Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

TRANSPORT MEMBRAN II

OLEH :

DIAN FIQI AMALIAH (08)


INDAH DWI MAULIDA .D. (19)
M. ADHIM AL-AKBAR (23)
NORSADA EMIEL CHOTIMA (25)

XI MIPA 5

SMA NEGERI 01 BATU


Jl. KH. Agus Salim No. 57 Kota Batu Jawa Timur
2017
1. Topik : 1) Pengamatan osmosis.
2) Pengamatan plasmolisis pada sel tumbuhan.
3) Pengamatan krenasi pada sel hewan.
2. Tujuan : 1) Mengamati proses terjadinya osmosis pada kentang.
2) Menunjukkan peristiwa plasmolisis pada sel tumbuhan dan
penyebabnya.
3) Menunjukkan peristiwa krenasi pada sel hewan dan penyebabnya.
3. Kajian Teori :
3. 1. Pengertian Tentang Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus
dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien
tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya
per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran
permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat
sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang
berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat
zat terlarut itu sendiri.Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena
fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke
luar sel.
Osmosis adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintasi suatu selaput atau
membran. Air selalu bergerak melewati membran ke arah sisi yang mangandung
jumlah materi terlarut paling banyak dan kadar air paling sedikit. Dalam percobaan
ini, materi terlarut adalah garam. Garam dan air adalah dua dari bahan-bahan kimia
yang ada pada kentang. Irisan-irisan kentang yang diletakkan dalam mangkuk air
tawar akan mempunyai kadar air semula ditambah dengan air dari mangkuk yang
masuk ke dalam irisan melalui membran sel. Air yang masuk ini membuat irisan-
irisan kentang tadi menjadi kaku. Kadar garam dalam tiap irisan kentang lebih kecil
jumlahnya dibandingkan dengan kadar yang ada dalam mangkuk air garam. Irisan-
irisan yang ada dalam mangkuk air garam menjadi lembek, karena kehilangan
sebagian dari air yang semula dikandung dalam sel-selnya. Air yang berasal dari
dalam tiap irisan kentang keluar melalui membran-membran sel dan masuk ke dalam
mangkuk air garam.Irisan-irisan tadi akan terisi sebagian dan menjadi lembek.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis.
Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent”
(biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi
melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk
ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian
dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang
seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel
ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa
sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput
selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak
atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput
permeabel. Jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya
tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif
permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan
larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang
konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan
yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam
sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Osmosis harus melewati membran. Jadi, jika terjadi perpindahan pelarut tanpa
melalui membran selektif semipermeabel bukanlah osmosis tetapi peristiwa tersebut
adalah difusi.

3.2. Pengertian Tentang Plasmolisis


Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena
sel berada dalam larutan hipertonik. Plasmosis dapat memberikan gambaran untuk
menentukan besarnya nilai osmosis sebuah sel. Jika sel tumbuhan ditempatkan dalam
larutan yang hipertonik terhadap cairan selnya , maka air akan keluar dari sel tersebut
sehingga plasma akan menyusut. Bila hal ini berlangsung terus menerus, maka plasma
akan terlepas dari dinding sel disebut plasmolisis. Jika sel tumbuhan, misalnya sel
spirogyra diletakkan dalam larutan yang dipertonik terhadap sitosol sel tersebut, maka
air yang berada dalam vakuola menembus ke luar sel. Akibatnya protoplasma
mengkerut dan terlepas dari dinding sel. Terlepasnya protoplasma dari dinding sel
disebut plasmolisis. (Anonim, 2009:3).
Jika sebatang tanaman air tawar atau darat diletakkan ke dalam air laut sel –
selnya dengan cepat kehilangan turgornya dan tanaman tersebut menjadi layu. Hal ini
disebabkan karena air laut itu hipertonik terhadap sitoplasma. Dengan dengan
demikian air berdifusi dari sitoplsama ke air laut sehingga sel – sel itu mengkerut.
Keadaan ini disebut Plasmolisis. (Kimball,1994).
Apabila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan masuk sel dan terjadi
endosmosis. Hal ini meneyebabkan tekanan osmosis sel mnenjadi tinggi. Keadaaan
yang demikian dapat memecahkan sel (lisis). Jadi lisis adalah hancurnya sel karena
rusaknya atau robeknya membrane plasma. Sebaliknya, apabila konsetrasi larutan di
luar sel lebih tinggi , air dalam sel akan keluar dan terjadi eksosmosis. Eksosmosis
pada hewan akan menyebabkan pengerutan sel yang disebut krenasi dan pada
tumbuhan akan menyebabkan terlepasnya embran dari dinding sel yang disebut
plasmolisis. (Anonim, 2000:4)
Plasmolisis adalah peritstiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya
membrane pellasma dari dinsing sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan
hipertonik (larutan garam lebih dari 1%). (Buana dkk, 2011:5)
Plasmolisis merupakan proses yang secara nyata menunjukkan bahwa pada
sel, sebagai unit terkecil kehidupan, terjaid sirkulasi keluar masuk suatu zat. Adanya
sirkulasi ini menjelaskan bahwa sel dinamis denga lingkungannya. Jika memerlukan
materi dari luar maka sel harus mengambil materi itu dengan segala cara, misalnya
dengnan mengatur tekanan agar terjadi perbedan tekanan sehinggga materi dari luar
bias masuk. (Buana dkk, 2011:5)
Plasmolisis merupakan dampak dari peritiwa osmosis. Jika sel tumbuhan
dileteakkan pada larutan hipertonik. Sel tumbuhan akan kehilangan air dan tekanan
turgor, yang menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan kondisi sel seperti
ini disebut layu. Kehilangan air lebih banyak lagi meenyebabkan terjadinya
plasmolisis, dimana tekanan harus berkurang sampai di suatu titik dimana sitoplasma
mengerut dan menjauhi dinding sel, sehingga dapat terjadi cytorhysis – contohnya
dinding sel. (Buana dkk, 2011:5)
Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air
secara berlebihan juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plamolisis dapat
dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik ( Buana dkk, 2011:5)
Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim, dan jarang terjadi di
alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada
larutan bersalnitas tinggi ataupun larutan gula untuk menyebabkan eksosmosis (Buana
dkk, 20011:5)
Terdapat banyak teori mengenai membrane plasma yang dikemukakkan oleh
para ahli tetapi pada dasarnya ada dua kelompok teori tentan susunan suatu membrane
plasma yaitu :
 Leafleat theory yang menyatakan bahwa membrane plasma tersusun atas lapisan –
lapisan.
 Teori globular yang menyatakan bahwa membrane plasma tersusun sebab bola –
bola yang terderet. (Juwono & Zulfa, 2000:21)
Membran plasma adalah selaput pembungkus dan pembatas suatu sel dengan
organel lainnya. Membrane plasma memiliki sifat selektif permeable dan dinamis,
antara lain adanya pertumbuhan membrane plasma, fragmentasi, difrensiasi,
perbaikan dari perusakan dan perubahan struktur tiga dimensinya. Pada organism
multisel, sel – sel tersusun sedemikian rupa menjadi rakitan yang bekerja sama yang
disebut jaringan sel – sel dalam sautu jaringan umumnya berhubungan satu sama lain
mellaui jalinan yang rumit terdapat pengaturan sel dalam membrane plasma
(Adtya,2007:51).

3.3. Pengertian Tentang Krenasi


Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar
pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air
melalui osmosis. Secara etimologi, krenasi berasal dari bahasa Latin crenatus.
Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan dengan
konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis
(difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma
berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil (mengerut).
Krenasi juga disebabkan karena kekurangan air sebagai akibat dari
eksosmosis. Eksosmosis yaitu keluarnya air di dalam sel jika konsentrasi larutan di
luar sel tinggi.
4. Alat dan Bahan
4.1. Alat dan Bahan Pengamatan Osmosis
1) 5 buah gelas beker
2) Plong kentang
3) Silet
4) Kentang
5) Larutan garam 0%, 10%, 20%, 30%, 40%
6) Tisu

4.2. Alat dan Bahan Pengamatan Plasmolisis Pada Sel Tumbuhan


1) Silet
2) Kaca benda
3) Kaca penutup
4) Mikroskop
5) Pipet
6) Larutan gula pekat
7) Kertas hisap

4.3. Alat dan Bahan Pengamatan Krenasi PadaSel Hewan

1) Blood lanset
2) Kaca benda
3) Kaca penutup
4) Mikroskop
5) Pipet
6) Kapas
7) Alkohol 70%
8) Larutan gula pekat

5. Cara Kerja

5.1. Cara Kerja Pengamatan Osmosis

1) Menyiapkan 5 gelas beker dan memberi label dengan 0%, 10%, 20%, 30%, 40%.
2) Membuat larutan sesuai dengan label pada gelas beker dengan menuangkan
garam yang telah ditimbang sesuai konsentrasi kemudian menambahkan air
hingga volumenya 100 ml.
3) Membuat 5 potongan kentang menggunakan plong kentang, menyamakan
panjang kentang, kemudian menimbangnya sebagai berat awal.
4) Memasukkan potongan kentang yang telah dibuat kedalam masing-masing gelas
beker.
5) Merendam kentang selama 20 menit.
6) Meniriskan kentang yang sudah direndam selama 20 menit, kemudian
mengeringkannya dengan tisu.
7) Menimbang kembali kentang sebagai berat akhir.

5.2. Cara Kerja Pengamatan Plasmolisis pada Sel Tumbuhan


1) Menyayat tipis bagian bawah daun Rhoeo discolor.
2) Meletakkan sayatan pada kaca benda yang telah diberi setetes air dan menutup
dengan kaca penutup.
3) Mengamati dengan menggunakan mikroskop sel Rhoeo discolor dan
menggambar sebagai gambar awal.
4) Menetesi tepi kaca penutup dengan larutan gula pekat dan menghisap dari arah
berlawanan.
5) Mengamati lagi dengan mikroskop dan membandingkan hasilnya dengan sebelum
ditetesi larutan gula.
6) Menggambar hasil pengamatan sebagai gambar akhir.

5.3. Cara Kerja Pengamatan Krenasi pada Sel Hewan

1) Menyediakan kaca benda bersih dan memberi setetes air dengan menggunakan
pipet
2) Membersihkan salah satu ujung jari menggunakan kapas yang telah diberi alkohol
70%.
3) Menusuk ujung jari dengan menggunakan blood lanset.
4) Mengusap dengan menggunakan kapas beralkohol lagi.
5) Menekan ujung jari yang telah berdarah pada kaca benda yang telah di beri air.
6) Menutup ujung jari yang berdarah pada kaca benda yang telah di beri air.
7) Menutup dengan menggunakan kaca penutup.
8) Mengamati dengan menggunakan mikroskop, dan menggambar hasil pengamatan
sebagai gambar awal.
9) Menetesi tepi kaca penutup dengan larutan gula pekat dan menghisap dari arah
berlawanan.
10) Mengamati dengan menggunakan mikroskop, dan menggambar hasil pengamatan
sebagai gambara akhir.

6. Hasil Pengamatan

6.1. Hasil Pengamatan Osmosis

Berat Kentang
No Konsentrasi Larutan Garam
Awal Akhir
1. 0% 2,07 gr 2,16 gr
2. 10% 2,28 gr 1,80 gr
3. 20% 2,27 gr 1,80 gr
4. 30% 2,23 gr 1,83gr
5. 40% 2,08 gr 1,60 gr

6.2. Hasil Pengamatan Plasmolisis Pada Sel Tumbuhan

Nama sel Gambar Awal Gambar Akhir

6.3. Hasil Pengamatan Krenasi Pada Sel Hewan

Nama Sel Gambar awal Gambar Akhir


7. Pembahasan Hasil Pengamatan

7.1. Pengamatan Osmosis

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kentang yang dimasukkan ke dalam
larutan garam mengalami perubahan berat. Pada konsentrasi larutan gula 0% kentang
mengalami pertambahan berat. Hal ini terjadi karena kentang yang bersifat hipertonik
dan air yang bersifat hipotonik sehingga kentang mengalami pertambahan berat. Pada
konsentrasi larutan gula 10%, 20%, 30%, dan 40% kentang mengalami penurunan
berat. Hal ini karena kentang bersifat hipotonik dan larutan garam yang bersifat
hipertonik sehingga kentang mengalami penurunan berat awal. Kedua hal ini sesuai
dengan teori bahwa semakin pekat larutan garam yang diberikan, berat kentang yang
diuji akan semakin menurun.

Kentang yang telah dimasukkan ke dalam larutan garam mengalami


penyusutan berat dari berat semula karena air bergerak dari larutan yang
konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi. Dimana hasil dari
praktikum yang telah dilakukan bahwa air garam yang terdapat di dalam gelas ukur
memiliki kerapatan tinggi, sedangkan kentang memiliki kerapatan yang rendah.
Setelah kentang dimasukkan ke dalam air garam selama 20 menit, kentang tersebut
menjadi lebih ringan serta warnanyapun lebih kusam. Semakin hipertonis larutannya,
maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.
Ini juga membuktikan bahwa teori osmosis yaitu perpindahan ion atau molekul
air dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi dengan melewati suatu membran semi
permeabel, terjadi pada kentang yang dimasukan ke dalam larutan garam.

7.2. Pengamatan Plasmolisis pada Sel Tumbuhan

Mula - mula sel Rhoeo discolor yang kami amati, terlihat membran plasma
menempel pada dinding sel. Sebelum diberi larutan gula, sel-sel yang berwarna ungu
terlihat banyak dan jelas. Pada saat diberi larutan gula bersifat hipertonis
terhadapnya, sel yang berwarna ungu terlihat lebih sedikit dan dapat dilihat bahwa
membran menjauhi dinding sel. Sesuai dengan kajian teori yang kami dapat,
plasmolysis yaitu keluarnya air dari sitoplasma pada sel tumbuhan keluar sel
menyebabkan volume sitoplasma mengecil. Akibatnya, membran plasma akan
terlepas dari dinding sel. Dari sini, kita dapat mengetahui pengamatan yang kita
lakukan sesuai dengan kajian teori.

7.3. Pengamatan Krenasi pada Sel Hewan

Pada praktikum yang kami lakukan, pada sel darah merah yang belum diberi
larutan gula kemudian diamati menggunakan mikroskop bentuknya licin, berwarna
merah segar dan mulus. Namun, bentuk sel mengalami perubahan ketika ditetesi
dengan larutan gula, bentuk sel darah merah berubah menjadu kusut dan mengecil.
Hal ini sesuai dengan teori diatas, apabila sel yang memiliki larutan dengan
konsentrasi yang lebih rendah (sel darah merah) dibandingkan larutan di sekitar luar
sel (larutan gula), maka menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan
sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil (mengerut).

8. Pertanyaan

1) Berdasarkan data pengamatan, potongan kentang manakah yang paling berat dan paling
ringan ?
2) Peristiwa apa yang terjadi pada kentang? Mengapa hal itu bisa terjadi ?
3) Berdasarlan hasil pengamatan plasmolysis dan krenasi, apa perbedaan dari keduanya
ditinjau dari tempat terjadinya dan perubahan yang terjadi ?
4) Mengapa terjadi peristiwa plasmolysis maupun krenasi ?
5) Mengapa tumbuhan bisa menyerap air padahal airnya hanya disiram pada tanah
disekitarnya ?

Jawaban
1) Kentang yang paling berat adalah kentang pada data no. 1 (konsentrasi larutan garam
0%).
Kentang yang paling ringan adalahkentang pada data no. 5 (kosentrasi larutan garam
40%).
2) Terjadi peristiwa osmosis, hal ini terjadi karena perpindahan mleku ion dari kentang
lebih rendah dari larutan garam ataupun kerapatan molekul larutan garam lebih tinggi
daripada kentang. Hal ini dapat dilihat dari kentang yang mengalami perubahan berat.
3) Plasmolysis terjadi pada tumbuhan dimana membran terlepas dari dinding sel. Krenasi
terjadi pada sel hewan dimana terjadi pengerutan sel.
4) Karena konsentrasi larutan dalam sel tinggi sehingga air masuk ke dalam sel.
Akibatnya, sel mengalami lisis (robeknya membran plasma) sementara itu, pada saat
konsentrasi larutan di luar sel tinggi sehingga air di dalam sel akan keluar sel.
5) Karena air yang bersifat hipertonik akan diserap oleh tumbuhan yang bersifat
hipotonik.

9. Kesimpulan

1) Terjadi proses osmosis pada kentang setelah diberi larutan garam.


2) Terjadi peristiwa plasmolisis pada sel tumbuhan setelah diberi larutan gula.
3) Terjadi peristiwa krenasi pada sel hewan setelah diberi larutan gula.
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Istamar, dkk.2007.Biologi Jilid 2A untuk SMA Kelas XI Semester 1.


Malang:Erlangga.

D.A Pratiwi, dkk, BIOLOGI (Jakarta : Erlangga, 2007), pp. 16-17 21

Retnaningati, Dewi. 2012. PR Biologi. Klaten; Intan Pariwara

http://mengasah-matapena.blogspot.co.id/2013/10/laporan-biologi-krenasi-dan-
plasmolisis_22.html
LAMPIRAN

Foto Pengamatan Osmosis

Foto Pengamatan Plasmolisis

Foto Pengamatan Krenasi

Anda mungkin juga menyukai