Anda di halaman 1dari 3

APLIKASI TEKANAN OSMOSIS DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Aplikasi tekanan osmotik pada mekanisme transportasi air dalam sel tanaman.
Setiap makhluk hidup disusun dari miliaran sel. Sebagian besar sel makhluk hidup
mengandung air yang disimpan dalam plasma sel (sitoplasma). Sel ini dibungkus oleh
selaput tipis yang disebut membran plasma. Selaput ini merupakan membran dwi lapis
membran yang bertugas mengatur secara selektif, keluar masuknya cairan dari dan ke dalam
sel.
Pada dasarnya pengangkutan melalui membrane sel dapat terjadi secara pasif maupun
secara aktif. Pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti arah gradient konsentrasi,
artinya dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi menuju larutan yang memiliki
konsentrasi rendah. Proses ini terjadi tanpa memerlukan energi hasil metabolisme. Sedangkan
pada proses pengangkutan secara aktif memerlukan energi hasil metabolisme seperti ATP
(Adenosin Tri Phospat) karena prosesnya terjadi melawan arah gradient konsentrasi.
Proses difusi dan osmosis merupakan contoh proses pengangkutan secara pasif.
Osmosis adalah proses perpindahan partikel air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
melalui membran semipermeabel. Sedangkan difusi adalah proses perpindahan partikel dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dengan tenaga kinetiknya sendiri. Tenaga yang
mendorong masuknya air ke dalam sel adalah aktifitas molekul, tekanan hidrostatik,dan
tekanan osmosis. Bila isi sel menyerap larutan maka terjadilah tekanan turgor yang menekan
membran plasma keluar ke arah dinding sel. Karena dinding sel merupakan massa yang kaku,
maka akan terjadi tekanan yang melawan arah tekanan turgor.
Proses osmosis sangat berperan dalam proses penyerapan air dalam tumbuhan.
Sedangkan penyerapan mineral yang terlarut dalam tanah dilakukan secara difusi, yang nanti
akan di edarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Terjadinya pengangkutan itu akan
menyebabkan tekanan turgor sel, sehingga mampu membesar dan mempunyai bentuk
tertentu. Osmosis juga memungkinkan terjadinya membuka dan menutupnya stomata.
Salah satu alasan mengapa tekanan osmotik juga merupakan mekanisme utama dalam
pengangkutan air ke bagian atas tumbuhan adalah karena daun terus-menerus kehilangan air
ke udara. Proses ini disebut transpirasi. Akibat transpirasi konsentrasi zat terlarut dalam
cairan daun meningkat. Oleh karena itu air didorong ke atas lewat batang, cabang, dan
ranting-ranting pohon oleh tekanan osmotik. Sebagai contoh diperlukan tekanan sebesar 10-
15 atm untuk mengangkut air ke daun di pucuk pohon redwood di California, yang tingginya
mencapai sekitar 120 m.
Daun memiliki daya isap. Daya isap daun merupakan kemampuan daun untuk
mengambil atau menyerap air dari batang karena tekanan osmosis sel-sel daun lebih tinggi
dibandingkan sel-sel pada batang. Perbedaan tekanan osmosis disebabkan daun selalu
mengeluarkan airnya lewat peristiwa gutasi.
Suatu keadaan yang menarik adalah terjadinya plasmolisis. Keadaan ini merupakan
dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi
(hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan
sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air
lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di
suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak
antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis runtuhnya seluruh dinding sel
dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air
secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat
dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses yang sama terjadi pada sel hewan
yang disebut krenasi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi
atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea
atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati
dengan jelas menggunakan mikroskop.
Bila sel dimasukkan kedalam cairan hipotonik, turgor sel akan meningkat. Bila berada
dalam keadaan isotonik (larutan yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi isi sel,maka
sebagian sel yang ada mengalami plasmolisis,sebagian sel tidak. Keadaan ini dapat dipakai
untuk menentukan tekanan osmosis sel dengan meletakkan pada larutan yang ditentukan
molaritas larutan atau tekanan osmotiknya dan melihat berapa banyak sel yang terplasmolisis.
2. Tekanan osmosis dalam membran sel darah merah
Selain pada sel tanaman, peristiwa osmosis memainkan peranan yang sangat penting
pada tubuh makhluk hidup manusia dan hewan, misalnya, pada membran sel darah merah.
Apakah yang terjadi jika sel darah merah dimasukkan ke dalam suatu larutan hipertonik
(lebih pekat)? Di sini akan terjadi yang disebut krenasi. Air yang terdapat dalam sel darah
akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut dan rusak. Sebaliknya, jika Anda
meletakan sel darah merah dalam suatu larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer) maka sel
darah merah akan mengembang dan akhirnya pecah. Mengapa? air dari larutan di sekitar sel
darah merah akan ditarik masuk ke dalam sel. Proses ini disebut hemolisis.
3. Aplikasi tekanan osmosis dalam dunia kedokteran
Ketika pasien tidak mampu lagi mengonsumsi minuman dan makanan maka dokter
akan memberikan nutrisi melalui infus. Dalam hal ini larutan nutrisi dimasukan langsung ke
dalam pembuluh darah. Larutan ini harus memiliki tekanan osmotik yang sama dengan
tekanan osmotik darah agar sel darah tidak mengalami krenasi atau hemolisis karena sangat
o
membahayakan jiwa pasien. Tekanan osmotik darah pada suhu 25 C adalah 7,7 atm oleh
karena itu, jika pasien akan diberi larutan glukosa melalui infus, konsentrasi glukosa yang
digunakan harus berkadar 5,3%. Mengapa?
Dalam dunia farmasi, balsam atau salap dibuat secara hipertonik agar dapat
mengeluarkan bisul pada tubuh. Dengan demikian bisul akan segera kempes.
Selain itu aplikasi tekanan osmosis dalam bidang kesehatan adalah pada proses cuci
darah. Terapi menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil
seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang.
Membran tidak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada
di dalam darah.
4. Aplikasi tekanan osmosis dalam industri makanan.
Industri makanan ringan baik skala rumah tangga maupun pabrik sering memanfaatkan
konsep tekanan osmosis pada pengawetan selai dan jeli. Gula dalam jumlah yang banyak
ternyata penting dalam proses pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri yang
bisa mengakibatkan botulisme. Bila sel bakteri berada dalam larutan gula hipertonik
(konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak keluar dari sel bakteri ke larutan
yang lebih pekat. Proses ini yang disebut krenasi (crenation), menyebabkan sel mengerut dan
akhirnya tidak berfungsi lagi. Keasaman alami buah-buahan juga menghambat pertumbuhan
bakteri.
5. Aplikasi tekanan osmosis dalam desalinasi air laut
Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang
lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan
tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi
tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa
untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air
tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan
akan merembes dari air murni ke dalam air asin. Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu
untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.

Anda mungkin juga menyukai