Potensial Air, konsentrasi, plasmolisis.


ABSTRACT

The survival of a plant cell depends on its ability to balance water intake and expenditure. Water
can exert hydraulic pressure on cellulite making turgor on plant cells, giving support and
strength to plant tissues that do not have structural support. Osmosis is the transfer of water
through a permeable selective membrane from the thinner part to the more concentrated part.
Plasmolysis is a process of releasing the plasma membrane from the cell wall. This can happen
if the plant cells are inserted into a hypertonic liquid (a solution that has a higher concentration
than the concentration of the cell contents) then an exosmosis, that is, the discharge of water
from the cell contents out of the membrane. Water potential (ψ) is the combined effect of the
solute concentration factor and the pressure experienced by water. Because of the importance of
the osmosis process and the potential of air in aquaculture life, this practicum is carried out
which aims to increase the high efficiency of solute concentration which can cause inclusion of
plasmolysis. In addition, also to find out the great potential of tissue in certain environments in
potato tubers (Solanum tuberosum L.). The material used in this practicum is the blacken Rhoe
plant to learn more about cell osmosis and potato tubers (Solanum tuberosum L.) For
experimental experiments study the great potential of a priority crop on potato tubers which are
then soaked into glucosidal solution with various concentrations. From the results of
observations on the Rhoe blackening process occurs plasmolysis in which the air will decrease if
the level is put into the completion of sucrose which has different levels or molarity values. More
and more cells will be wrinkled. While in the potatoes the process of movement or movement of
air from high air potentials with low air potential is called osmosis
.
Keywords: Osmosis, Water Potential, concentration, plasmolyssis.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanpa kita sadari peristiwa osmosis dan difusi sering kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan pada tumbuhan pun tak terlepas dari peristiwa difusi dan
osmosis. Hal tersebut terutama terjadi pada saat pengangkutan zat hara dan air dari akar
ke daun maupun pada saat pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan yang memerlukan. Adapun peristiwa tersebut dapat terjadi ditentukan oleh
adanya perbedaan potensial air. Untuk itulah pada praktikum kali ini akan dilakukan
penghitungan tekanan osmosis cairan sel tersebut serta mengkur nilai potensial jaringan
pada umbi kentang. Tumbuhan mempunyai membran plasma yang jika dimasukkan
dalam larutan dengan konsentrasi tinggi akan mengalami plasmolisis, yaitu terlepasnya
membran plasma dari dinding sel akibat tekanan osmotik. Pada praktikum kali ini kita
akan menghitung tekanan osmosis cairan sel pada tanaman Rhoe discolor dengan metode
plasmolisa. Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya protoplasma dari dinding sel karena
keluarnya sebagian air dari vakuola. Keadaan volume vakuola tepat untuk menahan
protoplasma agar tetap menempel pada dinding sel, sehingga kehilangan air sedikit saja
akan berakibat lepasnya protoplasma dari dinding sel. Peristiwa plasmolisis semacam ini
disebut plasmolisis insipien.

Difusi merupakan proses fisika yang terjadi dalam kehidupan termasuk tumbuhan.
Difusi terjadi sebagai suatu respon terhadap perbedaan konsentrasi. Selain perbedaan
konsentrasi, perbedaan dalam sifat dapat juga menyebabkan difusi. Proses pertukaran gas
pada tumbuhan yang terjadi pada daun adalah suatu contoh proses difusi. Dalam hal ini
gas CO2 dari atmosfer masuk kedalam rongga antar sel pada mesofil daun dan
selanjutnya digunakan untuk proses fotosintesis.
Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya protoplasma dari dinding sel karena
keluarnya sebagian air dari vakuola. Keadaan volume vakuola tepat untuk menahan
protoplasma agar tetap menempel pada dinding sel, sehingga kehilangan air sedikit saja
akan berakibat lepasnya protoplasma dari dinding sel.
Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu sistem
kimia. Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan
temperatur konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal
hubungan air dan tanaman, potensial kimia dari air sering dinyatakan dengan istilah
“potensial air”. Sel tumbuhan yang dimasukan dalam larutan sukrosa akan mengalami
plasmolisis, dan semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang
mengalami plasmolisis. Plasmolisis sel terjadi melalui proses osmosis yaitu proses
gerakan cairan dari suatu larutan menembus membran semipermeabel. Potensial osmosis
cairan sel air murni cenderung untuk memasuki sel, sedangkan potensial turgor yang
berada di dalam sel mengakibatkan air untuk cenderung meninggalkan sel.
Adapun permasalahan yang diangkat penulis dalam laporan ini adalah bagaimana
pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap tekanan osmosis, bagaimana cara
menghitung tekanan osmosis cairan sel tumbuhan Rhoe discolor dan bagaimana
konsentrasi larutan sukrosa terhadap potensial air pada umbi kentang serta bagaimana
cara mengukur nilai potensial jaringan umbi kentang.

B. Dasar Teori

Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel (Fetter,
1998).

Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, dimana air menyusun 60-90 %
dari berat daun. Kuantitas air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat berbeda-beda sesuai
dengan jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu hidup. Air mampu melarutkan lebih
banyak bahan dari zat cair lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena air memiliki
tetapan dielektrik yang termasuk tinggi yaitu suatu ukuran kemampuan untuk
menetralkan tarik-menarik antara muatan listrik. Jika air mengandung elektrolit terlarut
maka larutan ini membawa muatan, dan air menjadi penghantar listrik yang baik. Tapi
jika air benar-benar murni, maka ia adalah penghantar listrik yang buruk. Ikatan hidrogen
membuatnya terlalu kuat sehingga tidak mudah baginya untuk membawa muatan
(Salisbury, 1995).

Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan
dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat
terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Agrica, 2009).

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potensial osmosis(solute) dan
potensial turgor (tekanan).Dengan adanya potensial osmosis cairansel, air murni
cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam selmengakibatkan air
meninggalkan sel. Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan jika potensial turgornya
sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis. Nilai potensial osmotik
dalam tumbuhan dipengaruhi olehbeberapa faktor antaralain : tekanan, suhu, adanya
partikel-partikel bahan terlarutyang larut di dalamnya, matrik sel, larutan dalam vakuola
dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Nilai potensial osmotik akan meningkat jika
tekanan yang diberikan juga semakin besar. Suhu berpengaruh terhadap potensial
osmotik yaitu semakintinggi suhunya maka nilai potensial osmotiknya semakin turun
(semakin negatif)dan konsentrasi partikel-partikel terlarut semakin tinggi maka nilai
potensial osmotiknya semakin rendah(Meyer, 1952).

There are several factors that affect the performance of the membrane, ie the
membrane characteristics, which is the membrane material, the operating pressure.
operating pressure is very influential on the resulting flux and membrane rejection
capability, pH bait, bait membrane operating period, feed concentration, temperature,
and levels of suspended solids in the feed water (Ozaki, 2002).

Tekanan osmosis cairan dapat ditentukan dengan cara mencari suatu larutan yang
mempunyai tekanan osmosis sama dengan cairan tersebut. Dalam cara ini kita dapat
mengambil patokan pada terjadinya peristiwa plasmolisis sel. Dalam keadan insipien
plasmolisis tekanan osmosis cairan sel adalah sama dengan tekanan osmosis larutan
dalam massa jaringan sel tersebut direndam. Plasmolisis dapat dilihat dibawah mikroskop
sebagai suatu percobaan(Lakitan, 2004).

Menurut Sasmita (1996), metode plasmolisis dapat ditempuh dengan cara


menentukan pada konsentrasi sukrosa berapakah yang mengakibatkan jumlah sel yang
terplasmolisis mencapai 50%. Pada kondisi tersebut dianggap konsentrasinya sama
dengan konsentrasi yang dimiliki oleh cairan sel. Jika konsentrasi larutan yang
menyebabkan 50% sel terplasmolisis diketahui, maka tekanan osmosis sel dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TO sel = 22,4 x MT 273

Dengan :

TO = Tekanan Osmotik

M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis

T = Temperatur mutlak (273 + t°C)

Sitoplasma biasanya bersifat hypertonis (potensial air tinggi) dan cairan di luar sel
bersifat hypotonis (potensial air rendah), karena itulah air bisa masuk ke dalam sel
sehingga antara kedua cairan bersifat isotonus. Apabila suatu sel diletakkan dalam suatu
larutan yang hipertonus terhadap sitoplasma, maka air di dalam sel akan berdifusi ke luar
sehingga sitoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel, hal ini disebut plasmolisis.
Bila sel itu kemudian dimasukkan ke dalam cairan yang hipotonus, maka air akan masuk
ke dalam sel dan sitoplasma akan kembali mengembang hal ini disebut deplasmolisis
(Tim fisiologi tumbuhan, 2009).

Persentase perubahan berat yang terjadi pada kentang ini karena peristiwa
osmosis. Potensial osmotik yang terjadi merupakan potensial kimia yang disebabkan
adanya materi yang terlarut dan dapat terlihat dari persentase perubahan berat ini bahwa
potensial osmotik selalu memiliki nilai negatif, hal ini disebabkan karena cenderung
bergerak menyebrangi membran semi permeabel dari dari air murni menuju air yang
mengandung zat terlarut (Lambers, 1998).

C. Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini, yaitu:
1. Jelaskan pengertian tekanan osmosis!
2. Jelaskan plasmolisis itu apa!
3. Jelaskan cara kerja (kedua perlakuan)!
4. Buat grafik pada pembahasan!
5. Jelaskan pengertian potensial air!
6. Mengapa menggunakan konsentrasi berbeda?
7. Jelaskan hasil pengamatan osmosis dan potensial air disertai referensi yang
mendukung!

D. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum tekanan osmosis cairan sel dan potensial air,
yaitu :
1. Tekanan Osmosis : menghitung tekanan osmosis cairan sel
2. Penetapan potensial air jaringan tumbuhan : mengukur nilai potensial jaringan umbi
kentang
BAB II

METODOLOGI

Praktikum tekanan osmosis cairan sel dan potensial air ini dilakukan pada hari Selasa, 1
Oktober 2019 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan pada pukul 12:30-15:00.
Praktikum tekanan osmosis cairan sel dan potensial air terdiri atas dua pengamatan. Pengamatan
pertama yaitu tekanan osmosis sedangkan pengamatan kedua yaitu penetapan potensial air
jaringan tumbuhan.
Bahan yang digunakan pada pengamatan tekanan osmosis yaitu daun Rhoe discolor yang
masih segar, larutan glukosa atau sukrosa dengan konsentrasi 0,14 , 016, 0,18, dan 0,20 M. Alat yang
digunakan yaitu mikroskop,pisau silet, tabung reaksi, gelas objektif, gelas penutup dan 3 tabung
reaksi (gelasbeaker). Pengamatan penetapan potensial air jaringan tumbuhan menggunaka bahan,
yaitu umbi kentang (S o l a n u m t u b e r o s u m L . ), akuades, dan larutan glukosa dengan
konsentrasi 0,5, 0,10, 0,15, dan 0,20 molar. Alat yang digunakan yaitu gelas beaker,cork beaker
dengan garis tengah 1 cm untuk membuat potongan umbi kentang, pisau silet, dan timbangan
analitik.
Untuk percobaan tekanan osmosis, cara kerja yang dilakukan yaitu pertama telah
disiapkan 3 tabung reaksi dan kemudian diisi larutan glukosa ke dalam tabung 1/3 bagian, satu
tabung reaksi diisi dengan larutan glukosa untuk satu konsentrasi. Kemudian disayat lapisan tipis
epidermis berwarna ungu daun Rhoe discolor dengan menggunakan pisau silet. Diusahakan
menyayatnya hanya selapis saja. Sayatan ini kemudian diamati dibawah mikroskop dan dilihat
apakah sayatan tersebut sudah cukup baik untuk digunakan dan hitung jumlah sel epidermis yang
berwarna ungu penuh. Apabila cukup respresentif, dimasukkan sayatan ke dalam tabung reaksi
dan dicatat waktu mulai perendaman. Dibiarkan sayatan dalam larutan disetiap tabung reaksi
selama 30 menit. Setelah 30 menit, diperiksa sayatan epidermis tadi dari berbagai konsentrasi
gula dengan mikroskop dan dihitung jumlah sel epidermisnya lagi yang berwarna ungu.
Untuk percobaan penetapan potensial air jaringan tumbuhan, cara kerja yang dilakukan
yaitu disiapkan 4 tabung reaksi dan diisi dengan larutan aquades dan larutan glukosa dengan
konsentrasi 0,5, 0,10, 0,15, dan 0,20 molar. Kemudian dibuat 4 silinder umbi kentang dengan
cork borer yang bergaris tengah 1 cm. Dihilangkan bagian luar kulitnya. Kemudian dengan pisau
silet, silinder kentang dipotong menjadi irisan-irisan tipis dengan tebal 1-2 mm sebanyak 4 irisan
setiap silinder kentang. Irisan-irisan ini dibersihkan kemudian dikeringkan dan ditimbang berat
awalnya dengan menggunakan timbangan analitik. Selanjutnya dimasukkan kedalam salah satu
larutan glukosa yang telah disiapkan. Perendaman irisan ini dilakukan selama 1 jam. Setelah 1
jam perndaman, dikelurakan irisan-irisan tersebut dari masing-masing larutan yang ada di tabung
reaksi dan dikeringkan lalu ditimbang.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan Tekanan Osmosis Cairan Sel
Jumlah sel daun Keterangan
Konsentrasi (persentase)
Sebelum Sesudah

0,14 mol 614 676 10 %

0,16 mol 464 93 -79 %

0,18 mol 422 478 13 %

0,20 mol 90 133 47 %

2. Tabel Pengamatan Potensial Air


Berat kentang Tekstur kentang Keterangan

Konsentrasi (%
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah perubahan)

0,96 1,09 10 %
0,5 molar Keras Lembut
gram gram
1,24 1,31 5%
0,10 molar Keras Lembut
gram gram
0,99 1,01 2%
0,15 molar Keras Lembut
gram gram
1,16 1,16 0
0,20 molar Keras Lembut
gram gram
B. Pembahasan
Tekanan osmosis adalah proses terjadinya pemindahan molekul pelarut (solute)
yang bagiannya lebih encer menuju bagian yang lebih pekat melalui selaput/membran
semipermeabel. Dengan kata lain tekanan ini juga dapat berasal dari pelarut yang
konsentrasinya tinggi menuju pelarut yang konsentrasinya rendah (contohnya air).
Membran sering dikatakan bersifat semipermeable, berarti molekul air dapat menembus
membrane tersebut, sedangkan bahan-bahan yang terlarut tidak dapat menembus
membrane tersebut. Pada kenyataannya, bersama-sama molekul air akan ikut pula ion
atau senyawa yang terlarut di dalamnya dan bergerak menembus membran. Tekanan
osmosis cairan dapat ditentukan dengan cara mencari suatu larutan yang mempunyai
tekanan osmosis sama dengan cairan tersebut. Dalam cara ini kita dapat mengambil
patokan pada terjadinya peristiwa plasmolisis sel. Dalam keadan insipient, plasmolisis
tekanan osmosis cairan sel adalah sama dengan tekanan osmosis larutan dalam massa
jaringan sel tersebut direndam.
Plasmolisis mengacu pada penyusutan dan pemisahan membran sel dari dinding
sel karena eksosmosis. Ini terjadi ketika sel-sel ditempatkan dalam larutan hipertonik.
Larutan hipertonik mengandung konsentrasi zat terlarut yang tinggi. Karena potensi air
tinggi di sitoplasma dibandingkan dengan solusi sekitarnya, air bergerak keluar dari sel.
Ini menyebabkan hilangnya tekanan turgor. Tekanan turgor adalah gaya yang mendorong
membran plasma terhadap dinding sel. Pada titik tertentu, sel mengelupas dari dinding sel
karena tekanan turgor yang terus-menerus hilang. Ini meninggalkan celah antara dinding
sel dan membran sel, menyusut dan meremas sel. Plasmolisis merupakan dampak dari
peristiwa osmosis kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis,
tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari
dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.
Pada percobaan pertama yaitu tekanan osmosis, cara kerja yang dilakukan yaitu
pertama telah disiapkan 3 tabung reaksi dan kemudian diisi larutan glukosa ke dalam
tabung 1/3 bagian, satu tabung reaksi diisi dengan larutan glukosa untuk satu konsentrasi.
Lalu disayat lapisan tipis epidermis berwarna ungu daun Rhoe discolor dengan
menggunakan pisau silet. Diusahakan menyayatnya setipis mungkin. Sayatan ini
kemudian diamati dibawah mikroskop dan dilihat apakah sayatan tersebut sudah cukup
baik untuk digunakan dan hitung jumlah sel epidermis yang berwarna ungu penuh. sete
lah itu, dimasukkan sayatan ke dalam tabung reaksi dan dicatat waktu mulai perendaman.
Dibiarkan sayatan dalam larutan disetiap tabung reaksi selama 30 menit. Setelah 30
menit, diperiksa sayatan epidermis tadi dari berbagai konsentrasi gula dengan mikroskop
dan dihitung jumlah sel epidermisnya lagi yang berwarna ungu.
Pada percobaan kedua yaitu penetapan potensial air jaringan tumbuhan, cara kerja
yang dilakukan yaitu disiapkan 4 tabung reaksi dan diisi dengan larutan aquades dan
larutan glukosa dengan konsentrasi 0,5, 0,10, 0,15, dan 0,20 molar. Kemudian dibuat 4
silinder umbi kentang dengan cork borer yang bergaris tengah 1 cm. Dihilangkan bagian
luar kulitnya. Kemudian dengan pisau silet, silinder kentang dipotong menjadi irisan-
irisan tipis dengan tebal 1-2 mm sebanyak 4 irisan setiap silinder kentang. Irisan-irisan ini
dibersihkan kemudian dikeringkan dan ditimbang berat awalnya dengan menggunakan
timbangan analitik. Selanjutnya dimasukkan kedalam salah satu larutan glukosa yang
telah disiapkan. Perendaman irisan ini dilakukan selama 1 jam. Setelah 1 jam perndaman,
dikelurakan irisan-irisan tersebut dari masing-masing larutan yang ada di tabung reaksi
dan dikeringkan lalu ditimbang.
Hasil pengamatan pada kedua percobaan dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik Pengamatan Tekanan Osmosis Cairan Sel

Presentase Perubahan
60%
40%
20%
0%
0, 14 mol 0,16 mol 0,18 mol 0,20 mol
-20%
-40%
-60%
-80%
-100%
% Perubahan
Grafik Pengamatan Potensial Air

Presentase Perubahan
12%

10%

8%

6%

4%

2%

0%
0,5 molar 0,10 molar 0,15 molar 0,20 molar

% Perubahan

Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu sistem atau bagian sistem.
Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni
(juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang
sama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor penghasil gradient yaitu
konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap potensial kimia pelarut,
matriks.
Pada kedua percobaan yang dilakukan diberikan jumlah konsentrasi yang
berbeda. Pada tekanan osmosis dan cairan sel konsentrasi yang digunakan yaitu 0,14 M,
0,16 M, 0,18 M, dan 0,20 M sedangkan pada percobaan potensial air konsentrasi yang
digunakan yaitu 0,5 molar, 0,10 molar, 0,15 molar, dan 0,20 molar. Perbedaan
konsentrasi yang diberikan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan
konsentasi terhadap jumlah sel daun yang diamati (pada percobaan tekanan osmosis
cairan sel) dan untuk mengetahui pengaruh berat kentang dan teksturnya (pada percobaan
potensial air).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pada percobaan tekanan osmosis cairan
sel, diperoleh hasil pada konsentrasi sukrosa 0,14 molar (10 % perubahan); 0,16 molar (-
79% perubahan) ; 0,18molar (13% perubahan) dan 0,20 molar (47% perubahan).
Perlakuan pada larutan sukrosa 0,16 molar yang memiliki 371 sel yang terplasmolisis
yang disebut plasmolisis insipien. Tekanan yang mendorong terjadinya difusi ini
dinamakan tekanan osmosis atau osmotic pressure. Maka dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak sel yang terplasmolisis. Menurut Meyer (1952), nilai potensial osmotik
akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar. Hal ini dapat dibuktikan
dengan keberadaan senyawa antosianin berwarna keunguan yang terkandung dalam daun
Rhoeo discolor dimana semakin turun kadarnya jika dimasukkan secara bertahap
kedalam larutan sukrosa yang berbeda-beda tingkat atau nilai molaritasnya. Akibatnya,
akan semakin banyak sel yang keriput. Namun, hasil pengamatan yang dilakukan tidak
sesuai. Terjadinya kekeliruan beberapa hasil pengamatan tersebut disebabkan kurang
telitinya praktikan dalam membuat larutan konsentrasi sukrosa atau kurang teliti dalam
melakukan pengamatan sel yang terplasmolisis.
Percobaan mengukur nilai potensial air pada jaringan umbi kentang (Solanum
tuberosumL.) dilakukan dengn merendam umbi kentang kedalam larutan sukrosa masing-
masing selama 1 jam. Nilai positif ini diperoleh apabila berat akhir kentang yang lebih
besar dari berat awal kentang, akibat terjadinya penambahan berat jaringan oleh air dari
larutan sukrosa. Pergerakan air dari larutan sukrosa menuju sel kentang menunjukkan
bahwa konsentrasi air dalam larutan sukrosa lebih tinggi daripada dalam sel kentang.
Dengan demikian larutan sukrosa 0,5 M, 0,10 M, 0,15 M, 0,20M disebut larutan
hipotonis (larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain). Menurut
Lambers(1998),persentase perubahan berat yang terjadi pada kentang ini karena peristiwa
osmosis. Hal ini berarti sesuai dengan hasil pengamatanbahwa kentang yang direndam
selama 1 jam bertambah beratnya. Air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air
yang rendah. Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi
kepotensial air yang rendah disebut dengan osmosis.

KESIMPULAN

1) Osmosis ialah perpindahan molekul pelarut melalui selaput semipermiabel dari


bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian yang
konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut (misalnya air) rendah

2) Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian sistem.
Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air
murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta
ketinggian yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol.

3) Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis, jika sel tumbuhan


diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah.

4) Pada percobaan diberikan konsentrasi yang berbeda, bertujuan untuk mengetahui


pengaruh perbedaan konsentasi terhadap jumlah sel daun yang diamati (tekanan
osmosis cairan sel) dan untuk mengetahui pengaruh berat kentang dan teksturnya
(potensial air).
5) Pada Rhoe discolor terjadi proses plasmolisis dimana air akan turun kadarnya jika
dimasukkan secara bertahap kedalam larutan sukrosa yang berbeda-beda tingkat
atau nilai molaritasnya. Akibatnya, akan semakin banyak sel yang keriput.

6) Pada kentang (Solanum lycopersicum) terjadi proses perpindahan atau pergerakan


molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial air yang rendah disebut
dengan osmosis.
DAFTAR PUSTAKA

Agrica, Houlerr. 2009. BIOLOGI. Jakarta: PT. Erlangga.

Fetter. 1998. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Jakarta: PT Yudhistira

Lakitan, B. (2004). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lambers, H. S. (1998). Physiology. New York: Ecology Springer.

Meyer, B. a. (1952). Plant Physiology. New York: D Van Nostrand Company Inc.

Ozaki, H dan Li, H. 2002. “Ganic Compound by Ultra-Low Pressure Reverse Osmosis
Membrane”.Water Research 36. 1(2): 123-130.

Salisbury, F. d. (1995). Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB.

Tim Fisiologi Tumbuhan. 2009. Penuntun Praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN. Bandung:


Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1987. Botani Umum 2. Bandung: Angkasa Pura.


LAMPIRAN

a. Tekanan osmosis cairan sel


Rumus:
𝑠𝑒𝑙 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑠𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙
%𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = 100%
𝑠𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙

676−614
a. %𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = 100% = 10 %
614
93−464
b. %𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = 100% = −79 %
464
478−422
c. %𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = 100% = 13 %
422
133−90
d. %𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = 100% = 47 %
90

b. Potensial air
Rumus:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
%𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

1,09−0,95
a. %𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 100% = 11 %
0,95
1,31−1,24
b. %𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 100% = 5 %
1,24
1,01−0,99
c. %𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 100% = 2 %
0,99
1,16−1,16
d. %𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 100% = 0
1,16

Anda mungkin juga menyukai