Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt,

karena rahmat dan

nikmat-Nyalah kami dapat mnyelesaikan sebuah tugas makalah Fisiologi


Tumbuhan ini yang diberikan oleh Bapak Dr. H. Eko Budi Minarno, M.Pd., Bapak
Suyono, M.P., Ibu Azizatur Rahmah, M.Sc. dan Ibu Shinta, M.Si. selaku dosen
pembimbing Fisiologi Tumbuhan.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen
yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar
setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah.
Makalah ini berjudulTranspirasi. Adapun sumber-sember dalam
pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa buku yang membahas tentang
materi yang berkaitan dan juga melalui media internet.
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada
penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan
kami yang masih seorang mahasiswa.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali kekurangankekurangan yang ditemukan, oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesarbesarnya. Dan kami dengan besar hati sangat mangharapkan adanya kritik dan
saran dari para pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembacanya.

Malang, 28 Agustus 2015

17

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG..................................................................................4
1.2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................5
1.3. TUJUAN......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1. PENGERTIAN TRANSPIRASI..................................................................6
2.2. MEKANISME MEMBUKA DAN MENUTUPNYA STOMATA...............8
2.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSPIRASI.............8
2.3.1. FAKTOR DALAM..................................................................................8
2.3.2. FAKTOR LUAR......................................................................................9
2.4. TIPE TRANSPIRASI.................................................................................10
2.5. CARA PENGUKURAN TRANSPIRASI..................................................11
2.6. MEKANISME TRANSPIRASI.................................................................12
2.7. PENTINGNYA TRANSPIRASI BAGI TUMBUHAN.............................15
2.7.1. KEUNTUNGAN TRANSPIRASI..........................................................15
2.7.2. KERUGIAN TRANSPIRASI.................................................................16
BAB III KESIMPULAN......................................................................................17

17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Transpirasi merupakan pengeluaran
berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas, melaui stomata (mulut
daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian
tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun
seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman
(Lakitan, 1993).
Transpirasi terjadi pada tumbuhan dan memegang peranan penting dalam
proses metabolisme serta memberikan manfaat bagi tumbuhan. Transpirasi
berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu
jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah, dan bahkan
akar. Sebenarnya seluruh bagian tanaman itu mengadakan transpirasi, akan tetapi
biasanya yang dibicarakan adalah hanya transpirasi yang melalui daun, karena
hilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat
daun (Salisbury dan Ross, 1992).
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali Imron ayat 190 yang berbunyi :

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
Ayat diatas menjelaskan bahwa terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berakal, tanda-tanda di sini dimaksudkan fenomena-fenomena yang terjadi di
alam. Proses transpirasi merupakan suatu fenomena yang terjadi pada tumbuhan

17

yang diciptakan oleh Allah agar manusia mengkaji dan mempelajari fenomena

tersebut. Oleh karena itu, yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini adalah
agar pembaca dapat memahami proses- proses transpirasi, faktor-faktor yang
mempengaruhi transpirasi serta pentingnya transpirasi bagi tumbuhan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Transpirasi ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Transpirasi ?
3. Bagaimana cara pengukuran Transpirasi ?
4. Bagaimana mekanisme Transpirasi ?
5. Mengapa Transpirasi penting bagi tumbuhan ?
1.3. TUJUAN
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Transpirasi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Transpirasi
3. Untuk mengetahui cara pengukuran Transpirasi
4. Untuk mengetahui mekanisme Transpirasi

17

5. Untuk mengetahui pentingnya Transpirasi bagi tumbuhan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN TRANSPIRASI
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Transpirasi merupakan pengeluaran
berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas, melaui stomata (mulut
daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian
tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun
seperti

stomata,

lubang

kutikula,

dan

lentisel

oleh

proses

fisiologi

tanaman. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian


tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibanding dengan yang hilang melalui stomata (Lakitan, 1993).
Transpirasi merupakan aktivitas fisiologis penting yang sangat dinamis,
berperan sebagai mekanisme adaptasi terhadap kondisi lingkungannya, terutama
terkait dengan kontrol cairan tubuh, penyerapan dan transportasi air, garam-garam
mineral serta mengendalikan suhu jaringan. Transpirasi merupakan proses
hilangnya air dalam bentuk uap air dari tubuh tumbuhan yang sebagian besar
terjadi melalui stomata, selain melalui kutikula dan lentisel. Karena sifat kutikula
yang impermeabel terhadap air, transpirasi yang berlangsung melalui kutikula
relatif sangat kecil. Transpirasi dapat merugikan tumbuhan bila lajunya terlalu
cepat yang menyebabkan jaringan kehilangan air terlalu banyak selama musim
panas dan kering (Ratnawati dan Suyitno, 2004).
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya
5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui
stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga
jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu
transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang,

17

cabang, ranting, bunga, buah dan akar (Wilkins, 1989).

Struktur stomata sangat bervariasi pada antar tumbuhan, terutama bila


dibandingkan untuk antar tumbuhan yang lingkungan hidupnya cukup kontras.
Melalui stomata tumbuhan menunjukkan kemampuan adaptifnya terhadap
perubahan dan stress dari lingkungannya. Transpirasi merupakan satu mekanisme
untuk membuat kelebihan air atau air sisa metabolisme. Laju transpirasi
dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan yang bersangkutan, maupun berbagai
faktor klimatik lingkungannya ( Tjitrosoepomo, 1990).
Transpirasi juga merupakan mekanisme kontrol keseimbangan stabilitas
cairan tubuh. Jumlah air yang ditranspirasikan sangat tergantung pada jenis
tanamannya, sehingga bersifat khas untuk tanaman . Stabilitas cairan tubuh terjaga
apabila volum penyerapan air sebanding dengan volum kebutuhan air untuk
mempertahankan turgiditas jaringan (tekanan hidrostatik) dan air untuk
mendukung metabolisme serta stabilisasi suhu jaringannya. Bila transpirasi
berlebihan yang tidak seimbang dengan aliran air yang masuk, maka jaringan
akan kehilangan turgiditasnya. Tumbuhan menjadi layu atau bahkan mengering
dan mati (Loveless, 1991).

17

Gambar 1. Proses Transpirasi pada tanaman

2.2. MEKANISME MEMBUKA DAN MENUTUPNYA STOMATA


Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa transpirasi sangat
ditentukan oleh membukanya stomata. Stomata penting sebagai jalan untuk difusi
uap air dan gas-gas lainnya dari daun ke atmosfir atau sebaliknya. Pada dasarnya
stomata akan membuka apabila turgor sel penutup tinggi dan akan menutup
apabila turgor sel penutupnya menjadi rendah. Pengaruh turgor terhadap
membuka dan menutupnya stomataini dimungkinkan oleh struktur stomata yang
khas (Sasmitamihardja dan Siregar, 2006).
Pada saat turgor sel penutup tinggi, maka dinding sel penutup yang
berhadapan pada celah stomata akan tertarik ke belakang, sehingga celah menjadi
terbuka. Naiknya turgor ini disebabkan adanya air yang mengalir dari sel tetangga
masuk ke sel penutup, sehingga sel tetangga mengalami kekurangan air dan
selnya sedikit mengkerut dan akan menarik sel penutup ke belakang. Sebaliknya
pada waktu turgor sel penutup turun, yang disebabkan oleh kembalinya air dari sel
penutup ke sel tetangganya, sel tetangga akan mengembang dan mendorong sel
penutup ke depan sehingga akhirnya stomata tertutup. Disamping itu dinding sel
penutup yang berhadapan dibagian celah memiliki dinding sel yang elastis
sehingga mudah berubah (Sasmitamihardja dan Siregar, 2006).
2.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSPIRASI
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor-faktor
dalam ataupun faktor-faktor luar. Dibawah ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi transpirasi (Lakitan, 1993) :
2.3.1. FAKTOR DALAM
1. Besar kecilnya daun
2. Tebal tipisnya daun
3. Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun

17

4. Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun

5. Banyak sedikitnya stomata


6.

Bentuk dan lokasi stomata

2.3.2. FAKTOR LUAR


1. Sinar Matahari
Sinar menyebabkan membukanya stomata dan gelap
menyebabkan tertutupnya stomata, jadi banyak sinar berarti juga
mempercepat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas
(terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga
menambah

panas,

dengan

demikian

menaikkan

temperatur.

Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu


menyebabkan

melebarnya

stomata

dan

dengan

demikian

memperbesar transpirasi.
2. Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang
mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor.
Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun.
Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan
uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak
di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tidak akan setinggi
tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada
perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari
dalam daun ke udara bebas.
3. Kelembapan Udara (Kebasahan Udara)
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di
dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh
lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun , jadi molekulmolekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke

17

konsentrasi yang rendah (di luar daun). Kesimpulannya ialah, udara

yang

basah

menghambat

transpirasi,

sedang

udara

kering

melancarkan transpirasi.
4. Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan
transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbuntimbun dekat stomata. Dengan demikian, maka uap yang masih ada
di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar.
5. Keadaan Air di dalam Tanah
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain
yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah
sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat,
penurunan laju transpirasi akan segera tampak. Laju transpirasi dapat
dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar.
2.4. TIPE TRANSPIRASI
Dalam bukunya, Loveless (1991) juga menyatakan ada tiga tipe transpirasi
yaitu :
1. Transpirasi Kutikula
Adalah evaporasi(penguapan) air yang tejadi secara langsung
melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air,
dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar
10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh
karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata.
2. Transpirasi Stomata
Adalah Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara
sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dindingdinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah
ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata
dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi

17

normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan

stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer
itu sendiri sama-sama lembab.
3. Transpirasi Lentikuler
Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang
tersusun lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang
melalui jaringan ini sebesar 0.1 % dari total transpirasi

2.5. CARA PENGUKURAN TRANSPIRASI


Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan
utamanya adalah karena semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan
penempatan suatu tumbuhan dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi laju
transpirasi. Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi
(Salisbury dan Ross, 1992) :
1. Kertas karbol klorida
Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke
udara yang diganti dengan pengukuran uap air yang hilang ke dalam
kertas kobal klorida kering. Kertas ini berwarna biru cerah dan tetapi
menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi merah jambu bila
menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada
permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga
bagian bawah daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru
kertas menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari
bagian daun yang ditutup kertas.
2. Potometer
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk,
dengan asumsi bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan,
jumlah air yang diambil sama dengan jumlah air yang dikeluarkan oleh

17

transpirasi.

Gambar 2. Alat Potometer


3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
Cara ini mengharuskan tumbuhan atau bagian tumbuhan dikurung
dalam

sebuah

bejana

tembus

cahaya

sehingga

uap

air

yang

ditranspirasikan dapat dipisahkan.


4. Penimbangan langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari
tumbuhan yang tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa
sehingga evaporasi dari pot dan permukaan tanah dapat dicegah.
Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir untuk jangka waktu
tertentu dengan penimbangan langsung.
2.6. MEKANISME TRANSPIRASI
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan.
Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal
yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara
kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan
untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari
sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak
langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi
pergerakannya (Wilkins, 1989).
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri
atas jaringan palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara

17

sel epidermis bawah dengan stomata. Transpirasi dimulai dengan penguapan air

oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini
rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga
dapat menampung uap air dalam jumlah yang banyak. Penguapan air ke rongga
antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap
air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel tentu akan mengalami
kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi
oleh air yang berasal dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan
menerima air dari batang dan batang menerima dari akar (Tjitrosoepomo, 1990).
Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam
rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka.
Kalaupun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya
hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata
pada epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada
penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer (Dwijoseputro, 1980).
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan
menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan
untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan
waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata
menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba
(Salisbury dan Ross, 1992). Loveless (1991) dalam literaturnya menyebutkan
terbukanya stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada
dalam udara tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat
terlaksana.
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian
besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh
xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom
berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar
ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas

17

melalui arus transportasi (Dwijoseputro, 1980).

Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya,


suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini
mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh
perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium
(K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun
dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju
transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Sebagian besar transpirasi
berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang
lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis (Lakitan, 1993).
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti
bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu
mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan
hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar, tenaga
kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat
tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini,
ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi
semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang
berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang
diperlukan dari jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke
daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun
melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut

17

(Wilkins, 1989).

Gambar 3. Proses Mekanisme Transpirasi


Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses
transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan
proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam
tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas
sebuah tanaman Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air
melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus
menerus berada di bawah sinar matahari (Salisbury dan Ross, 1992).
2.7. PENTINGNYA TRANSPIRASI BAGI TUMBUHAN
Bagi tumbuhan,transpirasi yang berlangsung memberikan beberapa
manfaat dan kerugian, antara lain (Loveless, 1991) :
2.7.1. KEUNTUNGAN TRANSPIRASI
1. Menyebabkan terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport
air di batang.
2. Membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar.
3. Mengurangi air yang terserap secara berlebihan.
4. Mempertahankan temperature yang sesuai untuk daun.
Mengatur fotosintesis dengan menbuka dan meututupnya stomata.

17

5.

2.7.2. KERUGIAN TRANSPIRASI


Jika tanah cukup mengandung air, laju transpirasi yang tinggi,
dalam jangka waktu yang pendek, tidak akan menimbulkan kerusakan yang
berarti pada tumbuhan. Tetapi jika kehilangan air berlangsung terus melalui
absorpsi, pengaruh traspirasi yang merugikan akan kelihtan dengan layunya
daun, sebagai akibat hilangnya turgor. Tingkat kelayuan dan kehilangan air
yang diperlukan untuk menimbulkan gejala kelayuan pada tumbuhan sangat
beragam. Daun tipis yang umumnya terdiri dari sel parenkima yang

17

berdinding tipis akan layu dengan cepat

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi
siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah
batang).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi terbagi menjadi faktor dalam
diantaranya besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun. Dan faktor luar
diantaranya sinar matahari, dan temperatur.
3. Pengukuran transpirasi dapat dilakukan dengan Pengumpulan uap air yang
ditranspirasi, cara ini mengharuskan tumbuhan atau bagian tumbuhan
dikurung dalam sebuah bejana tembus cahaya sehingga uap air yang
ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4. Mekanisme transpirasi adalah Transpirasi dimulai dengan penguapan air
oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun, dalam hal ini
rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar,
sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang banyak.
Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga
antar sel belum jenuh dengan uap air.
5. Pentingya transpirasi bagi tumbuhan diantaranya membantu penyerapan
air dan zat hara oleh akar, dan mengurangi air yang terserap secara

17

berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT Gramedia :
Jakarta
Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta
Loveless, A.R. .1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Ratnawati dan Suyitno. 2004. Respons Konduktivitas Stomata dan Laju
Transpirasi Rumput Blembem (Ischaemum ciliare, Retzius) di Sekitar
Sumber Emisi Gas Kawah Sikidang. Dieng. Jurnal Jurdik Biologi FMIPA.
Volume 1. Nomer 2
Salisbury, F. B., dan C. W. Ross .1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. ITB :
Bandung
Sasmitamihardja dan Siregar. 2006. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit
ITB : Bandung
Tjitrosoepomo, S.S. 1990. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa : Bandung

17

Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai