Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Air merupakan komponen penting pada sistem kehidupan. Pada sel tanaman yang sedang tumbuh
80-90% nya adalah air. Pergerakan air dari tanah-tumbuhan-atmosfer berlangsung menggunakan energi
bebas yang berarti air bergerak dari potensial tinggi (tanah) ke potensial rendah (atmosfer). Gaya utama
pergerakan air dari tanah melalui tubuh tumbuhan menuju atmosfer adalah perbedaan konsentrasi air,
tekanan hidrolistik dan potensial air. Potensial air berhubungan dengan arah pergerakan air, yaitu
pergerakan dari potensial air tinggi ke rendah. (Mastuti, 2016)
Potensial air (Ѱw1 dibaca psi) adalah perbedaan energi bebas molekul air pada suatu larutan dengan
energi bebas molekul air pada air murni pada suhu dan tekanan yang sama. Potensial air murni nilainya
0 (nol). Potensial air merupakan suatu ukuran untuk mengetahui status energi air. Potensial air
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu potensial tekanan, potensial solut/osmotik, potensial matriks
dan potensial gravitasi (Mastuti, 2016). Sel-sel tumbuhan yang mengalami stres air, potensial air (0)
akan bergerak ke arah lebih negatif (lebih rendah), karena potensial air adalah fungsi kandungan air.
(Naiola, 2005)
Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut
tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran diferensial permeabel. Osmosis
dikenal juga sebagai difusi dengan kategori khusus. Adapun yang dimaksud air dalam proses osmosis
tersebut adalah air dalam keadaan bebas yang tidak terikat dengan jenis molekul-molekul seperti gula,
protein atau larutan yang lain. (Sudjadi, 2007, cit Arita et al, 2013)
Plasmolisis adalah contoh kasus transportasi sel secara osmosis. Semakin besar terjadinya osmosis
maka semakin besar juga tekanan osmosisnya. Proses osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan
keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. (Campbell dan
Reece, 2008: 320)
Tekanan osmosis cairan dapat ditentukan dengan cara mencari suatu larutan yang mempunyai
tekanan osmosis sama dengan cairan tersebut. Dengan menggunakan cara ini bisa mengambil patokan
pada terjadinya peristiwa plasmolisis sel. Dalam keadaan insipien plasmolisis tekanan osmosis cairan
sel adalah sama dengan tekanan osmosis larutan dalam massa jaringan sel tersebut direndam.
Plasmolisis dapat dilihat dibawah mikroskop sebagai suatu percobaan. (Lakitan, 2004)
Menurut (Tjitrosomo et al, 1985, cit Zakaria dan Fitriani, 2006), tekanan osmosis tidak hanya
menghambat masuknya air ke dalam suatu sel, bahkan sel akan kehilangan air jika potensial air larutan
lebih rendah. Jika kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volume isi sel akan
menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding
sel. Artinya, membran sitoplasma terlepas dari dinding sel. Keadaan ini dinamakan plasmolisis.
Sedangkan menurut (Dwijoseputro, 1983, cit Zakaria dan Fitriani, 2006), proses plasmolisis dapat
terjadi jika defisit tekanan difusi di dalam suatu sel lebih rendah dari pada defisit tekanan difusi larutan
yang ada di sekitar sel, sehingga air akan meninggalkan sel sampai defisit tekanan difusi di dalam dan
luar sel sama besar. Protoplasma akan kehilangan air itu menyusut volumenya dan akhirnya dapat
terlepas dari dinding sel.
1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana mengukur potensial osmosis pada jaringan umbi kentang?

1.3 Tujuan

1. Mengukur potensial air umbi kentang

Dapus

Arlita, M, A., Waluyo, S dan Warji. (2013). Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap Penyerapan
Larutan Gula pada Bengkoang (Pachyrrhizus erosus). Jurnal Teknik Pertanian Lampung, Vol. 2,
No. 1, 85-94. Universitas Lampung.
Campbell, N, A dan Reece, J, B. (2008). Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Lakitan, B. (2004). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mastuti, R. (2016). Keseimbangan Air pada Tumbuhan. Fakultas MIPA. Universitas Brawijaya.
Naiola, B, P. (2005). Akumulasi Solut dan Regulasi Osmotik dalam Sel Tumbuhan pada Konsentrasi
Air. Vol. 7, No. 6. Balai Penelitian Botani. Pusat Penelitian Biologi-LIPI.
Rachmaniah, O., Elfera, Y, R dan Danang, H, W. (2010). Algae Spirulina Sp. Oil Extraction Methode
Using The Osmotic and Percolation and The Effect on Extractable Components. Jurnal Teknik
Kimia, Vol. 4, No. 2. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Zakaria, S dan Fitriani, C, M. (2006). Hubungan Antara Dua Metode Sortasi dengan Viabilitas dan
Vigor Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Serta Aplikasinya untuk Pendugaan Ketahanan
Salinitas. J. Floratek, 2, 1-11. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai