Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang Transpirasi dan Pertukaran energi. Makalah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Tumbuhan,
guna mendapatkan nilai tugas diskusi. Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan
merupakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam
proses kegiatan belajar Anatomi Fisiologi Tumbuhan dan sumber pengetahuan kepada
pembaca dan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman- teman, Ibu Pembimbing yang
sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.

Palembang, 20 Maret 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. 1


Daftar Isi ....................................................................................................... 2
BAB 1 Pendahuluan ...................................................................................... 3
a. Latar Belakang .................................................................................. 3
b. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
c. Tujuan ................................................................................................ 4
BAB 2 Pembahasan ...................................................................................... 5
a. Gambaran Umum Transpirasi ........................................................... 5
b. Fungsi Transpirasi pada Tumbuhan .................................................. 9
c. Proses-Proses Transpirasi ................................................................. 9
d. Jenis-Jenis Transpirasi ....................................................................... 10
e. Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi ............................................ 10
f. Mekanisme Transpirasi........................................................................14
g. Kondisi yang Mempengaruhi Laju Transpirasi....................................17
h. Pengukuran Transpirasi........................................................................17
i. Pelepasan Panas Pada Transpirasi........................................................18
j. Kegunaan dan Kerugian Transpirasi....................................................19
k. Pertukaran Energi.................................................................................20
BAB 3 Penutup .............................................................................................. 22
a. Kesimpulan ........................................................................................ 22
b. Saran .................................................................................................. 23
Daftar Pustaka ................................................................................................ 24

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air merupakan salah satu factor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan.
Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung
pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh tumbuhan, kecepatan proses
penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan.
Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses
keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk uap atau gas ke udara
di sekitar tubuh tumbuhan dinamakan transpirasi. Transpirasi berlangsung melalui bagian
tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu luka dan jaringan epidermis pada
daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah, dan bahkan akar.

Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang mampu merubah
wujud air sebagai cairan ke wujud air sebagai uap atau gas dan faktor-faktor yang mampu
menyebabkan pergerakan uap atau gas. Faktor-faktor tersebut meliputi suhu, cahaya,
kelembaban udara, dan angina. Di samping itu luas permukaan jaringan epidermis atau
luka tempat proses transpirasi berlangsung juga ikut berperan.

Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Semakin besar intensitas


cahaya semakin tinggi laju transpirasi. Faktor-faktor lingkungan lainnya yang
berpengaruh terhadap transpirasi antara lain: konsentrasi CO2, temperatur, kelembaban
relatif, kepadatan udara, dan kecepatan angin. Sedangkan faktor tanaman yang
mempengaruhi laju transpirasi adalah jumlah daun dan stomata. Pada makalah ini, akan di
bahas mengenai pengaruh cahaya terhadap laju transpirasi.

Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi,
juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari.
Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena
melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu
menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus
mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup
tanaman dapat terus terjamin.

3
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu transpirasi?
2. Apa saja fungsi transpirasi pada tumbuhan?
3. Bagaimana proses-proses transpirasi?
4. Apa saja jenis-jenis transpirasi?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi transpirasi?
6. Bagaimana mekanisme transpirasi?
7. Apa saja kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi?
8. Bagaimana pengukuran transpirasi?
9. Bagaimana pelepasan panas pada transpirasi?
10. Apa saja kegunaan dan kerugian transpirasi?
11. Bagaimana pertukaran energi?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi transpirasi
2. Mengetahui fungsi transpirasi pada tumbuhan
3. Mengetahui proses-proses transpirasi
4. Mengetahui jenis-jenis transpirasi
5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi transpirasi
6. Mengetahui mekanisme transpirasi
7. Mengetahui kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi
8. Mengetahui pengukuran transpirasi
9. Mengetahui pelepasan panas pada transpirasi
10. Mengetahui kegunaan dan kerugian transpirasi
11. Mengetahui proses pertukaran energi

4
BAB 2
PEMBAHASAN

TRANSPIRASI

A. Gambaran Umum

Transpirasi dalam bahasa Latin "Trans" berarti "melintasi" dan "Spirare" berarti
"mengisap". Pengertian transpirasi tumbuhan adalah suatu proses penguapan atau pelepasan
uap air pada tumbuhan melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Besarnya transpirasi
tergantung dari jenis tumbuhan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara dan sinar
matahari. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang
lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibanding dengan yang
hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang
dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata.

Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan
meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi.
Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam
transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel palisade dan mesofil
bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata
ke udara. Air yang hilang dari dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari
protoplas, pada gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan

5
akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian dari sistem pembuluh yang meluas ke tempat
persediaan air dalam tanah.

Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam
penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang
antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel
biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air
yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dengan jumlah yang masuk per
satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air.

Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa


nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun disebabkan oleh
penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena difusi air dari
stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi mineral
dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem. Proses transpirasi akan menyebabkan potensial
air lebih rendah dibandingkan batang ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap
air dari akar.

Untuk menguapkan air, tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy menjadi
panas. Dengan demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun.
Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui
cahaya langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari jaringan
tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya air.

Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan


yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan sehingga
mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya
mati. Bila laju transpirasi rendah terjadi defisiensi dan sebaliknya bila laju transpirasi tinggi
maka terjadi peningkatan mineral. Umumnya penyerapan mineral dilakukan bersama dengan
penyerapan air, sehingga transpirasi secara tidak langsung membantu transpor air keseluruh
tubuh tanaman. Selama daun masih dapat menarik air dari tanah dengan cukup cepat untuk
menggantikan air yang hilang, maka transpirasi tidak akan menyebabkan masalah. Ketika
transpirasi melebihi pengiriman air melaui xilem, seperti ketika tanah mulai mengering, daun
mulai layu karena sel-selnya kehilangan tekanan turgor.

6
Laju potensial transpirasi yang paling besar adalah saat hari panas terik, kering dan
berangin, karena semua itu merupakan faktor lingkungan yang menigkatkan penguapan air.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman
tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke
bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman
ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada
tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi.
Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan
menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada
lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan
xilem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian
dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus
menerus berlanjut.

Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi.
Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi
dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air
akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman. Proses transpirasi ini selain
mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan
tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati
karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi
penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui
proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan
fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

Struktur anatomi daun memungkinkan penurunan jumlah difusi dengan menstabilkan


lapis pembatas tebal relatif. Misalnya rapatnya jumlah trikoma pada permukaan daun
cenderung meyebabkan lapisan pembatas udara yang reltif tidak bergerak. Stomata yang
tersembunyi menekan permukaan daun sehingga stomata membuka. Udara memiliki efek
penting dalam penjenuhan jumlah udara. Udara hangat membaewa lebih banyak air dari pada
udara dingin. Oleh karena itu, pada saat panan volume udara akan memberikan sedikit uapa
air dengan kelembaban relatif yang lebih rendah daripada saat dingin. Untuk alasan ini,
tumbuhan cenderung kehilangan air lebih cepat pada udara hangat dari pada udara dingin.
Hilangnya uap air dari ruang interseluler daun menurunkan kelembaban relatif pada ruang

7
tersebut. Air yang menguap dari daun (stomata) ini menimbulkan kekuatan kapiler yang
menarik air dari daerah yang berdekatan dalam daun.

Transpirasi adalah suatu proses kehilangan air dalam bentuk uap air pada suatu
tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air ini dapat juga melalui
selain stomata, namun demikian, karena proporsi kehilangan air yang paling banyak adalah
melalu stomata, maka penghitungan transpirasi hanya pada uap air yang hilang melalui
stomata. Umumnya, traspirasi terjadi sepanjang tumbuhan hidup. Sebagai contoh, pada
tanaman jagung, tanaman membutuhkan air sebanyak 225 kg yang ditranspirasikan untuk
menghasilkan 1 kg bobot kering tanaman.

Bagi tumbuhan, transpirasi bukanlah hal mutlak yang harus dilakukan untuk menjaga
tumbuhan agar tetap hidup. Faktanya, ada beberapa tumbuhan yang tidak melakukan
transpirasi seperti tumbuhan air atau tumbuhan yang hidup pada kelembaban udara 100%.
Walaupun bukan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan, transpirasi tetaplah memiliki
fungsi dankegunaan jika dilakukan oleh tumbuhan.

Walaupun tidak semuanya terjadi karena transpirasi, pengangkutan garam mineral


oleh tumbuhan sedikit banyak juga dipengaruhi oleh transpirasi. Mineral yang diserap
tumbuhan melalui akar dan diangkut ke bagian atas tumbuhan bergerak dalam arus
transpirasi, yaitu aliran air melalui xylem akibat transpirasi. Satu hal yang membuktika
bahwa transpirasi bukanlah satu-satunya alur pengangkutan air dan hara mineral adalah
adanya pergerakan air dan mineral pada musim semi di mana pada saat itu daun masih sangat

8
minim atau bahkan belum ada. Kalsium dan boron adalah dua unsur yang peka terhadap
perbahan laju transpirasi. Tanaman yang ditanam pada lahan yang kaya CO2 sehingga
stomata banyak menutup menunjukkan gejala kekahatan kalsium. Sebaliknya, pada saat
transpirasi terlalu cepat, terjadi gejala keracunan karena meningkatnya suatu unsur hara.

Transpirasi juga berperan pada turgiditas sel. Sel tumbuhan akan berfungsi optimal
pada tingkat turgiditas tertentu. Ketika turgiditas sel menjadi lebih tinggi atau lebih rendah
dari turgiditas normal, sel tersebut akan menurun fungsinya. Beberapa contoh kasus turgiditas
sel yang terlalu tinggi hingga menyebabkan sel-sel nya pecah sering terjadi pada buah
berdaging seperti tomat, anggur, cherry, da beberapa jenis cabai tertentu.

Transpirasi merupakan suatu proses pendinginan daun. Penguapan air merupakan


proses pendinginan yang kuat. Molekul air yang berkecepatan tinggi mengua dan ketika
mereka menguap meninggalkan air, kecepatan rerata molekul tertinggal menjadi lebih kecil,
yang berarti zat cair tersebut lebih dingin. Terkadang, transpirasi merupakan satu-satunya
cara untuk memindahkan panas dari daun ke lingkungannya. Daun-daun terkadang menjadi
lebih dingin dari udara sekitar walaupun mendapatkan sinar matahari penuh. Daun tersebut
menyerap lebih banyak radiasi daripada memancarkannya. Daun-daun tersebut dapat menjadi
lebih dingin hanya karena mampu menguapkan air ke lingkungannya. Kalaupun tidak terjadi
transpirasi, suhu daun akan tetap didinginkan oleh proses fisika yang lain yaitu secara
konduksi. Namun, pendinginan yang disebabkan oleh proses konduksi ini hanya berlangsung
jika suhu daun lebih.

B. Fungsi Transpirasi pada Tumbuhan


1. Memperkuat daya kapiler yang dimiliki pembuluh angkut sehingga air dan nutrisi
dapat sampai kebagian paling luar tumbuhan
2. Sebagai bentuk pemutar (siklus) air dalam tanah sehingga air dalam tanah dapat
berputar kembali menjadi hujan.

C. Proses-proses Transpirasi
1. Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun. Proses
ini akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akan kekurangan air sehingga
potensial airnya menurun. Pada tahap inilah air yang diserap oleh akar akan
dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.

9
2. Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula ataupun
lentisel. Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap air, tumbuhan dapat
pula mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut gutasi
dengan melalui alat yang disebut hidatoda, yaitu yaitu suatu lubang yang
terdapat pada ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan
tertentu.

D. Jenis-jenis Transpirasi
Ada tiga jenis transpirasi, yaitu :
1. Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis.
Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis
tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10%. Oleh karena itu, sebagian besar
air yang hilang terjadi melaui stomata.
2. Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh
air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap
air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke athmosfer di
luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selali
jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer pasti terjadi
kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.
3. Transpirasi Lentisel
Yaitu pada daerah kulit kayu yang berisi sel-sel. Uap air yang hilang melalui
jaringan ini adalah 0,1%

E. Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi


 Faktor dalam :
a. Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula
secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang
terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih
banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih
sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor

10
utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam
kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
b. Jumlah dan ukuran stomata.
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan
mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total
daripada pembukaan dan penutupan stomata.
c. Jumlah daun.
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi
d. Penggulungan atau pelipatan daun.
Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang
menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air
terbatas.
e. Kedalaman dan proliferasi akar
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman
budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar.
Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari
proliferasi akar (akar per satuan volume tanah ) meningkatkan
pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi
pelayuan permanen.
 Faktor luar :
a. Sinar matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan
membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi
banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga
mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti
juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan
tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya
stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi.
b. Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi
transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam
naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar
matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara.
Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut
11
lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun
dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan tempratur menambah tekanan
uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga
menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar
daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan
setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada
perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun
ke udara bebas.
c. Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan
yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari
pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun
itu lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-
molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke
konsentrasi yang rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang
basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan
transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air,
biasanya dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari
molekul air tersebut bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan
proses kebalika transpirasi. Laju gerak masuknya molekul uap air tersebut
berbanding dengan konsentrasi uap air udara, yaitu kelembaban. Gerakan
uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang
hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan
menurun dengan meningkatnya kelembaban udara
d. Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi.
Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat
stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun
kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai
pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju
transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung
untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya,
melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh
angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap
12
penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya
terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh
terbentuk di sekitar permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika
udara secara keseluruhan tidak jenuh, maka akan terdapat gradasi
konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara yang
semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu transpirasi
terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai penghambat difusi
uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena itu, dalam udara
yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air untuk
berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah
tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua
adalah tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan
dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak,
besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap
transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin
sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena kecendrungannya
untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan oleh
kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju
transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu
meningkatkan transpirasi.
e. Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana
akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air
lewat bagian-bagian lain yang ada di atas tanah seperti batang dan daun
juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu tiada seberapa
kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang
mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga
penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi
akan segera tampak.

13
F. Mekanisme Transpirasi

Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan.


Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal yang
penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di
luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air
ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari
akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana
perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas jaringan
palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara sel epidermis
bawah dengan stomata.
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga antar
sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang
merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang
banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga
antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar
sel tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun.
Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal dari xylem tulang daun yang
selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari
akar.Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga
antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalaupun ada

14
uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya hanya sedikit dan
dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada epidermis tadi
harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara
rongga antar sel dengan atmosfer.
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan
menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan
untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu
1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup
lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba (Salisbury dan
Ross, 1995). Loveless (1991) dalam literaturnya menyebutkan terbukanya stomata
pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada dalam udara tanpa karbon
dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat terlaksana. Kalau tekanan uap air di
atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari rongga antar sel akan keluar
ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi.
Mekanisme membukanya stomata

15
Cahaya fotosintesis dalam sel-sel mesophyl berkurangnya CO2 dalam
ruang antar sel menaikan pH dalam sel penutup perubahan enzimatik menjadi
gula menaikkan kadar gula menaikkan tekanan osmotic dari getah sel
menaikkan turgor stomata membuka (Pandey dan Sinha, 1983). Air diserap ke
dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak
menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem
mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom
berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian
besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan
kemudian ke atas melalui arus transportasi
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2,
cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-
faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya
dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan
kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran
gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk
mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Sebagian besar
transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam
jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka
stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti
bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu
mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil
melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan
akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-
tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan
transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan
dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air
melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada
akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xylem yang
merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air
kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi,
sehingga proses ini terus menerus berlanjut.
Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses
16
transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan
proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari
dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke
bagian atas sebuah tanaman Proses transpirasi ini selain mengakibatkan
penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman
yang terus menerus berada di bawah sinar matahari.
Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari
karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan
membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi,
tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan
fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

G. Kondisi yang Mempengaruhi Laju Transpirasi

Dalam bukunya Loveless (1991) menuliskan, oleh karena transpirasi melibatkan


difusi uap air dari ruang-ruang antar sel ke udara melalui stomata, maka laju
transpirasi akan bergantung pada:
1. Tahanan jalur yang dilalui terhadap molekul-molekul uap air yang
berdifusi
2. Perbedaan konsentrasi antara uap air di dalam dan di luar daun, yaitu
ketajaman gradasi difusi
Bila stomata terbuka dan karena itu tahanan minimal, laju transpirasi
dipengaruhi oleh sembarang faktor yang mempengaruhi ketajaman gradasi difusi
antara ruang antarsel dan athmosfer. Bila stomata terbuka, laju transpirasi bergantung
kepada perbedaan antara tekanan uap udara jenuh di dalam daun dan tekanan uap
udara di luar daun. Bila faktor-faktor lain sama, semakin rendah tekanan uap dalam
udara luar semakin cepat transpirasi terjadi

H. Pengukuran Transpirasi
Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya
adalah karena semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu
tumbuhan dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi.
Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi :
a. Kertas korbal klorida

17
Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang
diganti dengan pengukuran uap air yang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering.
Kertas ini berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah
menjadi merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada
permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah daun.
Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah jambu
dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup kertas.
b. Potometer
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, dengan asumsi
bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama
dengan jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.
c. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
Cara ini mengharuskan tumbuahn atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah
bejana tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
d. Penimbangan langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang
tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan
permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir
untukjangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.

I. Pelepasan Panas pada Transpirasi


Daun yang terdedah pada radiasi matahari, akan menyerap sejumlah besar energi
radiasi tersebut, yang selanjutnya dengan suatu cara akan dilepaskan kembali ke
lingkungannya. Apabila energi ini tidak dilepaskan kembali ke lingkungannya, maka
energi tersebut akan diubah menjadi energi panas dan menaikkan suhu daun. Karena
transpirasi merupakan proses yang mengkonsumsi energi, seringkali dianggap bahwa
penguapan air dalam transpirasi ini merupakan pelepasan panas yang diserap oleh daun
tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemindahan panas pada tumbuhan
yaitu radiasi neto positif dan negatif (radiasi neto negatif jika daun meradiasikan lebih
banyak energi ke lingkungannya, dan radiasi positif jika daun menerima atau menyerap
lebih banyak energi dari lingkungannya), konveksi negatif dan konveksi positif (konveksi
negatif jika panas pindah dari daun ke udara, dan konveksi positif jika panas pindah dari
udara ke daun), kadar konsumsi panas negatif dan positif (kadar konsumsi panas negatif

18
jika air diuapkan dari daun, dan kadar konsumsi panas positif jika air mengembun pada
permukaan daun), penyimpanan negatif dan positif (penyimpanan negatif jika suhu daun
turun dan penyimpanan positif jika suhu daun naik), dan metabolisme seperti fotosintesis
atau respirasi.

J. Kegunaan dan Kerugian Transpirasi


a. Kegunaan transpirasi
Pada tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru
yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di
dalam hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang
membahayakan dapat dicegah karena sebagia dari sinar matahari yang memancar itu
digunakan untuk penguapan air. Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui
pembulih xilem, membuang kelebihan air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap
pada kondisi optimal, mengatur bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk
menjaga stabilitas suhu daun.
Pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi.
Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi
berlangsung secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada
siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika
transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.

b. Kerugian transpirasi
Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas,
penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, tanaman layu, layu
permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi.

19
K. PERTUKARAN ENERGI

Transpirasi mendinginkan daun, pengembunan uap air atau es pada daun (berupa
embun atau titik-titik es) melepaskan panas (kalor) laten pengembunan air ke daun dan
lingkungannya. Radiasi yang datang akan memanaskan daun, tetapi daun memancarkan
energi ke lingkungannya. Jika suhu daun berubah, keadaan yang memang lazim terjadi, daun
akan menyimpan atau melepaskan panas (kalor). Jika sehelai daun tipis menyimpan panas
(kalor) dalam jumlah tertentu, suhunya akan naik dengan cepat; jumlah panas (kalor) yang
sama yang disimpan dalam kaktus hanya sedikit saja yang menaikkan suhunya, namun kaktus
tetap panas lebih lama. Untuk mudahnya, hanya akan diambil contoh daun yang berada
dalam kesetimbangan dengan lingkungannya; artinya, pada suhu konstan. Sekitar 1-2%
cahaya diubah menjadi energi kimia melalui fotosintesis, dan jumlah yang kecil itu dapat
diabaikan. Energi yang dihasilkan dari respirasi dan proses metabolic lainnya juga dapat
diabaikan karena terlalu kecil. Pada keadaan tetap, ada tiga mekanisme pertukaran energi
yang mempengaruhi terjadinya suhu daun, yaitu radiasi, konveksi, dan transpirasi.

Sebagian dari energi cahaya matahari akan diserap oleh tumbuhan, terutama
membantu reaksi terang pada proses fotosintesis. Namun sebagian energi cahaya matahari
jika tidak dilepaskan justru akan meningkatkan suhu tumbuhan, terutama pada bagian daun
yang umumnya berstruktur tipis. Hal ini tentunya akan membahayakan bagi keberlangsungan
proses metabolismenya bahkan dapat merusak komponen-komponen penyusunnya dan enzim
yang relative sensitif. Maka untuk menetralisir suhu yang berlebihan, daun melakukan
mekanisme pelepasan molekul-molekul air ke udara melalui stomata. Energi cahaya matahari
yang diterima daun sebagian akan dipakai untuk meningkatkan energi kinetik molekul-
molekul air, sehingga molekul air tersebut bisa lepas ke udara bersama energi panas tersebut
(dibutuhkan 580 kalori untuk menguapkan 1 gram air) sedangkan air yang masih tertinggal
masih relatif dingin. Mekanisme pertukaran energi yang mempengaruhi terjadinya suhu daun
yaitu radiasi, konveksi, dan transpirasi. Jika daun menyerap energi radiasi yang lebih banyak
daripada yang dipancarkannya, maka kelebihannya harus dibuang dengan cara konveksi atau
transpirasi, atau melalui kedua cara tersebut.

Transpirasi juga merupakan mekanisme control keseimbangan dan stabilitas cairan


tubuh. Stabilitas cairan tubuh terjaga apabila volume penyerapan air sebanding dengan
volume kebutuhan air untuk mempertahankan turgiditas jaringan (tekanan hidrostatik) dan air
untuk mendukung metabolisme serta stabilisasi suhu jaringannya. Bila transpirasi berlebihan

20
yang tidak seimbang dengan aliran air yang masuk, maka jaringan akan kehilangan
turgiditasnya. Tumbuhan menjadi layu atau bahkan mengering dan mati. Selain itu peranan
transpirasi dalam tumbuhan untuk menurunkan suhu atau mendinginkan daun. Daun yang
tidak melakukan transpirasi akan lebih panas beberapa derajat. Perubahan suhu dari daun
menunjukan adanya pertukaran energi dari daun dan lingkungannya. Dari 100 % jumlah air
yang diserap oleh tumbuhan hanya 1% yang digunakan untuk metabolisme tumbuhan,
sedangkan 99 % ditranspirasikan.

21
BAB 3
PENUTUP
a. Kesimpulan
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata,kutikula,dan lentisel. Proses proses transpirasi terjadi melalui 2
tahapan, yaitu:

1) Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun. Proses ini akan
terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan air
ke rongga antar sel akan kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Pada tahap inilah
air yang diserap oleh akar akan dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.

2) Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula ataupun lentisel.

Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam
antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan
daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan
letak stomata dan faktor luar antara lain: Kelembaban,Suhu,Cahaya,Angin,Kandungan air
tanah.

Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada
dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang
besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang banyak. Penguapan air ke
rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air
sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal dari
xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang
menerima dari akar.Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam
rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalaupun ada
uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya hanya sedikit dan dapat
diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada epidermis tadi harus
membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel
dengan atmosfer.

22
Bagi tumbuhan, transpirasi yang berlangsung memberikan beberapa manfaat, antara lain :

1. Memperkuat daya kapiler yang dimiliki pembuluh angkut sehingga air dan nutrisi
dapat sampai kebagian paling luar tumbuhan
2. Sebagai bentuk pemutar (siklus) air dalam tanah sehingga air dalam tanah dapat
berputar kembali menjadi hujan.
b. Saran
Setelah kita mengkaji materi tentang transpirasi pada tumbuhan, setidaknya kita telah
mengetahui apa itu transpirasi, jenis-jenis transpirasi dan mekanisme pada transpirasi,oleh
karena itu diharapkan kepada penulis dan pembaca agar mampu menerapkan pengetahuan
yang telah diperoleh dari makalah ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Frank, K. 1991, Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.

http://www.learniseasy.com/pengertian-transpirasi-tumbuhan.html

https://plus.google.com/107606547841582429919/posts/f2uAisTxY1w

https://www.amazine.co/25259/apa-itu-transpirasi-memahami-proses-penguapan-pada-
tumbuhan/

Lakitan, Benyamin. 2001, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Salisbury, F. B. 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 1, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

24

Anda mungkin juga menyukai