Anda di halaman 1dari 5

Biologi

Osmosis adalah perpindahan molekul terlarut melalui selaput semipermiabel dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian yang konsentrasi pelarut (misalnya air)
rendah (hipotonis) ke konsentrasi pelarut (misalnya air) tinggi (hipertonis). Membran
semipermeabel harus dapat dilewati oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.

Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tetapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan
konsentrasi yang lebih cair. Gaya per unit luas ang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya
pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang
lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.

Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.

Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan
mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.

Faktor yang mempengaruhi Osmosis:

 Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang
membran akan meresap dengan lebih mudah.

 Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih
cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.

 Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan
membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.

 Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan


jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar
resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.

 Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih
cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air lebih
banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit . Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia
air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan
difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang
sedikit di bawah kondisi yang sama.

Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1)
disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi
zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi
kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).

Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa
karena adanya peristiwa osmosis. Selain air,molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2
dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari
daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika
konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan(Anonim,
2009).Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air
melintas lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeabel
terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis,
tetapi dinding sel yang turgid itulah yang menimbulkan tekanan.

Sel hewan tidak mempunyai dinding, sehingga bila timbul tekanan didalamnya, sel tersebut
sering pecah, seperti yang terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam air. Sel
yang turgid banyak berperan dalam menegakkan tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury,
1995).Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai
proses perubahan entrropi. Komponen solvent murni memiliki entropi rendah, sedangkan
komponen berkandungan solut tinggi memiliki entropi yg tinggi juga. Mengikuti Hukum TermoII:
setiap perubahan yang terjadi selalu menuju kondisi entropi maksimum, maka solvent akan
mengalir menuju tempat yang mengandung solut lebih banyak, sehingga total entropi akhir yang
diperoleh akan maksimum. Solvent akan kehilangan entropi,dan solut akan menyerap entropi.
Saat kesetimbangan tercapai, entropi akan maksimum, atau gradien (perubahan entropi
terhadap waktu) bernilai nol, pada titik ekstrem, dS/dt = 0 (Wibosono, 2009)

https://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis

Difusi dan osmosis adalah jenis dar proses perpindahan zat. Keduanya adalah perpindahan zat
yang merupakan transpor pasif. Namun, tahukah kamu apa perbedaan difusi dan osmosis?
Berikut adalah penjelasannya! Pengertian Perbedaan difusi dan osmosis dapat dilihat dari
pengertiannya. Dilansir dari Biology LibreTexts, difusi adalah pergerakan bersih molekul dari
area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Sedangkan, osmosis adalah
pergerakan air dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui membran semipermeabel.
Sehingga, osmosis dapat dikatakan sebagai peristiwa difusi khusus yang hanya terjadi pada air.

Media Difusi dapat terjadi dalam media apa pun, baik zat padat, gas, maupun cair. Namun,
osmosis hanya terjadi dalam media berupa zat cair. Membran semipermeabel Perbedaan difusi
dan osmosis adalah keberadaan membran semipermeabel. Dilansir dari Biology LibreTexts,
membran semipermeabel adalah lapisan bahan yang tipis, memungkinkan beberapa zat
melewatinya, namun juga mencegah zat lain untuk melewatinya. Peristiwa osmosis hanya akan
terjadi pada cairan yang dipisahkan oleh membran semipermeabel. Sedangkan, peristiwa difusi
tidak memerlukan membran semipermeabel.

Zat yang berdifusi Perbedaan difusi dan omosis selanjutnya adalah jenis zat yang berdifusi atau yang
mengalami perpindahan. Dilansir dari Thought Co, partikel pelarut dan terlarut dapat bergerak bebas
dalam difusi, sedangkan dalam osmosis hanya pelarut (air) yang dapat bergerak melewati membran
semipermeabel. Aliran partikel Dalam omosis, aliran partikel yang berpindah hanya terjadi dalam
satu arah. Yaitu, dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Sedangkan dalam difusi yang tidak
dibatasi membran, aliran perpindahan partikel terjadi ke segala arah. Yaitu, dari area yang memiliki
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Osmosis dapat dihentikan sedangkan difusi tidak Dilansir dari Encyclopedia Britannica, proses
osmosis dapat dihentikan dengan meningkatkan tekanan pada larutan dengan jumlah tertentu yang
disebut dengan tekanan osmotik. Adapun, dengan memanipulasi tekanan osmotiknya, aliran osmosis
dapat dibalikkan. Sedangkan, proses difusi tidak dapat dihentikan maupun dibalikan alirannya.

https://www.kompas.com/skola/read/2022/11/08/143000769/perbedaan-difusi-dan-osmosis

Proses difusi dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya
ketika kamu melarutkan gula untuk membuat teh manis, atau menaburkan garam ke dalam
masakan.
Dari contoh tersebut dapat kita pahami bahwa difusi adalah perpindahan suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke rendah.

Difusi dalam prosesnya melibatkan dua zat yang salah satunya berkonsentrasi lebih tinggi
dari zat lain. Kondisi ini menyebabkan perpindahan dan pembauran ke seluruh partikel
secara merata.

A. Pengertian Difusi
Dilansir Britannica Encyclopedia, difusi adalah proses yang dihasilkan dari gerakan molekul
dimana alirannya berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi
rendah.

Dalam definisi tersebut, perbedaan konsentrasi pada dua larutan dikenal juga dengan
sebutan gradien konsentrasi. Meski tidak ada perbedaan konsentrasi, perpindahan molekul
tetap dapat terjadi untuk mencapai kesetimbangan.

Proses difusi juga berlaku dalam tubuh manusia. Menurut Modul Biologi Kelas XI yang
disusun oleh Saifullah (2020), difusi adalah proses perpindahan partikel suatu zat dari
larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah untuk mencapai
keseimbangan.

Contoh difusi dalam tubuh manusia yaitu ketika kita menarik napas maka alveolus
mengembang dan oksigen masuk ke paru-paru. Lalu, ketika menghembuskan napas,
alveolus mengempis dan karbon dioksida keluar dari tubuh. Nah, proses ini terjadi
disebabkan molekul bergerak dari konsentrasi tinggi ke rendah.

B. Proses Difusi
Proses difusi dapat terjadi di zat padat, zat cair, atau zat gas. Dalam hal ini, prosesnya tidak
memerlukan energi karena itulah proses difusi disebut juga sebagai sistem transpor pasif.

Proses difusi adalah kondisi dimana terjadinya pergerakan partikel zat dengan gerakan acak
yang berdifusi dari bagian berkonsentrasi tinggi menuju ke bagian yang lebih rendah melalui
membran sel.
Sebuah partikel dapat melewati membran tersebut jika ukuran partikel sangat kecil dan
dapat larut dalam air maupun lemak.

C. Faktor yang Mempengaruhi Difusi


Berikut ini merupakan sejumlah faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah sebagai
berikut:

1. Ukuran molekul yang meresap


Jika molekul berukuran besar, maka proses difusi akan lebih lambat untuk melewati
membran daripada molekul yang ukurannya lebih kecil.

2. Suhu
Gerakan molekul akan lebih cepat ketika terjadi kenaikan suhu. Hal ini tentunya berdampak
pada laju difusi yang juga semakin cepat.

3. Konsentrasi zat
Laju difusi juga didasarkan pada besar gradien konsentrasi yang ada pada dua zat.

4. Wujud materi
Proses difusi pada zat padat biasanya akan lebih lambat dibandingkan dengan zat cair dan
zat gas. Contohnya proses difusi O2 pada hewan bersel satu. Difusi dapat terjadi karena
konsentrasi O2 di udara lebih tinggi daripada konsentrasi O2 di dalam sel.

A. Pengertian Difusi
Dilansir Britannica Encyclopedia, difusi adalah proses yang dihasilkan dari gerakan molekul
dimana alirannya berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi
rendah.

Dalam definisi tersebut, perbedaan konsentrasi pada dua larutan dikenal juga dengan
sebutan gradien konsentrasi. Meski tidak ada perbedaan konsentrasi, perpindahan molekul
tetap dapat terjadi untuk mencapai kesetimbangan.

Proses difusi juga berlaku dalam tubuh manusia. Menurut Modul Biologi Kelas XI yang
disusun oleh Saifullah (2020), difusi adalah proses perpindahan partikel suatu zat dari
larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah untuk mencapai
keseimbangan.

Contoh difusi dalam tubuh manusia yaitu ketika kita menarik napas maka alveolus
mengembang dan oksigen masuk ke paru-paru. Lalu, ketika menghembuskan napas,
alveolus mengempis dan karbon dioksida keluar dari tubuh. Nah, proses ini terjadi
disebabkan molekul bergerak dari konsentrasi tinggi ke rendah.

B. Proses Difusi
Proses difusi dapat terjadi di zat padat, zat cair, atau zat gas. Dalam hal ini, prosesnya tidak
memerlukan energi karena itulah proses difusi disebut juga sebagai sistem transpor pasif.

Proses difusi adalah kondisi dimana terjadinya pergerakan partikel zat dengan gerakan acak
yang berdifusi dari bagian berkonsentrasi tinggi menuju ke bagian yang lebih rendah melalui
membran sel.
Sebuah partikel dapat melewati membran tersebut jika ukuran partikel sangat kecil dan
dapat larut dalam air maupun lemak.

C. Faktor yang Mempengaruhi Difusi


Berikut ini merupakan sejumlah faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah sebagai
berikut:

1. Ukuran molekul yang meresap


Jika molekul berukuran besar, maka proses difusi akan lebih lambat untuk melewati
membran daripada molekul yang ukurannya lebih kecil.

2. Suhu
Gerakan molekul akan lebih cepat ketika terjadi kenaikan suhu. Hal ini tentunya berdampak
pada laju difusi yang juga semakin cepat.

3. Konsentrasi zat
Laju difusi juga didasarkan pada besar gradien konsentrasi yang ada pada dua zat.

4. Wujud materi
Proses difusi pada zat padat biasanya akan lebih lambat dibandingkan dengan zat cair dan
zat gas. Contohnya proses difusi O2 pada hewan bersel satu. Difusi dapat terjadi karena
konsentrasi O2 di udara lebih tinggi daripada konsentrasi O2 di dalam sel.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6043540/difusi-pengertian-proses-jenis-dan-
contohnya

Anda mungkin juga menyukai