Anda di halaman 1dari 19

Grafik Pola Penuaan

Proses penuaan adalah proses fisiologis yang akan terjadi pada


semua makhluk hidup. Proses penuaan dialami oleh semua sel
kecuali meristematik pada saat yang berbeda-beda.

Penuaan (senescence) dapat diartikan sebagai proses menuju tua


yang terprogram dan mengarah kematian. Penuaan terjadi bisa
untuk penyembuhan, pembuangan bagian yang terserang
penyakit, terluka dan lain-lain.
• Pola penuaan bisa menyeluruh pada tanaman
semusim, baik pada bagian atas tanaman saja,
herba tahunan, tumbuhan yang mengugurkan
daun, maupun tanaman berkayu yang gugur tiap
tahun. Ada pula yang bersifat progresif dan
adaptif dimana beberapa daun gugur akibat
faktor lingkungan seperti suhu, kekeringan, dan
kekurangan hara.
Selama masa pertumbuhan, dengan bertambahnya
umur suatu tumbuhan, akan diikuti pula dengan
proses penurunan kondisi yang mengarah kepada
kematian organ atau organisme. Bagian akhir dari
proses perkembangan, dari dewasa sampai hilangnya
pengorganisasian dan fungsi disebut penuaan atau
senesence .
Selama proses penuaan, pada tingkat sel terjadi penyusutan
struktur dan rusaknya membran seluler. Tipe-tipe penuaan
(senescence) yang dijumpai dalam tumbuhan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Senescence yang meliputi keseluruhan tubuh tanaman
2. Senescence yang hanya meliputi bagian tanaman di atas tanah
3. Senescence yang hanya meliputi daun–daunnya
4. Senescence yang hanya meliputi daun-daun yang terdapat di
bagian bawah suatu tanaman
Grafik Pola Penuaan
• Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian
berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum,
akhirnya laju tumbuh menurun.
Apabila digambarkan dalam grafik,
dalam waktu tertentu maka akan
terbentuk kurva sigmoid (bentuk
S). Bentuk kurva sigmoid untuk
semua tanaman kurang lebih tetap,
tetapi penyimpangan dapat terjadi
sebagai akibat variasi-variasi di
dalam lingkungan.
Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu.
Tiga fase utama biasanya mudah dikenali, yaitu :
•fase logaritmik
•fase linier
•fase penuaan.

Pada fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat


pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding
lurus dengan ukuran organisme. Semakin besar organisme, semakin
cepat ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung
secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang
menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai
menua.
Aspek-Aspek Pola Penuaan dan Pengaruh Faktor
Penuaan
• 1. Aspek metabolik senesen

• Pada tahap sel, penuaan berjalan dengan terjadinya penyusutan


struktur dan rusaknya membrane subseluler.
• Di duga bahwa vakuola bertindak sebagai lisosom, mengeluarkan
enzim-enzim hidrolitik yang akan mencerna materi sel yang tidak
diperlukan lagi. Penghancuran tonoplas telah menyebabkan enzim-
enzim hidrolitik dibebaskan kedalam sitoplasma. Sementara itu
bagian dalam struktur kloroplas dan mitokondria mengalami
penyusutan sebelum membran luarnya dirusak. Rupanya proses
degradasi yang terjadi pada organel, dimulainya sama seperti yang
terjadi pada sel.
• Perubahan yang jelas telah terjadi pada metabolisme dan
kandungan dalam organ yang mengalami penuaan. Telah
terjadi pengurangan DNA, RNA, protein, ion-ion anorganik
dan berbagai macam nutrient organic. Fotosintesis berkurang
sebelum senesen dimulai dan ini mungkin disebabkan
menurunnya permintaan akan hasil fotosintesis. Segera
setelah itu klimakterik dalam respirasi terlihat, dan nitrogen
terlarut meningkat sebagai akibat dirombaknya protein.
2. Pengaruh Faktor Pertumbuhan
• Sitokinin dapat menghilangkan atau memperlambat proses
penuaan. Mekanisme kerja sitokinin dalam proses ini masih
belum jelas, tetapi ada petunjuk dari percobaan Mothes yang
menunjukkan bahwa setetes sitokinin yang diberikan pada
daun, telah menyebabkan terjadinya mobilisasi nutrien
organic dan anorganik menuju ke daerah sekitar daun yang
diberi sitokinin. Tapi masih belum jelas, apakah peningkatan
nutrisi sebagai penyebab langsung permudaan kembali
(rejuvenation) atau sitokinin penyebab terjadinya beberapa
peristiwa yang menghasilkan permudaan kembali dan
mobilisasi nutrisi.
• Beberapa faktor luar dapat menghambat atau mempercepat
terjadinya senescence, misalnya :
1. Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat
mempercepat terjadinya senescence daun
2. Penghapusan bunga atau buah akan menghambat
senescence tanaman
3. Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan
suhu, berakibat menekan pertumbuhan tanaman yang
berarti mempercepat senescence
Pengguguran (absisi)
• Pengguguran atau Abscission
adalah suatu proses yang
dilakukan tumbuhan untuk
memisahkan dan ‘membuang’
organ tumbuhan seperti
dedaunan, kelopak bunga,
bunga dan buah yang tidak lagi
diperlukan tumbuhan atau yang
terserang penyakit serta atau
untuk menghadapi kondisi
lingkungan yang tidak
menguntungkan (kemarau dan
musim dingin).
• Tempat lepasnya daun pada tumbuhan biasanya terjadi pada
bagian pangkal daunya, karena pada bagian ini terdapat suatu
lekukan dan juga terdapat lapisan sel-sel khusus yang
memang sudah di siapkan untuk proses penguguran daun. Sel
sel tersebut sering disebut sebagai zona absisi.
• Ketika daun sudah terlepas maka ada bagian yang terbuka
pada bagian pelepasan tersebut yang memungkinkan
terjadinya kontak langsung dengan lingkungan. Namun
sebelum pelepasan daun terjadi pada zona ini sudah di
siapkan suatu lapisan pelindung bergabus sehingga terhindar
dari kekeringan dan parasit.
• Pektinase dan selulase dirangsang pembentukannya pada sel-
sel di daerah absisi, dan akan melarutkan lamela tengah
dinding yang melintang tadi, sehingga tangkai daun lepas.
Hubungan ikatan pembuluh yang terputus akan tersumbat
dengan dibentuknya tilosa (tylose), yaitu suatu zat sejenis
“gum” dan dilapisi sel-sel gabus. Dalam proses ini dua peristiwa
terlibat, yaitu pembelahan sel dan induksi hidrolase. Kedua
proses ini merupakan proses metabolisme yang aktif dan oleh
karenanya merupakan bagian yang terprogram dalam
perkembangan tumbuhan.
Faktor-Faktor Pengguguran
• 1. Kehidupan sel tubuhan
• Dalam hal ini erat kaitanya dengan penuaan sel tumbuhan.
• Di mana akan terjadi suatu penurunan tingkatan metabolisme
yang dilakukan oleh sel. Salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah adanya penumpukan sisa-sisa
metabolisme yang dapat bersifat racun. Hal inilah yang
nantinya akan mempengaruhi kinerja sel dalam melakukan
metabolisme sehingga terjadi penurunan hasil metabolisme
secara berangsur-angsur.
• 2. Nutrisi dalam tumbuhan
• Nutrisi diperlukan oleh tumbuhan untuk bahan pembangun
tubuhnya, nutrisi ini dapat berupa bahan-bahan organik yang
biasanya diperoleh dari dalam tanah yang diambil oleh akar.
Pengaruh unsur terhadap gugurnya daun erat hubungannya
dengan gejala kekahatan yang di timbulkan oleh kekurangan
unsur tersebut. Banyak di antaranya unsur-unsur yang jika
kekurangan pada tumbuhan maka akan menyebabkan
gugurnya daun pada tumbuhan.
• Berikut adalah gejala yang terjadi yang mengakibatkan
gugurnya daun
• a. Klorosis dan nekrosis
• b. Hilangnya komponen penyusun membran sel
• 3. Air dalam tumbuhan
• Air sangat di perlukan oleh tumbuhan, selain sebagai
penyusun sebagian besar tubuh tumbuhan air juga berperan
dalam reaksi-reaksi biokimia dalam tumbuhan. Selain itu air
juga bisa mempengaruhi pengguguran daun pada tumbuhan.
Pengaruh air terhadap pengguguran ini biasanya dipengarui
oleh musim yaitu musim panas dan musim dingin yang
keduanya erat kaitannya dengan perubahan suhu dan
berakibat pada kekurangan air.
• Musim panas -> transpirasi meningkat -> jika air banyak akan
segera digantikan -> jika air sedikit (pada musim kemarau)
tumbuhan akan menggugurkan daunnya untuk mengurangi
penguapan.

• Musim dingin -> air membeku dan ukuran molekul air


mengembang sehingga tidak dapat diserap -> tumbuhan
menggugurkan daunnya -> dormansi

Sebelum dau-daun di gugurkan zat-zat yang terdapat dalam daun


sebelumnya sudah di sintesis dan sudah di bawa ke batang untuk di
simpan. Zat-zat yang sudah di simpan bisa juga di pakai untuk membentuk
daun-daun ketika ketersediaan air sudah cukup
4. Hormon pada tumbuhan
Hormon yang berperan dalam penguguran daun adalah auksi
dan etilen.
Interaksi antara kedua hormon tersebut sering disebut
sebagai fithohormon.

Pada saat dau masih muda masih banyak ausin yang terdapat
dalam daun tersebut karena masih dalam fase pertumbuhan.
Adanya kadar auksin yang cukup tinggi ini mempengaruhi
kadar etilen yang ada pada daun. Etilen akan terhambat
perkembangannya karna kadar auksin yang tinggi tersebut.
namun ketika daun sudah menua berangsu-angsur jumlah
insulin akan terus menurun akibatnya sel sel pada lapisan
absisi lebih sensitif terhadap etilen.
• Jika hal itu sampai terjadi maka etilen akan mempengaruhi
pembentukan suatu enzim pektitase dan selulase. Kedua
enzim tersebut akan melarutkan lamela tengan dan dinding
pada sel-sel absisi. Akibatnya sel sel absisi akan lemah dan
tidak mampu lagi menopang daun hingga akhirnya daun akan
gugur.
• Daerah pengguguran merupakan daerah yang paling lemah,
sel-selnya parenkimatis, diameternya lebih kecil dan memiliki
sedikit jaringan penguat.
• Selain itu juga ada beberapa proses yang mengawali absisi
diantaranya :Penurunan pertumbuhan, Terbentuk zona absisi
pada pangkal tangkai daun, Perubahan keseimbangan
hormonal, Pengaruh faktor luar (angin atau gravitasi).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai