Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

TUMBUHAN

“DIFUSI dan OSMOSIS”

NAMA: NATASYA PUTRI AULIA


KELAS: 11.4

KATA PENGHANTAR :
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah karunia- Nya, yang telah memberikan kita semua kesehatan sehingga kita semua
termasuk saya dapat berkumpul hari ini, dan menyampaikan hasil laporan saya pada hari ini.
Makala laporan ini disusun setelah kami melakukan praktikum beberapa minggu yang lalu
tentang transpor pasif difusi dan osmosis. Maka makala ini juga berisikan tentang hasil
praktikum kami tentang transpor pasif difusi dan osmosis.
Dengan disusunnya makala laporan ini, kami berharap dapat membantu para siswa/i maupun
saya sendiri untuk lebih memahami lagi tentang transpor pasif difusi dan osmosis. Karna
bagaimanapun proses difusi dan osmosis sering kali terjadi didalam kehidupan kita sehari-hari.
2

Akhir kata, saya minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan atau dalam hal apapun baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja, dan terima kasih atas perhatiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Halaman Judul..........................................................................................................................

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................

1.2 Landasan Teori.................................................................................................................

1.3 Tujuan Praktikum..............................................................................................................

1.4 Alat dan Bahan.............................................................................................................

1.5 Cara Kerja...........................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................................

2.1 Hasil Pengamatan........................................................................................................

2.2 Pembahasan......................................................................................................................

BAB III. PENUTUP..............................................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Difusi dan osmosis merupakan contoh dari transpor pasif dalam mekanisme transpor
zat melalui membran sel. Mekanismenya yaitu perpindahan partikel zat pelarut maupun
3

terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah baik melalui membran plasma ataupun
tidak yang sering disebut gradien konsentrasi. Difusi dan osmosis akan terus terjadi selama
konsentrasi partikel dalam keadaan yang tinggi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata atau konstan hingga mencapai keseimbangan yang dinamis.
Difusi termasuk dalam bagian proses fisika yang menjelaskan tentang terjadinya respon
perubahan zat yang diakibatkan karena perbedaan konsentrasi atau pertukaran partikel zat
yang bisa terjadi pada benda cair maupun gas, sedangkan osmosis yakni perpindahan molekul
air melalui membran semipermeabel dari konsentrasi tinggi ke larutan yang konsentrasi
rendah atau sering disebut difusi air. Membran semipermeabel pada proses osmosis haruslah
zat pelarut, bukan untuk zat terlarut, karena fungsinya sebagai pengatur keseimbangan di
dalam tubuh sel, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Difusi dan osmosis dapat terjadi pada sel tumbuhan dan sel hewan atau pada kehidupan
sehari-hari. Pada tumbuhan proses difusi dan osmosis erat kaitannya dengan fotosintesis yang
memiliki tingkat proses kompleksitas tinggi, mulai dari pengambilan air dan mineral tanah,
penangkapan cahaya, penyerapan gas-gas dan pendistribusian zat hasil fotosintesis keseluruh
tubuh tumbuhan. Difusi dan osmosis pada sel hewan berperan penting dalam pengaturan
proses masuknya zat yang diperlukan sel dan mengeluarkan zat yang tidak diperlukan sel.
Pada kehidupan sehari-hari salah bukti terjadinya proses difusi dan osmosis yaitu seperti
berkeringat dimana panas dalam tubuh lebih tinggi dibanding panas diluar tubuh sehingga
terjadi perubahan konsentrasi gas yang menyebabkan keluarnya panas dalam tubuh berupa
gas panas dalam bentuk cair melalui pori-pori kulit.

Banyak proses difusi yang terjadi pada kehidupan baik yang ada dialam maupun yang
terjadi disekitar kita yang belum banyak diketahui dan belum dilakukan pembuktian untuk
memahami lebih lanjut tentang proses difusi dan osmosis. Oleh karena itu praktikum kali ini
melakukan praktik tentang proses yang terjadi perubahan gradien konsentrasi partikel zat
terutaman pada partikel zat terlarut dan zat pelarut untuk mengetahui dan membuktikan
adanya proses difusi dan osmosis serta faktor pendukungnya dengan konsep yang sederhana.

1.2 Landasan Teori


4

Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi


rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak. Molekul dan ion yang terlarut
dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan acak ini mendorong terjadinya
difusi. Difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu.
1. Difusi Sederhana
Molekul zat dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan yang sama
dalam suatu ruangan.
2. Difusi Terbantu
Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan perantara protein pembawa. Arah
perpindahan molekul seperti halnya pada difusi biasa yaitu dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah, hanya saja protein pembawa membantu proses perpindahan
molekul ini. Difusi terbantu merupakan transpor melalui media pembawa.
Faktor-faktor yang mmpengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
1. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Luas suatu area
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka semakin cepat pula kecepatan difusinya.

4. Jarak
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
5. Kerapatan
Semakin tinggi kerapatan pelarut, tingkat difusi akan berkurang
(Purnomo,dkk,2011).

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara
differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar
terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Menurut Kimball
5

(1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air seimbang
dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.
Arah osmosis ditentukan hanya oleh perbedaan konsentrasi zat terlarut total. Air
berpindah dari larutan hipotonik ke hipertonik sekalipun larutan hipotoniknya memiliki
lebih banyak jenis zar terlarut total. Air laut yang memiliki zat terlarut yang sangat
beragam, molekul airnya akan bergerak ke larutan gula tunggal yang sangat tinggi
konsentrasinya, karena konsentrasi total zat terlarut air laut lebih rendah. Jika dua
larutan bersifat isotonik, air berpindah melintasi membran yang memisahkan larutan
tersebut pada laju yang sama untuk kedua arah (Campbell, 1999).

Perhatikan skema osmosis pada Gambar di bawah ini agar lebih paham tentang proses
terjadinya osmosis.
a) Lubang bawah tabung gelas yang berisi
larutan garam ditutup dengan membran
selektif permeabel, yang dapat dilewati
molekul air tetapi tidak dapat dilewati garam.
b) Ketika tabung dimasukkan dalam gelas beker
berisi akuades, molekul air berosmosis ke
dalam tabung sehingga volume larutan dalam
tabung bertambah.
c) Larutan berhenti naik ketika tekanan berat
akuades mampu mengimbangi tekanan
osmotik.
Peristiwa osmosis terjadi dalam sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan
masuk sel dan terjadi endosmosis. Hal ini menyebabkan tekanan osmosis sel menjadi
tinggi. Keadaan yang demikian dapat memecahkan sel (lisis). Jadi, lisis adalah
hancurnya sel karena rusaknya atau robeknya membran plasma. Sebaliknya, apabila
konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi
eksosmosis. Eksosmosis pada hewan akan menyebabkan pengerutan sel yang disebut
krenasi dan pada tumbuhan akan menyebabkan terlepasnya membran dari dinding sel
yang disebut plasmolisis.

Perhatikan gambar berikut.


6

Dari Gambar di
atas dapat diketahui
bahwa sel hewan dapat
mengalami lisis (pecah)
apabila larutan di luar
sel bersifat hipotonik.
Sebaliknya, sel
hewan akan mengalami
krenasi apabila larutan
diluar sel bersifat
hipertonik. Perhatikan contoh berikut agar Anda mengetahui lebih jelas mengenai
terjadinya krenasi dan lisis pada sel darah merah.

1.3 Tujuan Praktikum


1. Praktikum difusi bertujuan untuk mengetahui proses arah gerak zat molekul kristal K
Pemanganat di dalam air.
2. Praktikum osmosis bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya perubahan gradien
konsentrasi zat pelarut antara umbi kentang dan air garam.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan pada proses Difusi
Pengamatan dilakukan dengan tiga jenis air diantaranya air suling, air dingin, dan air
panas yang dilakukan dengan 2 kali pengulangan. Perhitungan waktu yang dilakukan apabila
kristal K-pemanganat sudah mencapai diameter 1 cm, dan perhitungan selanjutnya dilakukan
pada menit ke 5 dan menit ke 10.

Difusi
Pengamatan arah rambatan, ukuran dan kecepatan waktu partikel pada kristal K-pemanganat
pada 3 jenis air yang terdiri dari air suling, air dingin dan air panas memiliki hasil yang
berbeda dan bervariasi. Pada air suling arah rambatan, ukuran dan kecepatan waktu pesebaran
partikel kristal K-pemanganat dapat dilihat hasil pada Tabel 1.
7

Tabel 1. Pengamatan K-pemanganat pada air suling


Waktu (s) Ukuran (cm) Rerata
Arah
No jarak
1 cm Pertama 5 Menit 10 Menit Rambat
(cm)
Ke bawah
1 47 3 3,5 0,5
kanan
Ke bawah
2 56 2,7 4,2 1,5
kanan

Pada Tabel 1, kristal K-pemanganat yang bereaksi dengan air suling mengalami proses difusi,
dimana partikel kristal menyebar dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Pada
percobaan pertama waktu yang diperlukan kristal K-pemanganat untuk mencapai diameter 1
cm yaitu 47 detik dengan jarak yang dibutuhkan K-pemanganat untuk berdifusi selama 5
menit dan 10 menit yaitu 3 cm dan 3,5 cm dan perbandingan pergerakan 0,5 cm saja. Pada
percobaan kedua waktu yang diperlukan K-pemanganat untuk mencapai diameter 1 cm yaitu
56 detik, sedangkan jarak yang dibutuhkan kristal K-pemanganat untuk berdifusi selama 5
menit dan 10 menit yaitu 2,7 cm dan 4,2 cm dan perbandingan pergerakan 1,5 cm. Dari rata-
rata waktu, perbandingan untuk mencapai 1 cm dari kedua percobaan yaitu 9 detik. Hasil
tersebut membuktikan bahwa difusi dipengaruhi beberapa faktor yaitu ukuran partikel, luas
area dan kerapatan, semakin kecil partikel maka semakin cepat laju difusi dan luas area
mempercepat laju pergerakan difusi, namun hal tersebut berlaku apabila konsentrasi K-
pemanganat tinggi, apabila menyebar maka semakin luas maka laju pergerakan difusi
melambat karena partikel sudah menyebar merata menuju proses keseimbangan.

Tabel 2. Pengamatan K-pemanganat pada air dingin


Waktu (s) Ukuran (cm) Rerata
Arah
No Jarak
1 cm Pertama 5 Menit 10 Menit Rambat
(cm)
1 108 2,5 3,2 0,7 Ke bawah
2 50 2,2 3,2 1,0 Ke bawah

Pada Tabel 2, kristal K-pemanganat yang bereaksi dengan air suling mengalami prosis difusi,
dimana partikel kristal menyebar dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Pada
8

percobaan pertama waktu yang diperlukan kristal K-pemanganat untuk mencapai diameter 1
cm yaitu 108 detik dengan jarak yang dibutuhkan K-pemanganat untuk berdifusi selama 5
menit dan 10 menit yaitu 2,5 cm dan 3,2 cm dan perbandingan pergerakan 0,7 cm. Pada
percobaan kedua waktu yang diperlukan K-pemanganat untuk mencapai diameter 1 cm yaitu
50 detik, sedangkan jarak yang dibutuhkan kristal K-pemanganat untuk berdifusi selama 5
menit dan 10 menit yaitu 2,2 cm dan 3,2 cm dan perbandingan pergerakan 1,5 cm. Dari rata-
rata waktu, perbandingan untuk mencapai 1 cm dari kedua percobaan yaitu 9 detik. Hasil
tersebut membuktikan bahwa difusi dipengaruhi beberapa faktor yaitu suhu, semakin tinggi
suhu maka pergerakan partikel semakin cepat namun sebaliknya apabila suhu rendah maka
pergerakan partikel akan terhambat karena rendahnya energi kinetik pada pergerakan molekul
air sehingga reaksi antar molekul air dan kristal K-pemanganat hampir tidak terjadi

Tabel 3. Pengamatan K-pemanganat pada air panas


Waktu (s) Ukuran (cm) Rerata
Arah
No jarak
1 cm Pertama 5 Menit 10 Menit Rambat
(cm)
1 44 3,2 4,7 1,5 Ke bawah
2 40 2,7 3,8 1,1 Ke bawah

Pada Tabel 2, kristal K-pemanganat yang bereaksi dengan air suling mengalami prosis difusi,
dimana partikel kristal menyebar dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Pada
percobaan pertama waktu yang diperlukan kristal K-pemanganat untuk mencapai diameter 1
cm yaitu 44 detik dengan jarak yang dibutuhkan K-pemanganat untuk berdifusi selama 5
menit dan 10 menit yaitu 3,2 cm dan 4,7 cm dan perbandingan pergerakan 0,7 cm. Pada
percobaan kedua waktu yang diperlukan K-pemanganat untuk mencapai diameter 1 cm yaitu
50 detik, sedangkan jarak yang dibutuhkan kristal K-pemanganat untuk berdifusi selama 5
menit dan 10 menit yaitu 2,7 cm dan 3,8 cm dan perbandingan pergerakan 1,5 cm. Dari rata-
rata waktu, perbandingan untuk mencapai 1 cm dari kedua percobaan yaitu 9 detik. Hasil
tersebut membuktikan bahwa difusi dipengaruhi beberapa faktor yaitu suhu, semakin tinggi
suhu maka pergerakan partikel semakin cepat karena dipengaruhi oleh tingginya energi
kinetik pada molekul air sehingga mempercepat laju reaksi pada partikel kristal K-
pemanganat dan air untuk berdifusi.
9

Pembahasan
Dari hasil percobaan ketiga jenis air berdasarkan suhunya terdapat beberapa perbedaan
signifikan yang menyebabkan laju kecepatan difusi tersebut terjadi. Laju kecepatan difusi
pada kristal K-pemanganat yang paling cepat yaitu pada air panas dimana waktu yang di
perlukan untuk mencapai 1 cm yaitu 44 dan 40 detik dengan rata-rata jaraknya yang tinggi
yaitu 1,5 dan 1,1 cm, namun hal tersebut tidak jauh beda dengan percobaan pada air suling
dengan nilai rata-rata jarak 0,5 dan 1,5, serta pada air dingin yaitu 0,7 dan 1,0 cm. Hal
tersebut terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi menyebabkan tingginya energi kinetik pada
molekul air sehingga terjadi pendorongan yang kuat pada kristal K-pemanganat untuk
berdifusi. Sedangkan laju kecepatan difusi terendah pada kristal k-pemanganat terjadi pada
air dingin dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai 1 cm yaitu 108 dan 56 detik dan
rata-rata

jarak nya 0,7 dan 1,0 cm.

Osmosis
Tabel. 4 Pengamatan 20 menit pertama

Gelas Beker A Gelas Beker B Gelas Beker C


N
Pengamatan
o
Sebelum Sesudah Total Sebelum Sesudah Total Sebelum Sesudah Total

Berat Beban 0,5 0,3 0,8


1 5.5 6.0 6.3 6.0 5.6 6.4
(gr)
Licin
Licin Licin Licin Licin Licin
2 Tekstur agak
Keras Keras Keras Keras Keras
lembut

Ketebalan
3 2
(cm)

Keterangan: naik ( ), turun ( )


Pada Tabel 4 pada gelas beker A yang mengandung NaCl 0,5%, berat kentang 5,5 gram,
teksturnya licin keras, dan memiliki ketebalan 1 cm. Setelah direndam dalam air selama 20
menit pertama, maka berat kentang menjadi 6,0 gram atau naik 0,5 gram, tekstur menjadi
licin keras dan ketebalan tetap yaitu 1 cm. Artinya, kentang mengalami penambahan berat
dan ketebalan, serta tekstur yang tetap. Kenaikan tersebut terjadi karena beberapa faktor yang
mempengaruhi osmosis, diantaranya ukuran partikel, dan ketebalan membran ketebalan
10

membran, sehingga fator tersebut mempengaruhi laju pengeluaran air tidak maksimal,
mengingat hanya 0,5% saja NaCl yang terlarut.
Pada gelas beker B awal yang mengandung NaCl 25% berat kentang 6,3 gram,
teksturnya licin keras, dan ketebalan 1 cm. Setelah direndam dalam air selama 20 menit
pertama, maka berat kentang menjadi 6,0 gram atau turun 0,3 gram, tekstur menjadi licin
agak lembut dan ketebalan tetap 1 cm. Artinya, kentang mengalami penurunan berat dan
perubahan tekstur. Hal ini terjadi karena kentang mengandung konsentrasi air lebih tinggi
daripada konsentrasi air yang lebih rendah sehingga konsentrasi air dalam kentang bergerak
keluar menuju larutan garam yang bersifat hipertonik. Proses ini merupakan proses osmosis
yang terjadi pada larutan garam bersifat hipertonik.

Pada gelas beker C yang berisi air awal berat kentang 5,6 gram, teksturnya licin keras, dan
ketebalan 1 cm. Setelah direndam dalam air selama 20 menit pertama, maka berat kentang
menjadi 6,4 gram atau naik 0,8 gram, tekstur menjadi licin kerasdan ketebalan tetap 1 cm.
Hal ini terjadi karena konsentrasi tekanan air jauh lebih besar di gelas beker dibanding
dengan kentang sehingga air masuk dan menyebabkan terjadinya tekanan turgor pada sel
kentang yang menyebabkan bertambanya masa air dan sel menjadi lebih kencang hingga
konsentrasi antar zat pelarut mencapai hasil yang sama atau seimbang (isotonik).

Tabel 5. Pengamatan 20 menit kedua


Gelas Beker A Gelas Beker B Gelas Beker C
N Pengamatan (gr) (gr) (gr)
o Sebelum Sesudah Total Sebelum Sesudah Total Sebelum Sesudah Total

1 Berat Beban 6.0 6.2 0,2 6.0 5.5 6.4 6.7 0,3
0,5
2 Tekstur Licin Licin licin Licin Licin Licin
Keras Keras agak agak Keras Keras
lembut lembut
3 Ketebalan

Keterangan: naik ( ), turun ( )


Tabel 5 pada pengamatan 20 menit kedua, gelas beker A yang mengandung NaCl 0,5%, berat
kentang 6,0 gram, teksturnya licin keras, dan memiliki ketebalan 1 cm. Setelah direndam
dalam air selama 20 menit kedua, maka berat kentang menjadi 6,2 gram atau naik 0,2 gram,
tekstur menjadi licin keras dan ketebalan tetap yaitu 1 cm. Artinya, kentang mengalami
penambahan berat dan ketebalan, serta tekstur yang tetap. Hal tersebut terjadi karena.....
11

Pada gelas beker B awal yang mengandung NaCl 25% berat kentang 6,0 gram,
teksturnya licin agak lembut dan ketebalan 1 cm. Setelah direndam dalam air selama 20
menit kedua, maka berat timun menjadi 5,5 gram atau turun 0,5 gram, tekstur menjadi licin
agak lembut dan ketebalan tetap 0,9 cm. Artinya, kentang mengalami penurunan berat dan
perubahan tekstur. Hal ini terjadi karena kentang mengandung konsentrasi air lebih tinggi
daripada konsentrasi air yang lebih rendah sehingga konsentrasi air dalam kentang bergerak
keluar menuju larutan garam yang bersifat hipertonik. Proses ini merupakan proses osmosis
yang terjadi pada larutan garam bersifat hipertonik.

Pada gelas beker C yang berisi air awal berat kentang 6,4 gram, teksturnya licin keras, dan
ketebalan 1 cm. Setelah direndam dalam air selama 20 menit pertama, maka berat kentang
menjadi 6,7 gram atau naik 0,3 gram, tekstur menjadi licin kerasdan ketebalan tetap 1 cm.
Hal ini terjadi karena konsentrasi tekanan air jauh lebih besar di gelas beker dibanding
dengan kentang sehingga air masuk dan menyebabkan terjadinya tekanan turgor pada sel
kentang yang menyebabkan bertambanya masa air dan sel menjadi lebih kencang hingga
konsentrasi antar zat pelarut mencapai hasil yang sama atau seimbang (isotonik).

Pembahasan

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 1999. Biologi. Jakarta:Erlangga


Prabowo, habibi.K. 2016. Pengaruh Suhu dan Ukuran Partikel terhadap Laju Reaksi Praktek
Kimia. (Online) habibikanziprabowo.blogspot.co.id/2016/03/pengaruh-suhu-dan-
ukuran-partikel.html?m=1. Diakses tanggal 10 Februari 2017.
Kimball,J,W. 1983. Biologi. Jakarta:Erlangga
Purnomo, dkk. 2011. Biologi Kelas XI. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
12

Sasmitamihardja, Dardjat., dan Arbaya.H.Siregar. 1994. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.


Bandung: FMIPA ITB.

Anda mungkin juga menyukai