Air penting bagi tumbuhan. Air berperan dalam pelaksanaan reaksi biokimia.
Air dapat memberikan tekanan hidrolik pada sel sehingga menimbulkan turgor pada
sel-sel tumbuhan, memberikan sokongan dan kekuatan pada jaringan jaringan
tumbuhan yang tidak memiliki sokongan struktur. Kelangsungan hidup sel tumbuhan
bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan pengambilan dan
pengeluaran air. Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat
pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang
konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel
atau semi permeabel. Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan
yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan
melalui membran semi permeabel (proses osmosis). Osmosis sangat ditentukan
oleh potensial kimia air atau potensial air. Potensial air merupakan alat diagnosis
yang memungkinkan penentuan secara tepat keadaan status air dalam sel atau
jaringan tumbuhan. Untuk mengukur tekanan osmosis dan potensial air
digunakanlah alat seperti mikroskop, pisau, silet, pinset, petri dish, gelas kimia,
penggaris, neraca digital, tissue, objek glass dan cover glass. Bahan yang
digunakan yaitu daun Rhoe discolor, larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,14M ;
0,16M ; 0,18M ; 0,22M ; 0,26M. Sedangkan pada percobaan penetapan potensial air
jaringan tumbuhan, bahan yang digunakan yaitu kentang, akuades, larutan sukrosa
dengan konsentrasi 0,1M ; 0,3M ; 0,4M ; 0,6M. Tujuan praktikum ini yaitu
Berdasarkan hasil praktikum osmosis yang dilakukan diketahui bahwa semakin
tinggi nilai molaritas larutan gula, maka sel akan semakin cepat terplasmolisis. Dan
pada praktikum potensial air mengatakan bahwa air bergerak dari potensial air
tinggi ke potensial air yang rendah. Perpindahan atau pergerakan molekul air dari
potensial air yang tinggi kepotensial air yang rendah disebut dengan osmosis.
Kata kunci : Difusi, Osmosis, Plasmolisis, Potensial air, Rhoe discolor, Solanum
tuberosum L
ABSTRACT
Water is essential for the plant. Water plays a role in the implementation of
biochemical reactions. Water can provide hydraulic pressure to the cell, causing
turgor in plant cells, provides support and strength to the network -Network plants
that do not have a support structure. Plant cell survival depends on its ability to
balance the decision and water. Osmosis is a process of displacement or movement
of solvent molecules, from a solution of high concentration of the solvent to the
solution of the concentration of low pelarutya through membranes or membrane
selectively permeable or semi-permeable. Osmotic pressure is the pressure exerted
on a solution to stop the movement of solvent molecules into the solution through a
semi-permeable membrane (osmosis). Osmosis is largely determined by the
chemical potential of water or water potential. Water potential is a diagnostic tool
that enables precise determination of the status of water in cells or tissues of plants.
To measure the osmotic pressure and water potential is used tools such as
microscopes, knife, razor, tweezers, petri dish, beaker, a ruler, a digital balance,
tissue, glass objects and glass cover. Materials used are the leaves
Rhoediscolor,sucrose solution with a concentration 0,14M; 0,16M; 0,18M; 0,22M;
0,26M. While on trial determination of tissue water potential of plants, materials
used, namely potatoes, distilled water, sucrose solution with a concentration of 0.1M;
0.3M; 0.4 m; 0,6M. The purpose of this lab is Based on lab results osmosis is known
that the higher the value molarity sugar solution, then the cells will be more quickly
terplasmolisis. And the lab said that the water potential of moving water from high
water potential to lower water potential. Displacement or movement of water
molecules from potential high water to low water kepotensial called by osmosis.
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari
larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat
pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi
permeable.
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air.
Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara tepat
keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Karena proses ini sangat
penting bagi tumbuhan, oleh sebab itu dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui
tekanan osmosis dari sel tumbuhan dan konsentrasi larutan yang dapat membuat
sel mengalami plasmolisis.
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menghitung tekanan osmosis cairan sel
dan mengukur nilai potensial jaringan umbi kentang.
Air merupakan 85-98% berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam sel,
air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk
mengangkutnya; selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk
berbagai reaksi kimia misalnya fotosintesis; dan air dapat menyebabkan
terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktivitas
katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak
diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan
kematian (Syarif, 2009).
Air penting bagi tumbuhan. Air berperan dalam pelaksanaan reaksi biokimia.
Air dapat memberikan tekanan hidrolik pada sel sehingga menimbulkanturgor pada
sel-sel tumbuhan, memberikan sokongan dan kekuatan pada jaringan- jaringan
tumbuhan yang tidak memiliki sokongan struktur. Struktur tumbuhanyang penting
dalam perlalulalangan zat adalah dinding sel dan membran sel. Pada membran sel
terjadi peristiwa osmosis (Sasmitamihardja, 1996).
(Bueckert,2013).
w = s + p + m
(PA = PO + PT + PM)
s = potensial osmotik
Menurut Ismail 2011, potensial osmotik adalah potensial yang disebabkan oleh
zat-zat terlarut. Tandanya selalui negatif. Potensial tekanan adalah potensial yang
disebabkan oleh tekanan hidrostatik isi sel pada dinding sel. Nilainya ditandai
dengan bilangan positif, nol, atau dapat juga negatif. Penambahan tekanan
(terbentuknya tekanan turgor) mengakibatkan potensial tekanan lebih positif.
Potensial matriks disebabkan oleh ikatan air pada koloid protoplasma dan
permukaan (dinding sel). Potensial matriks bertanda negatif, tetapi pada umumnya
pada sel-sel bervakuola, nilainya dapat diabaikan. Oleh karena itu, persamaan
diatas dapat disederhanakan menjadi :
w = s + p (PA = PO + PT)
= p + s
dimana p adalah potensial tekanan (tekanan fisik suatu larutan) dan s adalah
potensial zat-zat terlarut, yang sebanding dengan konsentrasi zat-zat terlarut dari
suatu larutan. (s juga disebut potensial osmotik.) Tekanan pada suatu larutan (p)
bisa berupa suatu bilangan yang positif atau negatif (tegangan, suatu tekanan
negatif). Sebaliknya, potensial zat-terlarut dari suatu larutan (s) selalu negatif, dan
semakin besar konsentrasi zat-zat terlarut, semakin tinggi nilai s (Campbell, 2004).
Praktikum tekanan osmosis cairan sel dan potensial air, dilaksanakan pada
tanggal 21 Maret 2017 di Laboratorium atas Pendidikan Biologi, FKIP Untan pukul
13.00 WIB selesai. Adapun alat yang digunakan berupa mikroskop, pisau, silet,
pinset, petri dish, gelas kimia, penggaris, neraca digital, tissue, objek glass dan
cover glass. Sedangkan bahan yang digunakan berupa daun Rhoe discolor yang
masih segar, larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,14M ; 0,16M ; 0,18M ; 0,22M ;
0,26M. Solanum tuberosum L, akuades dan larutan sukrosa 0,1M ; 0,3M ; 0,4M ;
0,6M.
Langkah kerja pada praktikum ini sebagai berikut : Cara kerja tekanan osmosis
pada Rhoe discolor yaitu yang pertama cawan petri disiapkan sebanyak 5 buah dan
kemudian diisi larutan sukrosa ke dalam gelas kira-kira 1/3 bagian, 1 cawan petri
untuk 1 konsentrasi. Lapisan tipis epidermis berwarna ungu daun Rhoe discolor
disayat menggunakan pisau silet. Diusahakan menyayat hanya selapis saja.
Sayatan tersebut diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Dihitung jumlah sel-sel
pada lapisan epidermis sebagai jumlah sel sebelum dimasukkan ke dalam larutan
sukrosa. Kemudian sayatan tadi dimasukkan kedalam 5 buah cawan petri dengan
konsentrasi larutan sukrosa yang berbeda dan dicatat waktu mulai perendaman.
Sayatan dibiarkan dalam larutan selama 30 menit. Setelah 30 menit sayatan
epidermis tadi diperiksa dari berbagai konsentrasi sukrosa dengan mikroskop.
Dihitung kembali jumlah selnya sebagai jumlah sel yang tidak mengalami plasmolisis
setelah dimasukkan kedalam larutan sukrosa 30 M. Dicari larutan sukrosa dimana
50% dari jumlah sell epidermis tadi telah terplasmolisis yang keadaan ini disebut
insipient plasmolisis. Sel pada keadaan insipient plasmolisis memiliki potensial
osmotic sama dengan potensial osmotik larutan yang digunakan. Potensial osmotik
sel pada insipient plasmolisis ditentukan.
Cara kerja potensial air pada Solanum tuberosum L yaitu yang pertama dua
gelas piala atau gelas beaker disiapkan dengan masing-masing tabung diisi dengan
100 ml larutan berikut ini: akuades, sukrosa dengan konsentrasi 0,1M ; 0,3M ; 0,4M ;
0,6M.. Tahap-tahap berkut ini harus dilakukan dengan cepat. Umbi kentang dibuat
12 silinder dengan bor yang bergaris tengah 1 cm, dengan panjang 4 cm. Bagian
luar kulitnya dihilangkan. Sebaiknya semua silinder umbi kentang dibuat dari satu
umbi saja dan diletakkan di sebuah wadah tertutup. Silinder kentang dipotong
dengan pisau silet menjadi irisan-irisan tipis dengan tebal 1-2 mm. Irisan kentang
dibilas dengan akuades dengan cepat dikeringkan dengan kertas hisap dan
ditimbang. Selanjutnya di masukkan ke dalam salah satu larutan sukrosa yang telah
disiapkan. Hal ini dilakukan pada setiap silinder kentang untuk masing-masing
larutan berikutnya. Tepat 15 menit setelah direndam, irisan-irisan tersebut
dikeluarkan dari masing-masing tabung. Lalu dikeringkan dengan kertas handuk
atau hisap, semua hal ini dilakukan untuk semua contoh percobaan. Untuk
menghitung perubahan berat digunakan rumus berikut:
x 100 %
Kemudian dibuat grafik dan diplotkan persen perubahan berat pada ordinat
dan konsentrasi larutan sukrosa ( dalam molar ) pada absis. Potensial air jaringan
dapat diperoleh setelah dihitung potensial osmotik ( s ) untuk masing-masing
konsentrasi larutan sukrosa dan digunakan rumus berikut:
-s = C.i.R.T
b) Potensial air
Jenis larutan Konsentrasi Berat awal Berat akhir Perubahan
(M) (gr) (gr) (%)
% perubahan =
PEMBAHASAN
Percobaan pertama yang dilakukan praktikan adalah mengenai tekanan
osmosis cairan sel. Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran
semipermeabel (selektif permeabel) dari larutan berkadar rendah menuju larutan
berkadar tinggi hingga kadarnya sama.(Anthara.2011). Pada percobaan ini,
praktikan menggunakan alat dan bahan seperti daun Rhoe discolor, larutran sukrosa
(0,14M ; 0,16M ; 0,18M ; 0,22M ; 0,26M), mikroskop,pisau silet, pinset, akuades,
petri dish, cover glass dan objek glass.
Pada proses plasmolisis daun Rhoe discolor sebelum di rendam terdapat sel
berwarna ungu dinding selnya masih rapat itu menandakan bahwa belum terjadi
proses plasmolisis, sedangkan pada daun Rhoe discolor setelah direndam selama
30 menit ke dalam larutan sukrosa dengan konsentrasi berbeda-beda terjadi
perubahan sel yaitu selnya berwarna ungu keputih-putihan dan susunan selnya
mulai mengecil, membran sudah mulai terlepas dari dinding sel itu menandakan
bawah terjadi proses plasmolisis.
Jika konsentrasi sukrosa yang digunakan tinggi, maka sel tumbuhan akan
lebih cepat mengalami plasmolisis. Sebaliknya, jika konsentrasi yang digunakan
rendah maka sel tumbuhan akan lebih lambat mengalami plasmolisis.Tekanan yang
mendorong terjadinya difusi ini dinamakan tekanan osmosis atau osmotic pressure.
Tekanan yang menjadi penentuan dalam pencarian suatu larutan dengan tekanan
osmosis yang sama dengan cairannya disebut dengan tekanan difusi. Karena
konsentrasi larutan gula berperan dalam plasmolisis sel, maka dapat disimpulkan
bahwa semakin banyak sel yang terplasmolisis. Proses plasmolisis dapat diketahui
dengan membran protoplasma dan sifat permeabelnya. Permeabilitas dinding sel
terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis. Hal tersebut
dapat kita lihat dengan adanya suatu bintik atau titik yang berada di tengah-tengah
sel tanaman tersebut.Menurut Salisbury dan Ross (1995),larutan yang di dalamnya
terdapat sekumpulan sel dimana 50% berplasmolisis dan 50% tidak berplasmolisis
disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan
tanpa tekanan. Ketika Rhoeo discolor direndam pada larutan hipotonik maka lebih
banyak sel yang terdapat pada tumbuhan tersebut. Setelah direndam dalam larutan
hipertonik (sukrosa) maka sel yang jumlah nya lebih banyak akan menjadi lebih
sedikit dan mengkerut. Hal ini diketahui dengan semakin sedikit nya jumlah sel pada
Rhoeo discolor ketika diberi larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbea beda.
Percobaan kedua yang dilakukan adalah mengenai potensial air. Alat dan
bahan yang digunakan diantaranya kentang, akuades, larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0,1M ; 0,3M ; 0,4M ; 0,6M, pisau, cork borer, penggaris, gelas kimia,
neraca digital dan tissue. Dengan proses yaitu dengan melakukan perendaman
terhadap kentang (Solanum tuberosum L ) yang sudah terpotong-potong sesuai
prosedur kerja dan dimasukan kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi serta
dalam aquades sebagai variabel konntrol masing-masing selama 2 jam.
KESIMPULAN
Plasmolisis merupakan peristiwa lepasnya protoplasma dari dinding sel karena
keluarnya sebagian air dari vakuola.Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan
sel dimana 50% berplasmolisis dan 50% tidak berplasmolisis disebut plasmolisis
insipien. Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa
tekanan.Semakin tinggi nilai molaritas larutan sukrosa, maka semakin cepat sel
terplasmolis.Senyawa yang terkandung dalam daun Rhoeo discolor adalah senyawa
antosianin yang berwarna keunguan.Sel epidermis daun Rhoeo discolor pada
praktikum yang mengalami plasmolisis insipien adalah pada perlakuan 0,26M.
Osmosis merupakan difusi air, hal ini karena terdapat ruang terpisah satu
sama lain oleh membran selektif permeabel. Apabila konsentrasi larutan tinggi dari
jaringan, maka air keluar jaringan sehingga berat jaringan berkurang, disebut
jaringan dalam kondisi hipertonis.begitu pula sebaliknya (kondisi hipotonik).
Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila
potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan
kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan
bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi
seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Biologi Sel. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Makassar.
Annur, H dan H.H, Santosa. 2008. Jurnal Ilmiah GIGA, Analisa Temperatur Pada
Proses Difusi Obat Dalam Membran Dengan Metode Diferensial Parabolik
Untuk Mendeteksi Sinyal Fotoakustik, Vol. 11, No. 3, Hal: 45-56.
Anthara, I Made Suma dan Suartha, I Nyoman. 2011. Homeostasis Cairan Tubuh
pada Anjing dan Kucing [Buletin Veteriner Udayana]. Vol.3 No. 1. Halaman: 23-
37
Bueckert RA. 2013. General Principles of Plant Water Relations. Vol 6. Saskatoon:
Departement of Plant Sciences.
Campbell, Neil A, Jane B Reece, dan Lawrence G Mitchel. 2004. Biologi Edisi ke 5
jilid II. Jakarta : Erlangga.
Filter, W.G. 1989. Fisiologi Lingkungan Tumbuhan. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
Ismail dan Abd Muis. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi
Universitas Negeri Makassar, Makassar.
Lambers, H.F.S. Chapia dan T.L. Pons. 1998. Physiology. Ecology Spinger. Newyork
hal 150
Salisbury dan Ross C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1 Edisi IV Alihan Luqman
R.R. dan Sumaryono. Penerbit ITB: Bandung
Wirawan. 2006. Studi Transfer Massa pada Proses Dehidrasi Osmosis Kentang
(Solanum tuberosum L ), jurnal biologi Vol.30 Hal.12. diakses tanggal 9 April
2014. www.chuibar.comnolaporan percobaan osmosis pada kentang.html.
Perhitungan
c) Tekanan osmosis cairan sel Rhoe discolor
1) Konsentrasi 0,14 M
4) Konsentrasi 0,22 M
2) Konsentrasi 0,16 M
5) Konsentrasi 0,26 M
3) Konsentrasi 0,18 M
d) Potensial air
% perubahan =
1) Sukrosa 0,1 M
2) Sukrosa 0,3 M
3) Sukrosa 0,4 M
4) Sukrosa 0,6 M
5) Akuades